BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Perlunya Penghematan Air Pembelajaran IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 Mata Pelajaran : Matematika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan di MI Futuh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran. Kelas / Semester : VII / 2. Alokasi waktu : 4 X 40 menit ( 2 X Pertemuan )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. RPP Siklus I Soal Evaluasi Siklus I Lembar Kerja Kelompok Kunci Jawaban Siklus I Hasil Jawaban Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

TABEL NILAI HASIL BELAJAR AWAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Mensosialisasikan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournaments (TGT) kepada guru. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembelajaran tentang daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya dan dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT). 3) Menyiapkan media pembelajaran. 4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), kartu bernomor dan lembar soal permainan akademik/turnamen yang akan digunakan dalam penelitian. 5) Menyiapkan penghargaan untuk tim turnamen yang memperoleh skor tertinggi. 6) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar tes tertulis hasil belajar siswa (evaluasi). 4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun kegiatan dalam siklus I meliputi: a) Kegiatan awal 1. Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masingmasing dipimpin oleh ketua kelas untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Siswa mengucapkan salam kepada guru. 3. Siswa dan guru saling berkomunikasi mengenai kabar dan kehadiran siswa. 53

54 4. Siswa dan guru saling berkomunikasi mengenai kesiapan semua siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 5. Siswa diberikan beberapa pertanyaaan oleh guru sebagai kegiatan apersepsi, yaitu: 1) Apakah kalian pernah berpikir, berasal darimanakah air yang biasanya kalian gunakan dalam kehidupan sehari-hari? 2) Apakah kalian juga tahu, bagaimanakah terjadinya hujan? 6. Siswa menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 7. Siswa diberitahukan informasi oleh guru mengenai hubungan antara apersepsi yang telah diberikan dengan materi awal yang akan dibelajarkan yaitu Tentu manusia pasti membutuhkan kegunaan air. Air senantiasa tersedia di bumi. Mengapa air selalu tersedia di Bumi? Hal ini karena air mengalami daur (siklus) air. Oleh karena itu, manusia seharusnya senantiasa bersyukur kepada Sang Pencipta. 8. Siswa diberitahukan informasi mengenai materi pembelajaran yang akan dibahas yaitu Daur Air dan Kegiatan Manusia yang Mempengaruhinya. 9. Siswa diberitahukan mengenai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai siswa pada akhir kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. b) Kegiatan inti Eksplorasi 1. Guru menyajikan informasi pokok materi pembelajaran terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu tentang Daur Air dan Kegiatan Manusia yang Mempengaruhinya.(Tahap 1 kooperatif TGT: Penyajian Kelas) 2. Siswa dijelaskan dan diberikan pemahaman mengenai materi pembelajaran, antara lain: Pentingnya kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian daur air. Skema daur air yang dijelaskan oleh guru melalui media peraga yang telah disediakan.

55 Gambaran bagan proses daur air yang digambarkan oleh guru di papan tulis. Kegiatan manusia yang memengaruhi terjadinya daur air. Dampak dari berbagai kegiatan manusia yang memengaruhi terjadinya daur air. 3. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti pada materi pembelajaran yang telah disampaikan dan dijelaskan oleh guru. Elaborasi 4. Siswa kemudian dibagi menjadi 5 kelompok heterogen (tim JAWA, tim SUMATERA, tim KALIMANTAN, tim SULAWESI dan tim PAPUA) dengan anggota 7 orang per kelompok. 5. Siswa secara berkelompok mendalami materi pembelajaran dengan mengacu pada LKS dalam rangka memecahkan masalah (menyelesaikan beberapa soal tentang daur air dan kegiatan manusia yang memengaruhinya). Siswa ditekankan untuk peduli yaitu dengan membantu membagikan LKS, dapat bekerja sama, jujur, teliti dan bertanggung jawab dalam melakukan tugas diskusi kelompok.(tahap 2 kooperatif TGT: Teams) 6. Setelah selesai berdiskusi menyelesaikan LKS kemudian lembar LKS yang sudah dikerjakan tiap kelompok dikumpulkan ke meja guru. 7. Siswa diberikaninformasi oleh guru bahwa siswa akan melaksanakan permainan akademik (turnamen). 8. Sebelummelakukan permainan akademik (turnamen), siswa diberikan informasi tentang: Tatatertib pelaksanaan turnamen, Penilaian dan cara pelaksanaan turnamen. 9. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada hal-hal yang belum dipahami mengenai pelaksanaan turnamen. 10. Kemudian siswa dalam setiap kelompok heterogen dipisah lagi menjadi kelompok homogen untuk mewakili kelompok turnamen 1 sampai

