BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Cara perhitungan dalam laporan keuangan komersial dengan laporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. Perhitungan Laba Kena Pajak Berdasarkan Penerapan Akuntansi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL TAHUN 2009

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

bunga dari sistem pembayaran angsuran dan penggantian aktiva tetap.

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

BAB III METODOLOGI ANALISIS

PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis Laporan Laba Rugi PT.APT Cara perhitungan dalam laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal yang digunakan untuk peraturan perpajakan sangat lah berbeda. Ini bisa dikarenakan perbedaan peraturan yang terdapat di masing masing laporan keuangan. Laporan keuangan komersial menggunakan standar akuntansi sedangkan untuk laporan keuangan fiskal menggunakan peraturan perpajakan. Dimana perbedaan ini dapat mengakibatkan ada biaya atau pendapatan yang tidak bisa diakui di dalam perpajakan. Sehingga mengakibatkan bertambahnya atau berkurangnya laba yang mempengaruhi pajak penghasilan badan yang harus dibayar oleh perusahaan. Dalam perencanaan pajak kita bisa meminimalkan pajak yang terutang tetapi tidak melanggar peraturan-peraturan perpajakan yang berlaku. Sehingga dalam rekonsiliasi laporan keuangan antara laporan keuangan komersil dengan laporan keuangan fiskal, kita masih tetap dapat membayar pajak yang terutang lebih murah. Dan PT.APT tersebut tidak pernah melakukan perencanaan pajak, akan tetapi ada beberapa koreksi koreksi yang harus dilakukan dari laporan keuangan fiskal dari perusahaan,sehingga saya akan membuat laporan keuangan fiskal versi penulis sebelum melakukan perencanaan perpajakan karena perusahaan belum sepenuhnya betul dalam melakukan koreksi fiskal karena dalam akuntansi semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan dapat dijadikan pengurang penghasilan perusahaan sedangan dalam undang-undang perpajakan tidak semua biaya boleh dijadikan pengurang sehingga untuk memperoleh laba fiskal dalam menghitung Pajak Penghasilan Badan, maka laporan keungan komersial perusahaan 43

harus dikoreksi terlebih dahulu sehingga menghasilkan laporan keuangan fiskal yang dijadikan dasar perhitungan laba fiskal.dan terdapat 2 macam koreksi yaitu koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal positif merupakan koreksi fiskal yang akan dilakukan akan mengakibatkan pengurangan biaya yang telah diakui dalam laporan keuangan komersial sehingga akan menambah penghasilan kena pajak. Sedangkan koreksi negatif merupakan koreksi fiskal yang dilakukan agar penambahan biaya yang akan diakui dalam laporan keuangan komersial sehingga mengurangi penghasilan kena pajak. Berikut ini adalah analisis terhadap akun akun biaya yang dikeluarkan oleh PT.APT. Beberapa biaya yang secara umum dikeluarkan oleh PT.APT selama tahun 2010,2011 dan 2012 adalah sebagai berikut: 1. Biaya gaji Perusahaan memberikan gaji kepada karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. Gaji diberikan kepada setiap karyawan setiap akhir bulan. THR diberikan setahun sekali. Perusahaan menanggung seluruh PPh 21 atas gaji karyawan. Tunjangan yang diberikan kepada karyawan dapat dibebankan sebagai biaya oleh perusahaan sepanjang tidak dalam bentuk natura dan kenikmatan 2. Biaya ATK dan Keperluan kantor Biaya ini sebetulnya bisa saja digabung karena sama yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli perlengkapan kantor dan alat-alat tulis keperluan kantor yang mendukung kegiatan administrasi perusahaan. 44

3. Biaya Telpon Internet dan Fax Perusahaan membiayai biaya telepon kantor, pulsa telepon seluler, internet dan fax yang berhubungan dengan kegiatan operasional kantor.seperti contoh menghubungi klien, atau sales. 4. Biaya Listrik dan air Biaya ini dikeluarkan untuk membayar pemakaian listrik dan air di perusahaan setiap bulannya 5. Biaya Transportasi Biaya transportasi disini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyewa segala jenis kendaraan yang digunakan untuk mendukung operasional kantor seperti mengantar barang 6. Biaya Bensin, Tol, Parkir Biaya ini dikeluarkan untuk membiayai bahan bakar bensin,tol dan parkir yang berhubungan dengan operasional perusahaan seperti membeli bahan baku atau mengantar barang dagangan. 7. Biaya Keamanan dan kebersihan Perusahaan mengeluarkan biaya keamanan kepada RT/RW setempat untuk menjaga kantor dan biaya kebersihan untuk membersihkan bagian luar kantor 45

8. Biaya Pos dan Materai Biaya yang digunakan untuk mengirim surat atau dokumen dokumen dan membeli materai materai yang biasa digunakan untuk perjanjian perjanjian perusahaan. Perusahaan membuat stok atas materai. 9. Biaya Pemeliharaan kendaraan Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pemeliharaan kendaraan bermotor Sendiri atau kendaraan bermotor yang disewa bila ada. 10. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya ini dikeluarkan untuk pemeliharaan gedung seperti menjaga untuk tetap bersih atau melakukan renovasi renovasi yang ada di gedung tersebut.gedung yang digunakan untuk operasional perusahaan. 11. Biaya Percetakan Biaya ini digunakan untuk mencetak semua brosur brosur yang ada dan di stok banyak oleh perusahaan. 12. Biaya Pengiriman Biaya ini dikeluarkan untuk membayar kurir untuk dokumen dokumen yang sangat penting.yang harus diantarkan langsung. 13. Biaya Rumah tangga kantor Biaya ini dikeluarkan untuk kebutuhan kantor seperti membeli air minum,pewangi ruangan,dll. 46

14. Biaya Pajak Perusahaan mengeluarkan biaya-biaya dalam membayar pajak atau tentang perpajakan dan dikelompokkan menjadi biaya pajak. 15. Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor Biaya yang digunakan untuk memelihara peralatan peralatan kantor.untuk menjaga tetap bersih dan bisa digunakan. 16. Biaya angkut Biaya ini digunakan untuk membayar biaya-biaya yang berhubungan dengan mengangkut barang-barang ke mobil. 17. Biaya Notaris dan perijinan Perusahaan mengeluarkan biaya untuk notaris dan mengurus suratsurat untuk ijin-ijin yang ada. 18. Biaya Penyusutan Aktiva Biaya ini tidak dikeluarkan perusahaan secara langsung, Namun di bebankan kepada inventaris yang dimiliki perusahaan.setiap inventaris menggunakan beban penyusutan dengan metode garis lurus. 47

