BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan terhadap siswa SMA kelas X, diperoleh hasil penelitian berupa nilai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan terhadap siswa SMA kelas X, diperoleh hasil penelitian berupa nilai"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian mengenai keterampilan proses sains (KPS) yang dilakukan terhadap siswa SMA kelas X, diperoleh hasil penelitian berupa nilai dari seluruh aspek keterampilan proses sains, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1 sebagai berikut: N i l a i K e m a m p u a n ,39 82,95 60,77 62,35 43,64 KPS 1 KPS 2 KPS 3 KPS 4 KPS 5 Keterampilan mengobservasi Keterampilan berkomunikasi Keterampilan mengklasifikasikan Keterampilan membuat kesimpulan Keterampilan memprediksikan Aspek KPS GAMBAR 4. 1 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Proses Sains Kategori dari nilai kemempuan setiap aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: 26

2 Tabel 4.1 Kategori Kemampuan Aspek Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Sains Nilai Rata-rata Kategori Kemampuan Keterampilan Mengobservasi 60,77 Baik Keterampilan Berkomunikasi 80,39 Sangat Baik Keterampilan Mengklasifikasikan 82,95 Sangat Baik Keterampilan Membuat Kesimpulan 62,35 Baik Keterampilan Memprediksikan 43,64 Cukup Nilai Rata-rata 66,02 Baik Dari Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai yang tertinggi dan tergolong sangat baik yang diperoleh siswa dalam keterampilan proses sains adalah pada KPS 4 yaitu keterampilan mengklasifikasikan, nilai dari KPS 2 (keterampilan mengkomunikasikan) juga tergolong sangat baik, sedangkan nilai KPS 1 (keterampilan mengobservasi) dan KPS 3 (keterampilan membuat kesimpulan) tergolong baik. Nilai terendah dan tergolong cukup adalah pada KPS 5 yaitu keterampilan memprediksikan. Adapun nilai yang diperoleh siswa untuk setiap aspek keterampilan proses sains adalah sebagai berikut: A. Keterampilan Mengobservasi Keterampilan mengobservasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan menuliskan pengamatan ke dalam tabel. Keterampilan mengobservasi tersebut diukur dengan pertanyaan nomor 1a, 1b, 2a, dan 2b. 27

3 Berdasarkan pertanyaan hasil pengolahan jawaban siswa terhadap pertanyaan- praktikum tersebut, diperoleh nilai rata-rataa keterampilan mengobservasi untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. GAMBAR 4. 2 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Mengobservasi Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa keterampilan mengobservasi untuk kelompok tinggi memperoleh nilai 68,33 berdasarkan skala kategori kemampuan, termasuk kedalam kategori baik. Sedangkann keterampilan mengobservasi untuk kelompok sedang memperoleh nilai 58,99 termasuk kategori cukup dan kelompok rendah memperoleh nilai 54,98 termasuk kategori cukup. Sebaran siswa dalam keterampilan mengobservasi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1 sebagai berikut: 28

4 Tabel 4.2 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Mengobservasi Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 52,27 22,18 25,55 0,00 0,00 Sedang 41,95 23,86 34,19 0,00 0,00 Rendah 27,64 20,09 31,82 20,45 0,00 Rata-rata 40,62 22,04 23,17 6,82 0,00 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, siswa pada kelompok tinggi sebanyak 25,55% termasuk kategori cukup. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak tepat dalam menuliskan pengamatan (nomor 1b dan 2b) mengenai perubahan yang terjadi setelah zat direaksikan. Berikut adalah cuplikan hasil wawancara dengan salah satu siswa kelompok tinggi: : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan CuSO 4? : Logam Zn mengalami reaksi oksidasi sedangkan CuSO 4 mengalami reduksi Bu. Warna larutan CuSO 4 agak berubah gitu, tadinya berwarna biru lalu jadi berwarna biru agak kecoklatan, jadi ZnSO 4. : Mengapa tidak menuliskan pengamatan fisis seperti warna zat? : Oh, iya Bu. Emang, pengamatan seperti itu harus ditulis ya Bu? Sedangkan untuk pertanyaan praktikum nomor 1a dan 2a, siswa kelompok tinggi tidak mengalami kesulitan dalam menuliskan pengamatan. Pada keterampilan mengobservasi tidak ada siswa yang termasuk kategori sangat kurang. Pada kelompok ini, persentase jumlah siswa yang termasuk kategori kurang cukup besar. Hal ini karena ada beberapa siswa yang kurang teliti dan tidak lengkap dalam menuliskan pengamatan. Berikut cuplikan wawancara dengan beberapa siswa: 29

