BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Rekonsiliasi fiskal pada hakikatnya adalah merupakan proses untuk mendapatkan angka laba fiskal atau laba kena pajak dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap laba komersial atau laporan laba rugi. Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan atau pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak. Rekonsiliasi Fiskal, yaitu suatu mekanisme untuk menyesuaikan laporan keuangan komersial perusahaan menjadi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Teknik rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara; Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut fiskal, maka kurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut akuntansi, begitupun sebaliknya, dan Jika suatu biaya atau pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah biaya atau pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut akuntansi, begitupun sebaliknya. 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life 1. Pendapatan Premi Pendapatan Premi diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang 43

2 44 polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. 2. Premi Reasuransi-Bersih Pengaturan reasuransi tidak membebaskan perusahaan dari kewajiban pemegang polis. Perusahaan juga menanggung risiko reasuransi dalam kegiatan usahanya untuk kontrak asuransi jiwa (inward reinsurance). Premi reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang direasuransikan. 3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Premi yang belum merupakan pendapatan merupakan bagian yang belum merupakan pendapatan dari premi yang sudah dibayar atas polis asuransi kontrak jangka pendek. Perhitungan dilakukan setiap akhir bulan atas setiap polis secara proposional. 4. Pendapatan Komisi dan Klaim Reasuransi Komisi dan klaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat diterimanya daftar tagihan reasuransi dari reasuradur. 5. Hasil Investasi Penghasilan investasi dari bunga deposito berjangka, obligasi, sukuk, reksadana dan pinjaman polis diakui atas dasar proporsi waktu. Keuntungan (kerugian) atas pelepasan surat berharga diakui pada saat terjadinya transaksi. Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi. 6. Pendapatan DPLK BJS Pendapatan DPLK BJS terdiri dari Iuran dari para nasabah sebesar Rp per orang untuk biaya awal kepesertaan dana pensiun. Selain itu hasil pengembangan, merupakan hasil investasi dari dana yang dihimpun oleh DPLK. Investasi ini dalam bentuk deposito, obligasi dan reksadana. 7. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga merupakan pendapatan operasional anak perusahaan yang diperoleh dari pemberian jasa perbankan.

3 45 8. Pendapatan Lain Pendapatan lainnya diakui pada saat terjadinya (accrual basic). Pendapatan ini terdiri dari jasa giro, keuntungan atas asset penjualan tetap dan denda-denda. Contoh nya denda atas telat pembayaran polis. 4.3 Analisis Beban pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life 1. Klaim dan Manfaat Klaim dan manfaat asuransi meliputi klaim-klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims) dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claim incurred but not yet reported). Pada akhir tahun, semua klaim untuk tahun yang bersangkutan tetapi dibayar pada periode berikutnya dicatat sebagai hutang klaim. Bagian klaim yang diperoleh dari Reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dinyatakan sebesar jumlah taksiran (estimasi) berdasarkan perhitungan teknis asuransi oleh aktuaris. Perubahan dalam jumlah estimasi liabilitasi klaim sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada tahun terjadina perubahan. 2. Klaim Reasuransi Klaim reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang direasuransikan. 3. Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas manfaat polis masa depan adalah pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah diakui.

4 46 4. Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi liabilitas klaim termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claims incurred but not yet reported) dinyatakan berdasarkan perhitungan teknis oleh aktuaris. 5. Kenaikan (Penurunan) Dana Terbaru Kenaikan (penurunan) dana terbaru adalah dana konstribusi yang dilakukan oleh syariah karena termasuk dalam satu induk. 6. Beban Gaji Perusahaan mengeluarkan biaya gaji kepada karyawannya, gaji tersebut diberikan berdasarkan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. Gaji diberikan setiap akhir bulan ke masing-masing karyawannya. Biaya pegawai merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, tunjangan, dan bonus. Tunjangan yang diberikan kepada karyawan dapat dibebankan sebagai biaya oleh perusahaan sepanjang tidak dalam bentuk natura dan kenikmatan. 7. Beban Perjalanan Dinas Kantor Biaya perjalanan dinas kantor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pegawai yang ditugaskan dinas untuk keperluan operasional perusahaan maupun untuk bertemu dengan klien. 8. Beban Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Atas biaya sewa ini, PT Asuransi Jiwa Bringin Life telah memotong PPh final pasal 4 ayat 2 setiap bulannya kepada pemilik gedung. 9. Beban Penyusutan dan Amortisasi Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan,

