BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

dokumen-dokumen yang mirip
VII. FORMULASI STRATEGI

DAFTAR WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Pada Pengembangan Usaha Jamur

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Intisari...

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB V PENUTUP. seperti Indonesia. Penyerapan tenaga kerja dan perputaran perekonomian sangat

Nofianty ABSTRAK

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

Strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan telur Ayam Ras Petelur UD. Barokah Jaya di Dusun Sumber Pocok Bangkalan. Syaifu Matrowi ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan diagram alir pada metodologi penelitian bertujuan untuk

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

Ipteks bagi Masyarakat Petani Jamur Tiram Penyandang Disabilitas di Purworejo

V. GAMBARAN UMUM KPJI

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII. FORMULASI STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya pada bidang usaha. Indonesia sedang melakukan terobosan baru

BAB III. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG *

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

VI. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperolehn beberapa alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Alternatif strategi yang diperoleh adalah: a. STRATEGI S-O i. Menambah area produksi untuk pembuatan kumbung Perusahaan memiliki lahan yang luas yaitu seluas 6.800 m 2 yang dapat menunjang adanya perluasan area produksi. Saat ini lahan yang dipakai untuk proses budidaya jamur hanya seluas 1.000 m 2, sehingga sangat memungkinkan adanya perluasan area produksi Perusahaan Jamur NAD. Perluasan area produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan produksi jamur karena adanya penambahan kumbung yang akan menambah daya tampung baglog dalam proses produksi. 95

ii. Membuat makanan suplemen dengan bahan dasar jamur Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur dan industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan. Perubahan pola makanan yang dikonsumsi membuat masyarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang sehat sesuai dengan prinsip back to nature. Jamur merupakan makanan yang menawarkan manfaat yang sangat penting bagi kesehatan. Selain bermanfaat dalam hal pemenuhan gizi, jamur juga berfungsi sebagai obat penyakit degeneratif. iii. Meningkatkan penjualan bibit jamur tiram Kekuatan perusahaan berupa mampu memproduksi dan menjual bibit jamur tiram sendiri, lokasi yang strategis,tenaga kerja yang kompeten di bidang jamur dan lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas. Peluang usaha yang ada berupa meningkatnya pengetahuan jamur, peningkatan permintaan jamur. Peningkatan penjualan bibit juga berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan selain dari pendapatan produksi jamur. 96

b. STRATEGI W-O i. Melakukan sub kontrak kepada usaha kecil Perusahaan memberikan bibit jamur yang baik dan melakukan pengawasan kepada usaha kecil untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Hasil produksi tersebut disetor kepada perusahaan untuk dipasarkan. Hasil penjualan diperhitungkan dengan menggunakan ketentuan bagi hasil. ii. Meningkatkan promosi jamur mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Perusahaan Jamur NAD selama ini belum memiliki sistem promosi secara khusus. Promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut serta pemberian brosur. Hal ini dapat lebih ditingkatkan dengan mengiklankan perusahaan jamur NAD melalui media elektronik seperti televisi, radio, majalah, koran yang mempunyai program tentang usaha kecil yang menawarkan iklan secara gratis. iii. Mencari dana tambahan mengkombinasikan kelemahan perusahaan 97

dengan peluang usaha yang ada. Peluang usaha yang ada berupa kebijakan skim kredit UKM, tren kenaikan harga jamur dan peningkatan permintaan jamur. iv. Mencari pasar yang baru mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Kelemahan perusahaan berupa penjualan jamur yang masih tergantung dua bandar. Pasar yang baru diperlukan oleh perusahaan sebagai alternatif strategi pemasaran guna meningkatkan pendapatan perusahaan. Pasar yang baru dapat berupa bandar lain maupun penjualan langsung ke pasar. Pemilihan bandar lain juga perlu dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan harga jual dan peningkatan pendapatan perusahaan. Penjualan secara langsung dapat lebih efektif jika dilakukan dalam volume besar (adanya peningkatan produksi) dan harus memperhitungkan biaya transportasi. v. Mengoptimalkan kapasitas produksi mengkombinasikan kelemahan perusahaan 98

