Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS"

Transkripsi

1 Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS Elindia Farahiya Adani Komplek Cipulir Permai Blok N No. 11 Jakarta Selatan, , el_farahi@ymail.com Drs. Hery Gunawan, M.M. ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilaksanakan pada PT CRS. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi perencanaan pajak terhadap Pajak Penghasilan Terutang Badan pada PT CRS dan mengefisiensikan pembayaran pajak berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu diperoleh dengan cara mengumpulkan, menyusun data yang diperoleh kemudian diinterprestasikan dan menganalisis Laporan Keuangan sehingga mampu memberikan informasi yang lengkap bagi pemecah masalah yang dihadapi. Hasil dari penelitian ini ditemukan permasalahan seperti kesalahan dalam memperhitungkan biaya entertainment, penyusutan, kredit pajak dalam negeri, piutang tak tertagih, biaya pajak, pendapatan bunga bank, dan salah dalam melakukan perhitungan pajak di tahun 2013 karena telah berlakunya peraturan perpajakan no. 46 Tahun Oleh sebab itu, perencanaan pajak yang bisa diterapkan oleh perusahaan yaitu perusahaan harus membuat daftar norminatif, memenuhi syaratsyarat yang telah ditentukan agar terhindar dari sanksi pajak,dan melakukan koreksi positif pada biaya penyusutan. Kata kunci : Perencanaan pajak, Pajak penghasilan badan, Koreksi fiskal, PT. Maxistar Intermoda Indonesia PENDAHULUAN Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk melaksanakan dan membiayai seluruh pelaksanaan pembangunan serta pengeluaran rutin lainnya, maka negara membutuhkan sumber pendapatan. Dengan melihat dari sudut pandang tersebut, maka peranan pajak menjadi sangat penting karena bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar. Dengan adanya kesadaran dari Wajib Pajak untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan Perpajakan yang berlaku maka penerimaan negara dari pajak diharapkan dapat meningkat. 1

2 2 Dengan melihat bahwa pajak semakin dirasakan penting sebagai sumber pendapatan negara, maka setiap tahun target penerimaan pajak dari Wajib Pajak semakin ditingkatkan. Namun, perusahaan sebagai Wajib Pajak menganggap pajak adalah beban yang dapat mengurangi laba perusahaan. Dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan laba sebesarbesarnya dengan mengeluarkan biaya sekecilkecilnya termasuk biaya pajak sehingga perusahaan akan mencoba melakukan penghematan pembayaran pajak dengan melakukan perencanaan pajak (Tax Planning) yang dimana perusahaan akan mencoba mengefisiensikan beban pajaknya dengan berbagai cara. Perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak untuk mengefisiensikan beban pajaknya tanpa melanggar Peraturan Perundangundangan perpajakan yang berlaku (Tax Avoidance) atau dengan melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perundangundangan Perpajakan yang berlaku (Tax Evasion). Dengan perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan, diharapkan tujuan pelaksanaan pajak dapat tercapai dimana biayabiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga dapat mengefisiensikan beban pajak yang akan ditanggung perusahaan tanpa harus melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perundangundangan Perpajakan. Perumusan Masalah Masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini adalah sejauh mana perusahaan sebagai Wajib Pajak dapat melakukan penerapan perencanaan pajak untuk mengefisiensikan beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara. Dengan melihat masalah yang ada, maka yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara membenarkan jumlah atau total pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak? 2. Bagaimana gambaran tentang perencanaan pajak (Tax Planning)? 3. Bagaimana cara mengetahui langkahlangkah yang dapat dilakukan untuk mengefisiensikan beban pajak? 4. Apa Perencanaan Pajak yang dilakukan sudah sesuai dengan UndangUndang Perpajakan? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Membenarkan jumlah atau total pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. 2. Untuk memberikan gambaran tentang perencanaan pajak (Tax Planning).