5 47 menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. 10. Beban Kantor Biaya kantor digunakan untuk kebutuhan kantor, seperti: membeli air minum galon untuk karywan, tissue, pewangi, alat untuk kebersihan dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan serta yang mendukung kegiatan administrasi perusahaan. Misalnya: biaya pembelian tinta printer, pewangi ruangan, amplop, map plastik, pembelian ATK, pembelian kertas, baterai kalkulator, lakban coklat, kwitansi, cetak kartu nama, cetak kop surat. 11. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan gedung atau ruang yang disewakan perusahaan maupun perbaikan dan pemeliharaan ruang kantor perusahaan sendiri, termasuk biaya retribusi kebersihan. 12. Biaya Entertainment Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 13. Biaya Jasa Konsultan Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan untuk memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur. 14. Biaya Asuransi Perusahaan mengeluarkan biaya asuransi untuk gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh perusahaan. 15. Biaya Iuran dan Sumbangan Untuk biaya iuran dan sumbangan dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai kepentingan karyawan dan partner bisnis seperti pemberian sumbangan kepada karyawan yang sedang mengalami bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. 16. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Biaya bunga pinjaman subordinasi digunakan untuk memenuhi batas tingkat solvabilitas minimum 120% sesuai dengan ketentuan Keputusan

6 48 Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi. 17. Biaya Imbalan Kerja Biaya imbalan kerja yaitu program pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri yang jumlah iurannya ditetapkan terlebih dahulu dan akumulasi iuran serta hasil pengembangannya dibukukan kepada rekening peserta sebagai manfaat pensiun. 18. Beban Akuisisi Beban akuisisi seperti seperti biaya komisi, penerbitan polis dan underwriting dibebankan langsung pada laporan laba rugi tahun berjalan. 19. Pemasaran Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life Jiwa Sejahtera kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameranpameran untuk memasarkan produk mereka. 20. Beban bunga dan Provisi Beban bunga dan provisi adalah biaya bunga anak perusahaan yaitu BDS (Bringin Dana Sejahtera). 21. Beban penyisihan penghapusan kredit Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai 3 tahun. Tingkat suku bunga kredit yang diberikan masing-masing 14,00% per tahun. 22. Biaya Bank Biaya bank adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. 23. Pajak/Penalty Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak dan biaya pajak PPh pasal 23 (sewa). 24. Selisih Kurs Realisasi keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan

7 49 melakukan pembayaran menggunakan dolar. Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. 25. Penghapusan Assets Penghapusan assets adalah penghapusan yang dilakukan oleh perusahaan karena masa manfaat assets yang telah habis. 26. Biaya Non Ops Biaya yang timbul diluar aktivitas perusahaan. 27. Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Investasi Surat Berharga merupakan organisasi usaha yang mempunyai kelebihan uang tunai yang dimanfaatkan sementara. Suratsurat berharga tersebut terdiri dari obligasi dan saham. 28. Beban Lainnya Beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan beban lain diakui sesuai manfaat nya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). Perubahan estimasi akuntansi pada hakekatnya merupakan suatun taksiran yang perlu direvisi dengan adanya informasi tambahan yang diketahui dalam periode berikutnya. Jumlah koreksi atas perubahan estimasi akuntansi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan saldo laba awal periode.

