I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia."

Transkripsi

1 I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia. II. LANDASAN TEORI Reaksi kimia merupakan peristiwa yang sering terjadi didalam kehidupan kita. Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Reaksi kimia ditandai dengan berubahnya zat menjadi zat lainnya Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Salah satu contoh peristiwa kimia yang dapat kita lihat adalah pembakaran, misalnya pembakaran gas etana (elpiji dengan udara ). Pada proses pembakaran ini diperlukan etanol dan oksigen sebagai bahan dasar, yang kemudian akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Dalam hal ini etanol dan oksigen disebut sebagai zat pereaksi (reaktan), sedangkan karbon dioksida dan air disebut hasil reaksi (produk). Contoh peristiwa reaksi kimia ini pada umumnya dituliskan pula dalam sebuah persamaan reaksi. Persamaan reaksi kimia adalah gabungan lambang yang menunjukkan suatu reaksi kimia. Rumus-rumus pereaksi diletakan disebelah kiri dan hasil reaksi diletakan disebelah kanan. Diantara dua sisi tersebut digabungkan dengan tanda kesamaan (=) atau tanda panah ( ). Pada saat terjadinya reaksi kimia, terjadi perubahan-perubahan yang dapat diamati untuk mengetahui zat tersebut bereaksi atau tidak. Ciri ciri berlangsungnya reaksi kimia adalah sebagai berikut : a. Reaksi Kimia Menimbulkan Perubahan Warna Sebagai contoh kita mengamati warna larutan Cu(NO3)2 berwarna biru terang akan berubah jika direaksikan dengan larutan NaOH warna bening,yang menghasilkan larutan Cu(OH)2 berwarna biru keputihan.. Perubahan warna merupakan salah satu ciri yang dapat dilihat dimana membuktikan bahwa suatu zat telah bereaksi. b. Reaksi Kimia Menimbulkan Gas

2 Logam Cu yang direaksikan dengan larutan HNO3 menghasilkan gas NO. Selain itu, munculnya uap yang menempel pada didinding gelas beker. Hal ini dapat membuktikan bahwa peristiwa reaksi kimia dapat menghasilkan gas. c. Reaksi Kimia Menimbulkan Perubahan Suhu Reaksi eksoterm adalah reaksi yang menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan dapat berupa panas atau kalor. Reaksi kimia yang memerlukan energi dinamakan reaksi endoterm. Kalor adalah energi yang berpindah dari suatu sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena perbedaan suhu, yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Reaksi eksoterm dan endoterm dapat dikenali dari perubahan suatu sistem yang mengalami perubahan suhu di sekitar lingkungan menjadi panas, dingin dan mengembun. d. Reaksi Kimia Menyebabkan Terjadinya Endapan Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu,meskipun dalam beberapa hal khusus terjadi sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbedabeda. Pada beberapa hal, perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Contohnya larutan Cu(NO3)2 dan larutan NaOH direaksikan, terbentuklah endapan berwarna hitam pekat. e. Reaksi Kimia Menyebabkan Terjadinya Bau Yang Baru Sebagai contoh dari reaksi logam Cu dengan larutan HNO3. Pada umumnya logam Cu serta larutan HNO3 tidak menimbulkan bau, bau itu hanya berlangsung pada saat reaksi berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa timbulnya bau membuktikan bahwa larutan dan logam tersebut telah bereaksi.

3 f. Reaksi Kimia Menyebabkan Habisnya Zat Yang Bereaksi dan Timbulnya Produk Baru Habisnya zat yang bereaksi merupakan salah satu fakta yang paling mudah untuk membuktikan bahwa suatu zat telah bereaksi atau tidak, kemudian akan dilanjutkan dengan menghasilkan produk baru. Suatu reaksi kimia dihasilkan dengan perbandingan massa yang tetap sesudah dan sebelum hasil reaksi. Didalam sebuah reaksi kimia, besar maupun kecilnya suatu laju reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Konsentrasi Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi semakin besar maka jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak. 2. Suhu Apabila suhu semakin besar, maka laju reaksi semakin besar. 3. Luas Permukaan Semakin besar luas permukaan zat reaksi, semakin besar laju reaksi. Cara untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih halus/kecil, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar. 4. Katalisator Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Adapun beberapa sifat katalisator yaitu : o Menurunkan energi aktifasi o Mempercepat laju reaksi baik reaksi maju mapun reaksi balik o Konsentrasi katalis semakin besar, reaksi semakin cepat. o Logam transisi banyak digunakan sebagai katalis heterogen o Katalis tidak mengubah ketetapan kesetimbangan

4 Selain hal tersebut pada persamaan reaksi kimia berlaku hukum kekekalan massa yang dikemukakan oleh LAVOISER pada tahun Ia melakukan penelitian dengan memanaskan timah dengan oksigen dalam wadah tertutup. Dengan teliti, ia berhasil membuktikan bahwa dalam reaksi itu tidak terjadi perubahan massa. Hukum kekekalan massa itu menyatakan bahwa setiap reaksi kimia, massa zat-zat setelah bereaksi adalah sama dengan zat sebelum reaksi. Dalam mempelajari reaksi kimia, tidak hanya mempelajari ciri-ciri terjadinya reaksi dan faktor yang mempengaruhi laju reaksi saja,aspek lain yang terkait dengan reaksi kimia yaitu aspek kuantitatif unsur dalam suatu reaksi, yang disebut STOIKIOMETRI. Stoikiometri berasal dari bahasa yunani stoichea yang berarti unsur dan metrain = mengukur yang berarti perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Zat-zat yang bereaksi dengan zat-zat hasil reaksi dihitung berdasarkan partikel-partikel zat tersebut. Untuk itu, dalam mereaksikan zat, penghitungannya harus menggunakan konsep mol dengan skema sebagai berikut: V tidak STP. Massa (gr) x : : : Mol Jumlah partikel x x : x V (STP) Keterangan diagram : T = Suhu (K) P = Tekanan Gas (atm) R = Tetapan gas = 0,082 L atm mol-1 K-1

