BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian 4.1 Gambaran SMK T & I Kristen Salatiga Penelitian ini dilaksanakan di SMK T & I Kristen Salatiga, provinsi Jawa Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen (STMK), didirikan pada tanggal 8 Agutus 1976 dengan jumlah siswa 6 orang untuk jurusan mesin. Saat awal berdiri SMK T&I Kristen Salatiga menempati gedung atau salah satu rumah penduduk di Jalan Pungkursari Salatiga.Karena suatu hal, maka pada bulan November 1976 Sekolah pindah ke gedung SD Kristen, Jalan Ahmad Yani Salatiga. Pada tanggal 2 Januari 1977 sekolah di pindah menempati gedung Gris Jl. Langen Suko No. 8 Salatiga menggunakan namastm Kristen Salatiga dengan jumlah siswa 194 (kelas 1(satu) jurusan M = 83, L = 43, B = 32 dan kelas 2 (dua) jurusan M = 36). Melihat perkembangan siswa yang semakin banyak jumlahnya, maka Pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Kristen (YLPK) Salatiga memutuskan membangun gedung baru di jalan yakni Jl. Kemiri Raya 9-11 Salatiga.Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1986 SMK T&I Kristen Salatiga pindah menempati gedung tersebut hingga sekarang. Pada tahun pelajaran 2013/2014 SMK T&I Kristen Salatiga telah berkembang dengan pesat, baik secara fisik maupun non fisik. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI kejurusan TKR SMK T & I Kristen Salatiga yang berjumlah 34 siswa laki-laki. 4.2 Prasiklus Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TKR SMK T&I Kristen Salatiga Semester II tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 siswa. Kondisi awal siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran), pembelajaran di kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dari awal pertemuan hingga akhir hanya terpusat pada guru. Kemudian pada saat guru menyampaikan materi pelajaran siswa tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas diluar pembelajaran. Akibat dari pembelajaran yang tidak efektif karena guru terus menerus

memberikan materi sedangkan siswa sulit untuk memahami materi yang telah diberikan, akibatnya tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dan hasil belajar siswa rendah. Hasil Belajar Ketuntasan belajar dari 34 siswa sebelum diadakan penelitian dengan menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) terdapat 20 siswa di atas KKM (tuntas) dan 14 siswa dinyatakan dibawah KKM (belum tuntas). KKM mata pelajaran PKn 72. Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus untuk mata pelajaran PKn dapat dilihat berikut ini ; Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Prasiklus No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) 1. 56 60 4 11,7 2. 61 71 10 29,4 3. 72 80 20 58,8 Jumlah 34 100 Nilai Tertinggi PKn Nilai Terendah PKn Nilai Rata-rata PKn 78 56 68.58 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui yang mendapatkan rentang nilai 56 60 ada 4 siswa, rentang nilai 61 71 ada 10 siswa, rentang nilai 72 80 ada 20 siswa dengan nilai tertinggi 80, nilai rendah 56, dan nilai rata-rata 68.58. Dibawah ini adalah hasil tes prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.1 Hasil tes belajar siswa pada prasiklus untuk mata pelajaran PKn dapat dilihat pada diagram 4.1

20 20 15 10 5 4 10 56-60 61-71 72-78 0 Gambar 4.1 Diagram ketuntasan belajar siswa pada prasiklus Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar prasiklus diperoleh rentang antara nilai 56 60 ada 4 siswa, rentang nilai 61-71 ada 10 siswa, rentang nilai 72-78 ada 20 siswa. 4.3 Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan dalam pembelajaran ini adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dan dilaksanakan dalam dua siklus ( siklus satu dua pertemuan ) atau 4 x 45 menit. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 28 April 26 Mei 2014.