5 Siswa 7 (Kelompok Tinggi) Tanya : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan HCl? Jawab : Logam Zn mengalami perubahan warna Bu, dari abu-abu menjadi hitam gosong dan ada gelembung-gelembung gas H 2. Zn mengalami oksidasi dan HCl mengalami reduksi. Siswa 15 (Kelompok Sedang) Tanya : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan HCl? Jawab : Perubahan warna logam Zn Bu. Tadinya abu-abu jadi berwarna hitam, kalau dalam larutannya ada gelembung-gelembung gas. Siswa 14 (Kelompok Rendah) Tanya : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan HCl? Jawab : Perubahan warna logam Zn Bu. Awalnya kan kayak abu-abu gitu terus setelah beraksi jadi hitam dan mengecil. Dari cuplikan wawancara di atas, jawaban-jawaban siswa yang kurang lengkap. Siswa tidak menuliskan pada tabel pengamatan mengenai kondisi fisis zat yang terlibat dalam reaksi baik sebelum maupun setelah reaksi. Siswa hanya menuliskan sebagian kecil perubahan yang dialami zat yang bereaksi. Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam keterampilan mengobservasi berdasarkan Tabel 4.2 yang tergolong sangat baik hanya sebesar 40,62%. Hal ini 30

6 menunjukkan kemampuan siswa dalam keterampilan mengobservasi termasuk cukup. B. Keterampilan Berkomunikasi Keterampilan berkomunikasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan untuk menuliskan hasil pengamatan kedalam tabel dan menuliskan reaksi berdasarkan praktikum kedalam persamaan reaksi. Keterampilan berkomunikasi siswa dalam penelitian ini diukur dengan pertanyaan praktikum nomor 3 bagian 1)a), 1)b), 2)a), dan 2)b). Pada pertanyaan ini, siswa diminta untuk menuliskan persamaan reaksi secara lengkap dari percobaan yang telah dilakukan siswa (soal bagian 1)a) dan 2)a)) dan menuliskan perubahan bilangan oksidasi yang dialami tiap unsur dalam reaksi (soal bagian 1)b) dan 2)b)). Berdasarkan pengolahan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, diperoleh nilai rata-rata keterampilan berkomunikasi untuk masing-masing kelompok seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.3 berikut: 31

7 GAMBAR 4.3 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Berkomunikasi Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa keterampilan berkomunikasi untuk kelompok tinggi memperoleh nilai 82,95 berdasarkan skala kategori kemampuan, termasuk kedalam kategori sangat baik, demikian juga keterampilan mengobservasi untuk kelompok sedang memperoleh nilai 80,88 termasuk kategori sangat baik. Sedangkan kelompok rendah memperoleh nilai 77,65 termasuk kategori cukup. Sebaran siswa dalam keterampilan berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Berkomunikasi Kelompok Siswa Tinggi Sedang Rendah Rata-rata Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Baik Kurang 75,35 14,07 10,58 0,00 0,00 64,55 17,27 15,91 2,27 0,00 62,27 12,86 16,20 8,67 0,00 67,39 14,73 14,23 3,65 0,00 32