8 4.4 Rekonsiliasi Fiskal terhadap Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life Tahun 2010, 2011, dan Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2010 Tabel 4.1 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2010 Menurut Perusahaan Menurut Penulis Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Fiskal PENDAPATAN Pendapatan Premi Premi Bruto 1,558,744,001,634 1,558,744,001,634 1,558,744,001,634 Premi Reasuransi-Bersih (105,356,497,108) (105,356,497,108) (105,356,497,108) Penurunan (kenaikan) Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan (7,062,748,954) (7,062,748,954) (7,062,748,954) Jumlah Pendapatan Premi 1,446,324,755,572 1,446,324,755,572 1,446,324,755,572 Komisi Reasuransi 218,314, ,314, ,314,968 Hasil Investasi 215,413,352, ,413,352, ,413,352,789 Pendapatan DPLK BJS 2,693,998,973 2,693,998,973 2,693,998,973 Pendapatan Bunga 5,620,486,549 5,620,486,549 5,620,486,549 Pendapatan Lain-lain 1,228,358,215 1,228,358,215 1,228,358,215 Jumlah Pendapatan 1,671,499,267,066 1,671,499,267,066 1,671,499,267,066 BEBAN OPERASIONAL Klaim dan manfaat 897,132,828, ,132,828, ,132,828,043 50

9 Klaim reasuransi (42,602,292,357) (42,602,292,357) (42,602,292,357) Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan 441,217,130, ,217,130, ,217,130,317 Estimasi Kewajiban Klaim 24,561,520,679 24,561,520,679 24,561,520,679 Kenaikan (Penurunan) Dana Terbaru (2,374,729,964) (2,374,729,964) (2,374,729,964) BEBAN USAHA UMUM DAN ADMINISTRASI : Gaji 41,347,152,248 41,347,152,248 41,347,152,248 Perjalanan Dinas Kantor 3,684,890,247 3,684,890,247 3,684,890,247 Sewa 8,180,454,713 8,180,454,713 8,180,454,713 Penyusutan dan Amortisasi 6,290,848, Kantor 14,018,119,805 2,634,761,751 11,383,358,054 2,634,761,751 11,383,358,054 Biaya Perbaikan / Pemeliharaan 1,729,446,391 1,729,446,391 1,729,446,391 Biaya Entertaintment 850,736, ,736, ,736,224 - Biaya Jasa Konsultan 1,850,010,443 1,850,010,443 1,850,010,443 Biaya Asuransi 859,575, ,575, ,575,686 Biaya Iuran dan Sumbangan 203,487, ,487, ,487,731 - Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi 2,889,430,496 2,889,430,496-2,889,430,496 - Biaya Imbalan Kerja 995,082, ,082, ,082,561 - TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 82,899,234, Akuisisi 125,331,098, ,331,098, ,331,098,803 Pemasaran 15,007,078,947 15,007,078,947 15,007,078,947 51

10 Beban bunga dan provisi 1,019,863,979 1,019,863,979 1,019,863,979 Beban penyisihan penghapusan Kredit 344,379, ,379, ,379,415 - JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 1,542,536,112, BEBAN NON OPERASIONAL Biaya Bank 309,066, Pajak / Penalty 3,368,492,955 3,368,492,955-3,368,492,955 - Selisih Kurs 7,892, Penghapusan Assets 17,476,225 17,476,225-17,476,225 - Biaya Non Ops 31,847,595, ,847,595,325 - Biaya Investasi Surat Berharga 54,764, ,764,499 - Biaya Lainnya 1,958 25,421,489 ( ) 25,421,489 ( ) JUMLAH BEBAN NON OPERASIONAL 35,605,289,488 32,193,898, ,538,995 TOTAL BEBAN 1,578,141,402, LabaUsaha 93,357,864, Pendapatan (Beban) Lain-Bersih (32,574,971,654) (32,574,971,654) (32,574,971,654) Laba Sebelum Pajak 60,782,893,

11 53 Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Premi Bruto Premi Bruto sebesar Rp digunakan perusahaan untuk tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan. 2. Premi Reasuransi-Bersih Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp ( ). Biaya ini timbul karena perusahaan membayar premi ke reasuransi. 3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp ( ) biaya ini adalah biaya cadangan premi. 4. Komisi Reasuransi Komisi Reasuransi sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk potongan diskon yang diberikan kepada pihak reasuransi. 5. Hasil Investasi Hasil Investasi sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki. 6. Pendapatan DPLK BJS Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp digunakan oleh perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para pekerja yang akan pensiun. 7. Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk kredit anak perusahaan BDS (Bringin Dana Sejahtera) selisih antara kredit dari dana pihak ketiga. 8. Pendapatan lain-lain Pendapatan Lain-lain sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan perusahaan.

