PROFIL AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ABSTRACT

Transkripsi

1

2 PROFIL AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Oleh: Mayang Sari* Drs. Indra Ibrahim, M.Si., Kons** Rila Rahma Mulyani, M.Psi., Psikolog** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is based on students activities that are unkind and not suitable with teaching and learning process like, there are students who were talking with their seatmate while teacher was explaining the lesson, students who can not answer teacher s question, and sleep during teaching and learning process. Purpose of this research is to describe about profile of students learning activities that is seen from: (1) Physical activity, (2) Psychic activity. Type of this research is descriptive quantitative. Population of this research is all of students from VII, VIII, IX grade that is 623 students. Sample was taken by using stratified cluster random sampling technique with number of sample 98 students. Instrument to collect data that was used was questionnaire. Teachnique of data analysis was percentage. Result of research about profile of students learning activities shows that: (1) Students learning activities seen from physical activity are in good category, (2) Students learning activities seen from psychic activity are in good category. Based on result of research, recommended for students to increase their learning activities especially psychic activity, like listening, remembering, explaining, and associating, and for guidande and counseling teachers to offer service that is suitable with field of tutoring, and also can cooperate with subject teachers in order to increase students learning activities. Key word : Students learning activities Pendahuluan Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat formal yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar berkembang secara optimal. Selain itu sekolah dapat mengembangkan aspek psikologis lainnya seperti kemampuan emosional, moral, dan kemampuan bersosialisasi peserta didik. Hamalik (2008:3) menjelaskan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacammacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan. Proses pendidikan di sekolah merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dijalani peserta didik. Menurut Slameto (2013:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya, Burton (Aunurrahman, 2010:35) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

3 Salah satu ciri umum dari kegiatan belajar menurut Wragg (Aunurrahman, 2010:35) adalah belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktivitas tertentu. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas keaktifan jasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun bilamana keaktifan jasmaniah dan mental rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak dilakukan secara intensif. Sardiman (2011:100) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut harus berkait. Semenatara itu, Rohani (2010:8) juga menjelaskan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses hasil pegajaran) secara aktif ia mendengarkan, mengamati, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan sebagainya. Kegiatan/keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, dan mengambil keputusan, dan sebagainya. Hasil observasi yang peneliti lakukan pada bulan Agustus-Desember 2014 di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok, penulis menemukan permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas belajar peserta didik seperti: Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran terlihat peserta didik yang berbicara dengan teman sebangkunya, adanya peserta didik yang tertidur di kelas, adanya peserta didik yang mengganggu temannya. Ketika guru bertanya tentang materi pelajaran ada beberapa peserta didik yang tidak menjawab pertanyaan guru tersebut, adanya peserta didik yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepadanya. Selain itu ada juga peserta didik yang tidak mencatat materi pelajaran yang diperintahkan oleh guru, dan tidak mengerjakan tugas, adanya peserta didik yang bermain di luar pada saat jam pelajaran. Kemudian adanya peserta didik yang tidak bisa menjelaskan materi diskusi di depan kelas, adanya peserta didik yang memotong pembicaraan teman saat menyampaikan pendapat. Pada saat diskusi kelompok ada beberapa anggota kelompok yang tidak ikut berpartisipasi aktif dan bahkan mereka berjalan ke kelompok lain. Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada bulan September 2014 dengan peserta didik bahwa peserta didik merasa bosan mencatat, karena setiap pertemuan guru hanya memerintahkan untuk meringkas materi pelajaran. Peserta didik juga malas bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya. Selain itu, peserta didik menganggap bahwa guru hanya memperhatikan teman-teman yang duduk di bagian depan saja. Untuk itu peneliti melakukan penelitian tentang Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil aktivitas belajar peserta didk di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabuapten Solok yang meliputi: 1. Profil aktivitas belajar peserta didik dilihat dari aktivitas fisik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. 2. Profil aktivitas belajar peserta didik dilihat dari aktivitas psikis di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Iskandar yang dikutip oleh Musfiqon (Mardila, 2014:41) penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian untuk memberikan uraian mengenai gejala, fenomena atau fakta yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang variabel mandiri tanpa bermaksud menghubungkan dan membandingkan. Sementara itu, menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan secara