Tabel 4.1 PT.APT REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Penulis Pendapatan Usaha Rp 5.409.979.383 Rp - Rp 5.409.979.383 Rp - Rp 5.409.979.383 Pembelian Rp 5.013.587.668 Rp - Rp 5.013.587.668 Rp - Rp 5.013.587.668 Laba kotor Rp 396.391.715 Rp - Rp 396.391.715 Rp - Rp 396.391.715 Biaya Operasional BIAYA GAJI Rp 122.200.000 Rp - Rp 122.200.000 Rp 12.530.200 Rp 109.669.800 BIAYA ATK Rp 30.283.700 Rp - Rp 30.283.700 Rp - Rp 30.283.700 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR Rp 39.899.270 Rp - Rp 39.899.270 Rp 3.375.000 Rp 36.524.270 BIAYA TELPON, INTERNET & FAX Rp 17.422.984 Rp - Rp 17.422.984 Rp 5.325.793 Rp 12.097.191 BIAYA LISTRIK & AIR Rp 21.647.705 Rp - Rp 21.647.705 Rp - Rp 21.647.705 BIAYA TRANSPORTASI Rp 17.800.000 Rp - Rp 17.800.000 Rp - Rp 17.800.000 BIAYA BENSIN, TOL, PARKIR Rp 37.405.900 Rp - Rp 37.405.900 Rp 13.816.457 Rp 23.589.443 BIAYA POS & MATERAI Rp 16.359.000 Rp - Rp 16.359.000 Rp - Rp 16.359.000 BIAYA PEMELIHARAAN KENDARAAN Rp 187.000 Rp - Rp 187.000 Rp - Rp 187.000 BIAYA PEMELIHARAAN GEDUNG Rp 4.374.800 Rp - Rp 4.374.800 Rp - Rp 4.374.800 BIAYA PERCETAKAN Rp 46.500.000 Rp - Rp 46.500.000 Rp - Rp 46.500.000 BIAYA PENGIRIMAN Rp 2.226.000 Rp - Rp 2.226.000 Rp - Rp 2.226.000 BIAYA RUMAH TANGGA KANTOR Rp 25.400.000 Rp - Rp 25.400.000 Rp 675.000 Rp 24.725.000 BIAYA THR Rp 8.200.000 Rp - Rp 8.200.000 Rp - Rp 8.200.000 BIAYA PAJAK Rp 2.847.000 Rp (2.847.000) Rp - Rp - Rp - Total Biaya Administrasi dan umum Rp 392.753.359 Rp (2.847.000) Rp 389.906.359 Rp 35.722.450 Rp 354.183.909 Laba (rugi)operasi Rp 3.638.356 Rp (2.847.000) Rp 6.485.356 Rp 42.207.806 Pendapatan(Biaya lain-lain) PENDAPATAN BUNGA (NET) Rp 872.941 Rp (872.941) Rp - Rp - Rp - PENDAPATAN DARI SELISIH KURS Rp 30.839.611 Rp - Rp 30.839.611 Rp - Rp 30.839.611 PENDAPATAN LAIN-LAIN Rp 74 Rp (74) Rp - Rp - Rp - BIAYA ADM. BANK Rp (1.760.807) Rp - Rp (1.760.807) Rp - Rp (1.760.807) Total Pendapatan Lain lain Rp 29.951.819 Rp (873.015) Rp 29.078.804 Rp 29.078.804 Laba (rugi) sebelum penghasilan Rp 33.590.175 Rp (3.720.015) Rp 35.564.160 Rp 71.286.610 48

Perhitungan dalam menghitung pajak penghasilan yang harus dibayar. Laba sebelum pajak penghasilan 35.564.160 kemudian dilakukan pembulatan menjadi 35.564.000 Sementara itu perusahaan masih bisa menggunakan pasal 31 E ayat (1) PPH yaitu keringanan tarif pph apabila omset tidak mencapai 50m dan yang dibawah 4,8m mendapat potongan sebesar 50%,sehingga perhitungan pph yang harus dibayar adalah sebagai berikut: Rp 4.800.000.000 x Rp 35.564.000 = Rp 31.554.131 x 12.50% = Rp 3.944.266 Rp 5.409.979.383 Rp 35.564.000 - Rp 31.554.131 = Rp 4.009.869 x 25% = Rp 1.002.467 Rp 4.946.734 Perusahaan membayar 4.946.734 untuk pajak penghasilan 2010.Sedangkan ternyata setelah dianalisis dan dibetulkan dari penulis, Pada tahun 2010 perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar 71.826.610 dan setelah pembulatan menjadi 71.826.000,sehingga perhitungan PPh yang harus dibayar adalah sebagai berikut: Rp 4.800.000.000 x Rp 71.826.000 = Rp 63.727.562 x 12.50% = Rp 7.965.945 Rp 5.409.979.383 Rp 71.826.000 - Rp 63.727.562 = Rp 8.098.438 x 25% = Rp 2.024.626 Rp 9.990.571 Sehingga ternyata setelah mengikuti peraturan perpajakan perusahaan harus membayar 9.990.571 untuk pajak penghasilan. Berikut ini adalah penjelasan tentang analisis-analisis koreksi-koreksi dan biaya yang terdapat di Laporan keuangan tahun 2010. 49

1. Pendapatan usaha Pendapatan usaha merupakan kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh penghasilan. Pendapatan usaha diperoleh dari hasil penjualan mesin-mesin. Perusahaan memilih metode accrual basis sebagai metode pengakuan pendapatan karena sebagian besar kegiatan pembayaran atas penjualan mesin dilakukan secara kredit. Menurut pajak, penghasilan diakui dengan metode accrual basis telah sesuai dengan ketentuan perpajakan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan perusahaan telah melaporkan pendapatan atas penjualan sesuai dengan UU perpajakan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal. 2. Biaya Gaji Biaya Gaji dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar gaji,bonus, tunjangan kepada karyawan tetapi terdapat juga untuk biaya kesehatan karyawan dan biaya pesangon. Menurut pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh no. 36 tahun 2008,biaya gaji dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Karena biaya gaji dan tunjangan merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Akan tetapi di dalam biaya gaji di sini terdapat biaya kesehatan karyawan dan biaya pesangon dimana biaya kesehatan karyawan ditanggung oleh perusahaan dan pegawai yang menerima penggantian biaya rumah sakit ini tidak memasukkan pendapatan atas biaya ini ke pendapatannya sehingga dianggap natura dan harus di koreksi sebesar 8.357.300 sedangkan biaya pesangon merupakan biaya yang dicadangkan perusahaan setiap bulannya yang nantinya akan digunakan untuk pemberian pesangon ketika terdapat pegawai perusahaan yang berhenti bekerja. Dalam 50

perpajakan, tidak diakui sistem pencadangan. Oleh sebab itu terdapat koreksi positif dalam biaya ini. Dan harus dikoreksi sebesar 4.172.900 sehingga dalam biaya gaji terdapat koreksi positif sebesar 12.530.200 3. Biaya ATK Biaya alat tulis kantor dikeluarkan perusahaan untuk membeli alatalat tulis dan keperluan kantor. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena biaya ini dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 4. Biaya Perlengkapan kantor Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membeli perlengkapanperlengkapan kantor seharusnya biaya ini tidak perlu dikoreksi dan bisa dijadikan penghasilan bruto tetapi ternyata terdapat biaya untuk membeli seragam perusahaan di dalam biaya ini yang tidak bertujuan untuk keselamatan kerja melainkan hanya untuk keseragaman kerja saja sehingga biaya ini bisa disebut natura karena dalam pekerjaan ini tidak mengharuskan memakai pakaian untuk keselamatan kerja atau seragam petugas keamanaan sehingga dilakukan koreksi fiskal positif sebesar 3.375.000 5. Biaya Telpon,Internet,Fax Biaya telepon, internet, dan fax adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar telepon, internet, fax yang dipakai untuk kegiatan operasional perusahaan tetapi di dalam biaya telepon terdapat biaya Telepon seluler yaitu voucher/abodemen walaupun juga dipakai untuk kegiatan perusahaan tetapi harus dilakukan koreksi karena menurut keputusan 51