5 = Tetapan Avogadro = 6,02 x 1023 L A. Hubungan mol dengan massa zat Untuk unsur (Atom) mol Untuk senyawa (Molekul) mol B. Hubungan mol dengan volum zat dalam keadaan STP mol gas x Volume gas x (STP) = Mol gas X. 22,4 C. Hubungan mol dengan volum zat Mol gas X = Volume gas X RT/P Volume gas X = Mol gas. RT/P D. Hubungan mol dengan jumlah partikel Mol zat Jumlah Partikel L Jumlah partikel = mol x L Pada prinsipnya, Mol merupakan penyederhanaan dari dari jumlah partikel sehingga perbandingan mol setara dengan perbandingan jumlah pertikel yang juga setara dengan perbandingan koefisien. Jadi simpulannya sebagai berikut: Perbandingan koefisien setara dengan perbandingan mol mol zat x

6 III. ALAT DAN BAHAN A. Alat Neraca Elektronik Gelas Beker 250 ml Pipet Tetes Gelas Ukur Kaca Arloji Alat Pemanas Cawan Penguap Batang Pengaduk Penjepit Botol Semprot Lap Oven B. Bahan Lempeng Tembaga (Cu) 0,2170 gram Larutan HNO3 4 M Larutan NaOH 1 M Aquades Larutan H2SO4 1 M Lempeng seng (Zn) gram

7 IV. SKEMA KERJA Langkah I Reaksi antara logam Cu dan larutan asam nitrat (HNO3) Persamaan reaksi : 3Cu(s) + 8 HNO3(aq) 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l) a. Timbang dan catat massa logam Cu dengan menggunakan neraca elektronik. b. Gunting kecil-kecil logam Cu,kemudian masukan logam Cu 0,2170 gram kedalam gelas beker 250 ml. c. Ukurlah sebanyak 2 ml larutan HNO3 4 M menggunakan gelas ukur, lalu tuangkan larutan HNO3 kedalam gelas beker yang telah berisi logam Cu. d. Tutup gelas beker dengan menggunakan kaca arloji. Goyangkan sesekali secara perlahan gelas beker tersebut. e. Amati dan catat perubahan yang terjadi. f. Biarkan hingga logam Cu habis bereaksi. Langkah II Penambahan larutan NaOH Persamaan rekasi : Cu(NO3)2(aq) + NaOH(aq) Cu(OH)2(s) + NaNO3(aq)

8 a. Campurkan 6 ml larutan NaOH ke dalam gelas beker yang berisi larutan Cu(NO3)2 dari hasil percobaan langkah I, lalu diaduk menggunakan batang pengaduk. b. Tunggu beberapa menit sambil tetap mengaduk dan amati perubahan yang terjadi. c. Catat hasil pengamatan yang dilakukan. d. Simpan reaksi ini untuk pengerjaan selanjutnya. Langkah III Pemanasan Persamaan Reaksi : Cu(OH)2(s) a. CuO(s) + H2O(l) Tambahkan 50 ml aquades kedalam gelas beker yang berisi larutan Cu(OH)2 b. Panaskan campuran larutan Cu(OH)2 dan aquades selama lebih kurang 15 menit, serta diaduk secara perlahan - lahan. c. Setelah mendidih, matikan pemanas. Keluarkan batang pengaduk dari larutan, semprot dengan aquades untuk melepaskan partikel partikel yang melekat. d. Dinginkan larutan selama lebih kurang 5 menit. Tunggu hingga padatan berada didasar gelas beker (mengendap).

9 DIPANASKAN e. Tuangkan cairan bening dalam gelas beker ke dalam gelas beker/gelas kimia yang lain( dekantasi). Hati hati agar padatan yang ada tidak ikut tertuang. f. Cuci padatan dalam gelas beker dengan penambahan 50 ml aquades. Biarkan zat padatan kembali mengendap. g. Ulangi proses dekantasi (dua kali lagi). h. Simpan hasil untuk pengerjaan berikutnya. Langkah IV Penambahan Larutan H2SO4 Persamaan reaksi : CuO(s) + H2SO4(aq) CuSO4(aq) + H2O(l) a. Tambahkan 5 ml Larutan H2SO4 kedalam gelas beker langkah III b. Aduk larutan tersebut hingga tidak terjadi perubahan yang dapat teramati lagi. c. Amati dan catat perubahan yang terjadi. d. Simpan larutan ini untuk langkah berikutnya.

10 Langkah V Penambahan Logam Zn Persamaan Reaksi : CuSO4(aq) + Zn(s) Cu(s) + ZnSO4(aq) Cu + ZnSO4 a. Timbang logam Zn sesuai dengan ukuran yang ada (0,196 gram). b. Tambahkan sesuai ukuran logam Zn kedalam hasil reaksi pada percobaan IV yaitu larutan CuSO4, kemudian tutuplah gelas kimia tersebut dengan kaca arloji sambil digoyang-goyangkan c. Amati dan catat perubahan yang terjadi. d. Biarkan reaksi berlangsung sampai Zn habis bereaksi. e. Simpan hasil percobaan, kemudian tunggu hasilnya selama 1 minggu f. Amati dan catatlah perubahan yang terjadi. Langkah VI Mendapatkan Cu kembali a. Dekantasi cairan bening dalam gelas beker dari padatnya. b. Cuci hasil dengan 50 ml air suling, biarkan padatannya mengendap, kemudian dekantasi

11 kembali. Ulangi pencucian dan proses dekantasi (dua kali lagi). c. Timbang dengan teliti cawan penguap yang bersih, catat masanya. d. Tuangkan air kedalam gelas beker, lalu letakkan padatan ke atas kaca arloji kemudian keringkan hasilnya dengan memanaskan cawan penguap ini diatas steambath. e. Timbang cawan penguap beserta isinya dan catat masanya. f. Hitung massa dari Cu, kemudian hitung rendemannya