3 3 3. Membenarkan jumlah atau total pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. 4. Mengetahui langkahlangkah yang dapat dilakukan untuk mengefisiensikan beban pajak. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. Didalam penelitian kualitatif peneliti membutuhkan data sekunder dan data primer. Yang dimaksut dari data sekunder adalah data yang diambil bersumber dari bukubuku Referensi Perpajakan. Sedangkan, data primer adalah data yang diambil dari perusahaan terkait, dalam peneliti ini data primer diambil di PT CRS. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yakni sebagai berikut : 1. Studi Lapangan (Field Research) Studi yang dilakukan dengan cara bertemu lansung kepada pihakpihak terkait agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan mengumpulkan datadata secara langsung dari PT CRS agar lebih mendalam menganai objek perencanaan pajak penghasilan tersebut. Dalam upaya memberikan suatu analisis terhadap masalah yang ada, penelitian untuk penulisan ini dilakukan dengan metode sebagai berikut: a. Wawancara (interview) Mengadakan tanya jawab langsung dengan pihakpihak yang berwenang dan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. b. Observasi (observation) Melakukan penelitian secara langsung ke perusahaan agar mengetahui kegiatankegiatan yang dilakukan di dalam perushaan yang menjadi bahan dari penulisan skripsi ini. c. Dokumentasi Menelusuri buktibukti atas transaksi, keteranganketerangan, general ledger, laporan keuangan perusahaan, Surat Pemberitahuan, Surat Setoran Pajak, dan dokumendokumen lain yang dibutuhkan. d. Penghitungan ulang (Reperformance) Membahas data yang ada seperti laporan keuangan, SPT tahunan, dan dokumen dokumen lain yang mendukung penelitian. Dengan melakukan perhitungan kembali perhitungan perpajakan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

4 4 HASIL DAN BAHASAN Perencanaan pajak PT CRS dapat dilakukan dengan cara tidak legal (tax avoidance/evasion) dan cara legal (Tax Planning). Perusahaan tidak menggunakan sebagian perencanaan pajak sesuai undangundang yang berlaku untuk tahun 2012 dan Sehingga dalam penulisan ini diulas dalam mematuhi peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku, tentu saja hal ini dilakukan untuk menghindari sanksisanksi perpajakan maupun dengan memanfaatkan celah celah yang ada dalam peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. Perencanaanperencanaan yang mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Mengingat adanya perbedaan antara perlakuan akuntansi yang diterapkan secara komersial dengan perlakuan akuntansi secara fiskal, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan besarnya pajak penghasilan terhutang tidak hanya mengandalkan laporan keuangan komersial saja seperti tahun 2012 dan tahun Sebaiknya perusahaan membuat laporan keuangan fiskal yang sudah melalui tahap koreksi fiskal yang didasarkan pada UU Perpajakan yang berlaku saat sekarang agar dapat dilakukan perencanaan pajak yang tepat dan efektif. 2. Sebelum Peraturan Pemerintah no 46 Tahun 2013 untuk peredaran usaha Rp0 Rp atas pengeluaran biaya Operasional berupa biaya entertainment seperti biaya jamuan tamu perusahaan, maka perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan adalah membuat daftar nominatif untuk biaya entertainment agar biaya tersebut tidak dianggap fiktif sehingga bisa dibiayakan oleh perusahaan untuk mengurangi penghasilan bruto. Daftar Nominatif harus dibuat secara lengkap atas transaksi yang terjadi dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh. Isi dari daftar nominatif sesuai dengan SE27/PJ.22/1986. Namun setelah diberlakukan Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 biaya operasional ini harus dikoreksi secara positif karena peredaran usaha yang kurang dari Rp bersifat final maka harus dikoreksi negatif untuk peredaran usaha dan koreksi positif untuk biayabiaya yang dikeluarkan perusahaan. 3. Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 biaya Telepon merupakan biaya yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto jika biaya biaya tersebut dikeluarkan perusahaan dalam

