rlt PROFIL TEKNIK PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA I}IDIK OLEH GTIRU BK (Studi Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping)

Transkripsi

1 PROFIL TEKNIK PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA I}IDIK OLEH GTIRU BK (Studi Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping) JTJRNAL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjona Pendidikan Strata Satu (SI) %, rlt lr SATRIA ADIOS JASMAN llpm: PROGRAM STUDI BIMBINGAIY DAN KONSELING SEKOLAII TING'GI KEGTIRUA}I DAI{ ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 1 PROFIL TEKNIK PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA DIDIK OLEH GURU BK (Studi pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping) Oleh: Satria Adios Jasman * Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons.** Fuaddillah Putra, M.Pd., Kons.*** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat Satriaadios@yahoo.co.id ABSTRACT This research was motivated by the problem of students who has a lack of discipline in the school. The research aimed to describe 1) students discipline guidance profile technique by counselor through inner control technique, 2) students discipline guidance profile technique by counselor through external control technique, 3) students discipline guidance profile technique by counselor through engineering cooperative control technique. This research was quantitative descriptive. The Population were X and XI Grade Students of SMAN 2 Lubuk Sikaping with totaling 372 students. The sample was taken by using proportional random sampling. Total sample were 79 students. The tools used for data collection was questionnaires and data analysis by using formula of interval. The results of the research were: (1) students discipline guidance pr ofile technique by counselor through inner control technique were in either category. (2) Students discipline guidance profile technique by counselor through external control technique was good enough category. (3) students discipline guidance profile technique by counselor through engineering cooperative control technique was in either category. Based on the data above that students discipline guidance profile technique by counselor at X and XI Grade Students of SMAN 2 Lubuk Sikaping can largely be categorized as "good. Based on the results above, it can be recommended to the teachers to pay more attention and monitoring even provide guidance to students discipline that the students are more disciplined in school.. Keywords: Students Discipline Guidance Profile Technique PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, yang mana pendidikan akan mendorong manusia untuk belajar aktif, mandiri dan memberdayakan semua potensi yang ada dalam dirinya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undangundang Sindiknas Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk mendewasakan peserta didik, sehingga mereka dapat mencapai perkembangan yang optimal. Menurut Komariah dan Triatna (2006: 2) menyatakan bahwa Sekolah merupakan suatu organisasi sosial yang menyediakan layanan dan pembelajaran bagi masyarakat. Guru BK sebagai salah satu komponen pendidikan dalam proses pembelajaran yang mempunyai tugas untuk membimbing dan memberikan contoh yang baik bagi peserta didiknya, selain itu guru juga berperan sebagai orang tua kedua yang dapat membentuk perilaku positif peserta didik. Menurut Prayitno, dkk (1997: 34) Guru BK adalah pelaksana utama yang mengatur semua kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Dengan demikian, seorang guru BK yang baik mempunyai minat terhadap pekerjaan dengan orang lain dan harus 1

3 2 mempunyai kemampuan untuk bertindak dan bertingkah laku secara ramah dan bijaksana terhadap tanggung jawabnya. Secara alami peserta didik akan mengikuti gurunya dan mencontoh apa yang ada pada gurunya. Belajar adalah proses memodifikasi perilaku melalui pengalaman. Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar, terutama peranguru sebagai pelaksana perlu meningkatkan propesionalismenya dalam hal kegiatan belajar mengajar di sekolah terutama kedisiplinan. Kedisiplinan dapat mengarahkan peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Hurlock (2002: 82) menyebutkan bahwa disiplin berasal dari kata diciplene yang berarti bahwa seseorang belajar dengan suka rela mengikuti seorang pemimpin. Menurut Mustari (2014: 35) Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kepatuhan dan ketaatan peserta didik terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu disebut dengan disiplin peserta didik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyasa (2012: 26) bahwa disiplin peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan. Menurut Gunawan (2012: 267) bahwa peraturan tata tertib tersebut pada umumnya ditulis dengan jelas, sehingga dapat diketahui oleh publik terutama oleh orangtua peserta didik dimana mereka akan mempertimbangkan sekolah tersebut dengan melihat tata tertibnya. Maka dengan demikian, kiranya perlu dibuat tata tertib sekolah yang jelas yang betul-betul dapat menjamin tercitanya proses pembelajaran dengan aman, tenang dan nyaman, serta sehat. Dari proses ini akan menimbulkan pembelajaran yang optimal, yang akan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada tercapainya akhlak peserta didik yang berkualitas. Menurut Prihatin (2011: 96) pembinaan disiplin yang dapat diberikan oleh guru BK terhadap peserta didik yaitu dengan memberikan tiga teknik sebagai berikut: 1) Teknik Inner Control yaitu menumbuhkan kepekaan/penyadaran akan tata tertib dari pada akhirnya disiplin harus tumbuh dan berkembang dari dalam diri peserta didik itu sendiri ( self dicipline). 2) Teknik External Control merupakan suatu teknik yang mana peserta didik dapat mengendalikan diri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan dan teknik ini cenderung melakukan pengawasan yang kadang perlu diperketat dan terkadang perlu menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran. 3) Teknik Cooperative Control merupakan suatu teknik yang mana guru dan peserta didik saling mengontrol atau saling mengingatkan satu sama lain terhadap pelanggaran tata tertib. Teknik ini sangat dianjurkan untuk menetralisir teknik inner control (yang menuntut kedewasaan peserta didik) dan teknik external control (yang menganggap peserta didik belum dewasa). Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, aturan tata tertib sekolah merupakan salah satu konstributor dalam membentuk kondisi sekolah yang aman dan nyaman, tenang dan sehat, sehingga pembinaan disiplin peserta didik di sekolah menjadi dapat berjalan dengan baik berkaitan dengan jam masuk sekolah dan jam keluar sekolah. Melalui peraturan yang jelas, warga sekolah senantiasa disiplin dalam berperilaku, baik dalam menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya, sehingga tercipta kondisi sekolah yang kondusif untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Kenyataan yang terjadi di sekolah Berdasarkan observasi pada tanggal 1 Juli 2015 di SMAN 2 Lubuk Sikaping ditemukan ada beberapa peserta didik yang melanggar peraturan sekolah seperti adanya peserta didik yang datang terlambat ke sekolah, berpakaian tidak rapi, berambut panjang, adanya peserta didik yang keluar kelas pada saat pergantian jam mata pelajaran dan adanya peserta didik mengerjakan PR pada jam pelajaran pertama Berdasarkan wawancara yang peneliti laksanakan pada tanggal 2 Juli 2015 dengan dua orang guru BK ditemukan bahwa peraturan dan tata tertib sekolah terkadang dilanggar oleh hampir seluruh peserta didik. Peraturan yang sering dilanggar tersebut adalah terlambat datang ke sekolah dari jam masuk yang ditentukan sekolah, berpakaian tidak rapi, keluar pada saat pergantian jam pelajaran dan adanya peserta didik yang mengerjakan PR

4 3 pada jam pelajaran pertama dan adanya peserta didik yang berambut panjang. Berdasarkan wawancara peneliti dengan seorang guru mata pelajaran di SMAN 2 Lubuk Sikaping pada tanggal 2 Juli 2015 diperoleh keterangan bahwa permasalahan yang sering dilakukan peserta didik di sekolah yaitu disaat pengantian jam pelajaran adanya peserta didik yang terlambat masuk ke dalam kelas, ada juga yang memang sengaja untuk terlambat masuk ke kelas, ini terlihat dari sikap peserta didik yang sudah datang ke sekolah mereka banyak duduk di warung dekat sekolah dan saat bel berbunyi mereka menghiraukannya begitu saja. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa peserta didik di SMAN 2 Lubuk Sikaping pada tanggal 2 Juli 2015 di temukan bahwa permasalahan peserta didik terlambat datang ke sekolah yaitu adanya peserta didik yang telambat ke sekolah bangun kesiangan di samping itu sering terjadi kemacetan jalan, selanjutnya sering terjadinya perkelahian antar peserta didik dan ada juga yang sengaja nongkrong dulu di warung. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Profil Teknik Pembinaan Disiplin Peserta Didik Oleh Guru BK ( Studi Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping). Sedangkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK (studi pada kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping). Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah melihat profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK (studi pada kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping), dalam aspek sebagai berikut: 1. Profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik inner control. 2. Profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik external control. 3. Profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik cooperative control. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak nantinya antara lain bagi: 1. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Prodi BK STKIP PGRI Sumatera Barat 2. Peserta didik, diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, nilai, dan sikap mengenai kedisiplinan di sekolah. 3. Guru BK, untuk dapat memberikan pelayanan BK dengan optimal terutama kepada peserta didik yang kurang disiplin di sekolah. 4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia Sumatera Barat (Prodi BK STKIP PGRI Sumatera Barat) sebagai pertimbangan pengembangan ilmu BK di Sekolah Menengah Atas, untuk penerapan dalam perkuliahan. 5. Pihak sekolah, untuk dapat meningkatkan disiplin peserta didik sehingga mampu mengatasi peserta didik yang kurang disiplin di sekolah. 6. Peneliti selanjutnya, memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pendidikan yang berkaitan dengan pelayanan pembinaan disiplin peserta didik di sekolah. METODE PENELITIAN Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif pada penelitian ini. Menurut Yusuf (2005:83) Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan secara detail. Maka penelitian ini untuk menggambarkan profil teknik pembinaan disiplin terhadap peserta didik di SMAN 2 Lubuk Sikaping. Adapun tempat dimana untuk melaksanakan penelitian adalah SMAN 2 Lubuk Sikaping. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di SMAN 2 Lubuk Sikaping, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMAN 2 Lubuk Sikaping tentang: Profil Teknik Pembinaan Disiplin oleh Guru BK (Studi pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Desember 2015.

5 4 Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu kelas X dan XI. Populasi menurut Arikunto (2006:130) adalah keseluruhan subjek penelitian. Selanjutnya Nawawi (Taniredja dan Mustafidah, 2012:33) Populasi adalah keseluruhan subjek yang terdiri, dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping yang berjumlah 372 orang populasi. Selanjutya sampel menurut Sugiyono (Riduwan, 2010: 11) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.untuk menentukan jumlah sampel, maka penulis menggunakan teknik penarikan sampel yaitu teknik proporsional random sampling. Maka pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah peserta didik kelas X dan XI yang berjumlah 79 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Bungin, (2005:131) data interval adalah data yang punya ruas atau interval atau jarak yang berdekatan dan sama. Jarak itu berpedoman pada ukuran tertentu misalnya nilai rata-rata (mean), bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Selanjutnya Arikunto (2013:275) menjelaskan data interval tergolong sebagai data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal kerena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Bungin (2011:132). 1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data yang dikumpulkan ini besumber dari peserta didik kelas X dan XI. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan lima alternatif jawaban, pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket checklist. Berbentuk isian tertutup dan responden tinggal memilih sesuai dengan keadaan dirinya saja dalam pembuatan angket ini terdapat item positif dan negatif yang disusun secara berimbang. Adapun jawaban dalam skor angket ini adalah sebagai berikut: Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis persentase yang dilakukan setelah semua jawaban terkumpul untuk mengungkapkan aspek yang diteliti. Selanjutnya hasil jawaban tersebut ditabulasikan. Data yang diperoleh lalu dibahas dan diinterprestasikan berdasarkan deskriptif analisis, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Seleksi data Seleksi data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi syarat atau tidak, penyelesaian ini khusus data yang berasal dari angket. 