RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SENIN, 18 SEPTEMBER 2006

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 tentang Advokat terhadap UUD 1945 PEMOHON Fatahilah Hoed S.H. ACARA Pemeriksaan Perbaikan Permohonan (II) Senin, 18 September 2006 Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Prof. H. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S K e t ua 2) I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Anggota 3) SOEDARSONO, S.H. Anggota Edi Purwanto, S.H. Panitera Pengganti 1

3 HADIR: Pemohon : Fatahillah Hoed, S.H. 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Perkara Nomor 015/PUU-IV/2006 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. Saudara Pemohon saya persilakan untuk memperkenalkan diri yang hadir pada hari ini, silakan. 2. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Terima kasih atas kesempatannya Yang Mulia. Permohonan ini saya ajukan secara individual dan berarti sampai saat inipun sayapun, nama saya Fatahillah, berasal dari kelurahan Tugu- Cimanggis, daerah Depok. 3. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Saudara juga Advokat? 4. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Tidak, saya lulusan Pendidikan Tinggi Hukum. 5. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Belum, belum berstatus Advokat ya? 6. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Belum. 7. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Nah, pada sidang yang lalu oleh pemeriksaan pendahuluan pada sidang yang lalu, Saudara telah diberi nasihat dan saran untuk perbaikan. Tapi sampai batas waktu untuk perbaikan yaitu 14 (empat belas) hari, ternyata Saudara tidak memperbaiki, betul ya? 8. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Betul. 3

5 9. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Mengapa kira-kira? 10. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Saya agak apa ya? Mungkin di satu pihak sejak ketika saya diberi nasihat-nasihat untuk memperbaiki itu, saya berpikir, berusaha untuk memperbaiki. Tapi permasalahannya yang saya selalu ingat itu dalam hukum biasanya kita harus berpatokan pada ketentuan hukum yang tertulis, di mana saya lihat di Undang-Undang Mahkamah Konstitusi, terutama Pasal 60 karena kaitannya permohonan saya adalah dengan Pasal 32 ayat (3) yang waktu itu diingatkan juga bahwa pasal itu sudah pernah dimohonkan, untuk berkaitan dengan Pasal 60 di Undang- Undang Mahkamah Konstitusi, ya otomatis saya merasa tidak ada kesempatan, karena di pasal ini di katakan terhadap materi muatan ayat atau pasal dan atau bagian dalam undang-undang yang telah diuji tidak dapat dimohonkan pengujian kembali, lalu di Pasal 60-nya dikatakan cukup jelas, tapi di Pasal 42 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06/PMK/2005 dikatakan, yang ayat (2)-nya dikatakan, bahwa terlepas dari ketentuan ayat (1) di atas, permohonan pengujian undang-undang terhadap muatan ayat, pasal, dan atau bagian yang sama dengan perkara yang pernah diputus oleh Mahkamah, dapat dimohonkan pengujian kembali dengan syarat-syarat konstitusionalitas yang menjadi alasan permohonan yang bersangkutan berbeda. Kemarin pun saya sudah diberikan saran bahwa pasal ini tidak berlaku secara otomatis, bahwa ada hal-hal yang harus dipenuhi untuk dapat berlakunya permohonan ini, waktu itu saya disarankan untuk melihat kepada Putusan Mahkamah Konstitusi yang berkaitan dengan Undang-Undang Sumber Daya Air, tetapi secara peraturan perundangundangan atau dalam hal ini khususnya di Peraturan Mahkamah Konstitusi itu, saya belum bisa melihat, kira-kira apa hal-hal yang harus dipenuhi itu terlebih dahulu, karena akhirnya patokan saya hanya pada Pasal 42 ayat (2) ini semata, karena waktu itu tujuan saya atau permohonan uji materiil ini pada dasarnya berpatokan hanya pada Pasal 42 ayat (2) ini. Ketika Pasal 42 ayat (2) ini tidak sebagaimana hal yang terus seperti ini, harus ada asumsi-asumsi lain yang mungkin permohonan ini tidak akan saya masukkan, tetapi karena pada saat itu saya hanya lihat seperti ini dan sampai saat inipun saya hanya melihat masih seperti ini, ibaratnya tidak ada hal-hal lain. Maaf Pak, mungkin saya serahkan penilaiannya kepada Majelis, apakah mau di-no atau diapapun, ya mungkin saya pikir kewenangan ada pada Majelis. 4