5 5 rangka kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan harus melakukan koreksi positif jika terdapat biaya telepon yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya voucher/pulsa dari perusahaan tersebut. Biaya ini dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan sebagaimana telah dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP220/PJ./2002 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas biaya pemakaian telepon seluler. Perencanaan pajak yang seharusnya dilakukan perusahaan adalah dengan mengganti biaya pulsa handphone para karyawan menjadi tunjangan komunikasi dalam bentuk uang tunai kepada para karyawan, jika penghasilan netto karyawan ratarata tarif 5%. Bagi para karyawan, hal ini bisa menjadi penambah penghasilan akan tetapi bagi perusahaan menjadi pengurang penghasilan sehingga dapat menghemat beban pajak penghasilan. Tunjangan ini dapat dijadikan pengurang biaya dalam menghitung Penghasilan kena Pajak. Hal ini sesuai dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008 tentang biaya biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto, salah satunya adalah tunjangan dalam bentuk uang tunai. Setelah berlakunya Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 biaya telepon untuk kepentingan karyawan tertentu sesuai dengan jabatannya menjadi tidak berpengaruh. Sehingga harus dikoreksi secara positif karena peredaran usaha yang kurang dari Rp bersifat final maka harus dikoreksi negatif untuk peredaran usaha dan koreksi positif untuk biayabiaya yang dikeluarkan perusahaan. 4. Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 Biaya Bensin dan Transportasi. Ketika oleh karyawan tertentu yang mendapat fasilitas membawa pulang kendaraan maka harus dilakukan koreksi sebesar 50%. Sebaiknya Transportasi tersebut jangan dibawa pulang dan biaya bensin yang di reimbursement perusahaan harus sesuai dengan kegiatan operasional perusahaan. Dan setelah berlakunya Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 untuk peredaran usaha Rp0 Rp menjadi tidak berpengaruh jika kendaraan tersebut dibawa pulang atau tidak. Karena bersifat final maka harus dikoreksi negatif untuk peredaran usaha dan koreksi positif untuk biayabiaya yang dikeluarkan perusahaan.

6 6 5. Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 Biaya Pajak, Berdasarkan UU PPh Pasal 9 ayat 1 (h) yaitu mengenai pajak penghasilan yang bukan merupakan pengurang penghasilan bruto. Dalam hal ini jika perusahaan menanggung PPh, termasuk PPh Pasal 21 karyawannya, dimana PPh pasal 21 bukan merupakan biaya fiskal. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode Gross Up yaitu dengan metode pemotongan pajak dimana perusahan memberikan tunjangan tunai yang sama besar dengan jumlah pajak yang dipotong karyawan,, jika penghasilan netto karyawan ratarata maksimal tarif 10%. Setelah berlakunya Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 biaya pajak yang berkaitan dengan PPh 21 sebaiknya juga ditanggung pemberi kerja tidak perlu mempertimbangkan metode gross up karena biaya pajak nantipun akan dikoreksi positif karena peredaran usaha pada perusahaan ini belum melebihi Rp Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 biaya piutang tak tertagih ini timbul dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya maka sebaiknya biaya Piutang Tak Tertagih harus sesuai dengan kriteria Permenkeu 57/PMK.03/2010,yaitu : a. Piutang yang timbul dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya, b. Yang nyatanyata tidak dapat ditagih meskipun telah dilakukan upayaupaya penagihan yang maksimal atau terakhir oleh WP c. tidak termasuk piutang yang berasal dari transaksi bisnis dengan pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa dengan WP Syarat pembebanan: a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial b. Harus menyerahkan daftar piutang tsb kepada Ditjen Pajak; dan (pilih salah satu) c. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara d. Terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur

7 7 e. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus f. Adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu g. Persyaratan tidak berlaku bagi nilai piutang : s.d. Rp100 Juta (Debitur Kecil) s.d. Rp5 Juta (Debitur Kecil Lainnya) Setelah memenuhi kriteria biaya piutang tak tertagih ini dapat dibebankan dan biaya piutang tak tertagih ini akan menjadi pengurang dalam peredaran usaha. Dan setelah berlakunya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Biaya piutang tak tertagih menjadi tidak berpengaruh ketika memenuhi kriteria ataupun tidak yang telah diatur oleh Permenkeu 57/PMK.03/2010. Karena peredaran usaha yang tidak melebihi Rp bersifat final maka harus dikoreksi negatif untuk peredaran usaha dan koreksi positif untuk biayabiaya yang dikeluarkan perusahaan. 7. Setelah dan Sebelum Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 biaya Penyusutan merupakan akun untuk mencatat penyusutan atas asset yang dimiliki oleh perusahaan, seperti seperti kendaraan, mesin kantor, dan peralatan kantor. Perusahaan telah melakukan penghitungan atas biaya penyusutan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no. 96/PMK.03/2009. Namun terjadi banyak kesalahan dalam perhitungan biaya penyusutan menurut perusahaan biaya penyusutan. Sehingga harus dilakukan koreksi. Pada tahun 2012 total penyusutan adalah sebesar Rp biaya penyusutan untuk 2013 adalah sebesar Rp dan biaya penyusutan tahun 2014 adalah sebesar Rp ,. Pada Tahun 2012, perusahaan tidak menghitung depresiasi terhadap motor yang dibeli pada bulan Januari 2008 dan mengelompokkan motor sebagai kelompok 2, sementara berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no. 96/PMK.03/2009, motor ke dalam kelompok 1. Dengan menggunakan metode Garis Lurus perusahaan salah dalam menghitung besarnya depresiasi pada Tahun 2012 seperti laptop, Komputer Kaio, Laptop Jalu, dan Komputer. Sehingga, menurut penulis, perlu dilakukan koreksi. Pada tahun 2013, perusahaan