2. Mengklasifikasikan Data Setelah seleksi data, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang telah dikelompokkan dalam sebuah tabel, lalu diolah dengan menggunakan rumus norma. Selanjutnya hasil data pada masingmasing item diinterpretasikan agar menjadi tafsiran jawaban yang diajukan dalam angket, untuk mempermudah peneliti dalam menginterpretasikan data. HASIL dan PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data maka dapat diketahui bahwa profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping dilihat secara umum dapat diketahui bahwa dari 79 orang peserta didik tidak terdapat peserta didik yang berada pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik (0,00%), sebanyak 27 orang (34,18%) berada pada kategori cukup baik, sebanyak 49 orang (62,02%) ber ada pada kategori baik, sebanyak 3 orang (3,80%) berada pada kategori sangat baik. 1. Profil Teknik Pembinaan Disiplin Peserta Didik oleh Guru BK pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping Melalui Teknik Inner Control Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik inner control terdapat sebanyak 55,70% berada pada kriteria baik. Dengan demikian guru BK memberikan teknik pembinaan disiplin melalui teknik inner control kepada peserta didik dengan baik. Menunjukkan bahwa profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK dapat dikatakan baik. Terungkap bahwa

6 5 dari 79 responden terdapat 9 orang yang pembinaan disiplin dengan teknik inner control dengan sangat baik, 44 orang yang pembinaan disiplin dengan teknik inner control dengan baik, 26 orang yang memilih bahwa guru BK memberikan pembinaan disiplin dengan teknik inner control dengan cukup baik. Berkaitan dengan itu, bagi peserta didik yang kurang mendapatkan pembinaan disiplin dengan baik perlu lebih diperhatikan lagi dan diberikan pembinaan disiplin dengan baik agar semua peserta didik dapat lebih disiplin dalam memenuhi hak dan kewajibannya disekolah. Menurut Prihatin (2011: 96) pembinaan disiplin melalui teknik inner control dapat dilakukan oleh guru dengan menumbuhkan kepekaan/ penyadaran akan tata tertib yang ada di sekolah dan pada akhirnya disiplin berkembang dari dalam diri peserta didik itu sendiri (self dicipline). Dengan kata lain peserta didik diharapkan dapat mengendalikan dirinya sendiri. Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa peserta didik perlu mendapatkan pembinaan disiplin melalui teknik inner control dengan baik sehingga membutuhkan pembinaan disiplin dengan sangat baik dari guru BK Selain itu untuk membantu membina disiplin peserta didik maka sebaiknya pihak sekolah memberikan perhatian dan kerjasama yang baik terutama guru BK yang ada di sekolah dengan orangtua peserta didik serta dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. 2. Profil Teknik Pembinaan Disiplin Peserta Didik oleh Guru BK pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping Melalui Teknik External Control Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik external control terdapat sebanyak 48,10% berada pada kriteria cukup baik. Dengan demikian guru BK memberikan pembinaan disiplin melalui teknik external control kepada peserta didik dengan baik. Menunjukkan bahwa profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK dapat dikatakan baik. Terungkap bahwa dari 79 responden terdapat 4 orang yang pembinaan disiplin melalui teknik external control dengan sangat baik, 37 orang yang pembinaan disiplin melalui teknik external control dengan baik, 38 orang yang memilih bahwa guru BK memberikan pembinaan disiplin melalui teknik external control dengan cukup baik. Berkaitan dengan itu, bagi peserta didik yang kurang mendapatkan pembinaan disiplin dengan baik perlu lebih diperhatikan lagi dan diberikan pembinaan disiplin dengan sangat baik agar semua peserta didik dapat lebih disiplin dalam memenuhi hak dan kewajibannya di sekolah. Menurut Prihatin (2011: 96) pembinaan disiplin melalui teknik external control dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan pengawasan yang lebih kepada peserta didik yang tidak tertib dan pada akhirnya disiplin berkembang dari dalam diri peserta didik itu sendiri (self dicipline). Dengan kata lain peserta didik diharapkan dapat mengendalikan dirinya sendiri. yang mana peserta didik dapat mengendalikan diri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan dan teknik ini cenderung melakukan pengawasan yang kadang perlu diperketat dan terkadang perlu menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran. Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa peserta didik perlu mendapatkan pembinaan disiplin melalui teknik external control dengan baik sehingga membutuhkan pembinaan disiplin dengan sangat baik dari guru BK, selain itu untuk membantu membina disiplin peserta didik maka sebaiknya pihak sekolah memberikan perhatian dan kerjasama yang baik terutama guru BK yang ada di sekolah dengan orangtua peserta didik serta dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. 3. Profil Teknik Pembinaan Disiplin Peserta Didik oleh Guru BK pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping Melalui Teknik Cooperative Control Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik cooperative control terdapat sebanyak 46,84% berada pada kriteria baik,