Direktur Jenderal Pajak nomor 138/kmk.03/2002 menyatakan atas biaya pengisian pulsa atau telepon seluler yang dikeluarkan oleh perusahaan hanya boleh dibebankan sebesar 50% dari biaya seharusnya. Sehingga biaya telepon seluler perusahaan Tahun 2010 adalah sebesar 10.651.586 dan hanya boleh di bebankan sebesar 50% sehingga biayanya adalah 50% x 10.651.586 = 5.325.793 sehingga harus dilakukan koreksi fiskal positif sebesar 5.325.793. 6. Biaya Listrik dan Air Biaya listrik dan air adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar listrik dan air sebagai kegiatan operasional perusahaan saja dan diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1(a) yaitu biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Sehingga atas biaya ini tidak perlu dilakukan koreksi karena seluruhnya hanya digunakan untuk kegiatan perusahaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai dengan undang-undang pajak penghasilan. 7. Biaya Transportasi Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk menyewa kendaraan kendaraan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan seperti mengantar barang sehingga tidak perlu dilakukan koreksi karena berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 52

8. Biaya bensin,tol, Parkir Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membayar bensin tol parkir yang digunakan untuk kegiatan perusahaan. Seperti untuk mengisi bensin kendaraan yang di sewa tetapi ternyata di dalam biaya ini juga terdapat biaya bensin yang digunakan oleh manager dan direktur yang ditanggung oleh perusahaan sebesar 13.816.457. Dan bensin direktur dan manager bisa disebut biaya natura karena tidak berhubungan dengan operasional perusahaan sehingga itu harus dikoreksi. Sehingga koreksi tahun 2010 adalah sebesar 13.816.457 dan merupakan koreksi fiskal positif. 9. Biaya Pos dan Materai Perusahaan mengeluarkan biaya pos dan materai untuk mengirim barang, faktur, dan surat surat penting lainnya yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 10. Biaya pemeliharaan gedung dan Biaya pemeliharaan Kendaraan Biaya ini merupakan biaya untuk pemeliharaan kendaraan dan gedung seperti kantor,ac,peralatan kantor,meja,kursi,kendaraan yang disewa. Untuk biaya pemeliharaan ini perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain.dan perusahaan tidak memotong PPh 23 tersebut, dan apabila tidak memotong perusahaan bisa mendapatkan sanksi sebesar 2% setiap bulan dan biaya ini tidak bisa dijadikan pengurang bruto. 53

11. Biaya percetakan Biaya ini merupakan untuk mencetak semua brosur brosur atau list list barang yang digunakan untuk marketing atau bagian pemasaran perusahaan.biaya ini dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dan tidak harus dikoreksi karena masih berhubungan dengan perusahaan untuk pemasaran atau bagian marketing. 12. Biaya Pengiriman Biaya pengiriman ini untuk mengirim dokumen-dokumen yang penting langsung ke client dengan menggunakan kurir. Tidak harus dikoreksi karena berhubungan dengan operasional kantor. 13. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya rumah tangga kantor dikeluarkan perusahaan untuk keperluan pembelian rumah tangga kantor seperti pembelian air minum,tissue,alat-alat kebersihan dan biaya biaya kebutuhan rumah tangga lainnya. Tetapi dalam biaya rumah tangga kantor ini juga terdapat biaya keamanan dan kebersihan sebesar 675.000. Seharusnya biaya ini juga bisa dijadikan biaya penguran penghasilan bruto karena biaya ini masih berkaitan dengan kegiatan mendapatkan,menagih dan memelihara penghasilan tetapi biaya disini tidak dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung atau daftar norminatifnya sehingga biaya ini harus dikoreksi. Maka dalam biaya ini terdapat koreksi fiskal positif sebesar 675.000. 54

14. Biaya Pajak Biaya ini tidak perlu dikoreksi lagi karena sudah dikoreksi oleh perusahaan. Dan yang dilakukan perusahaan sudah benar karena biaya pajak penghasilan tidak boleh dijadikan pengurang pada penghasilan bruto karena sesuai dengan UU PPh Pasal 9 ayat 1 bagian h mengenai pajak penghasilan bukan merupakan pengurang penghasilan bruto. 15. Pendapatan Lain - Lain Pendapatan lain lain perusahaan didapat dari salah satunya adalah pendapatan bunga. Atas hal ini perusahaan harus melakukan koreksi fiskal karena pendapatan yang berasal dari bunga tidak boleh dimasukkan karena telah dikenakan pajak final yaitu PPh final pasal 4 ayat 2. Dan perusahaan telah mengkoreksi negatif sehingga penulis tidak perlu melakukan perbaikan lagi karena sudah benar di koreksi oleh perusahaan sebesar 872.941. Kemudian di pendapatan lain-lain juga terdapat pendapatan dari selisih kurs, pendapatan selisih kurs ini adalah pendapatan yang di dapat dari perbedaan kurs pada saat membeli mata uang dan pada akhir tahun mata uang tersebut akan dinilai sesuai kurs yang berlaku pada saat itu dan selisihnya bisa menjadi biaya atau pendapatan tetapi kasus di sini menjadi pendapatan dan itu tidak perlu dikoreksi karena pendapatan/ biaya atas selisih kurs boleh dimasukkan dalam perhitungan fiskal. 16. Biaya lain-lain Biaya lain lain pada tahun 2010 hanya terdapat satu biaya saja yaitu biaya administrasi bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang dilakukan di bank setiap bulannya seperti biaya administrasi 55

bulanan bank, pembayaran cek, biaya transfer dan biaya kliring. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena termasuk di dalam komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang diatur di dalam Undang Undan Pajak penghasilan nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8. 56