1. Siklus I (2 x 45 menit) a. Perencanaan (Pertemuan I) Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata Pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran). 2. Lembar evaluasi (lihat halaman 138) yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Lembar observasi atau pengamatan (lihat halaman 135) untuk siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan baik dan sesuai dengan proses pembelajaran model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran). 4. Buku pelajaran seperti LKS dan modul untuk menunjang proses pembelajaran. 5. Materi pembelajaran. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional dan organisasi internasional bagi suatu Negara. 6. Keperluan yang digunakan saat membuat Peta Pikiran yaitu kertas HVS, pensil berwarna dan gambar Mind Mapping yang dibuat terlebih dahulu oleh peneliti serta ruang lokasi yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. Gambar Mind Mapping (Peta Pikiran)

Pertemuan II 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional dan organisasi internasional bagi suatu Negara. 2. Soal evaluasi siklus II yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa. 2. Tindakan Siklus I Pertemuan I (90 menit) Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada pelaksanaan siklus I adalah : 1. Kegiatan awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, melakukan absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hubungan internasional dan organisasi internasional. 2. Apabila siswa dapat menjawab, siswa diberikan aplous. 3. Menjelaskan materi pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) yang di tulis di papan tulis sebagai berikut : Topik mengenai hubungan internasional dan organisasi internasional diletakkan ditengah-tengah papan tulis. Topik hubungan internasional dan organisasi internasional dan sub topik pengertian hubungan internasional, pentingnya hubungan internasional, dan sarana-sarana hubungan internasional saling berhubungan dan menggunakan garis lebih tebal, semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis, dan garis harus melengkung dengan panjang yang sama juga seluruh garis harus tersambung ke pusat atau ke topik. Di dalam membuat Mind Mapping (Peta pikiran) tidak hanya menggunakan garis tebal dan tipis tetapi juga menggunakan gambar, simbol dan beberapa warna agar siswa bisa membedakan topik dan sub topik, warna juga berbeda untuk setiap inti dari sub topik. b. Elaborasi 1. Setelah selesai menerangkan materi hubungan internasional dan organisasi internasional di papan tulis, kemudian memulai dengan membagi kelompok, satu kelompok ada dua siswa. 2. Masing-masing kelompok diberi kertas HVS dan pensil berwarna serta materi yang diambil dari LKS PKn yang berkaitan dengan pengertian, pentingnya

dan sarana-sarana hubungan internasional dan organisasi internasional bagi suatu Negara. 3. Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membuat Mind Mapping (Peta pikiran) secara bebas dalam ide-ide yang dituangkan dalam pembuatan Mind Mapping (Peta pikiran) yang berkaitan dengan materi hubungan internasional dan organisasi internasional. 4. Mengamati siswa satu per satu sambil membawa lembar panduan pengamatan pembelajaran siswa (kategori aktif, kreatif, kerjasama dan mengemukakan pendapat). 5. Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping (Peta Pikiran), kemudian dipresentasikan perkelompok dan pada pertemuan ini terdapat lima kelompok yang melaksanakan presentasi. c. Konfirmasi Memberikan tanya jawab dengan siswa tentang materi pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negarayang telah disampaikan dan meluruskan kesalahan pemahaman siswa serta memberikan penguatan atas jawaban-jawaban dari siswa. 3. Kegiatan akhir Menutup pelajaran dengan menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan II (90 menit) Pelaksanaan pertemuan II mengerjakan soal evaluasi. Pada awal pembelajaran diawali dengan doa dan mengabsen siswa satu persatu, kemudian membagikan lembar soal evaluasi sebanyak 30 soal. Pelaksanaan mengerjakan soal siswa mengerjakan secara individu. 3. Observasi