56 kelompok turnamen 7 (disesuaikan dengan kemampuan peserta) yang masing-masing anggota kelompok turnamen terdiri dari 5 orang sebagai pembaca/pemain, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan penantang 4 dalam permainan akademik. 11. Pembagian kelompok homogen dibantu oleh guru. Setelah selesai, masingmasing siswa dipersilahkan untuk berkumpul sesuai kelompok turnamennya pada meja yang telah disiapkan. 12. Setiap kelompok turnamen memulai permainan akademik (turnamen). Sebagai pembuka permainan, salah satu dari wakil kelompok turnamen mengocok kartu penentu (kartu bernomor), kemudian masing-masing anggota kelompok mengambil kartu undian untuk menentukan siswa sebagai pembaca/pemain, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan penantang 4. Peran tersebut berpindah searah dengan jarum jam. Selanjutnya, permainan akademik (turnamen) mulai dilaksanakan. (Tahap 3 kooperatif TGT: Turnamen) 13. Guru melakukan penilaian aktivitas belajar siswa. 14. Siswa dibimbing oleh guru apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan permainan akademik (turnamen). 15. Setelah semua kartu selesai terjawab atau terbuka setiap pemain dalam satu meja, setiap pemain menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menghitung skor yang didapatkan pada lembar skor permainan, pada kolom yang ditandai permainan yang telah disediakan oleh guru. 16. Selanjutnya setiap pemain kembali ke kelompok asal (heterogen tim JAWA, tim SUMATERA, tim KALIMANTAN, tim SULAWESI dan tim PAPUA) kemudian melaporkan skor yang diperoleh dan mengisikan pada lembar kertas berisi tabel yang telah disediakan oleh guru. Ketua kelompok memasukan skor yang diperoleh anggotanya kemudian dihitung jumlah skor yang diperoleh dalam kelompoknya.

57 Konfirmasi 17. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil skor kelompok asal (heterogen tim JAWA, tim SUMATERA, tim KALIMANTAN, tim SULAWESI dan tim PAPUA) pada guru. 18. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti pada materi pembelajaran maupun pada kegiatan permainan akademik (turnamen). 19. Siswa diberikan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. 20. Siswa bersama guru menyimpulkan kembali materi pembelajaran. c) Kegiatan penutup 1. Setiap siswa diberikan selembar kertas soal evaluasi berupa soal pilihan ganda. 2. Siswa diminta untuk mulai mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan. 3. Setelah selesai, hasil jawaban dari masing-masing siswa dikumpulkan di depan kelas. 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar. 5. Siswa diberikan soal remedial dan soal pengayaan oleh guru. 6. Memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh skor tertinggi.(tahap 4 kooperatif TGT: PenghargaanKelompok) 7. Siswa diberikan pesan moral oleh guru untuk tetap terus berdoa dan berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dengan baik dan mudah. 8. Siswa diberikan tugas rumah (PR). 9. Siswa dipersilahkan untuk beristirahat. 4.1.1.3 Pengamatan Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siklus I pada tanggal 29 Maret 2016 di SD Negeri Tegalrejo 04 Salatiga dengan subjek siswa dan guru kelas V pada semester genap tahun 2015/2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan siklus I diikuti oleh siswa kelas V yang berjumlah 33 siswa