8 8 melakukan kesalahan dalam menghitung depresiasi pada IMAC. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no. 96/PMK.03/2009 IMAC adalah sejenis laptop yang mempunyai masa manfaat 4 tahun sedangkan perusahaan menulis IMAC mempunyai manfaat sebesar 8 Tahun. Dan terdapat kesalahan dalam perhitungan depresiasi pada Mobil, Komputer Dea, Mesin Laminating, dan Komputer Mesin Indoor. Oleh sebab itu, atas biaya penyusutan dilakukan koreksi negatif sebesar Rp ,00 untuk tahun 2010 dan sebesar Rp ,00 untuk tahun Pada tahun 2014, perusahaan melakukan kesalahan dalam menghitung depresiasi pada Mobil APV. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no. 96/PMK.03/2009 kendaraan roda empat mempunyai masa manfaat 8 tahun sedangkan perusahaan menghitung kendaraan roda empat mempunyai manfaat sebesar 4 Tahun. Terdapat kesalahan penggolongan pada Mesin mimaki, Mesin Polaris, Mesin Cutting Plotar Mimaki perusahaan menggolongkan sebagai kelompok 1, sedangkan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no. 96/PMK.03/2009 mesin adalah kelompok 2. Oleh sebab itu, atas biaya penyusutan dilakukan koreksi sebesar Rp , untuk tahun 2012, sebesar Rp , untuk tahun 2013, dan sebesar Rp , untuk tahun Setelah Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2013 Biaya penyusutan juga tidak berpengaruh karena harus dikoreksi secara positif. Namun, kesalahankesalahan dalam perhitungan dalam perusahaan harus dikoreksi. 8. Sebelum Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 kredit pajak dalam negeri harus terdapat kredit pajak dilaporkan pada SPT induk halaman depan bagian 8a. Perusahaan harus merincikan bukti kredit pajak dalam negeri tersebut pada lampiran III SPT Tahunan sehingga kredit pajak dalam negeri dapat dijadikan pengurang sebagai pengurang pajak. Setelah berlaku Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2013 walaupun terdapat kredit pajak dan dirincakan dilaporan pada SPT induk halaman depan bagian 8a tetap tidak berpengaruh karena diperaturan ini hanya dilihat dari peredaran usaha perusahaan tersebut. Berikut adalah perbandingan rekosiliasi fiscal antara perusahaan dan penulis: Tabel 4.23 Perbandingan Rekonsiliasi Perbandingan Rekonsiliasi

9 9 Keterangan Perusahaan Penulis Biaya Penyusutan Pendapatan Bunga Bank Kredit Pajak Dalam Negeri Sehingga Setelah dilakukan langkahlangkah diatas, Perencanaan Pajak Penghasilan Perusahaan sebagai berikut: Tabel 4.24 Koreksi terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya Tahun 2012 PT CRS Laporan Laba Rugi Periode Jan s/d Desember 2012 Keterangan Perusahaan Koreksi Seharusnya Seharusnya Koreksi Tax Planning Tax Planning Pendapatan Pendapatan Usaha Potongan Penjualan ( ) ( ) ( ) Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Pembelian Potongan Pembelian ( ) ( ) ( ) Pembelian bersih Biaya Umum dan Administrasi

10 10 Biaya gaji karyawan Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya lainlain Biaya Bensin dan Transportasi Biaya pajak Biaya operasional Biaya penyusutan Biaya piutang tak tertagih Total beban umum dan Administrasi Laba/Rugi Operasional Pendapatan Non Operasional Pendapatan Luar Usaha: Pendapatan Bunga Bank ( ) ( ) Pendapatan Lainlain Total Pendapatan luar Usaha Laba/Rugi Bersih (Sebelum Pajak) ( ) ( ) PPh terutang Pajak Kurang Bayar Selisih Tax Saving

