LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

MODUL I Pembuatan Larutan

Rumus Kimia. Mol unsur =

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

MENYARING DAN MENDEKANTASI

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia.

wanibesak.wordpress.com 1

Teori Asam-Basa Arrhenius

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Tugas Kimia STOIKIOMETRI

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA. Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1:

MODUL STOIKIOMETRI 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

STOIKIOMETRI Konsep mol

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi!

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

Bab IV Hasil dan Diskusi

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Reaksi dalam larutan berair

Materi Pokok Bahasan :

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

DERAJAT KEASAMAN (ph)

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA :

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2008

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim ( JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI Nama Anggota: Isrenna Ratu Rezky Suci 1157040029 Helmi Fauzi 1157040025 Fajar Gunawan 1157040022 Fresa Agustini 1157040024 JURUSAN KIMIA 1A FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

BAB I TUJUAN Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan temperatur Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol

BAB II TEORI DASAR Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahan serta energi yang menyertainya. Pada prinsipnya semua materi dapat berada dalam tiga wujud: padat, cair, dan gas. Padatan adalah benda yang rigid (kaku) dengan bentuk yang pasti. Cairan tidak serigid padatan dan bersifat fluida, yaitu dapat mengalir dan mengambil bentuk sesuai wadahnya. Seperti cairan, gas bersifat fluida, tetapi tidak seperti cairan, gas dapat mengembang tanpa batas. Ketiga wujud materi ini dapat berubah dari wujud satu menjadi wujud yang lain. Dengan pemanasan, suatu padatan akan meleleh dan menjadi cairan. Pemanasan lebih lanjut akan mengubah cairan menjadi gas. Disisi lain, pendinginan gas akan mengembunkannya menjadi cairan. Pendinginan lebih lanjut akan membuatnya menjadi padat. Dengan ilmu kimia ketiga wujud materi tersebut bisa berubah wujud menjadi wujud lain. Perubahan yang menghasilkan zat baru yang jenis dan sifatnya berbeda dari zat pembentuknya disebut sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia. Perubahan kimia dapat diamati dengan terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya gas, endapan, perubahan warna, maupun perubahan kalor. Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya dan transportasi mengubah senyawa yang ada mengjadi senyawa baru. Karena atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Kekuatan materi dalam perubahan kimia ini terlihat dari persamaan kimia yang setara untuk proses reaksi tersebut. Berdasarkan kesetaraan reaksi, ada reaksi stoikiometri dan pereaksi pembatas. Stoikiometri berasal dari kata yunani, stoicheion (unsure) dan mettrein (mengukur), berarti mengukur unsur. Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel-partikel atom, ion, molekul atau elektron yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat pereaksi dengan hasil reaksi dalam cabang ilmu kimia. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan. Diharapkan kita mengerti tentang pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.

Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, cara standar yang digunakan untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan kimia. Peramaan kimia menunjukan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi, untuk menunjukan bahwa reaksi setara, diungkapkan dengan koefisien reaksi. Koefisian reaksi merupakan konversi yang menunjukan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi atau menyatakan pula jumlah mol senyawa yang bereaksi. Dalam reaksi hokum kekelalan massa berlaku, banyaknya tiap-tiap jenis atom di kedua sisi harus sama atau jumlah atom sebelum dan susudah reaksi harus sama. Koefisien reaksi juga digunakan untuk menyetarakan suatu reaksi supaya setara. Contoh reaksi antara gas nitrogen dan gas hydrogen menghasilkan gas ammonia, persamaan reaksinya: N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) persamaan ini menyatakan bahwa satu molekul gas nitrogen bereaksi dengan 3 molekul gas hydrogen membentuk 2 molekul gas ammonia. Angka 1, 3, dan 2 merupakan koefisien reaksi sebagai faktor konversi. Secara laboratorium, untuk menentukan koefisien dalam persamaan kimia diperlukan sederetan hasil percobaan. Salah satu cara sederhana untuk menentukan koefisien reaksi yaitu dengan metode variasi kontinu. Pada dasarnya dalam sederetan percobaan dilakukan, jumlah molar total campuran pereaksi dibuat tetap sedangkan jumlah molar masing-masing dibuat berubah secara teratur (diberagamkan secara beraturan dan kontinu). Perubahan yang terjadi akibat adanya reaksi antara campuran pereaksi seperti massa, volum dan suhu dialurkan terhadap jumlah molar masing-masing pereaksi dalam suatu grafik, sehingga diperoleh titik optimum. Titik optimum terbentuk menyatakan perbandingan koefisien dari masing-masing pereaksi.