Tabel 4.2 PT.APT REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Penulis Pendapatan Usaha Rp 3.164.615.745 Rp - Rp 3.164.615.745 Rp - Rp 3.164.615.745 Pembelian Rp 2.827.212.577 Rp - Rp 2.827.212.577 Rp - Rp 2.827.212.577 Laba Kotor Rp 337.403.168 Rp - Rp 337.403.168 Rp - Rp 337.403.168 Biaya Operasional BIAYA GAJI Rp 139.250.000 Rp - Rp 139.250.000 Rp 9.350.400 Rp 129.899.600 BIAYA ATK Rp 39.584.500 Rp - Rp 39.584.500 Rp 7.825.000 Rp 31.759.500 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR Rp 2.865.420 Rp - Rp 2.865.420 Rp - Rp 2.865.420 BIAYA TELPON, INTERNET & FAX Rp 12.456.469 Rp - Rp 12.456.469 Rp 3.187.944 Rp 9.268.525 BIAYA LISTRIK & AIR Rp 10.258.602 Rp - Rp 10.258.602 Rp - Rp 10.258.602 BIAYA TRANSPORTASI Rp 1.375.000 Rp - Rp 1.375.000 Rp - Rp 1.375.000 BIAYA BENSIN, TOL, PARKIR Rp 6.698.500 Rp - Rp 6.698.500 Rp - Rp 6.698.500 BIAYA POS & MATERAI Rp 2.095.000 Rp - Rp 2.095.000 Rp - Rp 2.095.000 BIAYA PEMELIHARAAN KENDARAAN Rp 2.396.800 Rp - Rp 2.396.800 Rp - Rp 2.396.800 BIAYA PEMELIHARAAN GEDUNG Rp 7.523.000 Rp - Rp 7.523.000 Rp - Rp 7.523.000 BIAYA PENGIRIMAN Rp 75.000 Rp - Rp 75.000 Rp - Rp 75.000 BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN KANTOR Rp 712.000 Rp - Rp 712.000 Rp - Rp 712.000 BIAYA RUMAH TANGGA KANTOR Rp 3.202.500 Rp - Rp 3.202.500 Rp 525.000 Rp 2.677.500 BIAYA PAJAK Rp 9.071.364 Rp (9.071.364) Rp - Rp - Rp - BIAYA ANGKUT Rp 5.987.500 Rp - Rp 5.987.500 Rp - Rp 5.987.500 BIAYA NOTARIS & PERIJINAN Rp 15.917.493 Rp - Rp 15.917.493 Rp - Rp 15.917.493 BIAYA PERJALANAN DINAS Rp 2.538.000 Rp - Rp 2.538.000 Rp - Rp 2.538.000 BIAYA SEWA Rp 12.000.000 Rp - Rp 12.000.000 Rp - Rp 12.000.000 BIAYA BUNGA Rp 3.137.950 Rp - Rp 3.137.950 Rp - Rp 3.137.950 BIAYA ASURANSI Rp 1.253.500 Rp - Rp 1.253.500 Rp - Rp 1.253.500 BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA Rp 32.638.500 Rp - Rp 32.638.500 Rp 23.792.667 Rp 8.845.833 Total Biaya Administrasi dan Umum Rp 311.037.098 Rp (9.071.364) Rp 301.965.734 Rp 257.284.723 Laba (Rugi) Operasi Rp 26.366.070 Rp (9.071.364) Rp 35.437.434 Rp 80.118.445 Pendapatan(Biaya lain-lain) PENDAPATAN BUNGA (NET) Rp 1.346.466 Rp (1.346.466) Rp - Rp - Rp - PENDAPATAN DARI SELISIH KURS Rp 30.223.917 Rp - Rp 30.223.917 Rp - Rp 30.223.917 BIAYA ADM. BANK Rp (4.326.968) Rp - Rp (4.326.968) Rp - Rp (4.326.968) PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN Rp (3.231.673) Rp - Rp (3.231.673) Rp 3.231.673 Rp - Total pendapatan(biaya lain-lain) Rp 24.011.742 Rp (1.346.466) Rp 22.665.276 Rp 25.896.949 Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Rp 50.377.813 Rp (10.417.830) Rp 58.102.710 Rp 106.015.394 57

Perhitungan dalam menghitung pajak penghasilan yang harus dibayar. Laba sebelum pajak penghasilan 58.102.710 kemudian dilakukan pembulatan menjadi 58.102.000 Sementara itu perusahaan masih bisa menggunakan pasal 31 E ayat (1) PPh yaitu keringanan tarif PPh apabila omset tidak mencapai 50m dan yang dibawah 4,8m mendapat potongan sebesar 50%,sehingga perhitungan PPh yang harus dibayar adalah sebagai berikut: Rp 58.102.000 x 25% x 50% = Rp 7.262.750 Sehingga pada tahun 2011 PPh yang harus dibayar sebesar 7.262.750 dan disini bisa langsung dikali 12.5% atau semuanya mendapat potongan sebesar 50% tidak seperti pada tahun 2010 karena omset di tahun 2011 tidak melebihi 4.8m hanya mencapai sekitar 3.1m. Sedangkan tetapi menurut penulis setelah dilakukan koreksi yang benar Laba perusahaan mencapai 106.015.394 dan setelah dilakukan pembulatan menjadi 106.015.000 sehingga PPh yang harus dibayar pada tahun 2011 adalah sebagai berikut perhitungannya: Rp 106.015.000 x 25% x 50% = Rp 13.251.875 Sehingga ternyata setelah mengkuti peraturan perpajakan yang berlaku PPh yang seharusnya dibayar oleh perusahaan pada tahun 2011 adalah 13.251.875. Berikut ini adalah penjelasan tentang analisis analisis koreksi-koreksi dan biaya yang terdapat di Laporan keuangan tahun 2011. 58

1. Pendapatan Usaha Pendapatan usaha merupakan kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh penghasilan. Pendapatan usaha diperoleh dari hasil penjualan mesin-mesin. Perusahaan memilih metode accrual basis sebagai metode pengakuan pendapatan karena sebagian besar kegiatan pembayaran atas penjualan mesin dilakukan secara kredit. Menurut pajak, penghasilan diakui dengan metode accrual basis telah sesuai dengan ketentuan perpajakan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan perusahaan telah melaporkan pendapatan atas penjualan sesuai dengan UU perpajakan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal. 2. Biaya Gaji Biaya Gaji dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar gaji,bonus, tunjangan kepada karyawan tetapi terdapat juga untuk biaya kesehatan karyawan dan biaya pesangon. Menurut pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh no. 36 tahun 2008,biaya gaji dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Karena biaya gaji dan tunjangan merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Akan tetapi di dalam biaya gaji di sini terdapat biaya kesehatan karyawan dan biaya pesangon dimana biaya kesehatan karyawan ditanggung oleh perusahaan dan pegawai yang menerima penggantian biaya rumah sakit ini tidak memasukkan pendapatan atas biaya ini ke pendapatannya sehingga dianggap natura dan harus di koreksi sebesar 3.250.800 sedangkan biaya pesangon merupakan biaya yang dicadangkan perusahaan setiap bulannya yang nantinya akan digunakan untuk pemberian pesangon ketika terdapat pegawai perusahaan yang berhenti bekerja. Dalam perpajakan, tidak 59

diakui sistem pencadangan. Oleh sebab itu terdapat koreksi positif dalam biaya ini. Dan harus dikoreksi sebesar 6.099.600 sehingga dalam biaya gaji terdapat koreksi positif sebesar 9.350.400 3. Biaya ATK Biaya ATK ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli alatalat tulis dan keperluan kantor-kantor lebih mengarah ke biaya yang bisa dijadikan asset seperti peralatan-peralatan tetapi pada tahun 2011 ini biaya langganan surat kabar dan majalah juga dimasukkan kedalam biaya ATK. Sedangkan surat kabar dan majalah disni bersifat hiburan atau natura yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha perusahaan, sehingga tidak tergolong dalam pasal 6 ayat (1) UU PPh. Maka biaya majalah dan surat kabar tersebut harus dikoreksi. Koreksi yang terdapat di biaya ini adalah koreksi positif sebesar 7.825.000. 4. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membeli perlengkapanperlengkapan kantor biaya ini tidak perlu dikoreksi dan bisa dijadikan penghasilan bruto karena untuk pekerjaan. Tidak seperti tahun 2010 harus dikoreksi karena ada digunakan untuk membeli seragam,tetapi pada tahun ini tidak digunakan untuk membeli seragam sehingga tidak perlu dilakukan koreksi. Semua biaya masih berhubungan dengan pekerjaan. 5. Biaya Telpon, Internet, Fax Biaya telepon, internet, dan fax adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar telepon, internet, fax yang dipakai untuk kegiatan operasional perusahaan tetapi di dalam biaya telepon 60