11 11 Tabel 4.25 Koreksi terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya Tahun 2013 PT CRS Laporan Laba Rugi Periode Januari s/d Juni 2013 Keterangan JanJun Perusahaan Koreksi Seharusnya Seharusnya Koreksi Tax Planning Tax Planning Pendapatan Pendapatan Usaha Penjualan Potongan Penjualan ( ) ( ) ( ) ( ) Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Pembelian Potongan Pembelian ( ) ( ) ( ) ( ) Beban Operasional Pembelian bersih Laba Kotor Biaya Umum dan Administrasi Biaya gaji karyawan Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya alat tulis kantor Biaya Keamanan Biaya Sewa

12 12 Biaya Entertainment ( ) Biaya Fotocopy dan percetakan Biaya perjalanan dinas Biaya lainlain Biaya bensin dan transportasi Biaya Reklame Biaya Kantor Biaya Penyusutan Total beban umum dan Administrasi ( ) Laba/Rugi Operasional ( ) Pendapatan Non Operasional Pendapatan Luar Usaha: Pendapatan Bunga Bank Pendapatan Lainlain Total Pendapatan luar Usaha Laba/Rugi Bersih (Sebelum Pajak) ( ) PPh terutang ( ) Kredit Pajak dalam Negeri PPh yang harus dibayar sendiri Pajak Kurang Bayar Selisih Tax Saving

13 13 Tabel 4.26 Koreksi terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya Tahun 2013 PT CRS Laporan Laba Rugi Periode Juli s/d Desember 2013 Keterangan Juli Desember Perusahaan Koreksi Seharusnya Seharusnya Koreksi Tax Planning Tax Planning Pendapatan Pendapatan Usaha Penjualan Potongan Penjualan ( ) ( ) ( ) Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Pembelian Potongan Pembelian ( ) ( ) ( ) Beban Operasional Pembelian bersih Laba Kotor Biaya Umum dan Administrasi Biaya gaji karyawan Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya alat tulis kantor Biaya Keamanan Biaya Sewa Biaya Entertainment

14 14 Biaya Fotocopy dan percetakan Biaya perjalanan dinas Biaya lainlain Biaya bensin dan transportasi Biaya Reklame Biaya Kantor Biaya Penyusutan Total beban umum dan Administrasi Laba/Rugi Operasional Pendapatan Non Operasional Pendapatan Luar Usaha: Pendapatan Bunga Bank Pendapatan Lainlain Total Pendapatan luar Usaha Laba/Rugi Bersih (Sebelum Pajak) PPh terutang Kredit Pajak dalam Negeri PPh yang harus dibayar sendiri PPh Kurang Bayar

15 15 Tabel 4.27 Koreksi terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya Tahun 2014 PT CRS Laporan Laba Rugi Periode Januari s/d Desember 2014 Keterangan Perusahaan Koreksi Seharusnya Seharusnya Koreksi Tax Planning Tax Planning Pendapatan Pendapatan Usaha Penjualan Potongan Penjualan Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Beban Produksi Laba Kotor Biaya Umum dan Administrasi Biaya gaji karyawan Biaya Telepon + Internet Biaya Listrik Biaya Keamananan+ Kebersihan Biaya Entertainment Biaya Transportasi Biaya ATK Biaya Lainlain

16 16 Biaya Administrasi Bank Beban Perbaikan mesin Beban Penyusutan Zakat Total Beban Umum dan Administrasi Laba/Rugi Operasional Pendapatan Non Operasional Pendapatan Luar Usaha: Pendapatan Bunga Bank Pendapatan LainLain Total Pendapatan luar Usaha Laba/Rugi Bersih (Sebelum Pajak) Penghasilan yang memiliki peredaran Bruto dibawah 4.8 Milyar per 46 Tahun 2013 ( ) ( ) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan adalah tahap akhir setelah melakukan penelitian. Setelah melakukan pengamatan, perhitungan dan evaluasi didalam penulisan ini ada beberapa kesimpulan untuk perusahaan: 1. Terjadi perubahan ketentuan perpajakan sebelum dan setelah 1 Juli 2013 dengan berlakunya PP Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan pelaksanaan kewajiban perpajakan untuk perusahaan dengan omzet 0 Rp menjadi sangat signifikan. 3. Perubahan Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2013 tersebut, juga mengakibatkan perubahan dalam perencanaan pajak (Tax Planning).