58 dari 35 siswa. Standar kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. Indikator pencapaian kompetensi 7.1.1 Mengidentifikasi konsep materi tentang daur air. 7.1.2 Menjelaskan pentingnya kegunaan air. 7.1.3 Menjelaskan skema terjadinya daur air menggunakan media peraga. 7.1.4 Menggambarkan proses daur air secara sederhana dengan menggunakan gambar bagan. 7.1.5 Menyebutkan kegiatan manusia yang memengaruhi terjadinya daur air. Pada inti pembelajaran di tahap elaborasi setelah kegiatan permainan akademik (turnamen), guru melakukan penilaian aktivitas belajar siswa dan pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi soal tes tertulis untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran sebelumnya yaitu sebelum tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Berikut adalah data aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa siklus I yang tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.1.Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 1. Skor maksimal 27 2. Skor minimal 16 3. Rata-rata skor 22,51 4. Siswa yang mengikuti pembelajaran 33 6. Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran 2 7. Persentase ketuntasan aktivitas belajar siswa 75,03% Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Hasil Belajar Siswa Siklus I 1. Nilai tertinggi 90 2. Nilai terendah 45 3. Rata-rata 72,72 4. Siswa yang tuntas 29 5. Siswa yang belum tuntas 6 6. Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran 2 7. Persentase ketuntasan belajar 87,87%

59 Dari tabel 4.1 aktivitas belajar siswadapat diketahui bahwa pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa mengalami peningkatan dibanding dengan kondisi awal (prasiklus) sebelum tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Skor rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 22,51 dan jumlah siswa kelas V yang mengikuti kegiatan pembelajaranyaitu 33 siswa dari 35 siswa. Persentaseketuntasan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar75,03%. Selain itu, dari tabel 4.2 hasil belajar siswadapat diketahui bahwa pada siklus I rata-rata nilai tes siswa mengalami peningkatan dibanding dengan kondisi awal sebelum tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Nilai rata-rata siklus I sebesar 72,72 dan jumlah siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan yaitu 29 siswa dari 33 siswa kelas V yang mengikuti kegiatan pembelajaran atau mendapatkan persentase ketuntasan belajar 87,87% tetapi terdapat 2 siswa yang tidak hadir sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA siklus I dan terdapat 6 siswa yang tidak tuntas. Meskipun aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan akan tetapi belum mencapai indikator yang diharapkan sehingga perlu adanya perbaikan atau tindakan berikutnya. Peneliti pun juga mendapatkan penilaian, kritik dan saran dari observer yang mengamati kegiatan pembelajaran siklus I yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut. 1. Penggunaan media (power point, papan tulis) cukup baik. 2. Materi sudah disampaikan secara runtut, disertai penjelasan dan contoh dalam kehidupan sehari-hari. 3. Sebaiknya guru menghindari penggunaan bahasa lisan tidak baku. 4. Pengaturan waktu agar lebih diperhatikan. 4.1.1.4 Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus I, selanjutnya dilakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Adapun hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1) Hanya beberapa siswa yang antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa yang lainnya cenderung kurang percaya diri.

60 2) Masih ada beberapa kelompok yang menjawab pertanyaan LKS kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan. 3) Terdapat banyak siswa yang kurang mengerti tentang tata cara permainan akademik (turnamen). 4) Siswa kurang berani dalam menyampaikan jawabannya saat melaksanakan permainan akademik (turnamen). Masih banyak siswa yang cenderung raguragu atau kurang percaya diri saat menjawab soal dari permainan akademik (turnamen). 4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II 4.1.2.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mensosialisasikan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournaments (TGT) kepada guru. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembelajaran tentang perlunya penghematan air dan dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT). 3) Menyiapkan media pembelajaran. 4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), kartu bernomor dan lembar soal permainan akademik/turnamen yang akan digunakan dalam penelitian. 5) Menyiapkan penghargaan untuk tim turnamen yang memperoleh skor tertinggi. 6) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar tes tertulis hasil belajar siswa (evaluasi). 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 01 April 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun kegiatan dalam siklus II meliputi: a) Kegiatan awal 1. Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masingmasing dipimpin oleh ketua kelas untuk mengawali kegiatan pembelajaran.