terdapat biaya telepon seluler yaitu voucher/abodemen sama seperti tahun 2010 walaupun juga dipakai untuk kegiatan perusahaan tetapi harus dilakukan koreksi karena menurut keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor 138/kmk.03/2002 menyatakan atas biaya pengisian pulsa atau telepon seluler yang dikeluarkan oleh perusahaan hanya boleh dibebankan sebesar 50% dari biaya seharusnya. Sehingga biaya telepon seluler perusahaan Tahun 2011 adalah sebesar 6.375.888 dan hanya boleh di bebankan sebesar 50% sehingga biayanya adalah 50% x 6.375.888 = 3.187.944 sehingga harus dilakukan koreksi fiskal positif sebesar 3.187.944. 6. Biaya Listrik dan Air Biaya listrik dan air adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar listrik dan air sebagai kegiatan operasional perusahaan saja dan diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1(a) yaitu biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Sehingga atas biaya ini tidak perlu dilakukan koreksi karena seluruhnya hanya digunakan untuk kegiatan perusahaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai dengan undang-undang pajak penghasilan. 7. Biaya Transportasi Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk menyewa kendaraan kendaraan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan seperti mengantar barang sehingga tidak perlu dilakukan koreksi karena 61

berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 8. Biaya Bensin, Tol, Parkir Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membayar bensin tol parkir yang digunakan untuk kegiatan perusahaan. Seperti untuk mengisi bensin kendaraan yang di sewa. Dan biaya di tahun 2011 ini perusahaan tidak lagi menanggung bensin direktur dan manager. Sehingga pada tahun 2011 ini semua biaya bensin tol dan parkir berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi dan semua biayanya bisa menjadi pengurang penghasilan bruto. 9. Biaya Pos dan Materai Perusahaan mengeluarkan biaya pos dan materai untuk mengirim barang, faktur, dan surat surat penting lainnya yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 10. Biaya Pemeliharaan Kendaraan dan Gedung Biaya ini merupakan biaya untuk pemeliharaan kendaraan dan gedung seperti kantor,ac,cat ruangan. Untuk biaya pemeliharaan ini perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain. Tetapi perusahaan tidak memotong PPh 23 nya. Biaya ini dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto karena masih berhubungan dengan operasional perusahaan, dan tidak perlu ad koreksi di biaya ini. Salah perusahaan hanya tidak membuat PPh 23 nya yang bisa dikenakan sanksi dikemudian hari yaitu 62

sebesar 2% setiap bulan dan biaya ini tidak bisa dijadikan pengurang bruto. 11. Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor Biaya ini hampir sama dengan biaya pemeliharaan kendaraan dan gedung yang berbeda hanyalah ini digunakan untuk pemeliharaan kantor seperti mengecat meja atau membetulkan meja-meja dan peralatan kantor lainnya. Pemeliharaan ini memakai jasa orang ketiga, dan sama seperti pemeliharaan kendaraan dan gedung perusahaan juga tidak memotong PPh 23 nya. Sehingga bisa di kenakan sanksi di kemudian hari sebesar 2% setiap bulan dan biaya ini tidak bisa dijadikan pengurang bruto.. Dan untuk biaya ini juga tidak perlu dilakukan koreksi dan bisa untuk menjadi pengurang penghasilan bruto. 12. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya rumah tangga kantor dikeluarkan perusahaan untuk keperluan pembelian rumah tangga kantor seperti pembelian air minum,tissue,alat-alat kebersihan dan biaya biaya kebutuhan rumah tangga lainnya. Tetapi dalam biaya rumah tangga kantor ini juga terdapat biaya keamanan dan kebersihan sebesar 525.000. Seharusnya biaya ini juga bisa dijadikan biaya penguran penghasilan bruto karena biaya ini masih berkaitan dengan kegiatan mendapatkan,menagih dan memelihara penghasilan tetapi biaya disini tidak dilengkapi dengan dokumendokumen pendukung atau daftar norminatifnya sehingga biaya ini harus dikoreksi. Maka dalam biaya ini terdapat koreksi fiskal positif sebesar 525.000. 63

13. Biaya Pajak Biaya ini tidak perlu dikoreksi lagi karena sudah dikoreksi oleh perusahaan. Dan yang dilakukan perusahaan sudah benar karena biaya pajak penghasilan tidak boleh dijadikan pengurang pada penghasilan bruto karena sesuai dengan UU PPh Pasal 9 ayat 1 bagian h mengenai pajak penghasilan bukan merupakan pengurang penghasilan bruto. Dan perusahaan sudah mengkoresiknya, Sehingga sudah benar dan tidak perlu ada pembetulan atau koreksi lagi. 14. Biaya Angkut Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar biaya biaya mengangkut barang seperti dalam menaikkan barang-barang ke dalam kendaraan atau menurunkannya apabila perusahaan kekurangan pegawai, Atau pada saat menurunkan barang. Dan biaya ini boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto karena masih berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 15. Biaya Notaris dan perijinan Perusahaan mengeluarkan biaya notaris dan perijinan untuk mengurus pengesahan akta perjanjian atau kontrak kerja sama dan juga untuk mengurus perijinan perijinan yang ada. Perusahaan menggunakan tenaga ahli notaris untuk melakukan ini semua dan perusahaan tidak memotong PPh 23 yang diharuskan di potong. Perusahaan bisa terkena sanksi di kemudian hari apabila tidak memotongnya sebesar 2% setiap bulan dan biaya ini tidak bisa dijadikan pengurang bruto.. 64

16. Biaya Perjalanan Dinas Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk perjalanan dinas perusahaan sehubungan dengan promosi atau pemasaran yang dilakukan untuk kepentingan kegiatan perusahaan dan dilengkapi dengan buktibukti yang sah seperti tiket perjalanan pulang pergi. Sehingga biaya ini boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto dan tidak perlu dilakukan koreksi. Karena berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan bukan natura. 17. Biaya sewa Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membayar sewa tempat pameran yang dilakukan pada tahun 2011. Perusahaan juga tidak memotong PPh 4 ayat 2 atas biaya sewa di sini, tetapi biaya ini masih bisa menjadi pengurang penghasilan bruto hanya saja perusahaan bisa dikenakan sanksi karena tidak memotong PPh pasal 4 ayat 2. Dan tidak perlu ada koreksi di biaya ini. 18. Biaya bunga Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman yang digunakan dalam kegiatan operasional. Pada dasarnya biaya bunga ini boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto dan tidak perlu dikoreksi tetapi apabila terdapat penempatan deposito atau tabungan yang dananya langsung atau tidak langsung berasal dari dana pinjaman yang dibebani bunga, maka : Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya atau lebih kecil dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan, maka bunga atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat 65