12 V. DATA PENGAMATAN Langkah I No Objek Pengamatan Logam Cu a. Wujud b. Warna c. Bentuk d. Masa Larutan HNO3 a. Wujud b. Warna c. Bentuk d. Volume e. Kemolaran Persamaan Reaksi 3Cu(s) + 8HNO3(aq) 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(aq) Ciri - ciri Padatan Coklat Kemerahan Lempengan /pipih 0,2170 gram Cair Bening Larutan 2 ml 4M Telah terjadi reaksi kimia, dengan ciri ciri berikut: a. Terjadinya perubahan warna menjadi hijau kebiru-biruan pada larutan Cu(NO3)2 setelah ditambahkan dengan HNO3 b. Timbulnya gelembung kecil tanpa warna. c. Menghasilkan Gas NO dengan warna (kuning - coklat kemerahan) d. Tercium ada bau pada menit ke 11 e. Terjadinya perubahan suhu, yang ditandai dengan panasnya gelas beker, pada saat reaksi berlangsung. f. Reaktan (Cu) habis bereaksi Langkah II No 1. Objek Pengamatan Larutan Cu(NO3)2(aq) a. Wujud Ciri - ciri Cair

13 2. 3. b. Warna c. Bentuk Biru terang Larutan Larutan NaOH a. Wujud b. Warna c. Bentuk d. Volume e. Kemolaran Cair Bening Larutan 6 ml 1M Persamaan Reaksi Cu(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq) Cu(OH)2(s) + 2NaNO3(aq) Telah terjadi reaksi kimia, dengan ditandai : a. Larutan Cu(OH)2 berubah warna menjadi biru keputihan. b. Timbul endapan Cu(OH)2 berwarna hitam keabuan. c. Terjadi perubahan suhu. d. Zat yang bereaksi habis. Langkah III No Objek Pengamatan Perubahan Cu(OH)2 saat ditambah Aquades a. Wujud b. Warna c. Bentuk Hasil Pemanasan Cu(OH)2 Cu(OH)2(s) CuO(s) + H2O(aq) Ciri - ciri Cair Biru susu. Larutan + endapan Telah terjadi reaksi kimia, dengan ditandai : a. Perubahan warna larutan Cu(OH)2 menjadi hitam pekat b. Adanya gelembunggelembung pada saat proses pemanasan berlangsung. c. Perubahan suhu akibat pemanasan.

14 3. Cu(OH)2 Setelah Pendinginan a. Larutan bening berupa H2O b. Adanya endapan CuO berwarna hitam pada bagian dasar gelas beker. Langkah IV No Objek Pengamatan Larutan H2SO4 a. Volume b. Wujud c. Warna d. Bentuk Ciri - ciri CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O Telah terjadi reaksi kimia, dengan ditandai : a. Adanya perubahan warna menjadi biru muda (seperti warna Cu awal) b. Pada dasar gelas beaker terbentuk endapan logam Cu berupa gumpalan kecil berwarna hitam pekat, namun masih dalam jumlah yang sangat sedikit. c. Zat yang bereaksi telah habis terlarut d. Larutan CuSO4 menghasilkan bau baru yang tercium sangat berbeda, terbentuk setelah adanya reaksi antar reaktan tersebut 3 ml Cair Bening Larutan Langkah V No 1. Objek Pengamatan Logam Zn Ciri - ciri

15 a. b. c. d. 2. Massa Wujud Warna Bentuk CuSO4 + Zn ZnSO4 + Cu 0,196 gram (0,2 gram) Padat Abu abu Serbuk halus Telah terjadi reaksi kimia, dengan ditandai : a. Adanya perubahan warna menjadi biru tua b. larutan ZnSO4 sedikit berubah menjadi gas atau uap yang menempel pada dinding gelas beker. c. Tercium bau yang sangat menyengat dari produk yang dihasilkan. c. Adanya endapan Cu berwarna merah bata Langkah VI No 1. Objek Pengamatan Cu yang didekantasi dengan menggunakan air suling. Ciri - ciri Adanya padatan Cu yang berwarna merah namun masih dalam bentuk serbuk basah. 2. Padatan Cu yang diperoleh setelah dipanaskan dalam oven bersuhu 27 ºC, selama seminggu. Padatan Cu berwarna merah bata dan berbentuk serbuk kering. 3. Proses Recorvery Cu selesai Didapatkannya masa Cu yang diperoleh dengan cara berat cawan penguap yang telah berisi Cu dikurangi dengan cawan penguap yang bersih.

16 VI. PERHITUNGAN LANGKAH I Stoikiometri Reaksi antara logam Cu dan larutan asam nitrat(hno3) (mencari volume HNO3) Pada percobaan ini terjadi reaksi antara logam Cu dan larutan asam nitrat sesuai persamaan reaksi dibawah ini : 3Cu(s) + 8HNO3(aq) 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(aq) Keterangan : M Cu = 0,2170 gram Ar Cu = 63,5 g/mol [HNO3] =4M Ditanya : Volume HNO3 =.? Hit: a. Mol Cu = g/ar = 0,2170 g 63,5 g/mol = 0,003 mol b. Mol HNO3 = 8/3 x mol Cu = 8/3 x 0,003 = 0,008 mol c. V HNO3 = mol HNO3 [HNO3] = 0.008/4 = 0,002 L = 2 ML Jadi Volume HNO3 yang ditambahkan pada logam Cu adalah 2 ml LANGKAH II Stoikiometri Penambahan larutan NaOH Persamaan reaksi : Cu(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq) 1: Keterangan : Dik etahui : 2: Cu(OH)2(s) + 2NaNO3(aq) 1: 2

17 Mol Cu = mol Cu(NO3)2 Mol Cu(NO3)2 = 0,003 Ditanya : volume NaOH yang dibutuhkan untuk dicampurkan kedalam Cu(NO3)2=.? Jawaban : a. Mol NaOH = 2/1 x mol Cu = 2/1 x 0,003 mol = 0,006 mol b. Volume NaOH = mol NaOH [NaOH] = 0,006/1 = 0,006 L = 6 ml c. Mol Cu(OH)2 =1/1 x mol Cu(NO3)2(aq) = 1/1 x 0,003 = 0,003 mol Jadi volume NaOH yang dicampurkan kedalam Cu(NO3)2 adalah 6 ml. LANGKAH III Stoikiometri Pemanasan Cu(OH)2 Persamaan Reaksi : Cu(OH)2(s) CuO(s) + H2O(l) ( 1 : 1 : 1) Diketahui : Mol Cu(OH)2 = 0,003 Mol CuO =? Ditanya : Jawaban : a. Mol CuO = 1/1 x mol Cu(OH)2(s) = 1/1 x 0,003 = 0,003 mol Jadi dihasilkan 0,003 mol CuO dalam proses pembakaran tersebut. LANGKAH IV Stoikiometri Penambahan larutan H2SO4 Persamaan Reaksi : CuO(s) + H2SO4(aq) 1) CuSO4(aq) + H2O(l) (1:1:

