PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by the initial phenomenon where teenagers have a personal look different in their daily lives, teens who love to sit in the tavern while playing dominoes, a teenager who likes to ask for money forcibly against the drivers of public transportation, the scrappy teens, teens who love stealing, teens who like drinking. This study aimed to describe: 1) Health personality profiles of teenagers who drop out of school, 2) Unhealth personality profile of teenagers drop out of school. This type of research is descriptive quantitative research. The population in this study amounted to 35 persons. Sampling sign satiation sampling technique. The technique used to analyze the data is the percentage techniques. The results of this study revealed that the health personality profile of teenagers who drop out of school in Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang is in the category of health. While unhealthy personality profiles teens who drop out of school in Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang is in the category of health. Based on the findings of this study is recommended to teenagers in order to understand and maintain personality possessed. Key Word: Personality, drop out, and teenagers. PENDAHULUAN Kepribadian meliputi tingkah laku, cara berpikir, perasaan, gerak hati, usaha, aksi tanggapan terhadap kesempatan, tekanan, dan cara sehari-hari dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika unsurunsur kepribadian ini menyatakan diri dalam kombinasi yang berulang-ulang secara khas dan dinamis maka hal demikian dikenal dengan nama gaya kepribadian. Menurut Hutagalung (2007:5) kepribadian pada diri seseorang secara umum dapat dinyatakan tercermin melalui: (1) Sikap, adalah kecenderungan seseorang melihat sesuatu secara mental yang mengarah pada perilaku yang ditujukan pada orang lain, ide, objek, dan kelompok tertentu. (2) Perilaku, merupakan cerminan dari sikap seseorang. (3) Tutur bahasa, menggunakan bahasa dengan tutur bahasa yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada 25 Agustus hingga 26 Agustus 2014 peneliti melihat adanya kepribadian remaja putus sekolah yang kurang baik di Kelurahan Bungo Pasang seperti adanya remaja yang suka merokok remaja yang suka taruhan, remaja yang suka duduk di kedai sambil bermain domino, remaja yang suka mengampas sopir angkot, remaja yang suka berkelahi, remaja yang suka mencuri, remaja yang suka minum air keras. Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Profil kepribadian remaja yang putus sekolah dilihat dari ciri kepribadian yang sehat. 2. Profil kepribadian remaja yang putus sekolah dilihat dari ciri kepribadian yang tidak sehat. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang putus sekolah di Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang berjumlah 35 orang remaja. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan peneliti sebagai sampel (Sugiyono, 2012: 85). Maka sampel penelitian ini adalah semua remaja yang putus sekolah sebanyak 35 orang remaja, terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 25 orang remaja. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket. Sedangkan untuk analisis data menggunakan teknik analisis persentase. i
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Kepribadian Sehat Remaja yang putus Sekolah di Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang a. Mampu Menilai Diri Secara Realistik kategori sehat berjumlah sebanyak 20 persentase 57,14%. Artinya pada realistik remaja rata-rata memiliki pribadi yang sehat. Menurut Hurlock (Yusuf, 2004:12-14) menyatakan Individu yang kepribadiannya sehat mampu menilai dirinya sebagaimana apa adanya, baik kelebihan maupun kelemahannya yang menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan dan kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan). Bagi remaja yang memiliki pribadi yang sehat diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya dan bagi remaja yang berada pada ketegori cukup sehat dan kurang sehat perlunya bantuan yang diberikan oleh orangtua agar remaja mampu menilai diri secara realistik. b. Bertanggung Jawab indikator bertanggung jawab secara umum berada pada kategori cukup sehat berjumlah sebanyak 17 dari 35 orang remaja dengan persentase 48,57%. Artinya pada indikator bertanggung jawab remaja rata-rata memiliki pribadi cukup sehat. 2004:12-14) menyatakan Individu yang sehat adalah individu yang bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Remaja butuh keyakikan agar mampu bertanggung jawab dalam hidupnya, maka dari itu pentingnya bimbingan orangtua dan masyarakat sekitar untuk membantu remaja. c. Kepribadian Mandiri indikator mandiri secara umum berada pada kategori sehat berjumlah sebanyak 14 dari 35 orang remaja dengan persentase 40,00%. Artinya remaja pada indikator kepribadian mandiri remaja rata-rata memiliki kepribadian sehat. Menurut Hurlock (Yusuf, 2004:12-14) menyatakan individu memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Bagi remaja yang berada pada kategori sehat sudah bisa berdiri dengan kepribadian yang mandiri dalam kehidupan sehari-harinya dan remaja yang masih berada pada ketegori cukup sehat dan kurang sehat masih memerlukan bantuan dan bimbingan dari orangtua dan masyarakat sekitar. d. Kepribadian Dapat Mengontrol Emosi indikator dapat mengontrol emosi secara umum berada pada kategori cukup sehat berjumlah sebanyak 20 persentase 57,14%. Artinya pada indikator kepribadian yang dapat mengontrol emosi remaja rata-rata memiliki kepribadian cukup sehat. 2004:12-14) menyatakan individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia dapat menghadapi situasi frustasi, depresi atau stres secara positif dan konstrutif, tidak destruktif (merusak). Remaja rata-rata masih perlu bimbingan dan bantuan dari orangtua dan masyarakat sekitar dalam pemeliharaan emosi remaja. e. Kepribadian Berorientasi Pada Tujuan kategori sehat berjumlah sebanyak 22 persentase 62,86%. Artinya pada indikator kepribadian berorientasi pada tujuan remaja rata-rata memiliki kepribadian sehat. Menurut Hurlock (Yusuf, 2004:12-14) menyatakan. individu yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan tujuannya berdasarkan pertimbangan secara ii
matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar. Dia berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan) dan keterampilan. Remaja mampu menetapkan tujuan sesuai keadaan pribadi yang dimiliki. Remaja juga masih perlu bimbingan dan bantuan dari orangtua dan masyarakat sekitar untuk mengembangkan kepribadian remaja. f. Kepribadian Berorientasi Keluar kategori sehat berjumlah sebanyak 18 persentase 51,43%. Artinya pada indikator kepribadian berorientasi keluar remaja rata-rata memiliki kepribadian sehat. 2004:12-14) menyatakan individu yang sehat memiliki orientasi ke luar. Dia bersikap respek, empati terhadap orang lain mempunyai kepedulian terhadap situasi atau masalahmasalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berpikirnya. Remaja mampu bersikap empati dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Remaja masih perlu bimbingan dan bantuan dari orangtua dan masyarakat sekitar dalam pengembangan kepribadian. g. Kepribadian Penerimaan Sosial kategori sehat berjumlah sebanyak 13 persentase 37,14%. Artinya indikator penerimaan sosial remaja rata-rata memiliki kepribadian sehat. 2004:12-14) menyatakan individu dinilai positif oleh orang lain, mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain. Remaja mampu berpastisipasi dalam kegiatan sosial yang dilasanakan di lingkungan tempat tinggal remaja. Remaja masih perlu bimbingan dan bantuan dari orangtua dan masyarakat sekitar untuk pengembangan kepribadian. h. Kepribadian Berbahagia kategori sehat berjumlah sebanyak 17 persentase 48,57%. Artinya pada indikator kepribadian berbahagia sehat. 2004:12-14) menyatakan kepribadian Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan. Kebahagiaan itu didukung oleh faktor-faktor pencapaian prestasi, penerimaan dari orang lain dan perasaan dicintai atau disayangi orang lain. Remaja mampu dalam pencapaian prestasi, keinginan dan memiliki rasa disayangi. Remaja masih perlu bimbingan dan bantuan dari orangtua dan masyarakat sekitar dalam pengembangan kepribadian. 2. Profil Kepribadian Tidak Sehat Remaja yang Putus Sekolah di Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang Berdasarkan hasil angket mengenai profil kepribadian remaja yang putus sekolah di Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang, usaha dapat diungkapkan bagaimana kepribadian tidak sehat remaja dalam berinteraksi sosial. Pembahasan ditekankan pada aspek yaitu marah, sedih, takut dan malu Berikut uraian pembahasan berdasarkan indikator: a. Kepribadian pesimis kategori cukup sehat berjumlah sebanyak 12 dari 35 orang remaja dengan persentase 34,29%. Artinya pada indikator kepribadian pesimis cukup sehat. Dimana semakin tinggi skor kepribadian pesimis maka tidak pesimis. b. Kepribadian Stres iii
kategori cukup sehat berjumlah sebanyak 11 dari 35 orang remaja dengan persentase 31,43%. Artinya pada indikator kepribadian stres cukup sehat. Dimana semakin tinggi skor kepribadian pesimis maka tidak stres. c. Kepribadian Kurang Berbahagia kategori sehat berjumlah sebanyak 15 persentase 42,86%. Artinya pada indikator kepribadian kurang berbahagia remaja rata-rata memiliki kepribadian sehat. Dimana semakin tinggi skor kepribadian pesimis maka berbahagia. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada perkembangan masa dewasa yang sehat. Apabila gagal dalam tugas perkembangannya dan mengembangkan rasa identitasnya maka remaja akan kehilangan arah. Remaja akan melakukan perilaku menyimpang, melakukan kriminalitas dan menutup diri dari masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil dan pembahasan yang peneliti peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepribadian sehat remaja yang putus sekolah di Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang, secara umum berada pada kategori sehat sebanyak 23 dari 35 orang remaja dengan persentase 65,71%, sedangkan untuk masing-masing indikatornya yaitu: a. Kepribadian mampu menilai diri secara realistic b. Kepribadian bertanggung jawab c. Kepribadian mandiri d. Kepribadian dapat mengontrol emosi e. Kepribadian berorientasi pada tujuan f. Kepribadian berorientasi keluar g. Kepribadian penerimaan sosial h. Kepribadian berbahagia 2. Kepribadian tidak sehat remaja yang putus sekolah di Kelurahan Bungo Pasang Tabing Padang secara umum berada pada kategori sehat sebanyak 16 orang remaja dengan persentase 45,71%, sedangkan untuk masing-masing indikatornya yaitu : a. Kepribadian pesimis b. Kepribadian stress c. Kepribadian kurang berbahagia Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pembaca, yaitu sebagai berikut: a. Remaja, agar bisa mengendalikan emosi yang dimilikinya agar tidak terjadi sikap yang berlebihan di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah. Remaja juga diharapkan bisa mengontrol sikap dan tindakan, sehingga peserta didik bisa mengendalikan diri atau mengontrol dirinya ke arah yang lebih baik. b. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat untuk lebih menambah wawasan dan pengembangan teori-teori tentang emosi dalam mempersiapkan mahasiswa prodi BK. c. Peneliti selanjutnya, agar menjadikan penelitian ini sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya mengenai emosi dari aspek lain, menambah wawasan dan pemahaman dalam melaksanakan penelitian. KEPUSTAKAAN Bungin, Buhan. 2011. Metodologi Penelirian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Lainnya (edisi kedua). Jakarta: Kencana. Hurlock, Elizabeth B. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Subana. 2001. Dasar - dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara. iv
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Cv Alfabeta. Yusuf, Syamsu & Nurihsan Juntika. 2004. Teori Kepribadian. v