8 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa sebaran siswa dalam keterampilan berkomunikasi pada kelompok tinggi masih ada siswa yang termasuk kedalam kategori cukup, karena terdapat siswa yang kurang lengkap dalam menuliskan persamaan reaksi, yaitu lupa menuliskan fasa atau belum menyetarakan koefisien.. Pada kelompok sedang, sebesar 2,27% termasuk kategori kurang. Hal ini karena siswa lupa tidak menuliskan persamaan reaksi dengan lengkap sesuai dengan yang diminta dari petunjuk pada soal. Siswa yang termasuk kategori kurang tersebut tidak menuliskan fasa dan tidak menyetarakan koefisien reaksi. Keterampilan berkomunikasi siswa secara keseluruhan berdasarkan Tabel 4.3. termasuk kategori sangat baik. Sebagian besar siswa mampu untuk menuliskan reaksi berdasarkan praktikum ke dalam persamaan reaksi dengan lengkap. C. Keterampilan Mengklasifikasikan Keterampilan mengklasifikasikan yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan untuk mengklasifikasikan reaksi berdasarkan praktikum ke dalam reaksi oksidasi atau reduksi serta mengklasifikasikan zat yang terlibat dalam reaksi tersebut mana yang berperan sebagai oksidator dan reduktor. Keterampilan mengklasifikasikan pada penelitian ini diukur melalui pertanyaan nomor 3 bagian 1)d), 1)e), 2)d), dan 2)e). Berdasarkan pengolahan jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, diperoleh nilai rata-rata 33

9 keterampilan mengklasifikasikan untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.4 GAMBAR 4.4 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Mengklasifikasikan Gambar 4.4 di atas menunjukkan nilai keterampilan proses sains yang diperoleh kelompok tinggi sebesar 92,05, nilai yang diperoleh kelompok sedang sebesar 85,22 dan nilai yang diperoleh kelompok rendah sebesar 71,59. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari Gambar 4.4 tersebut, kemampuan kelompok tinggi dan kelompokk sedang dalam keterampilan mengklasifikasikan termasuk kategori sangat baik. Sedangkan keterampilan mengklasifikasikan untuk kelompok rendah termasuk kategori baik, sehingga nilai rata-rata kemampuan siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan berdasarkan Tabel 4.1 tergolong sangat baik yaitu sebesar 82,95%. 34

10 Adapun sebaran siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan dapat diperlihatkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Mengklasifikasikan Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 86,37 0,00 13,63 0,00 0,00 Sedang 72,48 0,00 27,52 0,00 0,00 Rendah 54,55 0,00 45,45 0,00 0,00 Rata-rata 71,13 0,00 28,86 0,00 0,00 Berdasarkan Tabel 4.4 kemampuan siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan, sebagian besar tergolong kedalam kategori sangat baik. Dari kelompok tinggi, sedang dan rendah tidak ada yang termasuk kategori baik, tetapi justru ada yang termasuk kategori cukup. Hal ini karena beberapa siswa kurang menguasai konsep dan kurang cermat dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan mengklasifikasikan. Padahal menurut Semiawan (1985), dalam membuat klasifikasi, dituntut kecermatan anak dalam mengamati. Berikut cuplikan wawancara dengan beberapa siswa: Siswa 14 (Kelompok Sedang) : Kesulitan apa yang dihadapi dalam menentukan zat yang berperan sebagai oksidator dan reduktor? : Ga kesulitan sich Bu, tapi ketuker-tuker nulisnya antara oksidasi dan oksidator lalu reduksi dan reduktor Bu, soalnya buru-buru takut habis waktunya. 35

11 Siswa 22 (Kelompok Rendah) : Kesulitan apa yang dihadapi dalam menentukan zat yang berperan sebagai oksidator dan reduktor? : Suka salah Bu, ketuker antara oksidasi dan oksidator lalu reduksi dengan reduktor. Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan tergolong sangat baik, hanya sebagian kecil yang tergolong kedalam kategori cukup, serta tidak ada yang tergolong kedalam kategori baik, kurang dan sangat kurang. D. Keterampilan Membuat Kesimpulan Keterampilan membuat kesimpulan tiap percobaan diukur melalui dua pertanyaan berupa pembuatan kesimpulan tiap percobaan. Kesimpulan tiap percobaan diukur oleh masing-masing satu pertanyaan. Pada pertanyaan untuk membuat kesimpulan, siswa diminta untuk membuat kesimpulan sendiri yang dikaitkan dengan tujuan percobaan dan hasil pengamatan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalam kelompok masing-masing. Dari pengolahan jawaban siswa terhadap pembuatan kesimpulan, diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar

12 GAMBAR 4.5 Grafik Nilai Kemampuan mpuan Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Tiap Percobaan Berdasarkan Gambar 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan untuk kelompok tinggi sebesaresar 89,09 dan nilai kelompok sedang sebesar 88,18 termasuk kategori sangat baik. Sedangkan nilai untuk kelompok rendah sebesar 63,64 termasuk kategori baik. Adapun sebaran an siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Tiap Percobaan Kelompok Siswa Tinggi Sedang Rendah Rata-rata Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Baik Kurang 86,36 9,92 3,72 0,00 0,00 81,82 8,63 6,75 2,82 0,00 59,09 9,52 26,65 4,74 0,00 75,74 4,84 12,37 7,03 0,00 37

13 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa masih terdapat siswa yang termasuk kategori kurang. Hal ini karena siswa tidak mengkaitkan kesimpulan yang dibuat dengan tujuan percobaan. Berikut cuplikan wawancara dengan siswa: Siswa 22 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? : Oh, kalau itu engga Bu. Kesimpulannya gabungan dari kesimpulan sebelumnya ditulis lagi. Siswa 26 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? : Kesimpulannya sama aja Bu, dengan kesimpulan sebelumnya. Engga tahu kalau harus dikaitkan dengan tujuan percobaan. Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa tidak terbiasa menuliskan kesimpulan dikaitkan dengan tujuan percobaan. Keterampilan membuat kesimpulan akhir diukur melalui satu pertanyaan berupa pembuatan kesimpulan akhir, yakni pada soal F. Adapun sebaran siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan akhir dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut: 38

14 Tabel 4.6 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Akhir Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 18,18 72,73 9,09 0,00 0,00 Sedang 9,09 72,73 18,18 0,00 0,00 Rendah 9,09 63,64 27,27 0,00 0,00 Rata-rata 12,12 69,7 18,18 0,00 0,00 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, tidak terdapat siswa yang termasuk kategori kurang, namun masih terdapat siswa yang termasuk kategori cukup. Hal ini karena siswa kurang lengkap dalam menuliskan kesimpulan dan tidak ada bedanya ketika menuliskan kesimpulan tiap percobaan dengan kesimpulan akhir. Berikut cuplikan wawancara dengan siswa: Siswa 22 (Kelompok Rendah) : Mengapa menulis kesimpulannya seperti itu? : Sama aja kan Bu kesimpulannya, jadi kesimpulan yang saya tuliskan sama aja dengan kesimpulan sebelumnya. Siswa 26 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? : Kesimpulannya sama aja Bu, dengan kesimpulan sebelumnya. Engga tahu kalau harus dikaitkan dengan tujuan percobaan. : Apa sebelum mengerjakan LKS, dibaca dulu tujuan percobaannya? : Engga Bu, ga kebaca, langsung isi LKS aja. Siswa 30 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? 39

15 : Engga Bu. Kesimpulannya ngejelasin pengertian oksidasi dan reduksi aja. Ga tau soalnya Bu kalau harus dikaitkan dengan tujuan percobaan. Adapun berdasarkan pengolahan kesimpulan akhir didapat nilai rata-rata keterampilan dalam membuat kesimpulan akhir untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.6. GAMBAR 4.6 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Akhir Berdasarkan Gambar 4.5 dan 4.6. dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok dari kedua nilai kemampuan tersebut. Pada Gambar 4.5, kelompok tinggi memperoleh nilai sebesar 89,09, sedangkan pada Gambar 4.6, memperoleh nilai sebesar 81,81. Kelompok sedang pada Gambar 4.5 memperoleh nilai sebesar 88,18 dan pada Gambar 4.6 memperoleh nilai sebesar 78,18. Sedangkan kelompok rendah berdasarkan Gambar 4.5 memperoleh nilai sebesar 63,64 dan pada Gambar 4.6 memperoleh nilai sebesar 76,36. Nilai kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan termasuk kategori baik. 40