BAB IV ALAT DAN BAHAN Alat: Gelas beker 50ml 4 Mistar 20 cm 1 Termometer 2 Tabung reaksi 10 Gelas ukur 4 Pipet tetes 4 Bahan: NaOH 0,1 M NaOH 1,0 M CuSO4 0,1 M HCl 1,0 M

BAB V PROSEDUR 1. Stoikiometri Reaksi Pengendapan Pertama, sediakan dua buah tabung reaksi yang sudah dicuci dan dikeringkan. Ke dalam 1 tabung reaksi masukkan 1 ml NaOH 0,1 M dengan menggunakan pipet tetes masukkan NaOH ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan kedalam tabung reaksi dan pada tabung reaksi yang lain masukkan 5 ml CuSO4 0,1 M menggunakan pipet tetes masukkan CuSO4 ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan kedalam tabung reaksi. Campurkan kedua larutan itu. Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar gelas beker. Setelah endapan terbentuk ukur tinggi endapan tersebut menggunakan mistar (agar akurat terapkan satuan mili-meter). Setelah itu, gunakan cara kerja yang sama dengan mengubah volume peraksi masing-masing tetapi volume tetap 6 ml, yaitu: 2 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml CuSO4 0,1 M 3 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml CuSO4 0,1 M 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M 5 ml NaOH 0,1 M dan 1 ml CuSO4 0,1 M Setelah dilakukan percobaan pada masing-masing larutan, kemudian dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva. Dari grafik tersebut tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi. Setelah itu, bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan persamaan reaksi. 2. Stoikiometri Sistem Asam-Basa Pertama, sediakan dua buah tabung reaksi yang sudah dicuci dan dikeringkan. Ke dalam tabung 1 reaksi masukkan 1 ml NaOH 1,0 M menggunakan pipet tetes masukkan NaOH ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan ke tabung reaksi dan pada tabung reaksi yang lain masukkan 5 ml HCl 1,0 M menggunakan pipet tetes masukkan HCl ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan ke tabung reaksi. kemudian ukur temperatur kedua larutan tersebut dan usahakan agar sama. Setelah diukur, campurkan kedua larutan tersebut sehingga volume totalnya adalah 6 ml. Ukur temperatur campuran dan catat suhu akhir dari campuran tersebut. Setelah itu, gunakan cara kerja

yang sama dengan mengubah volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 6 ml, yaitu: 2 ml NaOH 1,0 M dan 4 ml CuSO4 1,0 M 3 ml NaOH 1,0 M dan 3 ml CuSO4 1,0 M 4 ml NaOH 1,0 M dan 2 ml CuSO4 1,0 M 5 ml NaOH 1,0 M dan 1 ml CuSO4 1,0 M Setelah dilakukan percobaan pada masing-masing larutan, kemudian dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur (sumbu y) dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva. Dari grafik tersebut ditentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimumnya. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi. Kemudian koefisien yang diperoleh dari titik optimum kurva dibandingkan dari menyetarakan persamaan reaksi.

BAB VI HASIL DAN PENGAMATAN A. Stoikiometri Reaksi Pengendapan NO PELAKUAN PENGAMATAN 1 1 ml NaOH 0,1 M Berbentuk cair, tidak berwarna 5 ml CuSO4 0,1 M Berbentuk cair, berwarna biru NaOH + CuSO4 terbentuk endapan berwarna biru muda setinggi 3 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 2 2 ml NaOH 0,1 M 4 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, tidak berwarna Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan berwarna biru muda setinggi 6 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 3 3 ml NaOH 0,1 M 3 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, tidak berwarna Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan berwarna biru muda setinggi 12 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 4 4 ml NaOH 0,1 M 2 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, tidak berwarna Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan bawah berwarna biru atas berwarna hijau ke gelapan setinggi 31 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 5 5 ml NaOH 0,1 M Berbentuk cair, tidak berwarna

1 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan berwarna hijau ke gelapan setinggi 16 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) B. Stoikiometri Reaksi Asam-Basa NO PELAKUAN PENGAMATAN 1 1 ml NaOH 1,0 M Berbentuk cairan, tidak berwarna, bersuhu 31 5 ml HCl 1,0 M Berbentuk cairan, tidak berwarna, NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 2 2 ml NaOH 1,0 M 4 ml HCl 1,0 M NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 31 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 3 3 ml NaOH 1,0 M 3 ml HCl 1,0 M NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 33 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 4 4 ml NaOH 1,0 M 2 ml HCl 1,0 M Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna,

NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 31 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 5 5 ml NaOH 1,0 M 1 ml HCl 1,0 M NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 31 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

BAB VII REAKSI/PERHITUNGAN A. Perhitungan Stoikiometri Reaksi Pengendapan 1) 1 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,1 mmol 0,5 mmol - - R 0,1 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol S - 0,45 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,00005 mol 97,5 g/mol = 0,004875 gram 2) 2 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,2 mmol 0,4 mmol - - R 0,2 mmol 0,1 mmol 0,01 mmol 0,01 mmol S - 0,3 mmol 0,01 mmol 0,01 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,0001 mol 97,5 g/mol = 0,00975 gram 3) 3 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,3 mmol 0,3 mmol - - R 0,3 mmol 0,15 mmol 0,015 mmol 0,015 mmol S - 0,15 mmol 0,015 mmol 0,015 mmol

Massa endapan Cu(OH)2 = 0,00015 mol 97,5 g/mol = 0,014625 gram 4) 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,4 mmol 0,2 mmol - - R 0,4 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol S - - 0,2 mmol 0,2 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,0002 mol 97,5 g/mol = 0,0195 gram 5) 5 ml NaOH 0,1 M dan 1 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,5 mmol 0,1 mmol - - R 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol S 0,3 mmol - 0,1 mmol 0,1 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,0001 mol 97,5 g/mol = 0,00975 gram B. Perhitungan Stoikiometri Reaksi Asam Basa 1)1 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 1 mmol 5 mmol - - R 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol S - 4 mmol 1 mmol 1 mmol

2) 2 ml NaOH 1,0 M dan 4 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 2 mmol 4 mmol - - R 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol S - 2 mmol 2 mmol 2 mmol 3) 3 ml NaOH 1,0 M dan 3 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 3 mmol 3 mmol - - R 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol S - - 3 mmol 3 mmol 4) 4 ml NaOH 1,0 M dan 2 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 4 mmol 2 mmol - - R 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol S 2 mmol - 2 mmol 2 mmol 5) 5 ml NaOH 1,0 M dan 1 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 5 mmol 1 mmol - - R 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol S 4 mmol - 1 mmol 1 mmol

Tinggi Endapan (mm) BAB VIII PEMBAHASAN Reaksi Pengendapan 35 30 25 20 15 10 5 0 y = 5.1x - 1.7 R² = 0.5405 0 1 2 3 4 5 6 Volume NaOH Dari grafik hubungan tinggi endapan dengan volume larutan NaOH diperoleh Titik optimum pada percobaan reaksi pengendapan berada pada percobaan ke empat yaitu terjadi pada volume 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M. dengan tinggi endapan 31 mm. Untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum harus ditentukan terlebih dahulu molnya sebagai berikut: 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) 4 ml 0,1 M 2 ml 0,1 M 0,4 mmol 0,2 mmol Dari perhitungan diperoleh bahwa mol NaOH sebesar 0,4 mmol dan mol CuSO4 sebesar 0,2 mmol. Maka dapat diketahui bahwa perbandingan percobaan dengan teori sebagai berikut: n NaOH : n CuSO4 = koef NaOH : koef CuSO4 2 : 1 = 2 : 1 Jadi, percobaan tersebut sesuai dengan teori karena perbandingan mol = perbandingan koefisien. Reaksi yang terjadi antara NaOH dan CuSO4 adalah reaksi pengendapan yang