12 54 9. Klaim dan Manfaat Klaim dan Manfaar sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah. 10. Klaim dan Reasuransi Klaim dan Reasuransi sebesar Rp ( ) pendapatan yang didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit. 11. Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah dibentuk. 12. Estimasi Kewajiban Klaim Estimasi Kewajiban Klaim sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk estimasi biaya. 13. Kenaikan (penurunan) Dana Terbaru Kenaikan (penurunan) Dana Terbaru sebesar Rp ( ) dana konstribusi yang dilakukan oleh syariah karena termasuk dalam satu induk. 14. Gaji Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp Atas biaya gaji ini perusahaan dan penulis tidak perlu melakukan koreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biayabiaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 15. Perjalanan Dinas Kantor Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp Beban ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi pada biaya ini.

13 Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 17. Penyusutan dan Amortisasi Besar nya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. Dalam menghitung penyusutan atas aset, perusahaan menggunakan metode garis lurus dengan mengestimasi umur manfaat 4 tahun untuk inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, dan kendaraan. Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu berupa motor dan mobil baik mobil nonsedan dan mobil sedan. Berdasarkan KEP-220/PJ./2002, biaya perolehan kendaraan sedan yang dimiliki dan dipergunakan pegawai tertentu karena jabatannya dapat dibebankan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan melalui penyusutan aset tetap kelompok dua. 18. Kantor Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya.

14 Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Biaya Perbaikan/Pemeliharaan dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan gedung atau ruang yang disewakan perusahaan maupun perbaikan dan pemeliharaan ruang kantor perusahaan, termasuk biaya retribusi kebersihan dan iuran pengelolaan lingkungan. 20. Biaya Entertainment Perusahaan mengerluarkan biaya entertainment sebesar Rp untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Atas biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi positif karena tidak dibuatnya daftar nominatif sesuai SE-27/PJ.22/ Biaya Jasa Konsultan Biaya Jasa Konsultan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan untuk memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur. Atas biaya ini perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Pada biaya ini perusahaan dan peniliti tidak melalukan koreksi. 22. Biaya Asuransi Biaya Asuransi yang dibebankan oleh perusahaan atas asset yang dimiliki perusahaan sebesar Rp Digunakan perusahaan untuk mengansuransi asset yang dimiliki perusahaan, sepeti gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi atas biaya ini karena sesuai berdasarkan pasal 6 UU PPh, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. 23. Biaya Iuran dan Sumbangan Biaya Sumbangan yang dikoreksi oleh perusahaan dan sebesar Rp digunakan perusahaan untuk membiayai kepentingan karyawan dan rekan bisnis, seperti sumbangan untuk karyawan yang sedang mengalami

15 57 bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif.berdasarkan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, bantuan dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b: bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan Objek Pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Sumbangan yang boleh dijadikan pengurang penghasilan oleh pajak adalah sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan sumbangan untuk korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe Aceh Darussalam / Sumatera Utara dan gempa di Yogjakarta. Hal ini diatur dalam KMK No. 609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas bantuan kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam / Sumatera Utara dan gempa di Yogyakarta PMK no. 94/PMK.03/2006, serta sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE-33/PJ.421/ Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham. 25. Biaya Imbalan Kerja Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut ada yang berasal dari pemberi kerja. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, yaitu iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai tidak dianggap sebagai objek pajak.imbalan kerja yang dimaksud adalah dana pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. 26. Akuisisi

16 58 Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan mendapatkan bisnis, seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan lain-lain. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 27. Pemasaran Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk memasarkan produk mereka, maka perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 28. Beban Bunga dan Provisi Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan. 29. Beban Penyisihan Penghapusan Kredit Beban Penyisihan Penghapusan Kredit yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai 3 tahun. Menurut penulis pada biaya ini perlu dilakukan koreksi positif sepenuhnya karena biaya ini diberikan kepada anak perusahaan diluar perusahaan tersebut. 30. Biaya Bank Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp digunakan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008, biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto adalah biaya yang berkaitan secara langsung dengan perusahaan dan memenuhi ketentuan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 31. Pajak/Penalty Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23 (sewa).