6 11. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Ya, jadi Saudara itu diberi nasihat untuk memperbaiki, jadi perkara yang pernah diputus itu masih dibuka kemungkinan tapi tentu ada argumentasi-argumentasi lain, terutama alasan-alasan konstitusionalitas, tapi itu ternyata tidak dipenuhi dan Saudara tidak bisa lalu berperkara di sini hanya untuk coba-coba. Mau di-do atau di-no terserah, itu namanya coba-coba ini terlalu mahal untuk perkara seperti ini. Jadi ini apa masih mau dilanjutkan atau mau ditarik? 12. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Saya berpikir untuk melanjutkan, soalnya saya melihat Pasal 42 ayat (2) ini masuk untuk itu dan waktu itu saya berpikir yang mau saya memohonkan karena Pasal 30 ayat (3) itu begitu, tidak ada urusan lain. 13. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Ya sudah, jadi karena Saudara tidak memperbaiki, nanti saya anggap apa yang telah diajukan waktu itulah permohonan yang resmi yang diajukan oleh Saudara, jadi tidak ada perubahan berarti ya? Jadi nanti akan kami laporkan ke Pleno bahwa perkaranya seperti ini, apakah mau diapakan itu nanti akan ditentukan oleh Pleno ya? Jadi tidak ada perbaikan dan Anda juga, apakah Saudara mengajukan juga alat bukti? 14. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Saya hanya mengajukan alat-alat bukti yang sifatnya tertulis, Yang Mulia. 15. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Alat bukti apa yang sudah diajukan ini? 16. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Alat buktinya yaitu Undang-Undang Dasar 1945 berikut perubahan-perubahannya. 17. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Jadi begini ya, jadi kalau mau itu menjadi alat bukti, itu dibuat daftarnya Bukti P.1 apa? P.2 apa? P.3 apa? Sehingga bisa kita sahkan ya! Ini masih belum teratur. Jadi buktinya ini Anda melampirkan dalam 5

7 permohonan waktu itu, perubahan Undang-Undang Dasar, Undang- Undang Dasar 45. Kemudian tidak diberi nomor, tidak diberi nomor bukti, kemudian Undang-Undang Advokat. Kemudian ini ada berita-berita dari hukum online, artikel-artikel yang Anda sebut sebagai bukti apa ini? A.1? Apa ada A.2-nya? A.2, Surat Ketua Umum Peradi ini, surat terbuka dengan Buyung, Pak Buyung ya? 18. HAKIM : Dr. HARJONO, S.H., M.C.L. Saudara aktif, ya! Bantu apa tuh yang ada di situ! 19. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Oh, iya Pak. Ada di sininya, intinya A.1 itu Peraturan Perundangundangan, baik Undang-Undang Mahkamah Konstitusi maupun Undangundang Advokat dan lalu A.2-nya itu berupa berita-berita yang ada di hukum online Pak dan Surat Terbuka Pak Adnan Buyung Nasution. 20. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Ya, kalau begitu ini kita sahkan saja dulu ya! Jadi pertama Bukti P.1-nya itu meskipun tidak diberi kode di sini ya! 21. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Saya mengganti P.1, P.2 dengan A.1, A.2 saja mungkin maksud saya biar lebih nggak pusing-pusing gitu, Pak. 22. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Ya, kita sahkan sajalah ini, ini sudah milik publik, jadi ada ketetapan adanya dari hasil MPR mengenai perubahan Undang-Undang Dasar, kita sahkan aja. KETUK PALU 1X Kemudian Undang-undang Advokat, ini juga kita sahkan saja fotokopinya, KETUK PALU 1X 6

8 Kemudian bukti-bukti A.1 berupa artikel-artikel yang ada dari internet, kemudian juga A.2 kita sahkan juga. (Bukti) A.1 KETUK PALU 1X Kemudian juga (bukti) A.2 KETUK PALU 1X Baik Saudara Pemohon, masih ada yang ingin disampaikan pada sidang hari ini? Jadi kami akan berpegang teguh pada permohonan yang telah diregistrasi. Bukti yang lalu karena kita tidak melakukan perbaikan, kemudian dari alat-alat bukti yang sudah disahkan. Silakan, kalau ada yang ingin disampaikan dulu? 23. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Tidak ada, cukup. 24. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Cukup? Sebelum kita akhiri, Hakim Konstitusi Soedarsono akan bertanya, silakan. 25. HAKIM : SOEDARSONO, S.H.. Saudara pemohon, ini Saudara Pemohon Prinsipal sendiri tokh? Bukan kuasa dari siapa-siapa? 26. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Bukan. 27. HAKIM : SOEDARSONO, S.H.. Untuk melengkapi syarat legal standing itu pertama harus warga negara Indonesia, di sini tidak ada fotokopi KTP yang menunjukkan bahwa Anda warga negara Indonesia, tapi Anda mengaku itu ya! Terus yang kedua untuk kerugian konstitusionalitas, Anda mengaku di sini konsultan hukum, apakah ada bukti-bukti bahwa Saudara ini konsultan hukum? 7

9 28. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Mungkin, saya salahnya itu bukan konsultan hukum, tapi bekerja di kantor, saya bukan sebagai konsultan hukum, saya bekerja. 29. HAKIM : SOEDARSONO, S.H.. Jadi kalau ini perlu diperbaiki, berarti bekerja pada konsultan hukum law firm ini, Lubis ini? 30. PEMOHON : FATAHILLAH HOED, S.H. Ya, betul, siap. 31. HAKIM : SOEDARSONO, S.H.. Nanti di berita acara. Baiklah kalau memang Saudara mengatakan konsultan hukum, harus ada buktinya. Kalau Saudara hanya sebagai pekerja itu hanya pekerjaan saja, tapi warga negara Indonesia yang bekerja di konsultan hukum, bukan begitu? Baiklah, terima kasih. 32. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Ya, dengan demikian sidang untuk Perkara Nomor 015/PUU- IV/2006 dinyatakan selesai dan dinyatakan ditutup. KETUK PALU 3 X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB. 8

10 9