dicirikan dengan terbentuknya produk yang tidak larut atau mengendap. Endapan yang dihasilkan yaitu Cu(OH)2. Zat dikatakan tidak larut karena mengandung (OH - ) atau hidroksida. Senyawa yang mengandung hidroksida tidak dapat larut pengecualiannya adalah hidroksida logam alkali dan Ba 2+ seperti Barium hidroksida Ba(OH)2, Kalsium hidroksida Ca(OH)2 sedikit larut. Reaksi antara 1 ml NaOH dan 5 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dahulu dan CuSO4 masih bersisa 0,45 mmol. Karena NaOH habis terlebih dahulu maka NaOH adalah pereaksi pembatas dan CuSO4 adalah pereaksi sisa. Pada 1 ml NaOH dan 5 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,004875 gram dengan tinggi endapan 3 mm. Reaksi antara 2 ml NaOH dan 4 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan CuSO4 masih bersisa 0,3 mmol. Karena NaOH habis terlebih dahulu maka NaOH adalah pereaksi pembatas dan CuSO4 adalah pereaksi sisa. Pada 2 ml NaOH dan 4 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,00975 gram dengan tinggi endapan 6 mm. Reaksi antara 3 ml NaOH dan 3 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan CuSO4 masih bersisa 0,15 mmol. Pada 3 ml NaOH dan 3 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,014625 gram dengan tinggi 12 mm. Reaksi antara 4 ml NaOH dan 2 ml CuSO4 merupakan reaksi stoikiometri karena tidak ada zat yang bersisa. Pada 4 ml NaOH dan 2 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,0195 gram dengan tinggi 31 mm. Reaksi antara 5 ml NaOH dan 1 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena CuSO4 habis bereaksi terlebih dulu dan NaOH masih bersisa 0,3 mmol. Pada 5 ml NaOH dan 1 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,00975 gram dengan tinggi 16 mm. Dari kelima reaksi antara NaOH dan CuSO4 dengan volume berparisasi dapat di simpulkan bahwa semakin semakin tinggi endapan, maka semakin banyak pula massa endapan yang terbentuk. Endapan yang terbentuk dipengaruhi oleh ion (OH - ). Semakin banyak hidroksida maka semakin banyak pula massa endapan yang mengendap.

Temperatur C Reaksi Asam Basa 33.5 33 32.5 32 31.5 31 30.5 30 29.5 y = 0.2x + 30.6 R² = 0.0833 0 1 2 3 4 5 6 Volume NaOH Dari grafik hubungan tinggi perubahan temperatur dengan volume larutan NaOH diperoleh Titik optimum pada percobaan reaksi pengendapan berada pada percobaan ke tiga yaitu terjadi pada volume 3 ml NaOH 1,0 M dan 3 ml CuSO4 1,0 M. dengan perubahan suhu sebesar 3 C. Untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum harus ditentukan terlebih dahulu molnya sebagai berikut: NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 3 ml 1,0 M 3 ml 1,0 M 3 mmol 3 mmol Dari perhitungan diperoleh bahwa mol NaOH sebesar 3 mmol dan mol HCl sebesar 3 mmol. Maka dapat diketahui bahwa perbandingan percobaan dengan teori sebagai berikut: n NaOH : n HCl = koef NaOH : koef HCl 1 : 1 = 1 : 1 Jadi, percobaan tersebut sesuai dengan teori karena perbandingan mol = perbandingan koefisien. Reaksi antara 1 ml NaOH dan 5 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan HCl masih bersisa 4 mmol. Reaksi antara 2 ml NaOH dan 4 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan HCl masih bersisa 2 mmol.

Reaksi antara 3 ml NaOH dan 3 ml HCl adalah reaksi stoikiometri karena semua pereaksi habis bereaksi. Reaksi antara 4 ml NaOH dan 2 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena HCl habis bereaksi terlebih dulu dan NaOH masih bersisa 2 mmol. Reaksi antara 5 ml NaOH dan 1 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena HCl habis bereaksi terlebih dulu dan NaOH masih bersisa 4 mmol. Reaksi yang terjadi antara NaOH dan HCl adalah reaksi penetralan. NaOH adalah basa kuat dan HCl adalah asam kuat yang jika di reaksikan akan menghasilkan garam NaCl dan air H2O. Dalam reaksi ini tidak terdapat endapan karena NaCl adalah garam dengan ph=7. Karena NaOH adalah basa kuat dan HCl adalah asam kuat dalam larutan senyawa ini akan terionisasi secara sempurna.

BAB IX KESIMPULAN 1. Koefisien reaksi dapat ditentukan dari titik optimum reaksi. Titik optimum pada reaksi pengendapan terjadi pada volume 4 ml NaOH dan 2 ml CuSO4 dengan tinggi endapan 31 mm. Koefisien reaksi NaOH dan CuSO4 perbandingannya 2:1. Titik optimum pada reaksi asam basa diperoleh pada volume 3 ml NaOH dan 3 ml HCl dengan perubahan suhu 3 C. koefisien reaksi NaOH dan HCl perbandingannya 1:1. 2. Menentukan hasil reaksi dengan menggunakan konsep mol dimulai dengan penyetaraan reaksi, mencari mol dengan cara volume molar. Dan ditetnukan mana pereaksi pembatas dan pereaksi sisa dari reaksi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga Keenan. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga Petrucci., Ralp. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga Kurniasih, Nunung. 2014. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Laboratorium Terpadu Sains dan Teknologi: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.