EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATERI PELAJARAN BANGUN DATAR DENGAN METODE STAD DAN ALAT BANTU MBDW PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN PEKUWON 2 Li ila Guru SDN Pekuwon 3Sumberrejo Bojonegoro Email :liila.pekuwon3@gmail.com Abstrak: Penelitian ini dilandasi kenyataan bahwa kemampuan pemahaman konsep bangun datar, peserta didik kelas V SDN Pekuwon 2 masih rendah. Peserta didik merasa kurang menarik terhadap materi yang disajikan guru. Masalahnya adalah (1) apakah pembelajaran dengan metode STAD dengan alat bantu Model Bangun Datar Warna-warni(MBDW) menyenangkan? (2) Bagaimanakah efektivitas pembelajaran dengan metode STAD dengan alat bantu MBDW pada materi bangun datar? Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan metode STAD dengan alat bantu MBDW menyenangkan, dan mendeskripsikan efektivitas metode STAD dengan alat bantu MBDW dalam pembelajaran bangun datar.permasalahannya terpecahkan dengan teori pembelajaran motede STAD dan konsep bangun datar. Metode penelitian dengan deskreptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan tes. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran dengan metode STAD dengan alat bantu MBDW menyenangkan. Ketuntasan belajar dapat dicapai 100%. Suasana kelas hidup. Kompetisi antarkelompok belajar terjadi sangat tinggi. Pengelolaan kelas mudah. Guru dapat memfokuskan diri dalam membantu peserta didik yang belum mampu. Dengan demikian pembelajaran dengan metode STAD dan peraga MBDW materi pelajaran bangun datar efektif dan menyenangkan. Kata Kunci: Metode STAD dan Alat Bantu MBDW, efektivitas pembelajaran Secara garis besar, materi pelajaran Matematika di kelas V sekolah dasar dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu bilangan, geomitri dan pengukuran.materi bilangan, peserta didik dituntut mampu melakukan operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.sedangkan materi pembelajaran geometri dan pengukuran, peserta didik dituntut mampu menghitung jarak, waktu, berat, luas volum, dan sifat-sifat bangun datar. Prestasi belajar peserta didik kelas V SDN Pekuwon 2 dalam mengikuti pembelajaran Matematika rendah.banyak materi pembelajaran yang belum dapat dicapai secara tuntas.konsep materi pelajaran bangun datar belum dikuasai secara mendalam.peserta didik merasa berkesulitan dalam menghitung luas dan menentukan sifatsifat bangun datar. Di samping itu, guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi pelajaran tentang bangun datar.sering terjadi anggapan oleh guru bahwa materi yang diajarkan sangat mudah sehingga penyajian materi pelajaran bangun datar cukup hanya dengan cerita.peserta didik hanya sebagai pendengar.peserta didik pasif, kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.materi pembelajaran disampaikan secara abstrak. Banyak upaya untuk mengatasi kendala yang ada. Salah satu usaha untuk mengatasi berbagai kesulitan pembelajaran dengan materi pelajaran bangun datar di kelas V adalah model pembelajaran STAD dengan menggunakan alat bantumbdw (Model Bangun Datar Warna-warni). Model-model bangun datar tersebut merupakan upaya konkritisasi dari bentuk abstrak bangun datar. Dengan alat bantu model bangun datar tersebut, peserta didik dapat menyerap materi 20
Li ila,efektivitas Pembelajaran Materi Pelajaran Bangun Datar Dengan Metode STAD Dan Alat Bantu MBDW Pada Peserta Didik Kelas V SDN Pekuwon 2 21 pelajaran dari guru sesuai dengan perkembangan daya nalarnya. Penelitian tentang pembelajaran bangun datar dengan alat bantu model bangun datar ini bertujuan, sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran bahwa dengan metode STAD dan alat bantu MBDW menyenangkan. 2. Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW. Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997) Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996) Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Bangun datar di kelas V SD terdiri atas persegi panjang, persegi, segitiga, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996).Uraian lebih lanjut tentang sifat-sifat bangun datar disarikan, sebagai berikut. 1. Persegi panjang panjang mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang dan 4 sudut yang sama besar, yaitu sudut siku-siku. Diagonalnya sama panjang dan saling memotong sama panjang sehingga membagi dua sama panjang. 