17 17 4. PT CRS belum maksimal dalam melaporkan pajaknya. Perusahaan menginginkan pajak yang serendahrendahnya namun tidak sesuai dengan UU ketentuan Perpajakan yang berlaku. Sehingga terjadi kesalahan dalam melaporkan pajaknya. 5. Perusahaan menanggung biaya pajak yang didalam nya terdapat PPh pasal 21 karyawannya. Hal ini merugikan perusahaan karena PPh Pasal 21 yang ditanggung perusahaan tidak dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan. 6. Pemberian fasilitas untuk karyawan tertentu harus dikoreksi fiskal positif sebesar 50%. sesuai dengan KEP220/PJ/2002 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas pemakaian telepon sellular berupa voucher dan biaya pemeliharaan yang termasuk biaya pemeliharaan kendaraan yang dapat dibawa pulang juga harus dikoreksi fiskal positif 50%. 7. PT CRS tidak membuat daftar nominatif atas biaya yang berkaitan dengan biaya Operasional, Entertainment, perjalan dinas sehingga tidak dapat diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan bruto. 8. PT CRS tidak memenuhi syarat dalam melaporkan Piutang Tak Tertagih. Sehingga Piutang Tak Tertagih tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. 9. PT CRS tidak melampirkan bukti kredit pajak dalam negeri pada SPT induk halaman depan bagian 8a. Sehingga kredit pajak dalam negeri tidak bisa dijadikan pengurang pajak. Saran 1. Sebaiknya perusahaan melakukan review secara berkala atas pelaksanaan dan perencanaan pajak untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. 2. Sebaiknya perusahaan harus melakukan tax planning. Sehingga terdapat selisih penghematan pajak sebesar Rp pada Tahun 2012, Rp pada Tahun 2013 periode Januari Juni, Rp pada Tahun 2013 periode Juli Desember.

18 18 REFERENSI Agoes, S. & Trisnawati, E. (2009). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Alika, N. (2014). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT DA. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Ameliasari, C. (2014). Analisis Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Badan di PT Starindo Cleaning Technologies. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Anwar, C. (2013). Manajemen Perpajakan, Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gunadi (2009). Akuntansi Pajak, Sesuai Dengan UndangUndang Pajak Baru. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Ilyas, W.N., Burton, R. (2011). Hukum Pajak, cetakan kedua, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep 220/PJ./2002 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK.138/KMK.03/2002 Tanggal 8 April 2002 yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK.96/PMK.03/ Tahun 2009 Tanggal 15 Mei 2009 Tentang JenisJenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan. Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi Jakarta: Andi Offset. Muljono, D. (2009). Tax Planning Menyiasati Pajak Dengan Bijak. Yogyakarta: Andi Offset. Pardiat (2008). Akuntansi Pajak Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 02/PMK.03/2010 Tentang Biaya Promosi Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57/PMK.03/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 Tentang Piutang Yang NyataNyata Tidak Dapat Ditagih Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto.

19 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Priantara, Diaz (2011). Kupas Tuntas Pengawasan, Pemeriksaan, Dan Penyidikan Pajak. cetakan kedua. PT Indeks, Jakarta Resmi, Siti. (2014). Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Sidarta, Yohanes E. (2012). Perencanaan Pajak Penghasilan Badan Periode (Studi Kasus : PT. DLP). Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Suandy, E. (2013). Perencanaan Pajak. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE 27/PJ.22/1986 Tentang Biaya Entertainment dan Sejenisnya (Seri PPh Umum 18) UndangUndang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008, tentang perubahan keempat atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Waluyo. (2008). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Waluyo. (2012). Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat. RIWAYAT PENULIS Elindia Farahiya Adani lahir di kota Jakarta pada 27 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi Akuntansi pada tahun 2015.

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT DICKSEN Villa Kapuk Mas Blok F4 no12a, 08988093877, biohazartswt@yahoo.com Yunita Anwar, SE., MM., BKP ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA Yulia Chandra, Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc. Universitas Bina Nusantara, Komp. Duta Harapan Indah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upayaupaya yang dilakukan pihak manajemen untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP ERNY HERTEANY Jalan H. Merin No. 71 Meruya Selatan Jakarta Barat, 087884574311, ernyherteany@gmail.com Dr. Gustian Djuanda, S.E.,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk melaksanakan dan membiayai seluruh pelaksanaan pembangunan serta pengeluaran rutin lainnya,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD Vergi Selvia Jl. Dukuh 2 E4 No. 3 Tanjung Duren-Jakarta Barat, 087887549074, vergie_tjhia@yahoo.com Maya Safira Dewi, SE Ak., M.Si ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, pembahasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh penulis untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi alat laboratorium, reagen kimia klinik dan seluruh perlengkapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda Mahayasa Nusantara Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. Yusonda Mahayasa Nusantara tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Multi Indocitra Tbk, tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Abadi Karya Mulia Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT Abadi Karya Mulia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN E-Journal. Disusun oleh : Yeni Syamsiardi

