PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

Transkripsi

1 PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN Fuji Fulanda 1, Ahmad Zaini 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Fujifulanda@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the existence of learners who have difficulty in making adjustments to the activities that exist in the dorm, especially in learning activities. Learners are required to be concentrated and independent at the time of study. In this study aims to describe the adjustment of learners in learning in men's dorms seen from 1) Personal aspects, 2) Social aspects The type of this research is quantitative descriptive research. The population in this study were as many as 44 students. The sampling technique was done with total sampling. The number of samples in this study were 44 students. The instrument used is a questionnaire. While for data analysis used technique percentage.based on the results of data analysis that has been done revealed that: in general, the adjustment of learners in learning in the dormitory of the son is in good category, seen from the indicators 1) Adjustment of learners in learning in boarding the son who viewed from the private aspect is in good category and 2) Adjustment of learners in learning in men's dorms viewed from the social aspect is in the good category. The results of this study are recommended for board builders in order to assist learners in adjusting in the dormitory environment in learning. As for learners in order to maintain or better still in the adjustment in the dormitory environment. Keywords: Adjustment PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu pengalaman yang didapatkan oleh seseorang di sekolah maupun luar sekolah menjadikan dirinya memiliki sejumlah kecakapan dan pengetahuan tentang cara menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal ini dikarenakan tujuan akhir dari hasil pendidikan seorang individu, terletak pada kemampuan dirinya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidup dan tuntutan masyarakat. Menurut Fahmi (Sobur, 2003:526) penyesuaian diri adalah suatu proses dinamik terus menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan 1

2 hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Schneiders (Desmita, 2014:193) bahwa penyesuaian diri pada prinsipnya adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflikkonflik, dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri memiliki pengertian yang sama yaitu cara individu agar mampu beradaptasi dan berusaha untuk mencari titik keseimbangan antara kebutuhan dirinya dengan tuntutan lingkungannya. Seseorang dikatakan mempunyai penyesuaian diri yang berhasil apabila ia dapat mencapai kepuasaan dalam usahanya memenuhi kebutuhan. Sebaliknya, gangguan penyesuaian diri terjadi apabila seseorang tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dan menimbulkan reaksi yang tidak efektif, situasi emosional tidak terkendali, dan keadaan tidak memuaskan. Menurut Fatimah (2006: ) kegagalan individu dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian diri yang salah. Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, agresif, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri. Individu yang tergolong mampu menyesuaikan diri secara positif ditandai dengan hal sebagai berikut: a. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan. b. Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah. c. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi. 2

3 d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam mengarahkan diri. e. Mampu belajar dari pengalaman. f. Bersikap realistik dan objektif. Penyesuaian diri yang positif mengakibatkan seorang individu melakukan tindakan, yang secara langsung mampu menghadapi masalah dengan segala akibatnya, mencari berbagai pengalaman untuk memecahkan masalahnya, mengembangkan kemampuan khusus dirinya sehingga membantunya untuk menyesuaikan diri. Selain itu, individu yang memiliki penyesuaian diri positif juga mampu mengendalikan diri dan melakukan perencanaan yang cermat dalam mengambil keputusan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa penyesuaian diri merupakan faktor yang paling penting dalam kehidupan individu. Penyesuaian diri harus dilakukan dimanapun dan kapanpun. Begitu juga halnya dengan peserta didik, ia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, salah satunya dalam lingkungan asrama, karena sekarang sekolah berasrama (boarding school) tidak hanya berada di lingkungan pondok pesantren, tetapi juga ada pada sekolah-sekolah pada umumnya. Belajar di sekolah berasrama berbeda dengan belajar di sekolah biasa. Secara umum, orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah berasrama dengan pertimbangan memiliki waktu belajar yang lebih panjang dan lebih fokus, memungkinkan anak untuk lebih mandiri dan lebih siap dalam menghadapi berbagai macam tantangan yang ada dimasa yang akan datang. Di sekolah berasrama kegiatan peserta didik diatur, mulai dari situasi asrama hingga jadwal kegiatan asrama yang dibuat demi kepentingan peserta didik. Hal tersebut mengharuskan peserta didik mampu membagi waktu antara belajar di sekolah, dengan kegiatan asrama yang suasananya sangat berbeda dengan di rumah. Di asrama peserta didik diwajibkan untuk mengikuti tuntutan asrama, baik itu tuntutan kemandirian, tuntutan akan tanggung jawab serta tuntutan 3