2. Segitiga memiliki berbagai jenis, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga sembarang, dan segitiga lancip. Segi tiga memiliki 3 sudut dan 3 buah sisi. 3. Trapesium memiliki sepasang sisi yang sejajar. Jumlah besar sudut yang berdekatan di antara sisi sejajar pada trapesium adalah 180 0. 4. Jajaran Genajang memiliki sisi yang berhadapan sejajar sama panjang, sudut yang berhadapan sama besar. Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang. 5. Belah ketupat memiliki empat sisi sama panjang, kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri, sudut yang berhadapan sama besar, diagonalnya saling berpotongan tegak lurus. 6. Layang-layang mempunyai satu sumbu simetri, memiliki dua pasang sisi yang sama panjang, terdapat sepasang sudut yang berhadapan yang sama besar. 7. Lingkaran memiliki sebuah titik pusat, memiliki garis tengah yang panjangnya dua kali jari-jari, banyak sumbu simetri lingkaran tidak terbatas. Metode yang digunakan dalam pembelajaran materi pelajaran bangun datar adalah STAD (Student Teams Achivement Divisions).STAD merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Slavin dari Universitas John Hopkins. Secara garis besar, langkah-langkah pelaksanaan metode STAD adalah peserta didik di dalam kelas dibentuk tim, masingmasing 4-5 anggota kelompok. Tiap tim menggunakan lembar kerja, dan kemudian tanya jawab atau diskusi untuk saling membantu. Secara periodik guru memantau perkembangan tim atau individu. Tim atau individu yang telah mencapai kriteria tertentu diberi penghargaan (Nurhadi, Yasin, dan Senduk:2003) Alat yang digunakan adalah model bangun datar, persegi panjang, persegi, belah ketupat, segitiga, terapesium, jajaran genjang, layang-layang, dan lingkaran. Pembelajarn bangun datar harus dengan menggunakan alat bantu model bangun datar. Alat bantu model bangun datar warna-warni merupakan bentuk bangun datar dengan memberi warna-warna yang berbeda pada bagian-bagian (unsur) bangun datar yang memiliki karakter khusus. Dengan bangun datar warna-warni tersebut merupakan upaya mengarahkan peserta didik untuk berpikir konkrit.belajar secara konkrit lebih menyenangkan, mengaktifkan, dan mudah dipahami.
22 Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 20-25 METODE PENELITIAN Setting Penelitian Tempat : SDN Pekuwon 2 Waktu : Penelitian dimulai bulan Desember 2014 Subjek Penelitian Peserta didik kelas V SDN Pekuwon 2 berjumlah 38 orang peserta didik tahun pelajaran 2014/2015. Sumber Data 1. Hasil tes siklus I kompetensi dasar; mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar 2. Hasil tes siklus II kompetensi dasar; menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar. 3. Hasil angket pengamatan proses pembelajaran siklus I dan II. Indikator Kinerja Pembelajaran dianggap efektif jika telah memenuhi ketuntasan individual 65% dan ketuntasan klasikal 75%.Diharapkan hasil meningkat pada tes siklus ke II menjadi 80% secara klasikal. Instrumen Penelitian 1. MBDW 2. Lembar pengamatan 3. Lembar Evaluasi Siklus 1 Perencanaan a. Pedoman Guru 1) menentukan kompetensi dasar 2) merencanakan metode/pendekatan 3) menentukan kelompok diskusi 4) menyusun skenario pembelajaran 5) menyiapkan sumber materi 6) menyusun LKS 7) menyusun lembar observasi 8) menyusun perencanaan pemantauan individual maupun kelompok 9) menyusun soal evaluasi b. Pedoman Peserta didik 1) memperhatikan pejelasan guru tentang cara kerja peserta didik 2) mengerjakan LKS secara berkelompok sesuai petunjuk 3) melaporkan hasil diskusi/kerja kelompok 4) mengerjakan soal evaluasi Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran. - proses pembelajaran secara kolaborator dengan lembar observasi - Menilai hasil pembelajaran materi sifatsifat bangun datar dengan soal tes yang telah disediakan. Refleksi - Mengevaluasi tindakan siklus I - Mendiskusikan hasil evaluasi siklus I dengan kolaborator - Memperbaiki pelaksanaan untuk siklus berikutnya. Perencanaan a. Pedoman Guru - pemantauan individual/kelompok - pendampingan pada kelompokkelompok tertentu - menyusun skenario pembelajaran - menyusun LKS - Menyusun pemantauan individual dan klasikal - menyusun soal evaluasi b. Pedoman Peserta didik 1) memperhatikan pejelasan guru tentang cara kerja peserta didik 2) mengerjakan LKS secara berkelompok sesuai petunjuk 3) melaporkan hasil diskusi/kerja kelompok 4) mengerjakan soal evaluasi Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran.