dikurangkan sebagai biaya. Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan, maka bunga atas pinjaman yang boleh dikurangkan sebagai biaya adalah biaya bunga atas selisih antara jumlah rata-rata pinjaman dengan jumlah rata-rata deposito atau tabungan. Tetapi di sini perusahaan tidak menjadikan pinjaman tersebut ke dalam tabungan atau deposito yang dimiliki sehingga tidak perlu dilakukan koreksi atas biaya ini dan boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto. 19. Biaya asuransi Perusahaan mengeluarkan biaya asuransi untuk membayar asuransi-asuransi tetapi tidak ada untuk asuransi kendaraan sedan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi atas biaya ini. Kalau ada biaya asuransi sedan baru akan dikoreksi sebesar 50%. Tetapi disini tidak ada biaya asuransi untuk itu sehingga bisa diakui seluruhnya sebagai pengurang penghasilan bruto dan tidak perlu dilakukan koreksi. 20. Biaya Penyusutan Biaya ini adalah biaya tidak langsung yang berasal dari penyusutan asset-asset yang dimiliki oleh perusahaan dan boleh dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto tetapi pengakuan penyusutan dalam komersial dan fiskal berbeda dalam komersial kita boleh mengakui penyusutan sebesar 1 tahun tidak sesuai dengan tanggal kita membelinya tetapi dalam fiskal atau peraturan perpajakan penyusutan yang boleh diakui hanyalah penyusutan yang ada sejak tanggal beli asset tersebut.untuk tahun juga pajak memiliki kelompok-kelompok dalam 66

penyusutan itu sendiri,dan komersial harus mengikuti kelompokkelompok yang terdapat di perpajakan. Dan disini penyusutannya telah dimasukkan ke dalam kelompok yang benar dan metode penyusutan yang digunakan sudah betul, yaitu dengan menggunakan metode straight line atau garis lurus dan itu boleh digunakan dalam peraturan perpajakan yang ada. Sehingga hanya perlu dibetulkan cara menghitung penyusutannya dari tanggal perolehan. Berikut adalah perhitungan penyusutan komersial yang dilakukan oleh perusahaan. Tabel 4.3 Penyusutan komersial Tanggal Perolehan Nama Jumlah Umur Harga perolehan Depresiasi Nilai buku 24/10/2011 Kendaraan 1 8 Rp 250.700.000,00 Rp 31.337.500,00 Rp 219.362.500,00 19/08/2011 Meja 1 4 Rp 689.000,00 Rp 172.250,00 Rp 516.750,00 27/01/2011 AC 1 4 Rp 2.700.000,00 Rp 675.000,00 Rp 2.025.000,00 17/06/2011 LCD 1 4 Rp 1.390.000,00 Rp 347.500,00 Rp 1.042.500,00 17/06/2011 Mainboard 1 4 Rp 425.000,00 Rp 106.250,00 Rp 318.750,00 Rp 255.904.000,00 Rp 32.638.500,00 Rp 223.265.500,00 Kemudian perhitungan penyusutan yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan berdasarkan peraturan perpajakan yang ada Sesuai dengan tanggal perolehannya Tabel 4.4 Penyusutan fiskal 2011 Tanggal Perolehan Nama Jumlah Umur Harga perolehan Depresiasi Nilai buku 24/10/2011 Kendaraan 1 8 Rp 250.700.000,00 Rp 7.834.375,00 Rp 242.865.625,00 19/08/2011 Meja 1 4 Rp 689.000,00 Rp 71.771,00 Rp 617.229,00 27/01/2011 AC 1 4 Rp 2.700.000,00 Rp 675.000,00 Rp 2.025.000,00 17/06/2011 LCD 1 4 Rp 1.390.000,00 Rp 202.708,00 Rp 1.187.292,00 17/06/2011 Mainboard 1 4 Rp 425.000,00 Rp 61.979,00 Rp 363.021,00 Rp 255.904.000,00 Rp 8.845.833,00 Rp 247.058.167,00 Sehingga biaya penyusutan yang seharusnya diakui adalah hanya sebesar 8.845.833 dari 32.638.500. Karena perbedaan pengakuan 67

penyusutan tersebut dan harus dilakukan koreksi sebesar 23.792.667. Koreksi tersebut adalah koreksi positif. 21. Pendapatan Lain Lain Pendapatan lain lain perusahaan didapat dari salah satunya adalah pendapatan bunga. Atas hal ini perusahaan harus melakukan koreksi fiskal karena pendapatan yang berasal dari bunga tidak boleh dimasukkan karena telah dikenakan pajak final yaitu PPh final pasal 4 ayat 2. Dan perusahaan telah mengkoreksi negatif sehingga penulis tidak perlu melakukan perbaikan lagi karena sudah benar di koreksi oleh perusahaan sebesar 1.346.466. Kemudian di pendapatan lain-lain juga terdapat pendapatan dari selisih kurs, pendapatan selisih kurs ini adalah pendapatan yang di dapat dari perbedaan kurs pada saat membeli mata uang dan pada akhir tahun mata uang tersebut akan dinilai sesuai kurs yang berlaku pada saat itu dan selisihnya bisa menjadi biaya atau pendapatan tetapi kasus di sini menjadi pendapatan dan itu tidak perlu dikoreksi karena pendapatan/ biaya atas selisih kurs boleh dimasukkan dalam perhitungan fiskal. 22. Biaya Lain Lain Biaya lain lain pada tahun 2011 terdapat biaya biaya yaitu biaya administrasi bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang dilakukan di bank setiap bulannya seperti biaya administrasi bulanan bank, pembayaran cek, biaya transfer dan biaya kliring. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena termasuk di dalam komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang diatur di dalam 68

Undang-Undang Pajak penghasilan nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8. Tetapi selain itu terdapat biaya Parcel dan biaya perjamuan di biaya lain-lain. Perusahaan harus melakukan koreksi fiskal atas biaya biaya ini karena biaya ini tidak dilengkapi bukti bukti atau dokumen dokumen yang lengkap dan memadai yang dapat memastikan biaya ini berhubungan dengan kegiatan perusahaan sehingga tidak termasuk dalam pasal 6 ayat 1 UU PPh. Dan biaya biaya ini tidak boleh dijadikan penguran penghasilan bruto sampai ada terdapat bukti bukti nominatifnya. Dan harus dikoreksi seluruhnya. Sehingga koreksi yang terdapat di biaya lain lain pada tahun 2011 ini sebesar 3.231.673. Dan koreksi tersebut koreksi positif karena mengurangi biaya dan akan menambah penghasilan. 69