4 akademik, sedangkan jika di rumah, bisa saja tuntutan tersebut tidak dibebankan kepada peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan dua orang peserta didik asrama Putra SMAN 1 Lubuk Sikaping, mereka mengakui memiliki kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri dengan kegiatan yang ada di asrama, terutama dalam kegiatan belajar. Peserta didik juga mengatakan bahwa pembina asrama terkadang bersikap cuek kepada peserta didik dalam asrama, sementara peserta didik dituntut untuk konsentrasi dan mandiri pada waktu belajar, sehingga ada peserta didik yang frustasi pribadi dan ketegangan emosional pada dirinya yang menyebabkan dirinya stress tinggal di asrama. Selain itu buku pelajaran di asrama pun tidak lengkap sehingga menyebabkan peserta didik kekurangan bahan dalam membuat tugas yang pada akhirnya adanya peserta didik yang mengalami penurunan hasil belajar. Hal tersebut diperkuat oleh pembimbing asrama Putra SMAN 1 Lubuk Sikaping, terungkap dalam suatu wawancara pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan pembina asrama, bahwa peserta didik yang tinggal di asrama mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya dengan kegiatan yang ada di asrama, terutama dengan kegiatan belajar. Hal ini terlihat dari beberapa orang peserta didik yang pindah karena tidak sanggup mengikuti kegiatan yang ada di asrama. Selain itu ada peserta didik yang melanggar peraturan yang ada di asrama seperti tidak adanya dilokasi asrama dan pergi bermain di luar karena mereka merasa bosan di dalam asrama sehingga menyebabkan tidak mengikuti kegiatan belajar yang ada di asrama. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti melihat bahwa masalah penyesuaian diri peserta didik di asrama sangat penting untuk dibantu penyelesaiannya, karena peserta didik yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dalam kegiatan belajar yang ada di asrama akan dihadapkan pada kecemasan, konflik, dan frustasi dan pada akhirnya 4

5 berdampak negatif terhadap semangat dan prestasi belajarnya. Berkaitan dengan fenomena di atas mengenai penyesuaian diri peserta didik yang ada di asrama dengan kegiatan belajarnya di asrama. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul: Profil Penyesuaian Diri Peserta Didik dalam Belajar di Asrama Putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif (descriptive research). Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskriptifkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenal fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Penelitian dilaksanakan mulai dari Juli Sedangkan lokasi penelitian dilaksanakan di asrama putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah: Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian isi angket oleh peneliti, Membuat tabel pengolahan data berdasarkan angket penelitian, mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan ke dalam tabel pengolahan, menghitung total jawaban dari masing-masing responden, penetapan kriteria, setelah semua data dari responden terkumpul, maka data yang terkumpul akan dianalisa untuk melihat bagaimana profil penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, merekapitulasi hasil penelitian dari capaian responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Hasil penelitian ini mengenai Profil Penyesuaian Diri Peserta Didik dalam Belajar di Asrama Putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian yang meliputi penyesuaian diri peserta 5

6 didik dalam belajar di asrama putra : secara umum, secara sub variabel 1) aspek pribadi, 2) aspek sosial, yang mana pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Deskripsi Data Penyesuaian Diri Peserta Didik dalam Belajar di Asrama Putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Secara Umum Penyesuaian Diri Peserta Didik dalam Belajar di Asrama Putra secara umum yang berada pada kategori baik sebanyak 35 orang (79,55%), cukup baik sebanyak 8 orang (18,18%), sangat baik sebanyak 1 orang (2,27%), sedangkan untuk kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada yang memilih. Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra secara umum tergolong baik. Desmita (2014:191) mendefinisikan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang kompleks, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Hal tersebut terlihat jelas bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang melibatkan reaksi individu terhadap tuntutan yang berasal dari diri maupun luar diri individu tersebut. Ali (2012:175) berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhankebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa penyesuaian diri merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk menghadapi berbagai tuntutan, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan individu tersebut. 6