4 detail. Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini untuk menggambarkan aktivitas Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November tahun 2015 yang bertempat di Kabupaten Solok. Di sekolah ini, masih terlihatnya aktivitas peserta didik yang tidak sesuai dalam proses pembelajaran serta peneliti ingin mengetahui profil aktivitas belajar peserta didik. Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu kelas VII, VIII dan kelas IX, yang terdiri kelas VII.C, VIII.A dan IX.D Populasi dari penelitian ini sebanyak 623 peserta didik dan sampel penelitian sebanyak 98 responden. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Bungin, (2005:131) data interval adalah data yang punya ruas atau interval atau jarak yang berdekatan dan sama. Jarak itu berpedoman pada ukuran tertentu misalnya nilai rata-rata (mean), bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis persentase dengan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:50), yaitu: Keterangan: P : Persentase f : Frekuensi n : Sampel 100 : Jumlah angka mutlak Hasil dan Pembahasan 1. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Kabupaten Solok Dilihat dari Aktivitas Fisik Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa 12,24% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 60,20% berada pada kategori baik. Kemudian, 25,51% berada pada kategori cukup baik, dan 2,04% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti kabupaten Solok dilihat dari aktivitas fisik dapat diurutkan sebagai berikut yaitu baik, cukup baik, sangat baik dan kurang baik. Aktivitas fisik menurut Rohani (2008:8) ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan/keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, dan mengambil keputusan, dan sebagainya. a. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Kabupaten Solok Dilihat dari Aspek Giat Aktif dengan Anggota Badan Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa 20 dari 98 peserta didik dengan persentase 20,41% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 45 peserta didik dengan persentase 45,92% berada pada kategori baik. Kemudian, 24 orang peserta didik dengan persentase 24,49 % berada pada ketegori cukup baik, dan 9 peserta didik dengan persentase 9,18% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, bahwa profil aktivitas belajar peserta didik di kabupaten Solok dilihat dari aspek giat aktif dengan anggota badan dapat diurutkan sebagai berikut yaitu baik, cukup baik, sangat baik dan kurang baik. Menurut Irsyad dan Elfi (2004:3) dalam pelajaran yang bersifat praktik atau latihan, dituntut untuk melaksanakan apa yang telah dijelaskan secara teoritis. Melakukan dalam rangka belajar melibatkan diri secara lebih utuh, sehingga menimbulkan kesan kuat dan perubahan besar dalam diri. b. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Membuat Sesuatu bahwa, 44,90% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 31,63% berada pada kategori baik. Kemudian, 21,63 2,04% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti kabupaten Solok dilihat dari aspek membuat sesuatu dapat diurutkan sebagai berikut yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Menurut Djamarah (2002:42) membuat ikhtisar atau ringkasan dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali

5 materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca pada hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi itu di kemudian hari, bila diperlukan. c. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Bermain bahwa, 34,69% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 30,61% berada pada kategori baik. Kemudian 31,63% berada pada ketegori cukup baik, dan 3,06% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti kabupaten Solok dilihat dari aspek bermain dapat diurutkan sebagai berikut yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. d. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Bekerja bahwa 14,29% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 56,12% berada pada kategori baik. Kemudian, 24,49% berada pada ketegori cukup baik, dan 5,10% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas dari aspek bekerja dapat diurutkan sebagai berikut yaitu baik, cukup baik, sangat baik dan kurang baik. Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat menurun, menciplak atau mengcopy tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya (Djamarah, 2002:40). 2. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Kabupaten Solok Dilihat dari Aktivitas Psikis bahwa 3,06% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya 67,35% berada pada kategori baik. Kemudian, 19,39% berada pada kategori cukup baik, dan 10,20% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas dari aktivitas psikis dapat diurutkan sebagai berikut yaitu baik, cukup baik, kurang baik dan sangat baik. Menurut Rohani (2010:8) peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses hasil pengajaran) secara aktif, ia mendengarkan, mengamati, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan sebagainya. a. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Mendengar bahwa 34,69% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 33,67% berada pada kategori baik. Kemudian, 27,55% berada pada kategori cukup baik, dan 4,08% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas dari aspek mendengarkan dapat diurutkan sebagai berikut yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Soemanto (2006:108) menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ada ceramah dari guru. Tugas pelajar adalah mendengarkan yang didorong oleh kebutuhan, motivasi dan tujuan tertentu. b. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Mengamati Berdasarkan hasil penelitian bahwa 56,12% berada pada kategori sangat baik,. 25,51% berada pada kategori baik. Kemudian, 13,27% berada pada kategori