16 Nilai kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan tiap percobaan dan kesimpulan akhir tidak jauh berbeda, sehingga nilai akhir dalam kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan juga termasuk kedalam kategori sangat baik. Berdasarkan Tabel 4.6 tidak ada siswa yang termasuk kategori kurang dan sangat kurang dalam keterampilan membuat kesimpulan akhir. Nilai kemampuan siswa secara keseluruhan dalam keterampilan membuat kesimpulan dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.7 berikut. GAMBAR 4.7 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Berdasarkan Gambar 4.7 di atas, kelompok tinggi memperoleh nilai sebesar 85,45, kelompok sedang memperoleh nilai sebesar 83,188 dan kelompok rendah memperoleh nilai sebesar 70. Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan termasuk kategori sangat baik. Siswa sebagian besar telah mampu menuliskan kesimpulan dikaitkan dengan tujuan percobaan. 41

17 D. Keterampilan Memprediksikan Pada penelitian ini keterampilan memprediksikan diukur oleh satu pertanyaan yaitu pertanyaan nomor 3 bagian 3. Dari pengolahan jawaban siswa terhadap pertanyaan tersebut, diperoleh nilai rata-rataa keterampilan memprediksikan untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.8. GAMBAR 4.8 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Memprediksikan Berdasarkan Gambar 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai keterampilan memprediksikan untuk kelompok tinggi sebesar 51,82 termasuk kategori cukup. Kelompok sedang memperoleh nilai sebesar 43,64 dan kelompok rendah memperole nilai sebesar 35,45 termasuk kategori kurang. 42

18 Adapun sebaran siswa dalam keterampilan memprediksikan dapat diperlihatkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Memprediksikan Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 0,00 45,45 27,28 20,74 6,54 Sedang 0,00 36,36 24,19 29,14 10,31 Rendah 0,00 27,28 20,27 36,36 16,09 Rata-rata 0,00 36,36 23,91 28,75 10,98 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diperoleh gambaran bahwa kemampuan siswa dalam keterampilan memprediksikan baik dari kelompok tinggi, kelompok sedang maupun kelompok rendah tidak ada yang termasuk kategori sangat baik. Hal ini karena siswa tidak terbiasa untuk memprediksi suatu perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung berdasarkan praktikum. Berikut cuplikan wawancara dengan beberapa siswa: Siswa 10 (Kelompok Tinggi) : Apa kesulitan yang dihadapi ketika memprediksikan perubahan yang terjadi ketika logam Magnesium direaksikan dengan Asam sulfat? : Bingung banget Bu, kan belum pernah sebelumnya, saya isi persamaan reaksi aja, dikaitkan dengan oksidasi dan reduksi Bu. Siswa 17 (Kelompok Sedang) : Apa kesulitan yang dihadapi ketika memprediksikan perubahan yang terjadi ketika logam Magnesium direaksikan dengan Asam sulfat? : Kesulitannya karena belum pernah disuruh memprediksi, praktikum biasanya mengamati aja Bu, jadi ga tau jawabannya gimana. 43

19 Siswa 22 (Kelompok rendah) : Apa kesulitan yang dihadapi ketika memprediksikan perubahan yang terjadi ketika logam Magnesium direakaikan dengan Asam sulfat? : Bingung Bu, harus jawab apa. Udah aja diisi dengan persamaan reaksi. Secara keseluruhan berdasarkan Gambar 4.8, kemampuan siswa dalam keterampilan memprediksikan tergolong ke dalam kategori cukup. Kemampuan siswa dalam keterampilan memprediksikan dari semua kelompok tidak ada yang termasuk kategori sangat baik, justru yang tergolong kurang dan sangat kurang memiliki persentase yang cukup besar. Hal ini karena siswa tidak terbiasa untuk meramalkan atau memprediksikan suatu gejala tertentu dalam percobaan. Padahal pola yang diperlukan untuk memprediksikan gejala tersebut telah disediakan dalam tahap-tahap praktikum. Dalam Siti Rostina (2001) disebutkan bahwa memprediksikan merupakan suatu keterampilan membuat/mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada. Sedangkan dalam hal ini siswa belum memahami pola tersebut karena sebelumnya tidak terbiasa untuk diasah keterampilannya dalam memprediksi. 44