7 Individu yang dikatakan mempunyai penyesuaian diri yang Aberhasil apabila individu dapat menghadapi masalah yang dihadapinya dan menimbulkan reaksi yang baik di dalam diri individu maupun terhadap lingkungannya agar terwujud keserasian diri dan juga lingkungan. 2. Deskripsi secara Sub Variabel a. Penyesuaian Diri Peserta Didik dalam Belajar di Asrama Putra SMAN 1 Lubuk Sikaping dilihat dari Sub Variabel Aspek Pribadi Penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra dilihat dari sub variabel aspek pribadi yang berada pada kategori baik sebanyak 31 orang (70,45%), cukup baik sebanyak 12 orang (27,27%), sangat baik sebanyak 1 orang (2,27%) sedangkan untuk kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada yang memilih. Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra di lihat dari sub variabel aspek pribadi tergolong baik. Menurut Fahmi (Sobur, 2003:529) mendefenisikan penyesuaian diri sebagai suatu proses dinamika yang berlangsung terus menerus dengan mengubah perilakunya untuk mendapatkan hubungan yang lebih antara diri dan lingkungannya. Menurut Fatimah (2006:207) Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus untuk menerima dirinya demi tercapainya hubungan yang harmonis dalam diri individu. Keberhasilan penyesuaian diri ditandai dengan tidak 7

8 adanya kegoncangan yang muncul dari dalam diri individu supaya tidak adanya keinginan untuk lari dari kenyataan dan juga Individu harus percaya dengan potensi yang ada pada pada dirinya dalam melakukan penyesuaian diri. b. Penyesuaian Diri Peserta Didik dalam Belajar di Asrama Putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Dilihat dari Sub Variabel Aspek Sosial Penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra dilihat dari sub variabel aspek sosial yang berada pada kategori baik sebanyak 36 orang (81,82%), cukup baik sebanyak 6 orang (13,64%), sangat baik sebanyak 2 orang (4,55%) sedangkan untuk kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada yang memilih. Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra dilihat dari sub variabel aspek sosial tergolong baik. Menurut Ali (2012:175) berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhankebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada. Menurut Fatimah (2006:207) Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial ditempat individu itu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses mental dan perilaku agar individu berhasil menghadapi tuntutan dalam lingkup hubungan sosial ditempat 8

9 individu berinteraksi dengan orang lain. Proses yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat yang menjadi bagian dalam membentuk kepribadian agar setiap individu mampu mengatasi kebutuhan yang ada dalam dirinya sehingga terwujud keselarasan dari dalam diri individu dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. dilihat secara umum berada pada kategori baik dengan persentasi 79,55%. Sehingga dapat diambil kesimpulan dari batasan masalah dan rincinya sesuai dengan sub variabel sebagai berikut : 1. Profil penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman dilihat dari aspek pribadi berada pada kategori baik. 2. Profil penyesuaian diri peserta didik dalam belajar di asrama putra SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman dilihat dari aspek sosial berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada: 1. Peserta didik, diharapkan lebih meningkatkan dan mempertahankan lagi penyesuaian diri dalam proses belajar di asrama. 2. Pembina asrama, sebagai bahan masukan dalam membantu peserta didik di asrama agar lebih baik lagi dalam penyesuaian diri dalam belajar selama berada di lingkungan asrama. 3. Guru BK, sebagai bahan masukan dalam peningkatan kualitas pelayanan bimbingan konseling khususnya dalam penyesuaian diri peserta didik. 4. Kepala sekolah, diharapkan mampu bekerja sama dengan pembina asrama untuk mempertahankan atau lebih meningkatkan penyesuaian diri 9

10 peserta didik dalam belajar di asrama putra. 5. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan dalam pendidikan dan penulisan karya ilmiah serta sebagai acuan terkait dengan penelitian tersebut DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekaan Praktek. Jakarta: Rineka cipta. Fatimah, Enung Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia. Lufri Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP press. Riduwan Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sundari, Siti Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Asdi Mahasatya Suyono, dkk Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya Yusuf, A Muri Metodologi Penelitian. Padang: FIP UNP. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajagrafinda Persada. Slameto Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sobur, Alex Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. 10