RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-V/2007

dokumen-dokumen yang mirip
RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NO. 011/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 009/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMBACAAN PUTUSAN (III)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015

Nomor : 012/PUU-III/2005

ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-X/2012

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 5/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UU NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016

ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

SELASA, 21 MARET 2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 122/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012

ACARA PEMBACAAN KETETAPAN (II) DAN PEMBACAAN PUTUSAN (III)

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-V/2007

PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 028/PUU-IV/2006 DAN PERKARA 029/PUU-IV/2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 1/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 72/PHPU.C-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

Transkripsi:

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL KHUSUS PASAL 49 AYAT (1) DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG APBN TAHUN ANGGARAN 2007 TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A KAMIS, 8 NOVEMBER 2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-V/2007 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional khusus Pasal 49 ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 tentang APBN tahun anggaran 2007 terhadap Undang- Undang Dasar 1945 PEMOHON - Dra. Hj Ruhmatiah Abbas - Prof. Dr. Rifai, S.H. ACARA Pemeriksaan Perbaikan Permohonan(II) Kamis, 8 November 2007, Pukul 10.00 10.25 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN (1) Prof. H.A.S. Natabaya, S.H., LL.M. K e t u a (2) Prof. Dr. H. M. Laica Marzuki, S.H. Anggota (3) H. Soedarsono, S.H. Anggota Ida Ria Tambunan, S.H. Panitera Pengganti 1

Pihak yang Hadir: Kuasa Hukum Pemohon: Hj. Elsa Syarief, S.H., M.H. H. M. Ali Abbas, S.H. Syamsul Huda, S.H. (Asisten) Sumiyati (Asisten) 2

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.00 WIB 1. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Assalamu alaikum wr. wb. Selamat Pagi Perkara Nomor 24/PUU-IV/2007, saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 1X Seperti biasa tolong disampaikan yang hadir dalam persidangan ini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON : ELZA SYARIEF, S.H., M.H. Terima kasih Majelis Hakim yang mulia. Yang hadir pada saat ini adalah saya sendiri Elza Syarief, kemudian rekan saya Ali Abbas, dan asisten saya Syamsul Huda dan Sumiyati. 3. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Prinsipalnya tidak hadir? 4. KUASA HUKUM PEMOHON : ELZA SYARIEF, S.H., M.H. Prinsipalnya belum hadir karena masih di luar kota. 5. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Sebagaimana dalam sidang terdahulu, di dalam sidang lanjutan ini adalah kepada Pemohon diberi kesempatan untuk memperbaiki permohonannya, apakah hal demikian ini dilakukan? Kalau hal itu telah dilakukan, kira-kira apa yang menjadi perbaikan atau perubahan daripada permohonan yang terdahulu? Silakan. 6. KUASA HUKUM PEMOHON : ELZA SYARIEF, S.H., M.H. Perubahan kami sesuai dengan saran Majelis Hakim yang mulia dan kita lengkapi termasuk dengan kerugian yang nyata yang dialami 3

oleh Pemohon. Jadi yang kami perbaiki susunannya dan juga masalah legal standing dari Pemohon kemudian kita juga, apakah saya bacakan lagi sebagian? 7. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Jadi begini, kemarin itu Profesor Laica di dalam permohonan itu menjelaskan mengenai legal standing daripada Pemohon, apakah Pemohon itu mempunyai legal standing atau tidak untuk beracara di Mahkamah Konstitusi ini? Menurut Pasal 51 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa Pemohon yang merasa terhadap hak atau kewenangannya itu dirugikan dengan undang-undang dia harus menguraikan, siapa itu adalah: 1. Warga Negara Republik Indonesia; 2. masyarakat hukum adat; 3. badan hukum publik atau privat; 4. lembaga negara. Dan kerugiannya itu dalam kaitannya itu apa? Sudah ada, menurut Mahkamah Konstitusi dalam putusannya semenjak Putusan Nomor 06 telah diuraikan, harus ada syarat-syarat antara lain: 1. harus ditunjukkan bahwa memang hak konstitusionalnya apa yang dirugikan; 2. terdapat hubungan kausal antara undang-undang yang lahir dengan kerugiannya itu; 3. kerugiannya itu aktual atau spesifik atau setidak-tidaknya akan timbul kerugian; 4. apabila dipenuhi kerugiannya itu akan tidak terulang lagi. Itu sudah jelas, itu kemarin nasihat daripada Hakim pada waktu kemarin itu, dituruti atau tidak? 8. KUASA HUKUM PEMOHON : ELZA SYARIEF, S.H., M.H. Sudah Majelis. 9. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Sudah, dimana? Ayo, kita lihat. 10. KUASA HUKUM PEMOHON : ELZA SYARIEF, S.H., M.H. Di halaman 5 mulainya legal standing dari Pemohon, di sini dijelaskan Pemohon pertama adalah guru dengan pangkat Pembina golongan IV/a jabatan pengawas TK, SD Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemohon adalah merupakan komponen pendidik sesuai dengan Pasal 1 ayat (5) dan (6) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 4