18 Diketahui : Ditanya : Jawaban : [H2SO4] =1M Mol CuO = 0,003 Volume H2SO4 =? a. Mol H2SO4 = 1/1 x mol CuO = 1/1 x 0,003 = 0,003 mol b. Volume H2SO4 = Mol H2SO4 [H2SO4] = 0,003 1 = 0,003 L = 3ml c. Mol CuSO4 = 1/1 x mol CuO = 1/1 x 0,003 = 0,003 Jadi Volume H2SO4 yang diperlukan adalah 3 ml. LANGKAH V Stoikiometri Massa Zn Persamaan Reaksi : CuSO4 + Zn Cu +ZnSO4 Diketahui : Ditanya : Jawaban : Mol CuSO4 Massa Zn = 0,003 =.? a. Mol Zn = 1/1 x mol CuSO4 = 1/1 x 0,003 = 0,003 mol b. Massa Zn = Mol x Mr = 0,003 x 65,37 = 0,1959 = 0,196 gram Jadi logam Zn yang diperlukan adalah 0,196 gram. LANGKAH VI Menghitung Massa Cu (1 : 1 : 1)

19 Diketahui : massa cawan penguap bersih = 19,9941 gram massa cawan penguap setelah berisi padatan Cu = 20,1515 gram Ditanya : Massa Cu kembali =..? Rendamannya =.? Jawaban : a. Massa Cu kembali = Massa cawan penguap bersih massa cawan penguap berisi Cu = 20, ,9941 = 0,1574 gram b. Rendaman Cu = massa Cu akhir/massa Cu awal x 100 % = 0,1570 x 100 % 0,2170 = 72,3 % Jadi Massa logam Cu yang diperoleh dari hasil Recorvery Cu adalah 0,1574 gram, sedangkan rendamannya adalah 72,3 %.

20 VII. PEMBAHASAN 1. Reaksi antara logam Cu dan larutan asam nitrat(hno3) Reaksi antara logam Cu dan larutan (HNO3) menunjukkan banyak sekali perubahan kimia yang terjadi secara berkala.. Logam Cu yang akan dipergunakan harus dipotong menjadi lebih kecil atau digerus menjadi lebih halus agar memiliki luas permukaan yang kecil. Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, namun pengaruh ukuran kepingan zat padat sangat mempengaruhi laju reaksi yang terjadi pada reaksi kimia tersebut. Apabila semakin besar luas permukaan zat pereaksi maka semakin besar pula laju reaksinya. Untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih kecil atau halus, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar. Pada percobaan ini logam Cu seharusnya digerus hingga halus atau dipotong menjadi lebih kecil, ini berguna agar laju reaksi semakin besar sehingga reaksi antara logam Cu dan Asam Nitrat dapat berlangsung cepat. Pada pelaksanaannya, kami melakukan sebuah kesalahan yaitu tidak membuat logam Cu menjadi potongan yang kecil atau serbuk sebelum direaksikan dengan Asam Nitrat. Hal ini mengakibatkan adanya penambahan larutan asam nitrat yang tidak sesuai dengan perhitungan stoikiometri. Pada percobaan ini HNO3 yang seharusnya ditambahkan dengan logam Cu menurut perhitungan stoikiometri adalah 2 ml, namun karena adanya kecerobohan kami dalam melakukan percobaan, maka dilakukan penambahan HNO3 sebanyak 3ml. Sehingga total HNO3 yang kami gunakan untuk bereaksi dengan logam Cu sebanyak 5 ml. Hal ini dilakukan agar logam Cu tidak susah untuk bereaksi. Setelah Logam Cu dicampur dengan larutan HNO3 sebanyak 5 ml, kemudian mengalami reaksi secara perlahan-lahan, sehingga menghasikan larutan 3Cu(NO3)2(aq). Dengan persamaan reaksi kimia : 3Cu(s) + 8 HNO3(aq) 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l) Bersamaan dengan reaksi tersebut berlangsung, timbul gelembung-gelembung kecil, terjadi perubahan warna pada larutan Cu(NO3)2 yaitu berwarna biru terang, terjadi perubahan suhu, timbulnya bau yang baru, dan adanya gas NO. Pada saat

21 logam Cu mulai bereaksi dengan larutan HNO3, timbul gas NO yang beracun dan berwarna kecoklatan. Hal ini ditandai dengan munculnya uap air pada dinding gelas beker, dan adanya gelembung-gelembung kecil berwarna transparan yang naik ke atas permukaan. Selain itu, jika gelas beker semakin digoyang-goyangkan, maka larutan HNO3 yang semula berwarna bening direaksikan dengan logam Cu,akan menghasilkan larutan Cu(NO3)2 yang berwarna biru terang. Tidak hanya timbulnya gas NO, dan terjadi perubahan warna saja, namun fakta lain yang dapat dilihat bahwa larutan asam nitrat dn logam Cu telah bereaksi adalah terjadinya perubahan suhu. Perubahan suhu ini ditandai dengan gelas beker yang semakin hangat pada saat mengalami reaksi, dan adanya uap air disekitar gelas beker. Fakta lain yang dapat membuktikan bahwa terjadi reaksi yaitu timbulnya bau yang baru disebabkan oleh adanya gas NO dan larutan Cu(NO3)2 yang memiliki bau yang sangat pekat. Semua fakta ini dapat membuktikan bahwa logam Cu dan larutan HNO3 telah mengalami reaksi dan menghasilkan larutan Cu(NO3)2 yang berwarna biru terang, dan akan direaksikan dengan pereaksi selanjutnya. 2. Reaksi yang Terjadi Setelah Penambahan Larutan NaOH Pada reaksi sebelumnya antara logam Cu dengan HNO3 dihasilkan lautan Cu(NO3)2 berwarna biru terang. Selanjutnya akan dilakukan penambahan NaOH. Penambahan NaOH berfungsi untuk memberikan suasana basa pada larutan Cu(NO3)2 yang bersifat asam agar reaksi dapat berlangsung. Untuk reaksi pertama, penambahan larutan HNO3 menurut stoikiometri sebanyak 2 ml. Namun karena adanya kecerobohan dalam melakukan reaksi tersebut, dan agar rekasi tersebut dapat bereaksi dengan cepat dilakukan penambahan larutan HNO3 sebanyak 5ml. Hal ini menyebabkan kelebihan larutan HNO3, sehingga menghasilkan produk yang bersifat asam. Berdasarkan perhitungan stoikiometri, penambahan NaOH yang dilakukan adalah sebanyak 6 ml. Dengan melihat penambahan HNO3 pada langkah I, yang menyebabkan HNO3 berlebih, maka penambahan NaOH pun dilakukan berlebih dari perhitungan stoikiometrinya. Reaksi antara Cu(NO3)2 dengan larutan NaOH 6ml tidak dapat mengalami reaksi dengan cepat dan baik. Maka dilakukan