Hasil observasi kegiatan mengajar siklus pada kelas XI TKR mata pelajaran PKn saat mengajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran),Untuk mendapatkan informasi yang nyata. Unsur-unsur unjuk kerja yang diamati adalah keaktifan, kerjasama, kreatif dan mengemukakan pendapat. Dari hasil observasi didapat kendala yang muncul pada siklus I adalah : 1. Kekompakan kelompok belum baik Dari hasil observasi, kerja kelompok belum maksimal dikarenakan masih ada 18 siswa yang kurang aktif, ada yang masih jalan-jalan, keluar masuk kelas seenaknya juga ada siswa yang belum mengerti model Mind Mapping, disamping itu juga pemikiran siswa yang satu dengan siswa lainya berbeda, juga mengandalkan teman sebangku. 2. Presentasi kurang maksimal Dari 16 kelompok hanya 5 kelompok yang melaksanakan presentasi juga belum bisa membawakan dengan baik, karena siswa masih malu dan kurang percaya diri dengan hasil Mind Mappingnya karena kurang mengenai materi hubungan internasional dan organisasi internasional. 2. Rata-rata hasil belajar Rata-rata hasil belajar siswa rendah yaitu 70,5. Nilai rata-rata ini dibawah kriteria keberhasilan yaitu 72, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar pada siklus I ini belum berhasil. 4. Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I. Refleksi dilaksanakan setelah selesai satu pembelajaran dengan cara : 1. Siswa ditanya tentang penggunaan model pembelajaran Mind Mapping yang telah dilaksanakan ternyata masih terdapat 18 siswa yang kurang paham mengenai model pembelajaran Mind Mapping karena siswa tidak mendengarkan saat proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak mau bertanya tentang materi yang disampaikan, siswa kurang mengerti tentang cara membuat Mind Mapping (Peta Pikiran)

2. Siswa kurang mengerti mengenai model Mind Mapping karena setiap siswa mempunyai pemikiran dan kreatifitas siswa berbeda-beda dilihat hasil observasi pada siklus I hanya 5 kelompok yang melaksanakan presentasi, kelima kelompok tersebut terlihat masih kurang percaya diri untuk mempresentasikan hasil Mind Mapping nya. 3. Untuk mengatasi permasalahan model Mind Mapping (Peta pikiran) peneliti mengarahkansetiap kelompok untuk membagi tugas mengenai materi hubungan internasional dan organisasi internasional dengan cara setiap siswa mendapatkan bagian sub bab masing-masing, supaya setiap siswa dapat menguasai satu sub bab yang telah dibagi, sehingga setiap siswa lebih aktif dalam bekerjasama antar kelompok, kemudian mendiskusikan dalam satu kelompok tersebut. Dengan perbaikan permasalahan seperti diatas, hasil belajar pada siklus II akan lebih baik atau meningkat. Siklus II dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus I, yaitu dengan cara mencari titik-titik kelemahan yang terdapat pada proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini yang perlu diantisipasi adalah tingkat pemikiran yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya dan penampilan presentasi.untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM, perlu diberikan pengarahan bahwa setiap kelompok mempunyai tugas masing-masing.pengarahan ini akan memudahkan siswa dalam melaksanakan presentasi,sehingga pada siklus II hasilnya diharapkan lebih baik lagi. 5. Evaluasi a. Hasil Tes Evaluasi Siswa pada Siklus I Menggunakan model pembelajaran Mind Mapping(Peta Pikiran) Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus I No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) 1. 63 70 8 23,5 2. 73 80 26 76,4 Jumlah 34 100

Nilai Tertinggi PKn 80 Nilai Terendah PKn 63 Nilai Rata-rata PKn 70,5 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui siswa yang berjumlah 34 yang mendapatkan rentang nilai 63 70 ada 8 siswa (23, 5 %), rentang nilai 73 80 ada 26 siswa (76, 4 %) dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 63 dan nilai rata-ratanya adalah 70,5 Gambar Hasil Tes Siklus I dapat dilihat dibawah ini : Gambar 4.3 Diagram Hasil Nilai Siklus I 30 Hasil Nilai Siklus I 26 20 10 0 8 63-70 73-80 Hasil Nilai Siklus I Pada diagram diatas dapat dilihat rentang nilai dari 63 70 ada 8 siswa, rentang nilai 73 80 ada 26 siswa. Ketuntasan hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%) 72 26 Tuntas 76,4 72 8 Tidak Tuntas 23,5 Jumlah 34 100 Dari hasil tes siklus I terdapat 26 siswa yang tuntas (76, 4 %) dan sebanyak 8 siswa yang belum tuntas (23, 5 %), sementara KKM mata pelajaran PKn adalah 72.