17 Selisih Kurs Pendapatan selisih kurs sebesar Rp adalah realisasi keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran menggunakan dolar. Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. Pada biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya. 33. Penghapusan Assets Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp Penghapusan ini telah dilakukan perusahaan karena masa manfaat assets tersebut sudah habis lewat putusan pemegang saham. 34. Biaya Non Ops Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Pada biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak ada bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif. 35. Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Investasi Surat Berharga yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Biaya Investasi Surat Berharga timbul atas kegiatan investasi perusahaan. Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki daftar norminatif. 36. Biaya Lainnya Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan yang diluar perusahaan.

18 60 Tabel 4.2 Perhitungan Pajak Terutang 2010 Perusahaan Penulis selisih Laba sebelum pajak % x % x Total Pajak Terutang Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2010 perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp dengan pajak penghasilan sebesar Rp dan setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat menjadi Rp dengan pajak penghasilan sebesar Rp

19 4.4.2 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2011 Tabel 4.3 Rekonsiliasi FiskalTahun 2011 Menurut Perusahaan Menurut Penulis Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Fiskal PENDAPATAN Pendapatan Premi Premi Bruto Premi Reasuransi-Bersih ( ) ( ) - ( ) Penurunan (kenaikan) Premi Yang - Belum Merupakan Pendapatan ( ) ( ) ( ) Jumlah Pendapatan Premi Hasil Investasi Pendapatan DPLK BJS Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan BEBAN OPERASIONAL Klaim dan manfaat Klaim reasuransi ( ) ( ) - ( ) Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Estimasi Liabilitas Klaim ( ) ( ) - ( ) Jumlah klaim dan Manfaat Bruto

20 BEBAN USAHA UMUM DAN ADMINISTRASI : Gaji Perjalanan Dinas Kantor Sewa Penyusutan dan Amortisasi Kantor Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Biaya Bunga Pinjaman Subrdinasi Biaya Imbalan Kerja TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akuisisi Pemasaran Beban bunga dan provisi JUMLAH BEBAN OPERASIONAL ,749,078, BEBAN NON OPERASIONAL Biaya Bank Pajak / Penalty Selisih Kurs (22) - (22) - (22) Penghapusan Assets Biaya Non Ops Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Lainnya ,421,489 ( ) ( ) 62

21 JUMLAH BEBAN NON OPERASIONAL ,411,390, TOTAL BEBAN ,160,469, Laba Sebelum Pajak

22 64 Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Premi Bruto Premi Bruto sebesar Rp digunakan perusahaan untuk tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan. 2. Premi Reasuransi-Bersih Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp ( ). Biaya ini timbul karena perusahaan membayar premi ke reasuransi. 3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp ( ) biaya ini adalah biaya cadangan premi. 4. Hasil Investasi Hasil Investasi sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki. 5. Pendapatan DPLK BJS Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp digunakan oleh perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para pekerja yang akan pensiun. 6. Pendapatan lain-lain Pendapatan Lain-lain sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan perusahaan. 7. Klaim dan Manfaat Klaim dan Manfaar sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah. 8. Klaim dan Reasuransi Klaim dan Reasuransi sebesar Rp ( ) pendapatan yang didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.

23 65 9. Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah dibentuk. 10. Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi Liabilitas Klaim sebesar Rp ( ) digunakan oleh perusahaan untuk estimasi biaya. 11. Gaji Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp Atas biaya gaji ini perusahaan dan penulis tidak perlu melakukan koreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 12. Perjalanan Dinas Kantor Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp Beban ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi pada biaya ini. 13. Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto.

24 Penyusutan dan Amortisasi Besarnya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. 15. Kantor Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya. 16. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Besarnya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Biaya Umum & Administrasi lainnya dikoreksi karena adanya transaksi diluar kegiatan perusahaan. 17. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham. 18. Biaya Imbalan Kerja Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut ada yang berasal dari pemberi kerja.sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, yaitu iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai tidak dianggap sebagai objek pajak. Imbalan kerja yang dimaksud adalah dana

25 67 pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. 19. Akuisisi Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan mendapatkan bisnis, seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan lain-lain. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 20. Pemasaran Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life Jiwa Sejahtera kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk memasarkan produk mereka, maka perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 21. Beban Bunga dan Provisi Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan. 22. Biaya Bank Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp digunakan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008, biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto adalah biaya yang berkaitan secara langsung dengan perusahaan dan memenuhi ketentuan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 23. Pajak/Penalty Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23 (sewa). 24. Selisih Kurs Pendapatan selisih kurs sebesar Rp. (22) adalah realisasi keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran menggunakan dolar.