61 2. Siswa mengucapkan salam kepada guru. 3. Siswa dan guru saling berkomunikasi mengenai kabar dan kehadiran siswa. 4. Siswa dan guru saling berkomunikasi mengenai kesiapan semua siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 5. Siswa diberikan beberapa pertanyaaan oleh guru sebagai kegiatan apersepsi, yaitu: 1) Melalui pertanyaan berupa teka teki Siapakah Aku? Aku Bentukku berubah-ubah sesuai dengan tempatnya. Permukaanku datar. Aku akan berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Siapakah aku? Siswa menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 2) Kalian mandi berapa kali dalam sehari? Apakah kalian saat mandi menggunakan gayung saat mengambil air di bak mandi? 6. Siswa menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 7. Siswa diberitahukan informasi oleh guru mengenai hubungan antara apersepsi yang telah diberikan dengan materi awal yang akan dibelajarkan yaitu Tentu manusia pasti membutuhkan kegunaan air. Air senantiasa tersedia di bumi. Mengapa air selalu tersedia di Bumi? Hal ini karena air mengalami daur (siklus) air. Oleh karena itu, manusia seharusnya senantiasa bersyukur kepada Sang Pencipta. 8. Siswa diberitahukan informasi mengenai materi pembelajaran yang akan dibahas yaitu Daur Air dan Kegiatan Manusia yang Mempengaruhinya. 9. Siswa diberitahukan mengenai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai siswa pada akhir kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. b) Kegiatan inti Eksplorasi 1. Guru menyajikan informasi pokok materi pembelajaran terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu tentang Penghematan Air.

62 (Tahap 1 kooperatif TGT: Penyajian Kelas) 2. Siswa diberikan pertanyaan oleh guru mengenai keberadaan air di sekitar tempat tinggal siswa, kegunaan air dan cara menghemat air menurut pendapat siswa. 3. Siswa dijelaskan dan diberikan pemahaman mengenai materi pembelajaran, antara lain: Keberadaan air di sekitar tempat tinggal. Manfaat air bagi manusia melalui media peraga yang telah disediakan. Manfaat air bagi makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan melalui media peraga yang telah disediakan. Cara menghemat air dengan benar. 4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti pada materi pembelajaran yang telah disampaikan dan dijelaskan oleh guru. Elaborasi 5. Siswa kemudian dibagi menjadi 5 kelompok heterogen (tim DIPONEGORO, tim SUDIRMAN, tim HASSANUDIN, tim PATTIMURA dan tim KARTINI) dengan anggota 7 orang per kelompok. 6. Siswa secara berkelompok mendalami materi pembelajaran dengan mengacu pada LKS dalam rangka memecahkan masalah (menyelesaikan beberapa soal tentang penghematan air). Siswa ditekankan untuk peduli yaitu dengan membantu membagikan LKS, dapat bekerja sama, jujur, teliti dan bertanggung jawab dalam melakukan tugas diskusi kelompok. (Tahap 2 kooperatif TGT: Teams) 7. Setelah selesai berdiskusi menyelesaikan LKS kemudian lembar LKS yang sudah dikerjakan tiap kelompok dikumpulkan ke meja guru. 8. Siswa diberikaninformasi oleh guru bahwa siswa akan melaksanakan permainan akademik (turnamen). 9. Sebelummelakukan permainan akademik (turnamen), siswa diberikan informasi tentang: Tatatertib pelaksanaan turnamen,