Ketuntasaan hasil tes siklus I dapat dilihat pada diagram 4.4 sebagai berikut: 80% 60% 40% 20% 0% Ketuntasan Siklus I 76% 23% Ketuntasn Siklus I Tuntas Tidak Tuntas b. Hasil observasi siklus I Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran terjadi jika penilaian performans (unjuk kerja) siswa rata-rata mencapai skor 11. Penilaian dilakukan tiap siklus, meliputi : Skor rata-rata = Skor = Skor rata-rata = 10,5 Jadi skor rata-rata performans (unjuk kerja) siswa sebesar 10,5. Ini berarti lebih kecil dari skor pada kriteria keberhasilan perfromans (unjuk kerja) siswa yaitu 11.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Diagram 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Prasiklus ke Siklus I

Perbandingan Perolehan Hasil Belajar Prasiklus dengan Siklus 1 prasiklus siklus 1 58.82 76.4 68.5870.5 41.17 23.5 7.8 8 5.6 6.3 tuntas tidak tuntas rata-rata nilai maksimal nilai minimum Pada tabel perbandingan perolehan belajar prasiklus dengan siklus I menunjukan pada prasiklus sebanyak 58,82% atau 20 siswa mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 41,17% atau 14 siswa mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 68,58. Sedangkan pada siklus I menunjukan 76,4% atau 26 siswa mendapat nilai diatas KKM 72 dan 23,5% atau 8 siswa mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 70,5. Hal ini menunjukan ada peningkatan hasil belajar pada siklus I, dengan perolehan nilai rata-rata siswa pada prasiklus 68,58 menjadi 70,5. 4.4 Siklus II Hasil Penelitian Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Mei 2014 jam 10.00 11.30 WIB di kelas XI TKR. 1. Perencanaan

Pertemuan I 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata Pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran). 2. Lembar evaluasi (lihat halaman 139) yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Lembar observasiatau pengamatan (lihat halaman 136) untuk siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan baik dan sesuai dengan proses pembelajaran model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran). 4. Buku pelajaran seperti LKS dan modul untuk menunjang proses pembelajaran. 5. Materi pembelajaran. a) Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi internasional. b) Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji peranan organisasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional. 6. Pelaksanaan proses pembelajaran model Mind Mapping (Peta pikiran) pada siklus II tidak dilakukan secara berkelompok, melainkan dengan membuat Mind Mapping (peta pikiran) secara individu. 7. Keperluan yang digunakan saat membuat Mind Mapping (Peta Pikiran) yaitu kertas HVS, pensil berwarna dan gambar Mind Mapping yang dibuat terlebih dahulu oleh peneliti serta ruang lokasi yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. Gambar Mind Mapping (Peta Pikiran) Siklus II

Pertemuan II 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, Kompetensi Dasar menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi internasional serta menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji peranan organisasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional. 2. Soal evaluasi siklus II yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa. 2. Tindakan Pertemuan I (90 menit) Berdasarkan kendala (observasi) direfleksi pada siklus I maka, akan dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut : Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah : 1. Kegiatan awal

Guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam, mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing, melakukan absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan inti a. Eksplorasi 1. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hubungan internasional dan organisasi internasional. 2. Apabila siswa dapat menjawab, siswa diberikan aplous. 3. Menjelaskan materi tahap perjanjian internasional serta fungsi perwakilan diplomatik dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) yang di tulis di papan tulis sebagai berikut : Topik mengenai hubungan internasional dan organisasi internasional diletakkan ditengah-tengah papan tulis. Topik hubungan internasional dan organisasi internasional dan sub topik tahap perjanjian internasional dan fungsi perwakilan diplomatik saling berhubungan dan menggunakan garis lebih tebal, semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis, dan garis harus melengkung dengan panjang yang sama juga seluruh garis harus tersambung ke pusat atau ke topik. Di dalam membuat Mind Mapping (Peta pikiran) tidak hanya menggunakan garis tebal dan tipis tetapi juga menggunakan gambar, simbol dan beberapa warna agar siswa bisa membedakan topik dan sub topik, warna juga berbeda untuk setiap inti dari sub topik. b. Elaborasi 1. Setelah selesai menerangkan materi hubungan internasional dan organisasi internasional di papan tulis, kemudian memulai dengan membagi kelompok, satu kelompok ada dua siswa.