26 68 Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. Pada biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya. 25. Penghapusan Assets Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp Koreksi ini dilakukan karena masa manfaat assets tersebut sudah habis. 26. Biaya Non Ops Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Pada biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak ada bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif. 27. Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Investasi Surat Berharga yang dikelarkan perusahaan sebesar Rp Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki daftar norminatif. 28. Biaya Lainnya Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan yang diluar perusahaan.

27 69 Tabel 4.4 Perhitungan Pajak Terutang 2011 Perusahaan Penulis selisih Laba sebelum pajak % x % x Total Pajak Terutang Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2011 perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp dengan pajak penghasilan sebesar Rp dan setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat menjadi Rp dengan pajak penghasilan sebesar Rp

28 4.4.3 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012 Tabel 4.5 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012 PENDAPATAN Pendapatan Premi Menurut Perusahaan Menurut Penulis Komersial Koreksi Fiskal Koreksi Fiskal Premi Bruto Premi Reasuransi-Bersih ( ) ( ) - ( ) Penurunan (kenaikan) Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan ( ) ( ) - ( ) Jumlah Pendapatan Premi Hasil Investasi Pendapatan DPLK BJS Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan BEBAN OPERASIONAL Klaim dan manfaat Klaim reasuransi ( ) ( ) - ( ) 70

29 Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan Estimasi Kewajiban Klaim ( ) ( ) - ( ) Jumlah klaim dan Manfaat Bruto BEBAN USAHA UMUM DAN ADMINISTRASI : Gaji Perjalanan Dinas Kantor Sewa Penyusutan dan Amortisasi Kantor Biaya Perbaikan / Pemeliharaan Biaya Entertaintment Biaya Jasa Konsultan Biaya Asuransi Biaya Iuran dan Sumbangan Biaya Bunga Pinjaman Subrdinasi ,889,430,496 - Biaya Imbalan Kerja TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akuisisi

30 Pemasaran Beban bunga dan provisi Beban penyisihan penghapusankredit JUMLAH BEBAN OPERASIONAL BEBAN NON OPERASIONAL Biaya Bank Pajak / Penalty Penyisihan Piutang Selisih Kurs Penghapusan Assets Biaya Non Ops ( ) - ( ) Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Lainnya ( ) 25,421,489 ( ) JUMLAH BEBAN NON OPERASIONAL ( ) TOTAL BEBAN Laba Sebelum Pajak

31 73 Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1. Premi Bruto Premi Bruto sebesar Rp digunakan perusahaan untuk tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan. 2. Premi Reasuransi-Bersih Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp ( ). Biaya ini timbul karena perusahaan membayar premi ke reasuransi. 3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp ( ) biaya ini adalah biaya cadangan premi. 4. Hasil Investasi Hasil Investasi sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki. 5. Pendapatan DPLK BJS (Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bringin Jiwa Sejahtera) Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp digunakan oleh perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para pekerja yang akan pensiun. 6. Pendapatan lain-lain Pendapatan Lain-lain sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan perusahaan. 7. Klaim dan Manfaat Klaim dan Manfaar sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah. 8. Klaim dan Reasuransi Klaim dan Reasuransi sebesar Rp ( ) pendapatan yang didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.