Tabel 4.5 PT.APT REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Penulis Pendapatan Usaha Rp 3,405,314,072 Rp - Rp 3,405,314,072 Rp - Rp 3,405,314,072 Pembelian Rp 3,114,557,624 Rp - Rp 3,114,557,624 Rp - Rp 3,114,557,624 Laba Kotor Rp 290,756,448 Rp - Rp 290,756,448 Rp - Rp 290,756,448 Biaya Operasional BIAYA GAJI Rp 138,450,000 Rp - Rp 138,450,000 Rp 11,381,700 Rp 127,068,300 BIAYA ATK Rp 7,136,365 Rp - Rp 7,136,365 Rp - Rp 7,136,365 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR Rp 10,703,800 Rp - Rp 10,703,800 Rp - Rp 10,703,800 BIAYA TELPON, INTERNET & FAX Rp 25,209,831 Rp - Rp 25,209,831 Rp 7,155,247 Rp 18,054,584 BIAYA LISTRIK & AIR Rp 28,339,376 Rp - Rp 28,339,376 Rp - Rp 28,339,376 BIAYA TRANSPORTASI Rp 2,403,000 Rp - Rp 2,403,000 Rp - Rp 2,403,000 BIAYA KEAMANAN & KEBERSIHAN Rp 525,000 Rp - Rp 525,000 Rp 525,000 Rp - BIAYA BENSIN, TOL, PARKIR Rp 7,718,336 Rp - Rp 7,718,336 Rp - Rp 7,718,336 BIAYA POS & MATERAI Rp 6,716,540 Rp - Rp 6,716,540 Rp - Rp 6,716,540 BIAYA PEMELIHARAAN KENDARAAN Rp 12,818,900 Rp - Rp 12,818,900 Rp - Rp 12,818,900 BIAYA PEMELIHARAAN GEDUNG Rp 72,500 Rp - Rp 72,500 Rp - Rp 72,500 BIAYA PERCETAKAN Rp 190,000 Rp - Rp 190,000 Rp - Rp 190,000 BIAYA PENGIRIMAN Rp 177,600 Rp - Rp 177,600 Rp - Rp 177,600 BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN KANTOR Rp 795,000 Rp - Rp 795,000 Rp - Rp 795,000 BIAYA RUMAH TANGGA KANTOR Rp 1,110,000 Rp - Rp 1,110,000 Rp - Rp 1,110,000 BIAYA PAJAK Rp 7,050,700 Rp (7,050,700) Rp - Rp - Rp - BIAYA ANGKUT Rp 2,262,320 Rp - Rp 2,262,320 Rp - Rp 2,262,320 BIAYA NOTARIS & PERIJINAN Rp 2,496,000 Rp - Rp 2,496,000 Rp - Rp 2,496,000 BIAYA BUNGA Rp 6,850,450 Rp (6,850,450) Rp - Rp 6,850,450 Rp 6,850,450 BIAYA ASURANSI Rp 10,354,750 Rp (10,354,750) Rp - Rp 10,354,750 Rp 10,354,750 BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA Rp 32,638,500 Rp - Rp 32,638,500 Rp - Rp 32,638,500 BIAYA PACKING Rp 1,600,000 Rp - Rp 1,600,000 Rp - Rp 1,600,000 Total Biaya Administrasi dan Umum Rp 305,618,969 Rp (24,255,900) Rp 281,363,068 Rp 279,506,321 Laba (Rugi) Operasi Rp (14,862,521) Rp (24,255,900) Rp 9,393,380 Rp 11,250,127 Pendapatan(Biaya lain-lain) PENDAPATAN BUNGA (NET) Rp 1,035,340 Rp (1,035,340) Rp - Rp - Rp - PENDAPATAN DARI SELISIH KURS Rp 49,456,829 Rp - Rp 49,456,829 Rp - Rp 49,456,829 PENDAPATAN LAIN-LAIN Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - BIAYA ADM. BANK Rp (3,155,651) Rp - Rp (3,155,651) Rp - Rp (3,155,651) PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN Rp (9,383,880) Rp - Rp (9,383,880) Rp 9,383,880 Rp - Total Pendapatan(Biaya lain-lain) Rp 37,952,637 Rp (1,035,340) Rp 36,917,298 Rp 46,301,178 Laba(Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Rp 23,090,117 Rp (25,291,240) Rp 46,310,677 Rp 57,551,304 70

Perhitungan dalam menghitung pajak penghasilan yang harus dibayar. Laba sebelum pajak penghasilan 46.310.677 kemudian dilakukan pembulatan menjadi 46.310.000 Sementara itu perusahaan masih bisa menggunakan pasal 31 E ayat (1) PPh yaitu keringanan tarif PPh apabila omset tidak mencapai 50m dan yang dibawah 4,8m mendapat potongan sebesar 50%,sehingga perhitungan PPh yang harus dibayar adalah sebagai berikut: Rp 46.310.000 x 25% x 50% = Rp 5.788.750 Sehingga pada tahun 2012 PPh yang harus dibayar sebesar 5.788.750 dan disini bisa langsung dikali 12.5% atau semuanya mendapat potongan sebesar 50% tidak seperti pada tahun 2010 karena omset di tahun 2012 tidak melebihi 4.8m hanya mencapai sekitar 3.4m kurang lebih masih sama dengan tahun 2011. Sedangkan tetapi menurut penulis setelah dilakukan koreksi yang benar Laba perusahaan mencapai 57.551.304 dan setelah dilakukan pembulatan menjadi 57.551.000 sehingga PPh yang harus dibayar pada tahun 2012 adalah sebagai berikut perhitungannya: Rp 57,551,000 x 25% x 50% = Rp 7,193,875 Sehingga ternyata setelah mengkuti peraturan perpajakan yang berlaku PPh yang seharusnya dibayar oleh perusahaan pada tahun 2012 adalah 7.193.875. Berikut ini adalah penjelasan tentang analisis analisis koreksi-koreksi dan biaya yang terdapat di Laporan keuangan tahun 2012. 71

1. Pendapatan Usaha Pendapatan usaha merupakan kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh penghasilan. Pendapatan usaha diperoleh dari hasil penjualan mesin-mesin. Perusahaan memilih metode accrual basis sebagai metode pengakuan pendapatan karena sebagian besar kegiatan pembayaran atas penjualan mesin dilakukan secara kredit. Menurut pajak, penghasilan diakui dengan metode accrual basis telah sesuai dengan ketentuan perpajakan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan perusahaan telah melaporkan pendapatan atas penjualan sesuai dengan UU perpajakan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal. 2. Biaya Gaji Sama seperti tahun 2010 dan 2011 Biaya Gaji di tahun 2012 dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar gaji,bonus, tunjangan kepada karyawan tetapi terdapat juga untuk biaya kesehatan karyawan dan biaya pesangon. Menurut pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh no. 36 tahun 2008, biaya gaji dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Karena biaya gaji dan tunjangan merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Akan tetapi di dalam biaya gaji di sini terdapat biaya kesehatan karyawan dan biaya pesangon dimana biaya kesehatan karyawan ditanggung oleh perusahaan dan pegawai yang menerima penggantian biaya rumah sakit ini tidak memasukkan pendapatan atas biaya ini ke pendapatannya sehingga dianggap natura dan harus di koreksi sebesar 5.590.400 sedangkan biaya pesangon merupakan biaya yang dicadangkan perusahaan setiap bulannya yang nantinya akan digunakan untuk pemberian pesangon ketika terdapat pegawai perusahaan yang berhenti bekerja. Dalam perpajakan, tidak diakui 72

sistem pencadangan. Oleh sebab itu terdapat koreksi positif dalam biaya ini. Dan harus dikoreksi sebesar 5.791.300 sehingga dalam biaya gaji terdapat koreksi positif sebesar 11.381.700 3. Biaya ATK Biaya ATK ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli alat-alat tulis dan keperluan kantor-kantor lebih mengarah ke biaya yang bisa dijadikan asset seperti peralatan-peralatan, Tidak seperti tahun 2011 ada terdapat biaya majalah di dalam biaya ini tetapi di tahun 2012 sudah tidak ada biaya majalah dan surat kabar. Sehingga tidak perlu dilakukan koreksi dan semua biayanya boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto karena sudah tidak ada unsur natura dalam biaya ini. 4. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membeli perlengkapanperlengkapan kantor biaya ini tidak perlu dikoreksi dan bisa dijadikan penghasilan bruto karena untuk pekerjaan masih sama seperti tahun 2011, di dalam biaya tahun 2012 ini tidak terdapat unsur unsur natura juga seperti tahun 2010 untuk membeli seragam. Sudah tidak ada biaya untuk seragam di biaya ini dan semua biayanya masih berhubungan untuk pekerjaan kantor sehingga tidak perlu dilakukan koreksi dan bisa menjadi pengurang penghasilan bruto seluruhnya. 5. Biaya Telpon, Internet, dan Fax Masih sama seperti tahun tahun sebelumnya biaya telepon, internet, dan fax adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar 73