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN E-Journal. Disusun oleh : Yeni Syamsiardi EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN 2015 E-Journal Disusun oleh : Yeni Syamsiardi 022113110 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2017 EVALUASI

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA VANESSA FARAH Lourdes Garden Apartment 32H, 082122888133, vanessa.farah@ymail.com Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS Perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak dalam pengakuan pendapatan dan beban akan mengakibatkan perbedaan laba

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti terhadap Perusahaan A, peneliti menarik beberapa kesimpulan. Berikut adalah beberapa

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dengan menyesuaikan laporan PPh Pasal 21 CV. K sesuai dengan undang-undang perpajakan yaitu memasukkan biaya jabatan pada laporan PPh Pasal 21 CV.K

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA Wilianto Taufik, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone

Lebih terperinci

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA NAMA: DINNI ZEVANI NPM: 22213588 JURUSAN: EKONOMI PEMBIMBING: Dr. SIGIT SUKMONO, SE., MM. LATAR BELAKANG Pajak Sistem

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN Gloritho Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri PT Cipta Sukma Mandiri merupakan wajib pajak badan sesuai yang tertuang di dalam Undang-Undang No. 36 Pasal 2 ayat 1

Lebih terperinci

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO IV.I Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. PRIMA SINDO Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan

Lebih terperinci

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD)

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) ROSIDAH / ISWANDI.SE.,Ak.MM PT.TWD / rosidahyap@yahoo.com Evaluasi Rekonsiliasi Fiskal Penghasilan Badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Dasar Perpajakan Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis tentang pelaksanaan perencanaan pajak yang telah dilakukan oleh PT. Artha Pumatex, dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekarang ini ada banyak upaya yang dijalankan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang sedang terjadi. Salah satu upaya yang dijalankan pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Prima Multi Mineral 1. Rekonsiliasi Laporan keuangan dan Laporan fiskal Pendapatan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA IV. 1 Penerapan Akuntansi dalam Perhitungan Laba Kena Pajak dan Pajak yang Terutang Laba adalah selisih

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan BAB IV PEMBAHASAN IV.I Perubahan Peraturan Pajak Penghasilan Untuk meningkatkan penerimaan negara khususnya disektor pajak, pemerintah melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan pajak penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. salah satunya perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa. Oleh sebab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. salah satunya perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa. Oleh sebab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Perkembangan di dalam dunia usaha saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Banyak hal yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada CV X, berikut adalah beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian: 1. CV X telah melakukan

Lebih terperinci

ANALISA KOREKSI FISKAL LAPORAN KEUANGAN PADA KONSULTAN PAJAK VAUDY STARWORLD & PARTNERS JAKARTA. Hartanti 1, Kenny T. Fadjari 2

ANALISA KOREKSI FISKAL LAPORAN KEUANGAN PADA KONSULTAN PAJAK VAUDY STARWORLD & PARTNERS JAKARTA. Hartanti 1, Kenny T. Fadjari 2 ANALISA KOREKSI FISKAL LAPORAN KEUANGAN PADA KONSULTAN PAJAK VAUDY STARWORLD & PARTNERS JAKARTA Hartanti 1, Kenny T. Fadjari 2 1) Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA NAMA : NURSSELLA SIDAURUK NPM : 25211377 JURUSAN : AKUNTANSI / S1 PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE, MMSI. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 : 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan gedung dan jasa lainnya.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, dkk. 2014. Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2012. Akuntansi Perpajakan, Edisi 2 Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Ayu Rosita,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, perhitungan, dan pembahasan terhadap Laporan Keuangan dan pelaksanaan perencanaan pajak yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal untuk Penentuan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Pada PT. Bijama Makmur Laporan Laba Rugi yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran,

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PASAL 25/29 MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN DALAM RANGKA PERENCANAAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4 maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut ini : 1.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4 maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut ini : 1. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4 maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut ini : 1. PT X memiliki tingkat kepatuhan yang baik dalam memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T)