32 74 9. Liabiltas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah dibentuk. 10. Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi Liabilitas Klaim sebesar Rp ( ) digunakan oleh perusahaan untuk estimasi biaya. 11. Gaji Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp Atas biaya gaji ini tidak perlu dikoreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 12. Perjalanan Dinas Kantor Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp Beban ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi pada biaya ini. 13. Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 74

33 Penyusutan dan Amortisasi Besarnya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. 15. Kantor Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya. 16. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Besarnya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp Biaya Umum & Administrasi lainnya dikoreksi karena adanya transaksi diluar kegiatan perusahaan. 17. Biaya Entertainment Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment sebesar Rp untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Atas biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi positif karena tidak dibuatnya daftar nominatif sesuai SE-27/PJ.22/ Biaya Jasa Konsultan Biaya Jasa Konsultan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan untuk memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS Perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak dalam pengakuan pendapatan dan beban akan mengakibatkan perbedaan laba

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu

Lebih terperinci

RUGI LABA BIAYA FISKAL

RUGI LABA BIAYA FISKAL RUGI LABA BIAYA FISKAL BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIJADIKAN PENGURANG PENGHASILAN (PASAL 9) Pengeluaran untuk pemegang saham atau pihak yang memillki hubungan istimewa beserta orang-orang yang menjadi tanggungannya.

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis Perhitungan PPh Pasal 22 di PT Millenium Pharmacon International, Tbk 4.1.1 Perhitungan PPh Pasal 22 tahun 2010 Setelah penulis melakukan analisis SPT tahunan badan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2016 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 14,520,805 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penyajian Data Agar penyajian data dapat diketahui setiap kurun waktu (periode akuntansi) tertentu perusahaan perlu menyusun laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan adlah tahap

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2015 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 9,600,376 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Multi Indocitra Tbk, tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya

Lebih terperinci

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, ASET Kas 2c, 2g 15.286.190 11.357.523 9.521.713 Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, 4 38.272.155 36.152.674 24.856.699 Giro pada Bank Lain 2c, 2f, 2g, 2h, 5 Pihak berelasi 54 16.079 44.516 14.386 Pihak

Lebih terperinci

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal Penghitungan PPh diakhir tahun bagi WP Badan didasarkan atas LK Fiskal (Laba Rugi Fiskal) Laba rugi fiskal disusun berdasarkan Laba Rugi Komersial yang telah disesuaikan

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi pajak dalam pasal 1 ayat 1 UU KUP No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Kencana Megah Logistik PT. Kencana Megah Logistik didirikan oleh Ibu Anggrek Meice pada tahun 2005 dan mulai menjalankan bisnis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Abadi Karya Mulia Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT Abadi Karya Mulia tidak dapat

Lebih terperinci

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF Form - 01 01 601857 001 No. Aset Sandi Jumlah Aset 1 Kas 100 3,712,408 2 Kas dalam valuta asing 3) 102 0 3 Surat berharga 4) 110 0 4 Pendapatan bunga yang

Lebih terperinci

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP a. BIAYA YANG SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANSUNG BERKAITAN DENGAN DENGAN KEGIATAN USAHA, antara lain

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU. BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) IV.1 Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU. Hal paling utama dalam melaksanakan perencanaan pajak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang

Lebih terperinci

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL RINGKASAN REKONSILIASI KETERANGAN LABA BRUTO USAHA Penjualan Neto -/- HPP 1. Penjualan Neto a. Metode Pengakuan Pendapatan Akrual - Akrual b. Potongan Penjualan > Metode Realisasi > Metode Penyisihan c.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pajak Pajak merupakan salah satu pungutan negara terhadap rakyatnya. Pada hakekatnya, pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta Wajib

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES Citra Ameiliasari, Heri Sukendar W Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN Aris Munandar, SE., M.Si Tujuan Pembelajaran Jenis biaya yang diperkenankan bagi WP DN dan BUT untuk dibebankan sebagai biaya Jenis yang tidak diperkenankan bagi

Lebih terperinci

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; 1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan 2. sahamnya tidak diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO IV.I Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. PRIMA SINDO Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gambaran Umum Pajak II.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Soemitro. R yang dikutip oleh Mardiasmo (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa Periode akuntansi yang diterapkan di PT Persada Aman Sentosa adalah tahun takwim, yaitu periode yang dimulai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang KUP No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

Lebih terperinci

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember

Lebih terperinci

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar Bapak atau ibu yang terhormat, Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Kristen Maranatha ( UKM ) di Bandung yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Lebih terperinci

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan 5.1 Pengertian PPh Badan PPh Badan yaitu pajak atas penghasilan yang diperoleh atau diterima badan usaha