2. Masing-masing kelompok diberi kertas HVS dan pensil berwarna serta materi yang diambil dari LKS PKn yang berkaitan dengan tahap perjanjian internasional dan fungsi perwakilan diplomatik. 3. Pada siklus II ini, siswa membuat Mind Mapping (Peta Pikiran) secara berkelompok dan lebih ditekankan setiap anggota kelompok mendapatkan tugas masing-masing sub topik, agar setiap siswa tidak ada lagi yang pasif dan bisa bekerjasama juga lebih mudah mengapresiasikan tingkat pikirannya dan lebih kreatif. 4. Kemudian memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membuat Mind Mapping (Peta pikiran) secara bebas dalam ide-ide yang dituangkan dalam pembuatan Mind Mapping (Peta pikiran) yang berkaitan dengan materi hubungan internasional dan organisasi internasional. 5. Mengamati siswa satu per satu sambil membawa lembar panduan pengamatan pembelajaran siswa (kategori aktif, kreatif, kerjasama dan mengemukakan pendapat). 6. Di siklus II ini siswa lebih antusias membuat Mind Mapping, dan tidak ada siswa yang keluar masuk kelas. Pada siklus II para siswa mulai terbiasa akan langkah-langkah yang dilakukan. 7. Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping (Peta Pikiran), kemudian dipresentasikan perkelompok dan pada pertemuan ini terdapat lima kelompok yang melaksanakan presentasi. Dalam presentasi ini siswa sudah menunjukan keberanian siswa membahas hasil karya Mind Mapping (Peta Pikiran)dengan tingkat masing-masing pemikirannya. c. Konfirmasi Memberikan tanya jawab dengan siswa tentang materi tahap perjanjian internasional dan fungsi perwakilan diplomatik yang telah disampaikan dan meluruskan kesalahan pemahaman siswa serta memberikan penguatan atas jawaban-jawaban dari siswa. 3. Kegiatan akhir

Guru mengulas kembali materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dan menutup pelajaran dengan menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan II (90 menit) Pelaksanaan pertemuan II mengerjakan soal evaluasi. Pada awal pembelajaran diawali dengan doa dan mengabsen siswa satu persatu, kemudian membagikan lembar soal evaluasi sebanyak 30 soal. Pelaksanaan mengerjakan soal siswa mengerjakan secara individu. 3. Observasi Pada kegiatan observasi ini, peneliti melakukan pengamatan kondisi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sudah terbiasa dengan keadaan yang diberikan pada pertemuan I siklus 2 dengan mencatat aktifitas siswa selama diberi perlakuan, antara lain : 1. Kreatifitas yang tinggi dilihat dari hasil mind mapping nya siswa menggunakan warna yang bervariasi. 2. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, siswa lebih bebas menuangkan ideide di dalam Mind Mapping (Peta Pikiran) secara jelas. 3. Mengemukakan pendapat saat presentasi siswa lebih percaya diri. 4. Keaktifan dalam kerjasama kelompok siswa lebih antusias. 4. Refleksi Kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah dilaksanakan dan diadakan refleksi dari semua kegiatan pada siklus II berdasarkan apa yang dilihat observer, yaitu: 1. Pada pembelajaran siklus II ini, siswa lebih mudah menggunakan model Mind Mapping(Peta Pikiran) dilihat dari hasil tes dan observasi hasil belajar meningkat. 2. Berdasarkan observasi, keaktifan siswa sudah tinggi dibuktikan dengan kreatifitas siswa yang tinggi tidak ada lagi dalam proses pembelajaran siswa seenaknya sendiri, siswa lebih antusias dalam pembelajaran Mind Mapping(Peta Pikiran) dan dapat memulai menyusun, menjelaskan gagasannya, serta mampu mengemukakan pendapat dengan baik dan hasil belajar yang meningkat.