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T) PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T) Lili Mariana, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Laporan Keuangan yang disiapkan oleh PT. Dipta Adimulia adalah pencatatan komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT. X, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. X sebelum melakukan perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS) PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS) Pengajar : Drs.Agust Mujoko, M.Ak, Ak (AM Materi : Pertemuan ke 8 dan 9 8. Penerapan PSAK 46 sebagai pelaporan PPh a. Kewajiban melampirkan laporan keuangan dlm SPT.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam kepatuhan wajib pajaknya, PT. UPA selalu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Caesar Octavianus, Tjhin Tjiap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, octavianus_caesar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi terhadap laporan laba/ rugi perusahaan, dan melakukan rekonsiliasi perhitungan laba/ rugi, maka dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG Nurlela Mohamad S1 Akuntansi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan mengenai tax planning

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB Hendra Martin Christy JL Tebet Timur Dalam 4B no 9, Jakarta Selatan Email : Hendra_martin19@yahoo.com Dosen Pembimbing : Maya

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS)

EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS) EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS) Rizkya Harum Handayani, Liberti Pandiangan Bina Nusantara University, Jl.

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 PERHITUNGAN PPh PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKANMETODE GROSS UP UNTUK PERENCANAAN PAJAK PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PABRIK GULA LESTARI PATIANROWO NGANJUK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Kencana Megah Logistik PT. Kencana Megah Logistik didirikan oleh Ibu Anggrek Meice pada tahun 2005 dan mulai menjalankan bisnis

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Badan Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan beban antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang dilakukan wajib pajak. Dengan sedemikian rupa sehingga hutang pajak penghasilannya berada

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING 1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel yang berjudul Analisis Penerapan Perhitungan PPh Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC IV.1 Evaluasi Atas Penghasilan Pada PT AIDC Pasal 4 ayat (1) UU No.17 Tahun 2000 secara rinci memberikan pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 dalam Mardiasmo (2011: 23) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi

Lebih terperinci

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL A. Adanya Pengeluaran atau Beban yang Tidak Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto akan Dilakukan KOREKSI FISKAL POSITIF. 1. Pembagian laba dengan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Pajak merupakan sumber pemasukan negara yang terbesar di Indonesia. Bagi pemerintah pajak adalah sumber dana dalam menjalankan pemerintahannya, yaitu untuk mendanai seluruh kegiatan pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC PT ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa safety. PT ABC telah menerapkan perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad 373-383

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Membayar pajak merupakan kewajiban setiap warga negara. Didalam melakukan pembayaran pajak, perusahaan selalu berkeinginan untuk membayar pajak sekecil mungkin. Perusahaan dapat melakukan penghindaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi PPN PT. Biro ASRI PT. Biro ASRI dalam menjalankan operasi perusahaan selain berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan untuk kepentingan umum. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 58 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Nutricircle World Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan pembukuan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1. Menguji Kepatuhan Kewajiban Perpajakan PT. IST PT.IST sebagai salah satu Wajib Pajak yang tujuannya meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut dan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa Periode akuntansi yang diterapkan di PT Persada Aman Sentosa adalah tahun takwim, yaitu periode yang dimulai

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. KOREKSI FISKAL Oleh Iwan Sidharta, MM. Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP a. BIAYA YANG SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANSUNG BERKAITAN DENGAN DENGAN KEGIATAN USAHA, antara lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam praktek perpajakan sering terjadi perbedaan antara kepentingan pemerintah dan perusahaan. Bagi pemerintah, pajak adalah salah satu sumber pendapatan negara, namun bagi perusahaan pajak adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis penerapan perencanaan pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima karyawan dengan menggunakan metode net dan gross up 1. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah 29 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah Tax Planning merupakan langkah awal dalam pengelolaan pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk Feriyana ABSTRAK FERIYANA. 022110037. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan Pada PT Mustika Ratu Tbk. Dibawah

Lebih terperinci

RUGI LABA BIAYA FISKAL

RUGI LABA BIAYA FISKAL RUGI LABA BIAYA FISKAL BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIJADIKAN PENGURANG PENGHASILAN (PASAL 9) Pengeluaran untuk pemegang saham atau pihak yang memillki hubungan istimewa beserta orang-orang yang menjadi tanggungannya.

Lebih terperinci