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

By Afifudin PSP FE Unisma 2

By Afifudin PSP FE Unisma 2 Pengertian Beban dan Kompensasi Kerugian sesuai SAK dan UU Pajak Rekonsiliasi Laporan Keuangan. Beda Tetap dan Beda Waktu Koreksi Fiskal Positif dan Koreksi Fiskal Negatif By Afifudin PSP FE Unisma 2 MEKANISME/SIKLUS

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si PAJAK PENGHASILAN UMUM 1 Yang menjadi Subjek Pajak: 1. Orang Pribadi dan Warisan yang belum terbagi 2. Badan, terdiri dari PT,CV,perseroan lainnya,bumn/bumd 3. BUT (bentuk Usaha Tetap) 2 Subjek Pajak dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal Dalam Menentukan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT. XYZ PT. XYZ menyajikan informasi yang menyangkut hasil kegiatan operasinya

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Surat Berharga Negara 43.996.444.448 100.081.670.878 Tabungan 2.581.094.681 2.983.430.198 Deposito on call 30.000.000.000 0 Deposito Berjangka 77.060.000.000

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW II 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan Wajib Pajak Badan PT. MBPK. Laporan laba rugi yang dibuat oleh PT. MBPK bertujuan untuk informasi

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW I 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pendapatan dan Beban Menurut Akuntansi 1. Pendapatan Menurut Akuntansi Suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi BAB II LANDASAN TEORI II.1. Definisi Pajak Pengertian pajak menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGOPTIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 JAKARTA (PERIODE: )

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGOPTIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 JAKARTA (PERIODE: ) PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGOPTIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 JAKARTA (PERIODE: 2011-2013) Atika Darety, Murtedjo Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) NO KEKAYAAN

LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) NO KEKAYAAN LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2009 dan 2008 NO KEKAYAAN 2009 2008 I INVESTASI 1 Deposito 2.266.400,00 2.672.650,00 2 Sertifikat Deposito - - 3 Sertifikat Bank Indonesia - - 4 Saham 717.18

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

PAJAK PENGHASILAN (PPh) PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pengaturan PPh UU No. 7/1983 UU No. 7/1991 UU No. 10/1994 UU No. 17/2000 UU No. 36/2008 tentang PPh Subjek Pajak Orang pribadi atau badan yang memenuhi syarat subjektif (berdomisili

Lebih terperinci

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17/2000 adalah setiap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL A. Adanya Pengeluaran atau Beban yang Tidak Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto akan Dilakukan KOREKSI FISKAL POSITIF. 1. Pembagian laba dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN Pertemuan 1 PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN Pertemuan 1 6 P1.1 Teori Pajak Penghasilan Umum Dan Norma Perhitungan Pajak Penghasilan A. UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Prima Multi Mineral 1. Rekonsiliasi Laporan keuangan dan Laporan fiskal Pendapatan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pajak Penghasilan 2.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan (PPh) menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 Pasal 1 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak

Lebih terperinci

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TUGU MANDIRI LAPORAN KEUANGAN DAN INFORMASI TAMBAHAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TUGU MANDIRI LAPORAN KEUANGAN DAN INFORMASI TAMBAHAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN DAN INFORMASI TAMBAHAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Pernyataan Pengurus Ekshibit Laporan Auditor Independen Laporan

Lebih terperinci

(Dibuat di atas kop surat perusahaan)

(Dibuat di atas kop surat perusahaan) FORMULIR NOMOR : 106.PBK.01. (Dibuat di atas kop surat perusahaan) Nomor :...,... Lampiran : Perihal : Laporan Keuangan PT.. Yth. Kepala Badan Pengawas Di Jakarta Sesuai dengan Keputusan Kepala Bappebti

Lebih terperinci

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi. Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat

Lebih terperinci

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang E1 2 Penjualan PL1 96,000,000 PPN Keluaran M2 9,600,000 Piutang dagang E1

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI IV.1 Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI Sebagai wajib pajak, PERUM DAMRI relatif telah melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE 1. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara Penghasilan - Prinsip Realisasi Pasal 28 UU KUP - Konservatis/Penyisihan Pasal 28 UU KUP 2. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan,

Lebih terperinci