3. Dari hasil belajar siswa yang meningkat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dengan model Mind Mapping(Peta Pikiran) akan memudahkan gaya belajar siswa dan dapat meningkatkan daya ingatannya. 5. Evaluasi a. Hasil Belajar Siklus II Pada pertemuan I dan II pada siklus II, sudah mengadakan pembelajaran dengan Model Mind Mapping (Peta Pikiran) seperti yang dijelaskan pada tindakan sebelumnya dan memberikan tes evaluasi pada pertemuan kedua ketika pembelajaran selesai. Berikut merupakan hasil belajar PKn siklus II : Tabel 4.5 Hasil Tes Siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) 1. 68 71 3 8,9 2. 72 76 21 61,7 3. 78-83 10 29,4 Jumlah 34 100 Nilai Tertinggi PKn Nilai Terendah PKn Nilai Rata-rata PKn 83 70 76 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui siswa yang berjumlah 34, mendapatkan rentang nilai 68 71 ada 3 siswa (8,9 %), rentang nilai 72 76 ada 21 siswa (61,7 %), rentang nilai 78 83 ada 10 siswa (29,4 %) dengan nilai tertinggi 83, nilai terendah 70 dengan KKM 72 serta nilai rata-rata 76. Dibawah ini adalah diagram 4.6 hasil tes evaluasi siklus II : 30 20 10 0 3 Hasil Tes Siklus II 21 10 68-71 72-76 78-83 Hasil Tes Siklus II

Berdasarkan diagram diatas interval antara 68 71 terdapat 3 siswa, interval antara 72 76 ada 21 siswa, interval antara 78 83 ada 10 siswa. Ketuntasan hasil tes siklus II dapat dilihat berikut ini : Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Tes Siklus II Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%) 72 3 Tidak Tuntas 8,9 72 10 Tuntas 61,7 72 21 Tuntas 29,4 Jumlah 34 100 Hasil Ketuntasan Tes Siklus II dapat dilihat pada Diagram 4.6 berikut : 100% 50% Ketuntasan 70% 30% 0% Tuntas Tidak Tuntas b. Hasil observasi siklus II Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran terjadi jika penilaian performans (unjuk kerja) siswa rata-rata mencapai skor 11. Penilaian dilakukan tiap siklus, meliputi : Skor rata-rata = Skor = Skor rata-rata = 12,02 Jadi skor rata-rata performans (unjuk kerja) siswa sebesar 12,02. berarti lebih besar dari skor pada kriteria keberhasilanperfromans (unjuk kerja) siswa yaitu 11.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Diagram 4.8

Perbandingan Perolehan Hasil Belajar siklus I dengan Siklus II Perbandingan Perolehan Hasil Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2 siklus 1 siklus 2 91.1 76.4 70.5 76 23.5 8.9 8 8.3 6.3 7 tuntas tidak tuntas rata-rata nilai maksimal nilai minimum Pada tabel perbandingan perolehan siklus I menunjukan 23,5% atau 8 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 72 dan pada siklus II menunjukan 8,9% atau 3 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 72, sedangkan siklus I menunjukan 76,4% atau 26 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 91,1% atau 31 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 72. Nilai rata-rata pada siklus I 70,5. Sedangkan pada siklus II 76.Hal ini bahwa antara siklus I dan siklus II menunjukan ada peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata siswa pada pretest. 4.2 Pembahasan Berdasarkan tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat hasil belajar siswa yang meningkat ketika dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran). Adapun hasil dari peningkatan tersebut dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut ini : a. Hasil Belajar Hasil belajar berdasarkan nilai prasiklus, tes evaluasi dari siklus I dan siklus II yang mengalami kenaikan. Dibawah ini dapat dilihat pada berikut ini : Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No. Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%) 1. Tuntas 20 58,8 % 26 76,4 % 31 91,1 % 2. Tidak Tuntas 14 41,1% 8 23,5 % 3 8,9 % Jumlah 34 100 34 100 34 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Pada kondisi awal hanya 20 siswa yang tuntas, kemudian peneliti melakukan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dengan melakukan pengajaran pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 26 siswa dari prasiklus, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa, hanya 3 siswa yang belum tuntas. Hal ini membuktikan jika pembelajaran dengan model Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil Peningkatan Tes Hasil Belajar Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada gambar 4.9 dibawah ini : 40 30 20 10 0 Perbandingan Ketuntasan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 20 26 31 Kondisi awal Siklus I Siklus II Tuntas Tidk Tuntas