22 penambahan NaOH yang berlebih sampai larutan tersebut mengalami reaksi. Penambahan NaOH yang kami lakukan sebanyak lebih kurang 9 ml lagi. Sehingga larutan NaOH yang kami reaksikan dengan larutan Cu(NO3)2 sebanyak 15 ml. Dengan adanya penambahan larutan NaOH sebanyak 15 ml, larutan Cu(NO3)2 dengan larutan NaOH mulai bereaksi, dan menghasilkan larutan Cu(OH)2. Persamaan reaksi kimia dalam proses ini adalah Cu(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq) Cu(OH)2(s) + 2NaNO3(aq). Reaksi antara larutan Cu(NO3)2 yang berwarna biru terang dengan larutan NaOH yang berwarna bening, menghasilkan sebuah produk baru dengan ditandainya perubahan warna pada produk yang dihasilkan yaitu perubahan warna menjadi biru keputihan pada larutan Cu(OH)2. Tidak hanya terjadi perubahan warna saja, fakta lain yang dapat mebuktikan bahwa terjadi reaksi kimia dalam penambahan NaOH kedalam larutan Cu(NO3)2 adalah dengan terjadinya endapan Cu(OH)2 yang berwarna hitam keabuan. Pada saat reaksi ini berlangsung terbentuknya gelembung-gelembung kecil,adanya perubahan suhu, serta timbulnya gas. Perubahan suhu ini ditandai dengan gelas beker secara perlahan mulai hangat. Timbulnya gas pada proses reaksi ini dibuktikan dengan adanya uap air pada dinding gelas beker. Setelah terjadinya endapan, timbul gelembunggelembung kecil, terjadinya perubahan suhu, timbul gas Perubahan pada reaksi tidak tampak lagi, hal ini menandakan bahwa reaksi telah menghasilkan produk baru, dan zat yang bereaksi telah habis. 3. Reaksi yang Terjadi Setelah Pemanasan Larutan Cu(NO3)2 berwarna biru yang direaksikan dengan larutan NaOH berwarna bening menjadi larutan Cu(OH)2 berwarna biru keputihan. Kemudian larutan Cu(OH)2 ini yang akan melalui proses pemanasan seperti pada persamaan reaksi berikut : Cu(OH)2(s) CuO(s) + H2O(l) Sebelum dipanaskan larutan Cu(OH)2 ditambahkan dengan 100 ml air suling. Proses pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat proses reaksi kimia, memperbesar hasil kali ion-ionnya, serta memperkecil Ksp. Proses pemanasan juga dapat merestrukturisasi zat-zat yang sudah berbentuk endapan, agar padatan

23 kristal lebih nampak. Pemanasan dilakukan pada alat pemanas listrik,dan letakkan larutan Cu(OH)2 yang telah ditambahkan air suling 100 ml diatas alat tersebut. Selama proses pemanasan, larutan Cu(OH)2 yang semula berwarna biru keputihan mengalami perubahan yang terletak pada warna larutan tersebut. Secara perlahanlahan larutan tersebut berubah warna menjadi hitam karena proses pemanasan. Pada saat proses pemanasan timbul gelembung-gelembung yang jumlahnya cukup banyak. Larutan yang telah dipanaskan, kemudian didinginkan. Setelah proses pendinginan,larutan tersebut terbagi atas dua sisi, sisi yang paling bawah merupakan endapan CuO dan berwarna hitam pekat, sedangkan sisi yang atas merupakan cairan bening (H2O). Proses selanjutnya adalah dekantasi. Dekantasi adalah proses mengendapkan endapan kemudian menuangkan cairan diatas endapan kedalam temapat lain, sehingga endapan tetap berada pada tempat semula. Endapan CuO ditambahkan dengan 50 ml air suling, kemudian didekantasi sampai tiga kali. Proses penyucian hingga dekantasi sebanyak tiga kali menghasilkan endapan CuO yang berwarna hitam. 4. Reaksi yang Terjadi Setelah Penambahan Larutan H2SO4 Endapan CuO berwarna hitam yang diperoleh dari reaksi sebelumnya, kini dilakukan penambahan larutan H2SO4. Penambahan larutan H2SO4 berfungsi sebagai asam bersifat oksidator dimana larutan H2SO4 akan mendestruksi endapan CuO agar kembali menjadi unsur-unsur pembentuk semula zat-zat yang direaksikan sebelumnya. Menurut perhitungan stoikiometri dilakukan penambahan larutan H2SO4 sebanyak 3 ml, namun pada kenyataannya penambahan 3 ml tersebut tidak menyebabkan endapan CuO bereaksi. Maka dilakukan penambahan larutan H2SO4 sebanyak 2 ml, sehingga pada proses ini larutan H2SO4 yang ditambahkan sebanyak 5 ml. Dengan penambahan larutan H2SO4 sebanyak 5 ml, endapan CuO secara perlahan kemudian bereaksi. Penambahan larutan H2SO4, dikarenakan adanya penambahan zat-zat tertentu yang bersifat melarutkan ataupun mengaktifkan zat-zat tertentu dari awal proses praktikum ini. Sehingga dapat dipastikan pada praktikum selanjutnya ada zat-zat yang ditambahkan baik volume maupun massanya, agar dapat menghasilkan