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A. Latar Belakang 1. B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A. Latar Belakang 1. B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii v vii x xiv BAB I PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRPSI DAN ANALISIS DATA. sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan

BAB IV DESKRPSI DAN ANALISIS DATA. sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan BAB IV DESKRSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Sehubungan dengan pertanyaan penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan pembahasan dalam bentuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... LEMBAR PENGESAHAN...... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR. i ii iii iv v viii xi DAFTAR TABEL. xiii DAFTAR LAMPIRAN. xiv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/ Gasal

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 HASIL PENELITIAN BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian, persentase kemampuan siswa kelas dalam menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi kimia dapat dilihat pada tabel dibawah

Lebih terperinci

REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)

REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS) REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS) I. Judul eksperimen : Reaksi reduksi oksidasi. II. Tujuan : Mengamati terjadinya reaksi reduksi oksidasi dalam berbagai situasi lingkungan serta penyetaraan persamaan koefisien

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP : LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA Oleh: Nama : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP : 133020112 Kelompok : E Meja : 4 (Empat) Tanggal Percobaan : 18 Oktober 2013 Asisten : Aldia Januaresti

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN. Tabel 4.1 Jadwal Waktu dan Kegiatan Penelitian

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN. Tabel 4.1 Jadwal Waktu dan Kegiatan Penelitian 45 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat tahap-tahap kegiatan dalam pengerjaannya. Rincian waktu dan kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. maka untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan pembahasan dalam bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. maka untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan pembahasan dalam bentuk 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian Sehubungan dengan pertanyaan penelitian yang dikemukakan sebelumnya maka untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan pembahasan

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR

TES PRESTASI BELAJAR TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : selasa/8 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA 1. Konsep Reduksi Oksidasi (Redoks) No Reaksi Oksidasi Reaksi Reduksi 1 reaksi penambahan oksigen reaksi pengurangan oksigen 2 peristiwa pelepasan elektron Contoh : Cu Cu

Lebih terperinci

OKSIDASI-REDUKSI (REDOKS)

OKSIDASI-REDUKSI (REDOKS) LEMBAR KERJA SISWA OKSIDASI-REDUKSI (REDOKS) UNTUK KELAS X SMA SEMESTER GENAP OLEH DIANI RACHMANITA M DIBIMBING OLEH Dr I GUSTI MADE SANJAYA, M.Si. NAMA : NO ABS : KELAS : 1 Kompetensi dasar 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2006 Shift : Kamis Pagi Kelompok : 4.3. A Disusun Oleh : Aulia Qiranawangsih (16606227)

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi. Oleh. Sriningsih NIM.

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi. Oleh. Sriningsih NIM. Jurnal yang berjudul: PERSETUJUAN PEMBIMBING Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi Oleh Sriningsih NIM. 441 411 040 Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN KELAS /SEMESTER : kimia : I/ganjil PERTEMUAN KE : 1,2,3,4, 5 ALOKASI WAKTU : 10 jam STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan konsep materi dan perubahannya

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak REAKSI KIMIA 17 Oktober 2014 Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA 11140162000033 Abstrak Percobaan ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perubahan kimia maupun perubahan sifat fisis pada reaksi kimia.

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Asas Lavoiser atau kekekalan massa jumlah sebelum dan setelah reaksi kimia adalah tetap 2. Hukum Gas Ideal P V = nrt Dengan P adalah tekanan (atm),

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah 29 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X3 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI Nama Anggota: Isrenna Ratu Rezky Suci 1157040029 Helmi Fauzi 1157040025 Fajar Gunawan 1157040022 Fresa Agustini 1157040024 JURUSAN KIMIA 1A FAKULTAS

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 Standar Kompetensi Lulusan : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. Indikator : Siswa dapat meramalkan harga ph suatu

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI REDOKS DI SMAN 16 BANDAR LAMPUNG.