Li ila,efektivitas Pembelajaran Materi Pelajaran Bangun Datar Dengan Metode STAD Dan Alat Bantu MBDW Pada Peserta Didik Kelas V SDN Pekuwon 2 23 a. proses pembelajaran secara kolaborator dengan lembar observasi b. Menilai hasil pembelajaran materi sifatsifat bangun datar dengan soal tes yang telah disediakan. Refleksi a. Mengevaluasi tindakan siklus II b. Mendiskusikan hasil evaluasi siklus II dengan kolaborator c. Menyimpulkan pelaksanaan tindakan dari hasil 2 siklus Analisis Data Data dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif. HASIL PENELITIAN Hasil Siklus I Tabel Data Hasil Proses Pembelajaran Siklus 1 N o 1 Aspek Keaktifan dan ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran Pengamat 1 2 3 Jml R 16 16 15 47 15,67 Berdasarkan data tersebut dapat ditunjukkan persentase hasil pengamatan sebesar 78,33% dengan kriteria sangat baik. Hasil Evaluasi Tabel Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus I No Rentang Nilai Jumlah Persentase Kriteria 1 < 65 2 5,26% Tidak tuntas 2 65 74 9 23,68% Tuntas 3 75-84 17 44,74% Tuntas 4 85 10 26,32% Tuntas Jumlah 38 100% Rata-rata 81,58% Tingkat perbandingan perolehan hasil evaluasi masing-masing rentang, lebih jelas disajikan gambar berikut. Gambar 1 Diagram Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I Hasil Siklus II Tabel Data Hasil Proses Pembelajaran No 1 Aspek Keaktifan dan ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran Pengamat 1 2 3 Jml R 18 18 17 53 17,67 Berdasarkan data tersebut dapat ditunjukkan persentase hasil pengamatan setelah direkapitulasi dari tiga pengamat, sebesar 88,33% dengan kriteria sangat baik. Hasil Evaluasi Tabel Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran No Rentang Nilai 1 < 65 Siklus I Jumlah Persentase Kriteria 1 2,63% Tidak tuntas 2 65 74 6 15,79% Tuntas 3 75-84 15 39,47% Tuntas 4 85 16 42,11% Tuntas Jumlah 38 100% 5.26% 23.68% 44.74% 26.32% Rata-rata 86,32%
24 Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 20-25 Tingkat perbandingan perolehan hasil evaluasi masing-masing rentang, lebih jelas ditunjukkan gambar berikut ini. Gambar 2. Diagram Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus II. PEMBAHASAN Siklus 1 Perencanaan Pada siklus 1 guru memberi penegasan tentang konsep bangun datar, bahwa bangun datar terdiri atas sisi, sudut, dan diagonal. Metode pembelajaran adalah STAD, untuk itu peserta didik dalam proses pembelajaran secara berkelompok. Masing-masing kelompok berkerjasama dengan bersungguhsungguh.setiap kelompok bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya.kelompokkelompok belajar tersebut bersaing, baik secara individual maupun secara kelompok. Tindakan 2.63% 15.79% 39.47% 42.11% Peserta didik belajar berdasarkan lembar kerja siswa (LKS). Berdasarkan LKS tersebut Peserta didik belajar memecahkan masalah dengan alat bantu MBDW. Dengan waktu yang telah ditentukan, peserta didik melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap anggota, mempunya tanggung jawab yang sama untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya. Dengan demikian, masingmasing kelompok memiliki tanggung jawab terhadap anggotanya agar mampu memecahkan masalah dalam diskusi, agar kelompok belajarnya dapat unggul dalam persaingan.pada akhir