2003 yang menyatakan Pasal 1 ayat (5) tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan dianggap penunjang penyelenggaraan pendidikan. Pasal 1 ayat (6) pendidik adalah tenaga pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konsuler, pamong praja, widyaswara, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu menurut hukum, para Pemohon berhak mempersoalkan dan menuntut hak konstitusionalnya in casu berhak untuk mendapatkan gaji dan tunjangan lain dalam jabatan guru dan dosen dari 20% APBN/APBD. Bahwa pengalaman dan kenyataan membuktikan bahwa APBN/APBD dari tahun 2002-2007 vide lampiran bukti P-11, sebesar rata-rata 83.912.399,2 triliun atau dalam persentase 17,2% pertahun, vide bukti P-11. Contoh yaitu pada tahun 2002 APBN/APBD 3.440.088.800 triliun pada tahun 2003 370.591.779 triliun. 11. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Itu pokok perkaranya itu. Legal standing itu, saya sudah jelaskan kemarin bagaimana? Harus beranjak dari Pasal 51. Pasal 51 menyatakan, Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undangundang, yaitu ini, ini, ini. Itukan harus dijelaskan bahwa sesuai dengan ini, semenjak Putusan 006 Mahkamah Konstitusi menyatakan, untuk adanya legal standing ini, kalau dia perorangan harus buktikan yang satu, dua, tiga, empat yang tadi saya sebutkan tadi. Begitu juga masyarakat hukum adat, baru itu di-toetzing, oke si Pemohon ini adalah memenuhi karena dia ada perorangan. Lantas kedua mengenai hubungan kausal, apakah ada hubungan kausal antara keluarnya undang-undang ini dengan kerugiannya? Jadi dengan adanya keluar undang-undang ini yang menyatakan bahwa, itukan undang-undang itu yang menyatakan Pasal 49 yang menyatakan bahwa ini, ini, ini yang tidak termasuk, yang tidak termasuk itukan dia, dia itu merasa tidak dengan karena tidak termasuk itu dirugikan oleh undang-undang itu? Baru keempat, ada aktual tidak? Dia merasa memang selama ini tidak dimasukkan di dalam itu, sedangkan menurut Undang-Undang Pendidikan gaji itu adalah merupakan komponen dari suatu sistem pendidikan. Bisa dilihat dari Putusan Mahkamah Konstitusi itukan sudah jelas. Mahkamah Konstitusi setiap putusannya itu jelas, Mahkamah Konstitusi itu setiap putusannya, kalau baca Putusan Mahkamah Konstitusi, sudah dibilang kemarin itu bacalah Putusan Mahkamah Konstitusi itu jelas di situnya tinggal di-copy sebetulnya itu, tidak ada persoalan, copy tinggal minta. Baru nanti mengenai pokok permasalahan, pokok perkaranya, inilah Anda menjabarkan dengan bukti ini, bukti ini. Ini barangkali disinggung-singgung, tapi tidak. Tadi sudah 5

dibilang oleh Pak Laica baca saja Putusan Mahkamah Konstitusi itu, tidak pernah dibaca barangkali ya? 12. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Mengenai yang diminta oleh Majelis itu ada di alasan-alasan Prinsipal. 13. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Itukan di legal standing, acara inikan sebetulnya berdasarkan undang-undang ini, satu apakah Mahkamah mempunyai wewenang? 14. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Ada Prof, di depan. 15. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Nanti dulu! Dijawab Mahkamah punya wewenang karena Pasal 50 itu, kenapa? Tapi itu sudah dibatalkan sehingga Mahkamah punya wewenang. Legal standing, berangkat Pasal 51, Pasal 51 itu dijelaskan itukan punya unsur, Pasal 51 itu punya unsur. Unsur itu harus dibuktikan di dalam Putusan Mahkamah Konstitusi sudah berulang-ulang itu sudah dijelaskan, tinggal disalin saja dalam itu, tidak ada cukup sepuluh menit selesai untuk dibuat, baru mengenai pokok permasalahannya itu, alasan, referensi, dan segala macam itu bahwa undang-undang dibuktikan dengan segala macam, itu semestinya itu yang kerugian. Ini maksud saya ada dicuil-cuil sedikit. Ini sekarang sudah pokok perkara bahwa peningkatan nilai nominal gaji guru, dosen, bukan saja akan mengangkat martabatnya, tapi tidak di dalam kerangka legal standing. Bagaimana? Mau diteruskan ini? 16. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Saya Prof. 17. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Mau diteruskan? 18. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Di halaman sebelumnya Prof ada kami kemukakan. 6

19. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Apa? 20. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Bahwa karena yang dimohonkan uji materiil terhadap Undang- Undang Dasar 1945. 21. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Yang mana? 22. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Di alinea pertama halaman 5 Prof, sesudah kami menguraikan di muka mengenai kompetensi. 23. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Iyalah, itu saya katakan itu A mengenai kompetensi, ini sudah saya tidak inikan lagi, kalau kompetensi okelah, walaupun inikan yang diuji ini adalah Undang-Undang Nomor ini, sekian ini. Menurut Putusan Mahkamah Konstitusi bla, bla, bla. Bahwa Mahkamah mempunyai kewenangan untuk menguji semua undang-undang sebelum amandemen, sehingga undang-undang ini merupakan kewenangan daripada Mahkamah, selesai. Legal standing, bertitik tolak pada Pasal 51, begitu bukan? 24. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Kalau disingkat kami di sini setelah legal standing kami akan memasukkan redaksi Pasal 51 sebelum menguraikan lebih lanjut daripada legal standing tersebut. Jadi di halaman 5 semestinya masuk Profesor, alinea ketiga Pasal 51 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi. Kami menjawab materinya Prof, jadi kami tidak menyebut mengutip pasalnya karena itu kami akan kutip, kalau diizinkan kami masukkan segera Pasal 51 tersebut di halaman 5. 25. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Dimana Anda masukkan? 7

26. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Setelah penguraian mengenai legal standing sebelumnya, sebelum Pemohon pertama. 27. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Sebab nasib perkara Anda ini akan NO. 28. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Saya Prof, kami perbaiki sekarang. 29. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Anda baca Pasal 56, dalam Mahkamah Konstitusi berpendapat bahwa Pemohon dan Kuasa Pemohonnya tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 amar putusan menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima. 30. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Di bawah legal standing itu kami masukkan Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan kewenangannya dirugikan oleh berlakunya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dalam hal ini Pasal 49 ayat (1) selaku perorangan Warga Negara Indonesia, itu ada namanya Prof di bawah. 31. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Sekarang ini mau buat perbaikan renvoy? 32. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Kami perbaikan di sini Profesor. 33. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Perbaikan itu sebelum, itukan dikasih waktu. Artinya sekarang kalau pada waktu sekarang sidang diperbaiki boleh. 34. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Saya perbaiki sekarang kalau diizinkan. 8

35. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Coba perbaikilah! 36. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Jadi di sini, di bawah susunan dan kedudukan legal standing para Pemohon sebelum kami menyebutkan nama Pemohon, kami mengutip Pasal 51, kemudian Pasal 51. Pasal 21 kemudian masuk ke Pemohon I. 37. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Bagaimana kita skors, kita beri kesempatan memperbaiki. 38. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Siap Prof. 39. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Berapa lama? 40. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Lima belas menit Prof. 41. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Jangan lima belas menit. 42. KUASA HUKUM PEMOHON : H.M ALI ABBAS, S.H. Dua jam? 43. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Sekarang pukul berapa? Bagaimana kalau 1,5 jam ya? 44. HAKIM KONSTITUSI : SOEDARSONO, S.H. Begini ya, mungkin belum terbiasa beracara di Mahkamah Konstitusi. Jadi saya hitung hari ini terakhir, empat belas hari sejak sidang yang lalu. Tapi hari itukan dihitung sampai selesainya kantor silakanlah itu juga bisa, jangan lewat dari itu nanti diserahkan kepada Panitera sudah diketik atau komputer, rapi. Asal yang penting Anda sekalian itu mengerti apa yang dimaksud oleh Pak Ketua, Pak Hakim ini, 9