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awal terdapat 20 siswa yang tuntas dan 14 siswa yang tidak tuntas, siklus I terdapat 26 siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas, sedangkan untuk siklus II terdapat 31 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas, maka terjadi suatu peningkatan ketuntasan nilai dari 20 siswa menjadi 26 siswa dan kemudian menjadi 31 siswa kelas XI TKR SMK T & I Kristen Salatiga. Pembelajaran melalui model mind mapping (Peta Pikiran) pada materi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional di kelas XI TKR SMK T & I Kristen Salatiga. Model Pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK T & I Kristen Salatiga. Karena terdapat beberapa alas an yaitu : Peneliti hanya menjelaskan materi secara singkat jadi siswa yang aktif untuk membaca, siswa juga membuat Peta Pikiran agar siswa sendiri bisa memahami apa yang siswa buat dan mudah untuk cara belajar yang kreatif, siswa lebih rajin membaca, dan siswa akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan adanya menuangkan apa yang ada dipikiran setiap siswa tersebut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shofia Hattarina (2008) tentang Penerapan model pembelajaran mind Mapping (Peta pikiran) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah XI IPS SMAN I Talun.penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan ratarata skor siswa dari hasil tes awal 33,75% meningkat menjadi 73,25% hal ini berarti terjadi peningkatan skor sekitar 39,5% pada post tes siklus I. sedangkan pada siklus II hasil tes awal siswa adalah 36% dan pada post tes meningkat menjadi 88,75% ini menunjukan telah terjadi peningkatan skor siswa sebanyak 52,75%. Penelitian yang dilakukan oleh Ariadina Suim Dwi Fitri (2008) dengan penerapan model Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan berfikir kretifitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI SMA Darul Ulum Agung Malang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Darul ulum Agung Malang pada mata pelajaran ekonomi pada siklus I ke siklus II ditinjau dari

aspek fluency sebesar 22, 07%, aspek flexibility sebesar 20,11%, aspek originality sebesar 27,59 %, aspek elaboration sebesar 20,3 % dan aspek evalution sebesar 17, 82%. Sedangkan peningkatan ketuntasan belajar secara keseluruhan (klasikal) pada siklus I ke siklus II sebesar 10,62% untuk aspek kognitif dan pada aspek efektif sebesar 13,8%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rosdianan (2006), tentang Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping di SMP Negeri 15 Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) siswa pada kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek peneitian siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari yang berjumlah 35 siswa.penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masih-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan.tiap-tiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi kegiatan siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping (peta pikiran) teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskripstif kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada setiap tindakan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dalam proses belajar mengajar IPS dapat ditingkatkan sehingga prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari dapat ditingkatkan, dari 44,44% siswa telah memperoleh nilai 6,0 dengan rata- rata 5,48 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 80,55 % dengan rata- rata 6,47. Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang diteliti.jawaban atas hipotesis tindakan setelah dilakukan penelitian adalah penerapan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK T & I Kristen Salatiga semester II tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dari hasil belajar pada siklus II yaitu menunjukan 91,1 % atau 31 siswa mendapat nilai diatas KKM 72 dan 8,9 % atau 3 siswa mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 7,6. Model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) sebagian besar hasil belajar siswa meningkat dari yang tidak tuntas menjadi tuntas. Alasan mengapa model Mind

Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan kelebihan model Mind Mapping menurut Buzan (2009:20), yaitu : Dapat mengemukaan pendapat secara bebas, dapat berkerjasama dengan teman lainnya, catatan lebih padat dan jelas, lebih mudah mencari catatan jika diperlukan, catatan lebih berfokus pada inti materi, mudah melihat gambaran keseluruhan, membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan, memudahkan penambahan informasi baru, pengkajian ulang bisa lebih cepat setiap peta bersifat unik. Hal ini tercermin terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari 58,8% pada prasiklus menjadi 76,4% pada siklus I dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 91,1% dari target indikator pencapaian 80% dari 31 siswa mencapai nilai KKM 72.