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI REDOKS DI SMAN 16 BANDAR LAMPUNG. KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI REDOKS DI SMAN 16 BANDAR LAMPUNG Nurlaili Fitria, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar Pendidikan Kimia, Universitas Lampung Nurlailifitria32@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap

Lebih terperinci

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI Della Narulita 1), Masduki 2) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, 2) Dosen Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA semester genap yaitu memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan hanya

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

Rumus Kimia. Mol unsur =

Rumus Kimia. Mol unsur = Rumus Kimia Menentukan Rumus Kimia Zat Rumus kimia zat dapat dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris dapat ditentukan dengan menghitung mol komponen penyusun zat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. maka akan dilakukan pembahasan dalam bentuk paparan dan analisis faktor-faktor

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. maka akan dilakukan pembahasan dalam bentuk paparan dan analisis faktor-faktor BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya, maka akan dilakukan pembahasan dalam bentuk paparan dan analisis faktor-faktor penyebab kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN 42 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam bagian ini akan dikaji dan dideskripsikan secara kualilatif metakognisi siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan model Flavell. Analisis

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan judul Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Barisan dan Deret Kelas XI APK 3 SMK

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kelas/Semester : X-1/ 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kelas/Semester : X-1/ 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMA ISEN MULANG : Kimia Kelas/Semester : X-1/ Pertemuan Ke- Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi Waktu : (dua) : Reaksi Oksidasi dan Reduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi dan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data Hasil Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mencari informasi tentang proses kegiatan belajar mengajar dan pembelajaran

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI SISWA PADA MATERI REDOKS DI SMA

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI SISWA PADA MATERI REDOKS DI SMA KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI SISWA PADA MATERI REDOKS DI SMA Sri Purwaningsih, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar Pendidikan Kimia, Universitas Lampung spurwaningsih259@gmail.com Abstrak : This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia masih dianggap sulit oleh beberapa siswa (Sirhan, 2007). Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan dalam memahami ilmu

Lebih terperinci

Sifat Koligatif Larutan (Bagian I)

Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 01 Sesi NGAN Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) Sebelum mempelajari sifat koligatif larutan, terlebih dahulu kita akan meninjau kembali sedikit pengetahuan mengenai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri Kabupaten Pringsewu. B. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan keterampilan proses sains

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

SILABUS DAN PENILAIAN

SILABUS DAN PENILAIAN SILABUS DAN PENILAIAN Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Kimia 2 ( 4 SKS) Standar Kompetensi : 1. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukurannya Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

Pemindahan elektron sekali lagi membentuk bentuk ion tidak biasa, VO 2+.

Pemindahan elektron sekali lagi membentuk bentuk ion tidak biasa, VO 2+. Fachri Alda Bilangan Oksidasi (BILOKS) Pengertian Bilangan Oksidasi Dengan bilangan oksidasi akan mempermudah dalam pengerjaan reduksi atau oksidasi dalam suatu reaksi redoks. Kita akan membuat contoh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran matematik pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran matematik pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil an Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan, bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran matematik pada siswa

Lebih terperinci

Reaksi Redoks. Cu 2+ (aq) + 2e - Cu(s) Zn(s) Zn 2+ (aq) + 2e -

Reaksi Redoks. Cu 2+ (aq) + 2e - Cu(s) Zn(s) Zn 2+ (aq) + 2e - KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN Reaksi Redoks Reaksi redoks (reduksioksidasi) adalah reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Pada dasarnya, reaksi redoks adalah gabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Agar tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Agar tujuan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan mata pelajaran kimia di SMA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) salah satunya agar peserta didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/ Gasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada BAB IV ini akan dibahas mengenai; a) proses berpikir reflektif siswa dalam memecahkan masalah sistem pertidaksamaan linear dua variabel (SPtLDV) bagi mereka yang memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

PEMETAAN SK-KD. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Nilai Karakter (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 3.1 Mengidentifikasi C4

PEMETAAN SK-KD. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Nilai Karakter (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 3.1 Mengidentifikasi C4 67 PEMETAAN SK-KD Lampiran 1 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMA di Kabupaten Pringsewu : Kimia : X/Genap Standar Kompetensi 3. Memahami sifatsifat larutan nonelektrolit dan elektrolit,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR LAMPIRAN... ix. A. Latar Belakang...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR LAMPIRAN... ix. A. Latar Belakang... iii DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan analisis dan pembahasan hasil penelitian untuk mengetahui penalaran proporsional siswa kelas VII-A di MTs Raden Rahmat Ngerong Pasuruan berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

