BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperolehn beberapa alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Alternatif strategi yang diperoleh adalah: a. STRATEGI S-O i. Menambah area produksi untuk pembuatan kumbung Perusahaan memiliki lahan yang luas yaitu seluas 6.800 m 2 yang dapat menunjang adanya perluasan area produksi. Saat ini lahan yang dipakai untuk proses budidaya jamur hanya seluas 1.000 m 2, sehingga sangat memungkinkan adanya perluasan area produksi Perusahaan Jamur NAD. Perluasan area produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan produksi jamur karena adanya penambahan kumbung yang akan menambah daya tampung baglog dalam proses produksi. 95
ii. Membuat makanan suplemen dengan bahan dasar jamur Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur dan industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan. Perubahan pola makanan yang dikonsumsi membuat masyarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang sehat sesuai dengan prinsip back to nature. Jamur merupakan makanan yang menawarkan manfaat yang sangat penting bagi kesehatan. Selain bermanfaat dalam hal pemenuhan gizi, jamur juga berfungsi sebagai obat penyakit degeneratif. iii. Meningkatkan penjualan bibit jamur tiram Kekuatan perusahaan berupa mampu memproduksi dan menjual bibit jamur tiram sendiri, lokasi yang strategis,tenaga kerja yang kompeten di bidang jamur dan lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas. Peluang usaha yang ada berupa meningkatnya pengetahuan jamur, peningkatan permintaan jamur. Peningkatan penjualan bibit juga berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan selain dari pendapatan produksi jamur. 96
b. STRATEGI W-O i. Melakukan sub kontrak kepada usaha kecil Perusahaan memberikan bibit jamur yang baik dan melakukan pengawasan kepada usaha kecil untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Hasil produksi tersebut disetor kepada perusahaan untuk dipasarkan. Hasil penjualan diperhitungkan dengan menggunakan ketentuan bagi hasil. ii. Meningkatkan promosi jamur mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Perusahaan Jamur NAD selama ini belum memiliki sistem promosi secara khusus. Promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut serta pemberian brosur. Hal ini dapat lebih ditingkatkan dengan mengiklankan perusahaan jamur NAD melalui media elektronik seperti televisi, radio, majalah, koran yang mempunyai program tentang usaha kecil yang menawarkan iklan secara gratis. iii. Mencari dana tambahan mengkombinasikan kelemahan perusahaan 97
dengan peluang usaha yang ada. Peluang usaha yang ada berupa kebijakan skim kredit UKM, tren kenaikan harga jamur dan peningkatan permintaan jamur. iv. Mencari pasar yang baru mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Kelemahan perusahaan berupa penjualan jamur yang masih tergantung dua bandar. Pasar yang baru diperlukan oleh perusahaan sebagai alternatif strategi pemasaran guna meningkatkan pendapatan perusahaan. Pasar yang baru dapat berupa bandar lain maupun penjualan langsung ke pasar. Pemilihan bandar lain juga perlu dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan harga jual dan peningkatan pendapatan perusahaan. Penjualan secara langsung dapat lebih efektif jika dilakukan dalam volume besar (adanya peningkatan produksi) dan harus memperhitungkan biaya transportasi. v. Mengoptimalkan kapasitas produksi mengkombinasikan kelemahan perusahaan 98
dengan peluang usaha yang ada. Peluang usaha yang ada berupa, tren kenaikan harga komoditas jamur, peningkatan permintaan jamur, dan alat sterilisasi autoklaf. Kapasitas produksi rata-rata per bulan periode tahun 2007 adalah sebesar 95 kg per hari. Kapasitas produksi tersebut masih belum optimal karena kapasitas optimal yang ditetapkan perusahaan adalah sebesar 115 kg per hari. Belum optimalnya kapasitas produksi tersebut, dikarenakan adanya masalah pada alat sterilisasi berupa drum minyak yang dipanaskan dan penanganan pada tahap inokulasi dan inkubasi yang kurang steril. vi. Menekan biaya produksi mengkombinasikan kelemahan perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Penekanan biaya produksi dapat dilakukan salah satunya menggunakan autoklaf. Autoklaf merupakan alat yang digunakan dalam proses sterilisasi. Autoklaf dapat menghemat penggunaan BBM sebesar Rp 175.000,00 per hari. Apabila menggunakan drum-drum minyak membutuhkan BBM sebanyak 60 liter per hari 99