63 Penilaian dan cara pelaksanaan turnamen. 10. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada hal-hal yang belum dipahami mengenai pelaksanaan turnamen. 11. Kemudian siswa dalam setiap kelompok heterogen dipisah lagi menjadi kelompok homogen untuk mewakili kelompok turnamen 1 sampai kelompok turnamen 7 (disesuaikan dengan kemampuan peserta) yang masing-masing anggota kelompok turnamen terdiri dari 5 orang sebagai pembaca/pemain, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan penantang 4 dalam permainan akademik. 12. Pembagian kelompok homogen dibantu oleh guru. Setelah selesai, masingmasing siswa dipersilahkan untuk berkumpul sesuai kelompok turnamennya pada meja yang telah disiapkan. 13. Setiap kelompok turnamen memulai permainan akademik (turnamen). Sebagai pembuka permainan, salah satu dari wakil kelompok turnamen mengocok kartu penentu (kartu bernomor), kemudian masing-masing anggota kelompok mengambil kartu undian untuk menentukan siswa sebagai pembaca/pemain, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan penantang 4. Peran tersebut berpindah searah dengan jarum jam. Selanjutnya, permainan akademik (turnamen) mulai dilaksanakan. (Tahap 3 kooperatif TGT: Turnamen) 14. Guru melakukan penilaian aktivitas belajar siswa. 15. Siswa dibimbing oleh guru apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan permainan akademik (turnamen). 16. Setelah semua kartu selesai terjawab atau terbuka setiap pemain dalam satu meja, setiap pemain menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menghitung skor yang didapatkan pada lembar skor permainan, pada kolom yang ditandai permainan yang telah disediakan oleh guru. 17. Selanjutnya setiap pemain kembali ke kelompok asal (heterogen tim DIPONEGORO, tim SUDIRMAN, tim HASSANUDIN, tim PATTIMURA dan tim KARTINI) kemudian melaporkan skor yang diperoleh dan mengisikan pada lembar kertas berisi tabel yang telah

64 disediakan oleh guru. Ketua kelompok memasukan skor yang diperoleh anggotanya kemudian dihitung jumlah skor yang diperoleh dalam kelompoknya. Konfirmasi 18. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil skor kelompok asal (heterogen tim DIPONEGORO, tim SUDIRMAN, tim HASSANUDIN, tim PATTIMURA dan tim KARTINI) pada guru. 19. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti pada materi pembelajaran maupun pada kegiatan permainan akademik (turnamen). 20. Siswa diberikan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. 21. Siswa bersama guru menyimpulkan kembali materi pembelajaran. c) Kegiatan penutup 1. Setiap siswa diberikan selembar kertas soal evaluasi berupa soal pilihan ganda. 2. Siswa diminta untuk mulai mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan. 3. Setelah selesai, hasil jawaban dari masing-masing siswa dikumpulkan di depan kelas. 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar. 5. Siswa diberikan soal remedial dan soal pengayaan oleh guru. 6. Memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh skor tertinggi.(tahap 4 kooperatif TGT: PenghargaanKelompok) 7. Siswa diberikan pesan moral oleh guru untuk menggunakan air dengan sebaik-baiknya untuk kehidupan yang lebih baik. 8. Siswa diberikan tugas rumah (PR). 9. Siswa dipersilahkan untuk beristirahat. 4.1.2.3 Pengamatan Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siklus II pada tanggal 01 April 2016 di SD Negeri Tegalrejo 04 Salatiga dengan subjek siswa

65 dan guru kelas V pada semester genap tahun 2015/2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan siklus II diikuti oleh siswa kelas V yang berjumlah 34 siswa dari 35 siswa. Standar kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi dasar 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air. Indikator pencapaian kompetensi 7.2.1 Menjelaskan definisi air. 7.2.2 Mengidentifikasi keberadaan air di sekitar tempat tinggal siswa. 7.2.3 Menjelaskan manfaat air bagi makhluk hidup. 7.2.4 Menjelaskan cara menghemat air. Pada inti pembelajaran di tahap elaborasi setelah kegiatan permainan akademik (turnamen), guru melakukan penilaian aktivitas belajar siswa dan pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi soal tes tertulis untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran sebelumnya yaitu pada kegiatan pembelajaran siklus I.Berikut adalah data aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa siklus II yang tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.3.Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 1. Skor maksimal 28 2. Skor minimal 22 3. Rata-rata skor 25,38 4. Siswa yang mengikuti pembelajaran 31 6. Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran 4 7. Persentase ketuntasan aktivitas belajar siswa 84,60% Tabel 4.4. Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Hasil Belajar Siswa Siklus II 1. Nilai tertinggi 100 2. Nilai terendah 55 3. Rata-rata 93,87 4. Siswa yang tuntas 30 5. Siswa yang belum tuntas 1 6. Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran 4 7. Persentase ketuntasan belajar 96,77% Dari tabel 4.3 aktivitas belajar siswadapat diketahui bahwa pada siklus II rata-rata skor aktivitas siswa mengalami peningkatan dibanding dengan kondisi

