LAMPIRAN 74
LAMPIRAN WAWANCARA REDAKTUR KORAN KOMPAS Nama : Marcellus Hernowo Jabatan : Redaktur Harian Kompas bagian Kepala Desk Politik dan Hukum. Waktu Wawancara : 29 Mei 2016 dan 01 Juni 2016 Wawancara Melalui : Email dan Telepon PERTANYAAN 1. Ideologi seperti apa yang dimiliki oleh koran Kompas dalam memberitakan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla? 2. Mengapa koran Kompas memberitakan hal itu? 3. Apa fokus dari koran Kompas dalam memberitakan hal tersebut? 4. Dalam pengambilan berita tersebut apakah ideologi penulis / media sangat besar berperan? 5. Apakah ada kepentingan penulis / media dari berita tersebut? 6. Jika dilihat dari kacamata penulis apakah penulis mempunyai tendensi tertentu dalam memberitakan satu tahun pemerintahan JKW-JK? 7. Dalam pemberitaan satu tahun pemerintahan JKW-JK, Koran Kompas ingin menggiring pembaca untuk mengarah kemana? (pihak yang merasa pemerintahan JKW-JK berhasil dalam satu tahun kinerja atau pihak yang merasa pemerintahan JKW-JK gagal?) JAWABAN MELALUI EMAIL 1. Amanat hati nurani rakyat. Menghibur yang papa, mengingatkan yang berkuasa. 75
2. Sebab masa satu tahun pemerintahan Jokowi-Kalla adalah saat yang penting untuk melihat capaian kinerja saat pemerintahan yang dibandingkan dengan modal/tantangan yang dimiliki dan kemudian proyeksi ke depan. 3. Fokus kami adalah kinerja pemerintah, dengan melihat janji/program yang dibuat di masa awal pemerintahan atau saat kampanye dengan realita yang terjadi saat pemerintahan berjalan satu tahun dan proyeksi ke depan. 4. Saya kurang paham dengan pertanyaan itu. 5. Kepentingan kompas adalah kepentingan pembaca. Kami ingin Indonesia menjadi lebih baik dan pembaca mendapat manfaat dari berita/informasi yang disajikan. 6. Tendensi kami adalah amanat hati nurani rakyat serta menghibur yang papa dan mengingatkan yang berkuasa. 7. Kami ingin menyajikan fakta dan informasi yang sejernih dan selengkap mungkin hingga masyarakat/pembaca mendapat informasi dan dapat mengambil sikap yang tepat untuk kebaikan bersama Hasil dari wawancacra melalu email krang memuaskan sehingga penulis memutuskan untuk melanjutkan wawancara dengan telepon, berikut adalah hasil perbincangan yang ditekskan. : iyah.. jadi gini, e yang wawancara itu saya minta maaf karena gak bias ke Jakarta : kok kurang jelas, anda pake hape ya mbak? : iyaa mas, ini sudah jelas? : iya iya sudah. Sinyalnya naik turun soalnya. Oke gimana mbak? : oke mas, boleh langsung aja? : boleh mbak, gimana? : Jadi gini mas saya sempat bingung, mas gak mudeng sama pertanyaan yang ke empat, itu gimana ya mas? Apa penulis punya tendensi sendiri dalam menulis berita? 76
: ya gak ada lah mbak,kita semua wartawan itu kalo sudah masuk ada internalisasi nilai, setiap orang punya pandangan masing-masing tapi saat kita masuk dalam sebuah lembaga semua punya pandangan dan ideology masingmasing gitu mbak : oh gitu yam as : semua orang pasti punya ideology lah mbak, iya kan mbak? Sekarang saya Tanya ke mbak, ideologi itu apa? : ideologi itu keyakinan atau pemikiran tersendiri mas kalo menurut saya : oh pemikiran dan keyakinan ya mbak : iya itu mas, nah jadi kaya didalam pemberitaan satu tahun jokowi ini apa penulis itu sebetulnya dari awal memang sudah suka sama kinerjanya Jokowi jadi kalo nulis berita itu yang positif-positif? : anda mengukur positif itu darimana? : jadi gini mas, saya membandingkan dua media, Kompas dan Tempo. Ada hal menarik, kalo berita di Tempo itu semuanya mengkritisi, kalo di Kompas walau beritanya tentang keterpurukan atau yang bernada kurang memuaskan, selalu terselip opini yang seakan-akan membela dan memberikan opini optimis bahwa satu tahun pemerintahan Jokowi tidak gagal. Missal dari pemberitaan ekonomi, dari judul sudah menggambarkan kegagalan, tetapi ada opini dari beberapa CEO yang mengatakan bahwa melemahnya ekonomi Indonesia itu bukan karena kinerja pemerintah atau pemerintah tidak bisa menanggulangi, tapi memang karena kelesuan