dengan harga Rp 5.000,00, sehingga biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 300.000,00 per hari. Dengan autoklaf, BBM yang dibutuhkan hanya sebanyak 25 liter per hari. Bila dikalikan dengan harga BBM sebesar Rp 5.000,00, maka biaya yang dikeluarkan adalah Rp 125.000,00. c. STRATEGI S-T i. Memproduksi jenis jamur lain mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Strategi ini dipilih jika ancaman terhadap usaha jamur tiram sudah sangat besar, sehingga kemungkinan dapat merugikan usaha jamur tiram yang ada. Jenis jamur lain yang dipilih harus mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, teknik budidaya serta kondisi lingkungan yang tidak jauh berbeda. ii. Kerjasama kemitraan mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kerjasama kemitraan adalah kerjasama dengan beberapa perusahaan yang sejenis, yang tujuannya adalah untuk 100
meningkatkan bargaining power (daya tawar) perusahaan terhadap pemasok dan pembeli. Kerjasama ini bisa dilakukan dalam bentuk pembelian bahan baku dan pemasaran secara bersama. Kerjasama kemitraan tersebut sudah mulai dirintis sejak tahun 2006 melalui APJI (Asosiasi Pembudidaya Jamur Indonesia), tetapi hasilnya masih belum terlihat karena belum dikelola secara profesional. d. STRATEGI W-T i. Penghematan melalui efisiensi biaya total Ancaman usaha yang dihadapi berupa peningkatan harga BBM, peningkatan persaingan dalam industri jamur tiram putih, dan ancaman pendatang baru. Strategi ini dipilih jika ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan banyak kelemahannya, sehingga kemungkinan perusahaan hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya penghematan melalui efisiensi biaya total, perusahaan diharapkan masih bisa bertahan. 2. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah peningkatan permintaan jamur, sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan adalah 101
peningkatan harga BBM. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah mampu memproduksi dan menjual bibit jamur tiram sendiri, sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah kapasitas produksi jamur tiram belum optimal sehingga mengakibatkan tingginya HPP. 3. Hasil pengolahan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) diperoleh strategi utama untuk pengembangan usaha yang sesuai dengan sasaran perusahan yaitu: mengoptimalkan kapasitas produksi, menekan biaya produksi, mencari pasar yang baru. 5.2 Saran Saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini bagi pihak perusahaan dalam mengembangkan usahanya adalah: 1. Perusahaan Jamur NAD perlu membuat pernyataan visi dan misi perusahaan secara tertulis. Pernyataan visi dan misi, akan membantu memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan serta menyusun langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut. 2. Pengoptimalan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf. Supaya penggunaan autoklaf dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan produksi jamur, perlu diimbangi dengan tingkat kebersihan di tempat inokulasi dan inkubasi. Tingkat 102
kebersihan sangat menentukan produk yang gagal karena adanya kontaminasi. 3. Penekanan biaya produksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf. Dengan bahan bakar minyak tanah, biaya bahan bakar dapat ditekan sebesar 25 persen. Adanya konversi BBM dari minyak tanah ke gas, maka perlu dicoba alternatif bahan bakar lain seperti gas serta kayu bakar. 4. Apabila volume produksi jamur telah meningkat, maka Perusahaan Jamur NAD dapat menjual langsung ke pasar tradisional atau supermarket untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi, dengan memperhitungkan biaya transportasi. 5. Perusahaan sebaiknya menyempurnakan sistem administrasi dan keuangan untuk mempermudah menganalisis perkembangan usaha. Selain itu, sistem informasi keuangan yang berupa laporan keuangan, dapat digunakan untuk mempermudah mendapatkan dana tambahan dari luar untuk mengembangkan usaha. 5.3 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya data-data yang diperoleh dari perusahaan karena perusahaan belum melakukan management yang baik. Sehingga penulis tidak mendapatkan informasi yang akurat. 103