dengan peluang usaha yang ada. Peluang usaha yang ada berupa, tren kenaikan harga komoditas jamur, peningkatan permintaan jamur, dan alat sterilisasi autoklaf. Kapasitas produksi rata-rata per bulan periode tahun 2007 adalah sebesar 95 kg per hari. Kapasitas produksi tersebut masih belum optimal karena kapasitas optimal yang ditetapkan perusahaan adalah sebesar 115 kg per hari. Belum optimalnya kapasitas produksi tersebut, dikarenakan adanya masalah pada alat sterilisasi berupa drum minyak yang dipanaskan dan penanganan pada tahap inokulasi dan inkubasi yang kurang steril. vi. Menekan biaya produksi mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Penekanan biaya produksi dapat dilakukan salah satunya menggunakan autoklaf. Autoklaf merupakan alat yang digunakan dalam proses sterilisasi. Autoklaf dapat menghemat penggunaan BBM sebesar Rp 175.000,00 per hari. Apabila menggunakan drum-drum minyak membutuhkan BBM sebanyak 60 liter per hari 99

dengan harga Rp 5.000,00, sehingga biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 300.000,00 per hari. Dengan autoklaf, BBM yang dibutuhkan hanya sebanyak 25 liter per hari. Bila dikalikan dengan harga BBM sebesar Rp 5.000,00, maka biaya yang dikeluarkan adalah Rp 125.000,00. c. STRATEGI S-T i. Memproduksi jenis jamur lain mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Strategi ini dipilih jika ancaman terhadap usaha jamur tiram sudah sangat besar, sehingga kemungkinan dapat merugikan usaha jamur tiram yang ada. Jenis jamur lain yang dipilih harus mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, teknik budidaya serta kondisi lingkungan yang tidak jauh berbeda. ii. Kerjasama kemitraan mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kerjasama kemitraan adalah kerjasama dengan beberapa perusahaan yang sejenis, yang tujuannya adalah untuk 100

meningkatkan bargaining power (daya tawar) perusahaan terhadap pemasok dan pembeli. Kerjasama ini bisa dilakukan dalam bentuk pembelian bahan baku dan pemasaran secara bersama. Kerjasama kemitraan tersebut sudah mulai dirintis sejak tahun 2006 melalui APJI (Asosiasi Pembudidaya Jamur Indonesia), tetapi hasilnya masih belum terlihat karena belum dikelola secara profesional. d. STRATEGI W-T i. Penghematan melalui efisiensi biaya total Ancaman usaha yang dihadapi berupa peningkatan harga BBM, peningkatan persaingan dalam industri jamur tiram putih, dan ancaman pendatang baru. Strategi ini dipilih jika ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan banyak kelemahannya, sehingga kemungkinan perusahaan hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya penghematan melalui efisiensi biaya total, perusahaan diharapkan masih bisa bertahan. 2. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah peningkatan permintaan jamur, sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan adalah 101

peningkatan harga BBM. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah mampu memproduksi dan menjual bibit jamur tiram sendiri, sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah kapasitas produksi jamur tiram belum optimal sehingga mengakibatkan tingginya HPP. 3. Hasil pengolahan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) diperoleh strategi utama untuk pengembangan usaha yang sesuai dengan sasaran perusahan yaitu: mengoptimalkan kapasitas produksi, menekan biaya produksi, mencari pasar yang baru. 5.2 Saran Saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini bagi pihak perusahaan dalam mengembangkan usahanya adalah: 1. Perusahaan Jamur NAD perlu membuat pernyataan visi dan misi perusahaan secara tertulis. Pernyataan visi dan misi, akan membantu memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan serta menyusun langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut. 2. Pengoptimalan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf. Supaya penggunaan autoklaf dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan produksi jamur, perlu diimbangi dengan tingkat kebersihan di tempat inokulasi dan inkubasi. Tingkat 102

kebersihan sangat menentukan produk yang gagal karena adanya kontaminasi. 3. Penekanan biaya produksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf. Dengan bahan bakar minyak tanah, biaya bahan bakar dapat ditekan sebesar 25 persen. Adanya konversi BBM dari minyak tanah ke gas, maka perlu dicoba alternatif bahan bakar lain seperti gas serta kayu bakar. 4. Apabila volume produksi jamur telah meningkat, maka Perusahaan Jamur NAD dapat menjual langsung ke pasar tradisional atau supermarket untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi, dengan memperhitungkan biaya transportasi. 5. Perusahaan sebaiknya menyempurnakan sistem administrasi dan keuangan untuk mempermudah menganalisis perkembangan usaha. Selain itu, sistem informasi keuangan yang berupa laporan keuangan, dapat digunakan untuk mempermudah mendapatkan dana tambahan dari luar untuk mengembangkan usaha. 5.3 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya data-data yang diperoleh dari perusahaan karena perusahaan belum melakukan management yang baik. Sehingga penulis tidak mendapatkan informasi yang akurat. 103