7 6 dengan demikian guru BK memberikan pembinaan disiplin melalui teknik cooperative control kepada peserta didik dengan baik. Menunjukkan bahwa profil pembinaan teknik disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik cooperative control dapat dikatakan baik. Terungkap bahwa dari 79 responden terdapat 10 orang yang pembinaan disiplin melalui teknik cooperative control dengan sangat baik, 37 orang yang memilih bahwa guru BK memberikan pembinaan disiplin melalui teknik cooperative control dengan baik, 32 orang yang memilih bahwa guru BK memberikan pembinaan disiplin melalui teknik cooperative control dengan cukup baik Berkaitan dengan itu, bagi peserta didik yang kurang mendapatkan pembinaan disiplin dengan baik perlu lebih diperhatikan lagi dan diberikan pembinaan disiplin dengan sangat baik agar semua peserta didik dapat lebih disiplin dalam memenuhi hak dan kewajibannya disekolah. Menurut Prihatin (2011: 96) pembinaan disiplin melalui teknik cooperative control dapat dilakukan dengan kerja sama antara guru dan peserta didik dalam mengendalikan suatu kelas yang terarah demi terwujudnya sebuah kedisiplinan. Dimana guru dan peserta didik saling mengontrol atau saling mengingatkan satu sama lain terhadap pelanggaran tata tertib. Teknik ini sangat dianjurkan untuk menetralisir teknik inner control (yang menuntut kedewasaan peserta didik) dan teknik external control (yang menganggap peserta didik belum dewasa). Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa peserta didik perlu mendapatkan pembinaan disiplin melalui teknik cooperative control dengan baik sehingga membutuhkan pembinaan disiplin dengan sangat baik dari guru BK Selain itu untuk membantu membina disiplin peserta didik maka sebaiknya pihak sekolah memberikan perhatian dan kerjasama yang baik terutama guru BK yang ada di sekolah dengan orangtua peserta didik serta dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK pada kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.Profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik inner control berada dalam kategori baik. 2.Profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik external control berada dalam kategori cukup baik. 3.Profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK melalui teknik cooperative control berada dalam kategori baik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa profil teknik pembinaan disiplin peserta didik oleh guru BK pada kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping sebagian besar dapat dikategorikan baik. SARAN Berdasarkan kesimpulan sebelumnya dalam penelitian ini, peneliti ingin megajukan beberapa saran yakni kepada: 1. Peserta Didik, agar lebih meningkatkan lagi perilaku-perilaku disiplin yang lebih baik dalam lingkungan sekolah, khususnya yang berhubungan dengan kedisiplinan peserta didik, sehingga tidak ditemukan lagi peserta didik yang melanggar peraturan sekolah. 2. Guru BK, perlu mengembangkan pelayanan BK seperti melakukan kunjungan rumah dan melakukan pertemuan dengan orangtua peserta didik. 3. Orang tua peserta didik, agar terus meningkatkan perhatian dan bimbingan kepada anak serta mengajarkan kepada anak agar selalu mencerminkan sikap disiplin baik dirumah maupun di sekolah. 4. Pengelola Program Studi, agar dapat dijadikan masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan serta menghasilkan tenaga guru BK di sekolah yang profesional dan memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang matang. 5. Peneliti Selanjutnya, dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai profil pelaksanaan layanan penguasaan konten dalam pembinaan perilaku belajar

8 7 peserta didik dengan variabel yang berbeda. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya. Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Gunawan. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hurlock. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Komariah & Triatna. (2006). Visionary Leadersip (Menuju Sekolah Efektif). Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Mustari. (2014). Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Prayitno dkk. (1997). Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Buku II). Padang: UNP Press. Prihatin, Eka. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Yusuf, A. Muri. (2005). Metodologi Penelitian Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang:UNP Press.