I. PENDAHULUAN. tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 26. Diketahui lambing unsur Fe, maka jumlah p +, e - dan n o dalam ion Fe 3+ adalah.... Jawab :, Fe 3+ + 3e - Fe [ 18 Ar] 4s 2 3d 6 [

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL Lampiran 1 SILABUS Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X-TSM/2 Pertemuan ke- : I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi Memahami

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan hasil analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah Polya ditinjau dari minat

Lebih terperinci

Kerjakan dengan singkat dan jelas!

Kerjakan dengan singkat dan jelas! 29 LAMPIRAN SOAL Nama : No : Kelas : Kerjakan dengan singkat dan jelas! 1. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisinya 12 cm. Jika tinggi segitiga pada sisi tegak 10 cm, hitunglah a. tinggi

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL Larutan senyawa di bawah ini dalam air bersifat elektrolit kuat, kecuali... a. NaOH c. HCl e. Ba(OH) 2 b. H 2 SO 4 e.

LEMBARAN SOAL Larutan senyawa di bawah ini dalam air bersifat elektrolit kuat, kecuali... a. NaOH c. HCl e. Ba(OH) 2 b. H 2 SO 4 e. LEMBARAN SOAL 13 Mata Pelajaran : KMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Bahwa dalam penelitian ini diperoleh data sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Keterampilan Generik Sains Berdasarkan penelitian diperoleh data obsevasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia yang dewasa, berkualitas dan berdaya saing, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia yang dewasa, berkualitas dan berdaya saing, pendidikan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana utama dalam membentuk dan menciptakan manusia yang dewasa, berkualitas dan memiliki daya saing di dalam masyarakat. Dalam upaya menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri I Tapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri I Tapa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media kartu dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Negeri

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 2

LEMBAR KERJA SISWA 2 76 LEMBAR KERJA SISWA 2 Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi pokok Submateri pokok Alokasi Waktu : Kimia : XI/ganjil : Laju Reaksi : Konsep Laju Reaksi : 2 x 45 menit Standar Kompetensi 3. Memahami Kinetika

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa

BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING Andri Kasrani, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung andrikas03@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini, akan dideskripsikan dan dianalisis data proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan terbuka (openended) dibedakan dari gaya kognitif field dependent

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. verifikasi atau pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan yang. prisma dan limas beserta penyebabnya adalah sebagai berikut.

BAB V PEMBAHASAN. verifikasi atau pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan yang. prisma dan limas beserta penyebabnya adalah sebagai berikut. BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Perumusan Masalah

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan posstest keterampilan memprediksi dan penguasaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMAN 6 BANDUNG Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Materi Pokok : Reaksi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMAN 6 BANDUNG Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Materi Pokok : Reaksi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMAN 6 BANDUNG Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Materi Pokok : Reaksi Oksidasi-Reduksi Sub Materi Pokok : Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) Yogyakarta Mei Lembar Jawab.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) Yogyakarta Mei Lembar Jawab. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2016 Yogyakarta 18-24 Mei 2015 Lembar Jawab Kimia TEORI Waktu: 240 menit KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN DATA PENGAMATAN Eksperimen 1 : Reaksi Eksperimen 2 : Pemanasan Garam Nitr Asam Nitrat dengan Logam Cu Perlakuan 1 keping logam Cu + HNO3 pekat beberapa tetes 1 keping

Lebih terperinci

Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber :

Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber : A Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber : wwwe-dukasinet Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v viii xii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

Laporan Kimia Anorganik KI-3131 REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA. : Kartika Trianita NIM : Tanggal Percobaan : 18 September 2012

Laporan Kimia Anorganik KI-3131 REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA. : Kartika Trianita NIM : Tanggal Percobaan : 18 September 2012 Laporan Kimia Anorganik KI-3131 REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Tanggal Percobaan : 18 September 2012 Tanggal Laporan : 27 November 2012 Asisten : Albert

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum

Lebih terperinci