24 produk yang sesuai. Persamaan reaksi pada proses penambahan H2SO4 adalah sebagai berikut: CuO(s) + H2SO4(aq) CuSO4(aq) + H2O(l) Reaksi antara endapan CuO yang ditambahkan dengan larutan H2SO4 berwarna bening, menghasilkan produk yaitu larutan CuSO4 yang warnanya sama seperti pertama kali logam Cu bereaksi dengan HNO3 yaitu berwarna biru. Selain itu adanya endapan logam Cu yang jumlahnya sedikit dan berwarna hitam pekat pada dasar gelas beker. Saat reaksi berlangsung timbulnya gas, serta adanya bau yang sangat menyengat dari produk yang dihasilkan yaitu larutan CuSO4. 5. Reaksi Penambahan Logam Zn Larutan CuSO4 yang diperoleh dari reaksi kimia sebelumnya, kemudian siap untuk direaksikan dengan logam Zn. Persamaan reaksi penambahan logam Zn dalam larutan CuSO4 adalah sebagai berikut : CuSO4(aq) + Zn(s) Cu(s) + ZnSO4(aq) Logam Zn digunakan karena logam Zn bersifat tidak katalis. Menurut perhitungan stoikiometri, logam Zn yang seharusnya ditambahkan adalah 0,196 gram,namun pada percobaan ini terjadi kecerobohan dalam penimbangan logam Zn, sehingga logam Zn yang ditambahkan pada reaksi ini adalah 0,2080 gram. Logam Zn yang berupa serbuk halus dan memiliki warna abu-abu secara perlahan-lahan dituangkan kedalam larutan CuSO4 berwarna biru terang. Kemudian tutuplah dengan menggunakan kaca arloji. Logam Cu mulai mengendap dengan warna merah kehitaman. Serta timbul uap yang menempel pada dinding gelas beker. Tidak hanya itu, pada saat reaksi kimia berlangsung timbul bau yang sangat menyengat. Agar mendapatkan produk yang maksimal goyangkan gelas beker hingga menghasilkan endapan logam Cu dalam jumlah lebih banyak dan berubah warna menjadi merah bata. Kemudian terjadi perubahan warna pada larutan yaitu berwarna bening yang merupakan larutan ZnSO4, dan menghasilkan endapan logam Cu yang berwarna merah bata. 6. Reaksi Kimia Mendapatkan Cu kembali Setelah menghasilkan logam Cu berwarna merah bata dan larutan ZnSO4 pada reaksi sebelumnya,biarkan logam Cu hingga benar-benar mengendap.

25 Lakukan pencucian dengan 50 ml aquades, lalu dekantasi hingga tiga kali secara hati-hati dan tidak menyebabkan terbuangnya logam Cu. Dekantasi dilakukan untuk mendapatkan logam Cu yang benar-benar murni. Timbang terlebih dahulu cawan penguap, kemudian masukan logam Cu yang telah didekantasi namun masih dalam keadaan basah kedalam cawan penguap tersebut. Kemudian panaskan cawan penguap yang telah berisi logam Cu kedalam oven, sehingga mendapatkan produk akhir yaitu Cu yang seperti semula.

26 LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN Langkah I Pertanyaan : Berikan penjelasan tentang logam Cu yang digunakan meliputi : wujud, warna, dan bentuknya Jawaban : Logam Cu yang belum direaksikan dengan HNO3 memiliki, wujud = padat warna = coklat kemerahan bentuk = pipih atau lempengan. Pertanyaan : Apakah reaksi kimia berlangsung? Lengkapilah jawaban anda dengan fakta seperti yang ditunjuk didepan. Jawaban : Ya, reaksi kimia antara logam Cu dengan larutan HNO3 berlangsung, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya : Timbul gelembung. Terjadinya perubahan warna pada zat yang dihasilkan yaitu Cu(NO3)2 menjadi warna biru. Timbul gas beracun NO2 yang berwarna kecoklatan yang terjadi karena rekasi antara gas NO dengan O2. Terjadi perubahan suhu. Hal ini dapat dibuktikan dengan panasnya gelas beker pada saat reaksi berlangsung. Timbul bau yang baru. Pertanyaan : Bagaimana proses yang terjadi terhadap logam Cu! Jawaban : Pada saat larutan HNO3 dimasukkan kedalam gelas beker yang telah berisi dengan logam Cu, logam Cu mulai bereaksi di tandai dengan adanya gelembung-gelembung kecil. Larutan HNO3 yang semula berwarna bening kemudian bereaksi dengan logam Cu menghasilkan larutan Cu(NO3)2 yang berwarna biru. Seiring dengan bereaksinya logam Cu dengan larutan HNO3 terjadi perubahan suhu, yang ditandai dengan panasnya gelas beker.

27 Selanjutnya timbul gas NO yang bereaksi dengan O2 menjadi gas NO2 yang berwarna cokelat kemerahan dan beracun. Selanjutnya pada menit ke-11 timbul bau yang baru. Kemudian logam Cu telah habis bereaksi dan gas NO2 yang terbentuk kemudian menghilang. Langkah II Pertanyaan : Berikan penjelasan tentang NaOH yang digunakan. Jawaban : Wujud = cair Warna = bening Bentuk =Larutan Volume = 6 ml Kemolaran = 1M Pertanyaan : Apakah reaksi kimia terjadi? Bagaimana saudara mengetahuinya? Jawaban : Reaksi kimia terjadi, hal ini dibuktikan dengan fakta sebagai berikut : o Terjadi perubahan warna pada larutan Cu(OH)2 menjadi biru keputihan. o Timbul endapan Cu(OH)2 berwarna hitam keabuan. o Terjadi perubahan suhu menjadi lebih tinggi. o Zat yang bereaksi habis. o Cairan menjadi lebih pekat. Pertanyaan : Kemanakah logam Cu? Jawaban : Logam Cu dalam Cu(NO3)2 bereaksi dengan NaOH membentuk Cu(OH)2 yang menyebabkan larutan berwarna biru muda (biru keputihan). Hal ini menunjukkan bahwa Cu telah habis berekasi dengan larutan NaOH. Langkah III Pertanyaan : Bagaimana perubahan yang terjadi pada Cu setelah dipanaskan?