66 siklus I. Skor rata-rata aktivitas belajar siswa siklus II sebesar 25,38 dan jumlah siswa kelas V yang mengikuti kegiatan pembelajaranyaitu 31 siswa dari 35 siswa. Persentaseketuntasan aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 84,60%. Selain itu, dari tabel 4.4 hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa pada siklus II rata-rata nilai tes siswa mengalami peningkatan dibanding dengan kondisi siklus I. Nilai rata-rata siklus II sebesar 93,87 dan jumlah siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan yaitu 30 siswa dari 31 siswa kelas V yang mengikuti kegiatan pembelajaran atau mendapatkan persentase ketuntasan belajar sebesar 96,77% tetapi terdapat tiga siswa yang mengikuti kegiatan pramuka dan satu siswa yang tidak hadir sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA siklus II. 4.1.2.4 Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus II, selanjutnya dilakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Adapun hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut : 1. Masih ada kelompok yang menjawab pertanyaan LKS kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan. 2. Siswa sudah berani menyampaikan jawabannya dengan percaya diri saat melaksanakan permainan akademik (turnamen). 3. Semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran sudah baik dan aktif. 4. Aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa meningkat dibanding pelaksanaan tindakan siklus I, pada aktivitas belajar siswa memperoleh persentase ketuntasan aktivitas belajar siswa sebesar 84,60% dan pada hasil belajar siswa memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 96,77% sehingga tidak perlu dilanjutkan siklus selanjutnya karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu aktivitas belajar siswa sebesar 85% dan hasil belajar siswa sebesar 90% siswa mengalami ketuntasan belajar.

67 4.1.3 Pemaknaan Temuan Penelitian 4.1.3.1 Aktivitas Belajar Siswa Perbandingan aktivitas belajar siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel perbandingan berikut. Tabel 4.5. Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No. INDIKATOR Total Skor Tiap Indikator Prasiklus Siklus I Siklus II 1. A 125 128 141 2. B 127 143 150 3. C 131 139 147 4. D 123 133 125 5. E 104 108 130 6. F 98 104 110 Berikut diagram perbandingan aktivitas belajar siswa yang tersaji pada grafik berikut ini: 160 140 120 100 80 60 PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2 40 20 0 Indikator A Indikator B Indikator C Indikator D Indikator E Indikator F Grafik 4.1. Diagram Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan tabel dan diagram di atas, aktivitas belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa kelas V

68 SD Negeri Tegalrejo 04 Salatiga pada indikator A, B, C, E, F mengalami peningkatan sedangkan indikator D sempat mengalami penurunan pada siklus 2. 4.1.3.2 Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel perbandingan berikut. Tabel 4.6. Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No. Nama siswa Hasil belajar siswa Prasiklus Siklus I Siklus II 1. A. L 65 75 100 2. D. S 45 65 90 3. M. A.F 60 85 100 4. N. F 65 65 95 5. Q. S.F. 65 45 95 6. T. F 75 90 100 7. T. A 95 65 100 8. A.H 70 85 85 9. A. N. C 50 60 80 10. A.R 65 60 95 11. A.D 90 70 95 12. A. Z. F 85 70 (pramuka) 13. C. A 75 85 95 14. D. R 60 60 85 15. D. A 90 75 100 16. D. K 80 85 (pramuka) 17. D. P. R 65 (alpha) (sakit) 18. E. A. A 80 80 95 19. H. R. 65 60 100 20. H. F 95 80 100 21. J. N 70 70 90 22. N. A 80 80 100 23. N. A 75 70 95 24. R. A. W 60 70 95 25. R. C 100 85 95 26. R. W 65 70 90 27. R. A 65 70 100 28. R. A. I 65 85 95 29. S. K 75 85 (pramuka) 30. R. P 85 80 100 31. P. S 65 65 95