telepon, internet, fax yang dipakai untuk kegiatan operasional perusahaan tetapi di dalam biaya telepon terdapat biaya telepon seluler yaitu voucher/abodemen sama seperti tahun 2010 dan 2011 walaupun juga dipakai untuk kegiatan perusahaan tetapi harus dilakukan koreksi karena menurut keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor 138/kmk.03/2002 menyatakan atas biaya pengisian pulsa atau telepon seluler yang dikeluarkan oleh perusahaan hanya boleh dibebankan sebesar 50% dari biaya seharusnya. Sehingga biaya telepon seluler perusahaan Tahun 2012 adalah sebesar 14.310.494 dan hanya boleh di bebankan sebesar 50% sehingga biayanya adalah 50% x 14.310.494 = 7.155.247 sehingga harus dilakukan koreksi fiskal positif sebesar 7.155.247. 6. Biaya Listrik dan Air Masih sama seperti tahun 2010 dan 2011 biaya listrik dan air adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar listrik dan air sebagai kegiatan operasional perusahaan saja tidak dicampur dengan yang lain dan diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1(a) yaitu biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Sehingga atas biaya ini tidak perlu dilakukan koreksi karena seluruhnya hanya digunakan untuk kegiatan perusahaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai dengan undang-undang pajak penghasilan 7. Biaya Transportasi Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk menyewa kendaraan kendaraan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan 74

seperti mengantar barang sehingga tidak perlu dilakukan koreksi karena berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 8. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membayar iuran keamanan dan kebersihan di lingkungan sekitar, tidak seperti tahun sebelum sebelumnya biaya ini dimasukkan kedalam biaya rumah tangga kantor, Tetapi di tahun 2012 ini sudah di pisah dan dijadikan biaya sendiri. Tetapi biaya ini masih tidak ada bukti bukti yang lengkap atau daftar nominatifnya sehingga harus dilakukan koreksi. Koreksi yang dilakukan adalah koreksi seluruhnya yaitu sebesar 525.000. Sehingga ada koreksi positif sebesar 525.000. 9. Biaya Bensin, Tol, Parkir Masih sama seperti yang ada di tahun 2011 biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membayar bensin tol parkir yang digunakan untuk kegiatan perusahaan. Seperti untuk mengisi bensin kendaraan yang di sewa. Dan biaya di tahun 2012 ini perusahaan tidak lagi menanggung bensin direktur dan manager. Sehingga pada tahun 2012 ini semua biaya bensin tol dan parkir berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi dan semua biayanya bisa menjadi pengurang penghasilan bruto. 75

10. Biaya Pos dan Materai Perusahaan mengeluarkan biaya pos dan materai untuk mengirim barang, faktur, dan surat surat penting lainnya yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 11. Biaya Pemeliharaan Kendaraan dan Gedung Sama seperti tahun tahun sebelumnya biaya ini merupakan biaya untuk pemeliharaan kendaraan dan gedung seperti kantor, ac, cat ruangan,dll. Untuk biaya pemeliharaan ini perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain. Tetapi perusahaan tidak memotong PPh 23 nya. Biaya ini dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto karena masih berhubungan dengan operasional perusahaan, dan tidak perlu ad koreksi di biaya ini. Salah perusahaan hanya tidak memotong PPh 23 nya yang bisa dikenakan sanksi dikemudian hari sebesar 2% setiap bulan dan biaya ini tidak bisa dijadikan pengurang bruto.. 12. Biaya Percetakan Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk mencetak brosur brosur tambahan. Biaya ini bisa dijadikan pengurang penghasilan bruto karena masih berhubungan dengan operasional perusahaan. Sehingga tidak perlu ada koreksi dalam biaya ini. 13. Biaya pengiriman Biaya pengiriman di sini juga digunakan untuk mengirim dokumen dokumen secara langsung apabila sangat penting sekali dan biasanya 76

menggunakan kurir. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto karena berhubungan dengan operasional perusahaan. 14. Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor Sama seperti tahun 2011 biaya ini hampir sama dengan biaya pemeliharaan kendaraan dan gedung yang berbeda hanyalah ini digunakan untuk pemeliharaan kantor seperti mengecat meja atau membetulkan mejameja dan peralatan kantor lainnya. Pemeliharaan ini juga memakai jasa orang ketiga, dan sama seperti pemeliharaan kendaraan dan gedung perusahaan juga tidak memotong PPh 23 nya. Sehingga bisa di kenakan sanksi di kemudian hari sebesar 2% setiap bulan dan biaya ini tidak bisa dijadikan pengurang bruto.. Dan untuk biaya ini juga tidak perlu dilakukan koreksi dan bisa untuk menjadi pengurang penghasilan bruto. 15. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya rumah tangga kantor dikeluarkan perusahaan untuk keperluan pembelian rumah tangga kantor seperti pembelian air minum,tissue,alat-alat kebersihan dan biaya biaya kebutuhan rumah tangga lainnya. Tidak seperti tahun 2010 dan 2011 di tahun 2012 ini biaya rumah tangga kantor sudah sepenuhnya berisi biaya-biaya yang berhubungan dengan perusahaan saja dan tidak ada biaya keamanan dan kebersihan lagi di sini karena sudah di pisah, Sehingga tidak perlu ada koreksi di biaya ini. Dan sepenuhnya bisa dijadikan pengurang penghasilan bruto. 77

16. Biaya Pajak Seperti tahun tahun sebelumnya biaya ini tidak perlu dikoreksi lagi karena sudah dikoreksi oleh perusahaan. Dan yang dilakukan perusahaan sudah benar karena biaya pajak penghasilan tidak boleh dijadikan pengurang pada penghasilan bruto karena sesuai dengan UU PPh Pasal 9 ayat 1 bagian h mengenai pajak penghasilan bukan merupakan pengurang penghasilan bruto. Dan perusahaan sudah mengkoreksinya, Sehingga sudah benar dan tidak perlu ada pembetulan atau koreksi lagi. 17. Biaya Angkut Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar biaya biaya mengangkut barang seperti dalam menaikkan barang-barang ke dalam kendaraan atau menurunkannya apabila perusahaan kekurangan pegawai, Atau pada saat menurunkan barang. Dan biaya ini boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto karena masih berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 18. Biaya Notaris dan Perijinan Perusahaan mengeluarkan biaya notaris dan perijinan untuk mengurus pengesahan akta perjanjian atau kontrak kerja sama dan juga untuk mengurus perijinan perijinan yang ada. Perusahaan menggunakan tenaga ahli notaris untuk melakukan ini semua dan perusahaan tidak memotong PPh 23 yang diharuskan di potong. Perusahaan bisa terkena sanksi di kemudian hari apabila tidak memotongnya sebesar 2% setiap bulan dan biaya ini tidak bisa dijadikan pengurang bruto. 78