28 Jawaban : Logam Cu dalam larutan Cu(OH)2 yang berwarna biru keputihan, berubah warna menjadi abu-abu (hitam). Setelah proses pendinginan, makan akan terbentuk endapan CuO yang berwarna hitam pekat. Larutan ini terbagi atas 2 sisi, dimana bagian atas yang merupakan cairan bening (H2O), dan bagian bawah yaitu endapan CuO yang berwarna hitam pekat. Langkah IV Pertanyaan : Berikan penjelasan tentang H2SO4 yang digunakan! Jawaban : Volume = 3 ml Wujud = Cair Warna = Bening Bentuk = Larutan Pertanyaan : Apakah reaksi kimia terjadi? Jawaban : Reaksi kimia terjadi, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya Terjadi perubahan warna biru pada zat yang dihasilkan yaitu CuSO4. Terjadi perubahan suhu Timbulnya bau baru pada larutan CuSO4 setelah terjadi reaksi antar reaktan tersebut. Pada akhirnya zat tersebut habis bereaksi. Pertanyaan : Jelaskan jawaban saudara, dimanakah logam Cu sekarang? Jawaban : Penambahan larutan H2SO4 yang berwarna bening ke dalam endapan CuO berwarna hitam pekat, terbentuk larutan CuSO4 berwarna biru. Pada dasar gelas beker terbentuk endapan logam Cu berupa gumpalan kecil yang jumlahnya sedikit, dan berwarna hitam. Pertanyaan : Menurut saudara, apakah warna larutan punya arti? Mengapa? Jawaban :Warna larutan mempunyai arti karena warna larutan dapat mengidentifikasikan bahwa reaktan telah bereaksi atau belum. Pada

29 langkah VI ini untuk mengidentifikasikan apakah logam Cu telah bereaksi dengan H2SO4 tau belum. Langkah V Pertanyaan : Berikan penjelasan tentang logam Zn yang digunakan! Jawaban : Massa = 0,1969 gram atau 0,2 gram Wujud = Padat Warna = Abu-abu Bentuk = Serbuk halus Pertanyaan : Apakah reaksi kimia berlangsung? Nyatakan dengan fakta yang anda amati! Jawaban : Reaksi kimia pada percobaan ini berlangsung, ditandai dengan : Terjadinya endapan logam Cu yang berwarna merah kehitaman, setelah digoyangkan secara berkala maka endapan Cu tersebut berubah warna menjadi merah bata. Timbulnya gas dari larutan ZnSO4, karena sebagian partikelpartikel memiliki kekuatan tarik-menarik yang kurang dari keadaan larutannya akan sedikit berubah menjadi uap. Timbulnya bau yang sangat menyengat dari produk yang dihasilkan. Pertanyaan : Dimanakah Logam Cu sekarang! Jawaban : Setelah adanya proses penambahan logam Zn pada H2SO4,Logam Cu telah terbentuk kembali dalam bentuk serbuk berwarna merah kecoklatan. Hal ini dikarenakan Zn yang ditumbuhkan telah meningkat SO4 pada walnya diikat oleh Cu.

30 VIII. KESIMPULAN a. Pada percobaan tentang beberapa reaksi kimia dengan menggunakan logam (Cu), maka diperoleh beberapa perubahan yang terjadi pada saat reaksi kimia berlangsung yaitu: b. Habisnya zat yang bereaksi Dihasilkan produk baru dari reaktan yang habis direaksikan Timbulnya gas Terjadinya perubahan warna larutan Terjadi perubahan suhu Timbulnya endapan Terciumnya bau yang baru Pada perubahan atau reaksi kimia yang terjadi berlaku hukum kekekalan massa yang dikemukakan oleh LAVOISIER yakni massa zat-zat setelah bereaksi adalah sama dengan zat sebelum reaksi. c. Besar kecilnya suatu laju reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : Konsentrasi Suhu Luas permukaan Katalisator b. c. Stoikiometri merupakan perhitungan yang digunakan dalam reaksi kimia. Dan terdiri dari beberapa konsep-konsep mol yaitu hubungan mol dengan massa zat, hubungan mol dengan volume zat, Hubungan

31 mol dengan volum zat dalam keadaan STP, serta Hubungan mol dengan jumlah partikel. IX. DAFTAR PUSTAKA Tim Laboratorium Kimia Dasar Penuntun Pratikum Kimia Dasar I. Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana ; Bukit Jmbaran, Bali. Priyanta,Drs.Amin Tips&Trik Menyiasati Kimia.Yogyakarta:Teknomedia Sutresna, Nana Kimia SMA Kelas XI. Bandung: Grafindo Media Utama Purba, Michael Kimia SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI Nama Anggota: Isrenna Ratu Rezky Suci 1157040029 Helmi Fauzi 1157040025 Fajar Gunawan 1157040022 Fresa Agustini 1157040024 JURUSAN KIMIA 1A FAKULTAS

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C ) I. Tujuan Percobaan o Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) o Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah

Lebih terperinci

MENYARING DAN MENDEKANTASI

MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING - Menyaring adalah suatu proses dimana partikelpartikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan permeabel (kertas saring,dll). - Endapan : suatu

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol

Lebih terperinci

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X STOKIOMETRI Kimia Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 SURABAYA 2015 STOKIOMETRI STOKIOMETRI Pada materi stokiometri, kita akan mempelajari beberapa hal seperti persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia,

Lebih terperinci

Titik Leleh dan Titik Didih

Titik Leleh dan Titik Didih Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur

Lebih terperinci

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../... Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../... Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Praktikan : mor Absen : Kelas : Tanggal : Lembar Kegiatan Siswa

Lebih terperinci

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN DATA PENGAMATAN Eksperimen 1 : Reaksi Eksperimen 2 : Pemanasan Garam Nitr Asam Nitrat dengan Logam Cu Perlakuan 1 keping logam Cu + HNO3 pekat beberapa tetes 1 keping

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Oleh: 1. Kurniawan Eka Yuda (5) 2. Tri Puji Lestari (23) 3. Rina Puspitasari (17) 4. Elva Alvivah Almas (11) 5. Rusti Nur Anggraeni (35) 6. Eki Aisyah (29) Kelas XI

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak REAKSI KIMIA 17 Oktober 2014 Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA 11140162000033 Abstrak Percobaan ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perubahan kimia maupun perubahan sifat fisis pada reaksi kimia.