69 32. V. T 55 (sakit) 100 33. M. D 60 65 55 34. B. J. 50 90 95 35. S. S 60 55 95 Rata rata 70,57 72,72 93,87 Nilai tertinggi 100 90 100 Nilai terendah 45 45 55 Siswa yang tuntas 26 29 30 Siswa yang belum tuntas 9 6 1 Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran 0 2 4 Persentase ketuntasan belajar 74,28% 87,87% 96,77% Berikut diagram yang menunjukkan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa yang tersaji pada grafik berikut ini: 120% 100% 80% 60% 40% Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas 20% 0% PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2 Grafik 4.2. Diagram Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan tabel dan diagram di atas,hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 04 Salatiga mengalami peningkatan. 4.2 Pembahasan Dari pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus I dan siklus II, pada materi daur air, kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air dan perlunya penghematan air di kelas V SD Negeri

70 Tegalrejo 04 Salatiga, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung dan menemukan jawaban atas permasalahan yang muncul. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT mendorong siswa untuk aktif, saling menghargai pendapat saat berdiskusi, bersikap jujur dan percaya diri. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dari tiap siklusnya.pada aktivitas belajar siswa,mulai dari pra siklus diperoleh nilai rata-rata skor 20,23 dengan persentase ketuntasan aktivitas belajar siswa sebesar 67,43% dengan kriteria cukup aktif, kemudian pada siklus I diperoleh nilai rata-rata skor 22,51 dengan persentase ketuntasan aktivitas belajar siswa sebesar 75,03% dengan kriteria aktif. Pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata skor 25,38 dengan persentase ketuntasan aktivitas belajar siswa sebesar 84,60% dengan kriteria sangat aktif. Sedangkan pada hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, mulai dari prasiklus diperoleh nilai rata-rata hasil tes sebesar 70,57 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar74,28% dengan kriteria tinggi, kemudian siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil tes sebesar 72,72 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 87,87% dengan kriteria sangat tinggi. Pada siklus II rata-rata nilai tes meningkat menjadi 93,87 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 96,77% dengan kriteria sangat tinggi. Berdasarkan data aktivitas belajar siswa dari hasil penelitian yang menjelaskan bahwa setiap siklusnya mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sampai dengan kriteria sangat aktif, maka terbukti dengan penggunaan media visual yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran melalui model kooperatif yaitu TGT mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sangat berkaitan dengan teori yang menjelaskan bahwa Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pembelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Ibrahim dalam Tegeh,2008:6). Dalam penelitian ini jenis media pembelajaran yang digunakan adalah media visual. Selain itu, juga berkaitan dengan teori yang menyatakan Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk

71 mendapatkan aktivitas belajar yang maksimal saat pembelajaran berlangsung. Siswa cenderung untuk cepat melupakan apa yang diberikan oleh guru. Diperlukan suatu perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang diberikan guru ke siswa, salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif (Hisyam Zaini, 2008: 14). Kemudian, berdasarkan data hasil belajar siswa dari hasil penelitian yang menjelaskan bahwa setiap siklusnya mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan sampai dengan kriteria sangat tinggi, maka terbukti dengan penggunaan model kooperatif tipe TGT yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan teori yang menjelaskan bahwa Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai seseorang dalam kegiatan belajar selama kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai (Nurkancana dan Sunartana, 1990:11). Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Kedudukan siswa dalam proses adalah sebagai subjek dan sekaligus objek dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, hasil belajar siswa akan tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran apabila adanya interaksi antara siswa dan guru, serta perangkat pembelajaran yang mendukung seperti melalui penggunaan media peraga visual yang berupa gambar dan simbol dapat digunakan dan ditampilkan agar aktivitas siswa juga dapat mengalami peningkatan sehingga siswa tidak mudah melupakan materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Pada penelitian ini, terbukti bahwa penggunaan media visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat dinyatakan berhasil karena setiap siklusnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga dapat memenuhi tujuan akhir dari penelitian yaitu 90% siswa berhasil lulus kriteria KKM pada hasil belajar IPA dan 85% aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Seperti halnya yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lainnya yang juga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mengemukakan bahwa dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT, hampir seluruh siswa aktif dalam pembelajaran sehingga

72 pembelajaran semakin menarik sehingga mampu memenuhi indikator keberhasilan yaitu 80% dari kegiatan pembelajaran (Tri Wahyuni,2013). Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai solusi yang efektif karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar sehingga pada penelitian siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar hingga 100% (Lisa Putri Harmawati, 2015).