6 cukup baik dan 5,10% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti kabupaten Solok dilihat dari aspek mengamati dapat diurutkan sebagai berikut yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Menurut Irsyad dan Elfi (2004:2) untuk memahami arti dan maksud gambar, peta, tabel, bagan kita harus mengamatinya dengan seksama. Dalam mengamati, umumnya kita menggunakan mata dan telinga. Bersamaan dengan melihat dan mendengar itu, kita memikirkan proses, hubungan sebab akibat, tali temali obyek yang diamati. c. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Mengingat 24,49% berada pada kategori sangat baik, 36,73% berada pada kategori baik. Kemudian, 25,51% berada pada kategori cukup baik, dan 13,27% berada pada kategori kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas dari aspek mengingat dapat diurutkan sebagai berikut yaitu baik, baik, cukup baik, sangat baik dan kurang baik. Menurut Djamarah (2002:44) mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap, dan perbuatannya. Ingatan adalah kemapuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hahal yang telah lampau. Jadi, mengenai ingatan tersebut ada tiga fungsi, yaitu: memasukkan, menyimpan, dan mengangkat kembali ke alam sadar. d. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Menguraikan bahwa 2 dari 98 peserta didik dengan persentase 2,04% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 23 peserta didik dengan persentase 23,47% berada pada kategori baik. Kemudian, 43 peserta didik dengan persentase 43,88% berada pada kategori cukup baik. Selanjutnya, 25 orang peserta didik dengan persentase 25,51% berada pada kategori kurang baik, dan 5 orang peserta didik yang berada pada kategori sangat kurang baik dengan persentase 5,10%. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas belajar peserta didik di kabupaten Solok dilihat dari aspek menguraikan dapat diurutkan sebagai berikut yaitu cukup baik, kurang baik, baik, sangat kurang baik, dan, sangat baik. e. Profil Aktivitas Belajar Peserta Didik di Mengasosiasikan bahwa 4 dari 98 peserta didik dengan persentase 4,08% berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, 35 peserta didik dengan persentase 35,71% berada pada kategori baik. Kemudian, 28 peserta didik dengan persentase 28,57% berada pada kategori cukup baik. Selanjutnya, 26 orang peserta didik dengan persentase 26,53% berada pada kategori kurang baik, dan 5 orang peserta didik yang berada pada kategori sangat tidak baik dengan persentase 5,10%. Jadi dapat disimpulkan bahwa, profil aktivitas belajar peserta didik di kabupaten Solok dilihat dari aspek mengasosiasikan dapat diurutkan sebagai berikut yaitu baik, cukup baik, kurang baik, sangat kurang baik, dan sangat baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang peneliti peroleh dari penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Aktivitas belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok dilihat dari aktivitas fisik dapat diurutkan yang dimulai dari kategori baik, cukup baik, sangat baik, dan kurang baik. 2. Aktivitas belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok dilihat dari aktivitas psikis dapat diurutkan yang dimulai dari kategori baik, cukup baik, sangat baik, dan kurang baik.

7 Saran 1. Peserta didik yang berada pada kategori cukup baik dan kurang baik diharapkan agar meningkatkan aktivitasnya dalam belajar terutama aktivitas psikis seperti mendengarkan, mengingat, menguraikan dan mengasosiasikan. 2. Guru mata pelajaran, diharapkan agar membantu peserta didik dalam meningkatkan aktivitas belajar terutama aktivitas psikis dalam hal mendengarkan, mengingat, menguraikan, dan mengasosiasikan. 3. Guru Bimbingan dan Konseling, diharapkan untuk memberikan layanan informasi dengan materi yang berkaitan dengan aktivitas belajar seperti cara meningkatkan keterampilan dalam belajar. 4. Kepala Sekolah, diharapkan agar selalu mengkoordinir personil sekolah serta menyediakan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. 5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling, diharapkan agar lebih mempersiapkan tenaga bimbingan dan konseling yang terampil dalam memberikan pelayanan BK terutama pada bidang bimbingan belajar kepada peserta didik. 6. Peneliti selanjutnya, agar dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian pada aspek hubungan aktivitas belajar dengan hasil belajar peserta didik. Rohani, Ahmad. (2010). Pengelolaan Pengajaran: Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Yusuf, Muri. (2005). Metode Penelitian Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang: UNP Press. Kepustakaan Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bungin, Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmuilmu Sosial lainnya). Jakarta: Kencana. Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Irsyad dan Elfi. (2004). Belajar untuk Belajar. Bukittinggi: Usaha Ikhlas. Mardila, Yola. (2014). Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik di Kelas X SMAN 13 Padang. Skripsi. Padang: STKIP.