ekonomi global, beda sama Tempo kalo di Tempo kalo dibilang bruk ya buruk, gak ada pembelaan lagi. : ya kalo gitu mbak tanya aja sama CEO-CEO yang bersangkutan. Apa yang kami tulis itu ya memang hasil wawancara sama mereka, dengan kerangka dia, pemikiran dia dan pendapat dia, ya kina nulis aja omongannya dia, ya kalo orangnya ngomong bagus ya kita tulis bagus, kalo jelek ya kita tulis jelek, kalo ga kita tulis kan kita namanya memlintir berita kan? : emang, emm bahasa jawanya tu ndilalah e setiap yang di wawancara selalu membela gitu ya m as? : lha mereka ngomong e emang gitu e mbak, kalo mreka bilang gitu dan kita nulisnya yang jelek kan namanya kita memlintir berita dong. : oh gitu ya mas, nah sekarang aku mau nanya maksud dari amanat nurani rakyat menurut kebijakan redaksi Kompas dong mas? 77
: ya kita itu punya seperti, kalo anda bilang ideology tadi keyakinan ya itu mbak, kita selalu mengingatkan yang berkuasa sama menghibur yang papa atau rakyat itu sendiri mbak, kita memicu kemanusiaan yang berketuhanan dan manusia adalah sosok yang sangat sentral, seperti itu dan itu yang terkandung dalam beritaberita kami, seperti itu. : oh gitu. : sebuah media itu kan tidak boleh memlintir data, tapi kan kami apa yang kami tulis ka nada datanya, ada data surveinya ada data orangnya, bahkan pengakuan pelakunya sendiri, kaya direktir XL gitu, kalo direktur XL bilang bahwa kami tetap optimis, ya kita tulis wong dia ngomongnya kaya gitu. : oh iya.. : kita itu vaktual mbak, kita juga memberi arah, memberi informasi kepada masyarakat dan memberikan pemberitaan optimism yang tidak omong kosong. Ditengah kesuliatn ini kita masih ada harapan kita jangan menyerah lah, nah kaya gitu. : oh gitu ya mas, makasih ya mas saya sudah dapet poinya : gimana mbak? Pusing? Haha.. : iya mas, lumayan hehe.. mas terimakasih ya mas. : iya mbak, good luck ya mbak. : Oke mas terimakasih, selamat malam. : yok. Selamat malam. Menyetujui Marcellus Hernowo 78
79
80
81
Nama Jabatan : Hussein Abri Yusuf : Redaktur Desk Nasional Bagian Politik Waktu Wawancara : 02 Juni 2016 Wawancara Melalui : Whatsapp PERTANYAAN 8. Ideologi seperti apa yang dimiliki oleh koran Tempo dalam memberitakan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla? 9. Mengapa koran Tempo memberitakan hal itu? 10. Apa fokus dari koran Tempo dalam memberitakan hal tersebut? 11. Dalam pengambilan berita tersebut apakah ideologi penulis / media sangat besar berperan? 12. Apakah ada kepentingan penulis / media dari berita tersebut? 13. Jika dilihat dari kacamata penulis apakah penulis mempunyai tendensi tertentu dalam memberitakan satu tahun pemerintahan JKW-JK? 14. Dalam pemberitaan satu tahun pemerintahan JKW-JK, Koran Tempo ingin menggiring pembaca untuk mengarah kemana? (pihak yang merasa pemerintahan JKW-JK berhasil dalam satu tahun kinerja atau pihak yang merasa pemerintahan JKW-JK gagal?) 82
JAWABAN MELALUI WHATSAPP 1. Menggunakan ideologi framing saat membuat satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dimana mengumpulkan data dari berbagai survei, lalu diambil mana menteri yang berkinerja baik, sedang dan buruk. 2. Saat itu momentum satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dimana berbagai pihak menaruh harapan kepada pemerintahan baru dengan jargon Indonesia Kerja. 3. Kepada menteri yang berprestasi, kurang berprestasi, dan tidak berprestasi. Agar menjadi masukan dan rekomendasi pemerintah untuk memperbaiki kinerja disektor yang sangat kurang. 4. Sangat berperan menentukan arah dan tujuan pemberitaan. 5. Pertama, untuk penulis sendiri supaya tau dimana posisi menteri dan kinerja sektor pemerintahan yang baik, kurang dan buruk. Lalu, untuk masyarakat. kalau diri sendiri belum mengerti, akan menyesatkan pembaca. 6. Tidak ada tendensi. Member porsi bagi menteri dan sektor pemerintahan yang baik maupun buruk. 7. Menggiring, pemerintahan Jokom Widodo dan Jusuf Kalla masih perlu banyak perbaikan. Menyetujui Hussein Abri Yusuf 83