pertemuan, peserta didik secara individu mengerjakan evaluasi. Berdasarkan pengamatan guru secara kolaborator, tampak bahwa peserta didik yang bodoh cenderung pasif dan peserta didik yang pintar cenderung mendominasi kelompok diskusi. Secara keseluruhan, skor pengamatan dapat dijelaskan bahwa kesungguhan dan keaktifan masing-masing skor 9, keceriaan dan kompetisi antarkelompok dengan skor 10, dan kerja sama memperoleh skor terendah, yakni 8, sehingga diperoleh jumlah skor 46 dengan rata-rata skor 15,33. Persentase ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran 78,33%, dengan demikian kriteria proses pembelajaran amat baik. Hasil evaluasi pada akhir proses pembelajaran diperoleh data bahwa dari 38 peserta didik, ada 2 anak dinyatakan belum tuntas, 36 anak dinyatakan telah tuntas. Peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari 85 ada 10 anak. Secara klasikal, tingkat ketuntasan minimal yang telah ditentukan 75% telah dapat dicapai, yakni 81,58%. Refleksi Refleksi dilakukan oleh guru dengan kolaborator, yakni menyepakati adanya pendampingan kelompok-kelompok diskusi yang di dalamnya terdapat peserta didik yang masih belum mampu secara aktif mengikuti proses pembelajaran. Serta adanya kontrol individu selama proses pembelajaran berjalan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 merupakan kelanjutan dari siklus 1, dengan pemberian motivasi: pemberian penghargaan, hadiah dan sebagainya, ternyata hasilnya mengalami peningkatan, dengan pencapaian rata-rata pengamatan proses 88,33% dan hasil evaluasi 86,32%. PENUTUP Simpulan Berdasarkan perolehan hasil pengamatan dan hasil evaluasi siklus 1 dan siklus 2 dapat dikemukakan bahwa,
Li ila,efektivitas Pembelajaran Materi Pelajaran Bangun Datar Dengan Metode STAD Dan Alat Bantu MBDW Pada Peserta Didik Kelas V SDN Pekuwon 2 25 1. Proses pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW ternyata menyenangkan. Keaktifan peserta didik ditunjukkan dengan skor nilai pengamatan 78,33% dan 88,33% kriteria amat baik. 1) Dengan metode STAD dan alat bantu belajar MBDW efektivitas pembelajaran tinggi, indikator kerja yang diharapkan dapat dipenuhi, rata-rata perolehan nilai dari siklus 1 dan siklus 2 berturut-turut mengalami peningkatan yaitu ari 81,58% meningkat menjadi 86, 32%, secara individual tingga 1 orang anak yang belum tuntas, secara klasikal telah dinyatakan tuntas dengan indikator kerja 80%. Saran Metode STAD dengan alat bantumbdw efektif membantu peserta didik dalam memecahkan masalah pembelajaran Matematika. Akan tetapi, sering terjadi monopoli dari salah satu peserta didik pada kelompok belajar. Untuk menghindari hal tersebut disarankan 1. Masing-masing kelompok hendaknya tidak hanya 1 alat bantu MBDW, 2. Mengingat pembuatan alat bantu MBDW membutuhkan biaya, hendaknya ada anggaran dana dari sekolah, Pembelajaran dengan alat bantu serupa hendaknya perlu dikembangkan pada mata pelajaran yang lain.. DAFTAR PUSTAKA Imam Roji. 1997. Materi Penataran Guru Pemandu Matematika. Semarang: Proyek SD Jateng Julius Hambali, Iskandar, dan Mohamad Rohmad. 1996. Materi Pokok Matematika Modul 1 9. Jakarta: Universitas Terbuka Nurhadi, Yasin B., dan Senduk GS. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Tingkat SD dan MI. Jakarta: Depdiknas