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Asas Lavoiser atau kekekalan massa jumlah sebelum dan setelah reaksi kimia adalah tetap 2. Hukum Gas Ideal P V = nrt Dengan P adalah tekanan (atm),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI Kelompok V : Amir Hamzah 1415005 Umi Kulsum 1415018 AKADEMI KIMIA ANALISIS CARAKA NUSANTARA CIMANGGIS, KELAPA DUA DEPOK, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun Oleh: Siwi Aji Widhi Astuti (10515026) Irin Safitri (10515029) Yasmine Sophi Damayanti (10515031)

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP : LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA Oleh: Nama : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP : 133020112 Kelompok : E Meja : 4 (Empat) Tanggal Percobaan : 18 Oktober 2013 Asisten : Aldia Januaresti

Lebih terperinci

Reaksi kimia. Lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan reaksi, antara lain:

Reaksi kimia. Lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan reaksi, antara lain: Reaksi kimia Reaksi kimia A Persamaan Reaksi Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien masing-masing. Pada reaksi kimia, satu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2006 Shift : Kamis Pagi Kelompok : 4.3. A Disusun Oleh : Aulia Qiranawangsih (16606227)

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

Tujuh4reaksi - - REAKSI KIMIA - - 2H 2 (g) + O 2(g) 2H 2 O ( l ) Reaksi Kimia 7206 Kimia. Reaksi Kimia

Tujuh4reaksi - - REAKSI KIMIA - - 2H 2 (g) + O 2(g) 2H 2 O ( l ) Reaksi Kimia 7206 Kimia. Reaksi Kimia - - REAKSI KIMIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian Tujuh4reaksi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

Materi Pokok Bahasan :

Materi Pokok Bahasan : STOIKIOMETRI Kompetensi : Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan dalam perhitungan kimia. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa menggunakan

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL

Lebih terperinci

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah, BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran

Lebih terperinci

Tugas Kimia STOIKIOMETRI

Tugas Kimia STOIKIOMETRI Tugas Kimia STOIKIOMETRI NAMA ANGGOTA : 1. Nyoman Dharma Triyasa (10) 2. Komang Jnana Shindu Putra (17) 3. I.G.A Dharsasasmitha Yani (19) 4. Ni Putu Riska Valentini (25) 5. Putu Ayu Rosita Octaviani (26)

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya: . Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III

Lebih terperinci

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul.

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul. Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang

Lebih terperinci

KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA

KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA JANUARI 2009 SMA NEGERI 2 PALANGKARAYA I. TUJUAN PERCOBAAN : Tujuan percobaan

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2016 Soal diketik ulang oleh urip rukim (www.urip.info)

Lebih terperinci

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma).

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang, manusia tidak dapat lepas dari bahan-bahan kimia, hampir disemua aspek kehidupan manusia dapat ditemukan bahan-bahan kimia. Mulai dari aspek kesehatan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

SMAN 1 MATAULI PANDAN

SMAN 1 MATAULI PANDAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA D I S U S U N OLEH KELOMPOK IV Chaidi Reza Depari Firdanta Ginting Hadi Mulki Siregar Lazuardyas Ligardi Zulhanggari Dwitama XI IPA 1 SMAN 1 MATAULI PANDAN 2013 Percobaan II Reaksi

Lebih terperinci

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA. Disusun Oleh. Ari Wahyuni PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA. Disusun Oleh. Ari Wahyuni PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA Disusun Oleh Ari Wahyuni 107113039 PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2014 PERUBAHAN KIMIA I. Tujuan Agar mahasiswa

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRA AMIN TEMBAGA (II) SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH 3 ) H O DAN GARAM RANGKAP AMONIUM TEMBAGA (II) SULFAT HEKSAHIDRAT Cu(SO ).6HO OLEH:

Lebih terperinci

Rumus Kimia. Mol unsur =

Rumus Kimia. Mol unsur = Rumus Kimia Menentukan Rumus Kimia Zat Rumus kimia zat dapat dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris dapat ditentukan dengan menghitung mol komponen penyusun zat dengan menggunakan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 7 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU 1. Kenaikan Titik Didih Titik didih suatu zat cair adalah: suhu pada suatu tekanan uap jenuh zat cair tersebut sama dengan tekanan luar.

Lebih terperinci

BAB IV HUKUM DASAR KIMIA

BAB IV HUKUM DASAR KIMIA BAB IV HUKUM DASAR KIMIA KOMPETENSI DASAR : 2.1 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan Indikator : 1. Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI 3 LAJU REAKSI A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI Materi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan

Lebih terperinci

MODUL STOIKIOMETRI 1

MODUL STOIKIOMETRI 1 MODUL STOIKIOMETRI 1 1. Pengertian Mol Mol merupakan suatu satuan jumlah, yang berasal dari kata moles yang artinya sejumlah massa / sejumlah kecil massa, hampir sama dengan lusin. 1 mol = 6,02 X 10 23

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol JUDUL TUJUAN PERCBAAN IV : BENZIL ALKL : 1. Mempelajari kelarutan benzyl alkohol dalam berbagai pelarut. 2. Mengamati sifat dan reaksi oksidasi pada benzyl alkohol. ari/tanggal : Selasa, 2 November 2010

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka A. Judul Praktikum : Kesetimbangan Kimia B. Hari/Tanggal Percobaan : Senin, 19 Maret 2012 jam 10.00-12.30 C. Tujuan Percobaan : Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka : Kesetimbangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil 1. Golongan Alkohol Etanol + K2Cr 2 O 7 + H 2 SO 4 50 % Larutan warna kuning + H2SO4

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan ? Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan interpretasi data analitik Metode Konvensional: Cara

Lebih terperinci

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun oleh: Sandya Yustitia 10515050 Fritz Ferdinand 10515059 Maulinda Kusumawardani 10515061 Muhammad

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono Semester Gasal 2012/2013 STOIKIOMETRI 2 STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi

Lebih terperinci

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta. Menjelaskan pengertian tentang entalpi suatu zat dan perubahannya.

Lebih terperinci