karena ini saya lihat sudah dua kali ini. Dimengerti dulu, kalau belum mengerti tanyalah, kalau sudah mengerti nanti menambah uraian mengenai legal standing. Itukan dicocokkan saja itukan ada lima poin. Bahwa Pemohon mempunyai hak konstitusional yang diperoleh dari Undang-Undang Dasar yaitu pasal apa, hanya itu saja tidak terlalu sulit saya kira. Sehingga kalau itu terpenuhi maka kesimpulannya para Pemohon mempunyai kedudukan hukum, begitu saja. Karena ini entry point untuk masuk ke materi daripada permohonan harus legal standingnya harus terpenuhi. Sudah mengerti belum? 45. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Pemohon mempunyai kesempatan untuk memperbaiki dan masukkan, kita anggap ini adalah sidang kedua dalam rangka perbaikan. Hanya tolong legal standing itu adalah menunjukkan bahwa seseorang itu mempunyai right to sue, tidak mempunyai hak untuk menggugat atau untuk hadir di depan sini. Pasal 51 sudah mengatakan mengenai legal standing. Menurut Pasal 51 Pemohon adalah ini, ini, ini. Tinggal di bawahnya lagi tinggal mengutip itu, Pemohon adalah Warga Negara RI dengan pekerjaannya ini, ini, ini, dengan bukti ini, ini, ini, itu satu. Kedua, bahwa ada kerugian yang akibat itu bla, bla, bla. Tiga, ada ini, ini, ini. Lantas akibat itu hak-hak si Pemohon yang diatur oleh Undang-Undang Dasar, haknya apa? Ada haknya bukan? Pasal berapa dari Undang-Undang Dasar, ini dirugikan akibat ini karena undangundang ini hanya menyebut begini, ini tidak disebut. Sedangkan Undangundang Pendidikan Nasional gaji guru itu merupakan komponen, maka terbukti bahwa dia mempunya legal standing begitu bukan? Diketahui ini dibuktikan ini, begitu bukan? Terbukti, maka ini adalah ini, itukan logika berpikirnya, logika matematik. Hukum itu juga matematik, sekarang pokoknya jam kantor sampai pukul empat ya? 46. HAKIM KONSTITUSI : Prof. Dr. H.M LAICA MARZUKI, S.H. Saudara Kuasa Pemohon ya, saya berpendapat Anda telah membuang-buang banyak kesempatan dalam beberapa waktu ini, kesempatan itu telah melewati kepala Anda, ini sebetulnya apa ya, ada tiga hal yang perlu Saudara perhatikan baik-baik. Pertama, seperti dikatakan oleh Bapak Ketua Panel mengenai kewenangan Mahkamah. Berbicara mengenai kewenangan Mahkamah, berarti itu Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, kewenangannya Mahkamah apa? Anda memohonkan pengujian undang-undang, apakah itu termasuk kewenangan Mahkamah pengujian undang-undang, merujuk pada Pasal 24C Undang-Undang Dasar 1945 dihubungkan dengan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003. Yang paling penting di sini mengenai legal standing. 10

Legal standing itu merujuk kepada Pasal 51. Yang dapat mengajukan permohonan pengujian ada A, B, C, D. Ini Pemohon ini termasuk yang mana? Apakah perorangan Warga Negara Indonesia? Apakah termasuk kesatuan masyarakat hukum adat dan sebagainya ataukah badan hukum publik atau privat dan lembaga negara? Itu dulu Saudara Kuasa, termasuk dimana dia? Kemudian tatkala Pasal 21 mengatakan Pemohon yang bersangkutan itu adalah pihak yang menganggap hak dan atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang ini. Nah, apanya yang dirugikan? Kalau misalnya undang-undang yang dimohonkan itu mencantumkan dana pendidikan, sementara Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 menggunakan istilah anggaran, apanya yang dirugikan di sini? Itu harus jelas. Kemudian sebagaimana dikatakan oleh Bapak Ketua Panel tadi baru memasuki pokok perkara, Saudara bahas secara akademis itu. Jadi gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya, sebab kalau Saudara tidak memenuhi syarat-syarat ini seperti dikatakan oleh Bapak Ketua Panel, Pasal 56 menghadang Saudara dinyatakan, niet ontvankelijk verklaard sebelum memasuki pokok perkara dan ada dikemukakan dalam beberapa Putusan Mahkamah Konstitusi tadi ada beberapa syarat itu, kalau dikatakan memiliki legal standing A, B, C, dan sebagainya itu. Jadi gunakan waktu yang berharga ini ya, waktu Saudara, Saudara minta kepada Panitera dimana Anda bisa menulis, harus masuk sebelum jam kantor, maaf sesudah jam kantor. Kalau sebelum jam kantor tadi. Jadi agak bersungguh-sungguhlah. Terima kasih. 47. KETUA : Prof. H.A.S NATABAYA, S.H., LL.M Jadi sudah mengerti ya? Diberi waktu sampai pukul dua, terserah Anda. Oh, sampai pukul empat, cukup lama waktunya Anda itu. Pergunakanlah Putusan Mahkamah Konstitusi, banyak. Tinggal disalin saja masalah pokok perkaranya yang berlainan tinggal mengubah, kalau istilah komputernya copy paste. Demikian, maka pemeriksaan pendahuluan dalam rangka perbaikan Perkara Nomor 24/PUU-V/2007 saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 10.25 WIB 11