Ni Made Ayu Adi Suartiani. 1211305025. 2017. Penilaian Kinerja Jaringan Irigasi pada Sistem Subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau. Dibawah bimbingan Dr. Sumiyati, S.TP.MP sebagai pembimbing I dan Ir. I Wayan Tika, MP sebagai pembimbing II. ABSTRAK Subak merupakan suatu lembaga irigasi tradisional di Bali, yang salah satu fungsinya mengelola air irigasi. Krama (anggota) subak yang melaksanakan kegiatan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi di koordinir oleh pekaseh (ketua subak). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja fisik jaringan irigasi dan sistem operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi pada tiga lokasi subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei dan pengamatan secara langsung pada aspek fisik jaringan irigasi. Data yang sudah terkumpul diberi bobot nilai, dan dianalisis. Subak dinilai menggunakan tiga kriteria yaitu Baik = 3, Sedang = 2, dan Kurang = 1. Analisis sistem dilakukan dengan pendekatan logika fuzzy. Hasil analisis menggunakan pendekatan logika fuzzy pada tiga lokasi subak diperoleh kinerja jaringan irigasi pada Subak Jatiluwih adalah 2.17 (sedang), Subak Tengkudak adalah 2.21 (sedang) dan Subak Rejasa adalah 2.18 (sedang). Dari tiga lokasi subak yang diteliti hasilnya adalah subak di Kawasan Catur Angga Batukau dalam kondisi sedang, sehingga perlu pembenahan pada jaringan irigasi dan peningkatan kinerja operasional dan pemeliharaan pada masing-masing subak. Kata kunci: Subak, irigasi, aspek fisik, aspek operasional & pemeliharaan, logika fuzzy
DAFTAR ISI Isi Halaman HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 3 1.4. Manfaat Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1. Pengertian Subak... 4 2.2. Aspek Fisik pada Sistem Irigasi Subak... 6 2.3. Aspek Operasional dan Pengelolaan Jaringan Irigasi... 8 2.3.1. Operasional Jaringan Irigasi... 8 2.3.2. Pemeliharaan Jaringan Irigasi.. 10 2.4. Metode Fuzzy... 11 2.4.1.Definisi Logika Fuzzy... 11 2.4.2.Himpunan Fuzzy... 12 III. METODE PENELITIAN... 15 3.1. Identikasi Sistem Irigasi Subak... 15 3.1.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 15 3.1.2. Sumber Data dan Jenis Data... 15 3.1.3. Metode Pengambilan Data... 15 3.1.4. Pembuatan Daftar Panduan Wawancara... 16 3.1.5. Model Penentuan Responden... 16 3.2. Pengembangan Model Penelitian... 16 3.2.1. Konsep Pengembangan Sistem... 17 3.2.2. Logika Pengembangan... 17 3.2.3. Analisis Model... 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 21 4.1. Deskripsi Wilayah... 21 4.1.1. Subak Jatiluwih... 21 4.1.2. Subak Tengkudak... 26 4.1.3. Subak Rejasa... 31 4.2. Aspek Fisik Jaringan Irigasi... 36 4.3. Aspek Operasional dan Pemeliharaan jaringan Irigasi Subak... 40
4.4.Aspek Fisik dan Aspek O&P dari Jaringan Irigasi Subak... 46 4.5. Kinerja Jaringan Irigasi di Subak Jatiluwih, Subak Tengkudak, Subak Rejasa pada Kawasan Catur Angga Batukau... 47 V. KESIMPULAN... 50 5.1. Kesimpulan... 50 5.2. Saran... 51 DAFTAR PUSTAKA... 52 LAMPIRAN... 55
DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 1. Input1 Bangunan Bagi Tersier dalam logika fuzzy... 18 2. Input2 Bangunan Bagi Kuarter dalam logika fuzzy... 19 3. Output dari Bangunan Bagi... 20 4. Nilai Aspek Fisik Jaringan Irigasi... 37 5. Nilai Aspek O&P Jaringan Irigasi Subak... 41 6. Nilai Aspek Fisik dan Aspek O&P Jaringan Irigasi di Subak... 46 7. Nilai Kinerja Jaringan Irigasi Subak... 47
DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 1. Hubungan Timbal Balik Antar Subsistem dalam Sistem Manajemen Irigasi Masyarakat yang Bersifat Sosio-Kultural... 5 2. Himpunan Fuzzy pada Variable Mahasiswa... 13 3. Variabel-Variabel Aspek Fisik dan Aspek Operasional dan Pemeliharaan (O&P)... 17 4. Input dan Output Logika... 17 5. Input1 Bangunan Bagi Tersier... 19 6. Input2 Bangunan Bagi Kuarter... 19 7. Output Bangunan Bagi... 20 8. Rule dari Bangunan Bagi... 20 9. Struktur Organisai Subak Jatiluwih... 25 10. Struktur Organisai Subak Tengkudak... 30 11. Struktur Organisasi Subak Rejasa... 35 12. Saluran Pembawa (Telabah)... 38 13. Bangunan Bagi (Tembuku)... 39 14. Saluran Pembungan Irigasi (Drainase)... 40 15. Nyilih Yeh di Subak Jatiluwih... 43 16. Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Subak... 45
DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Variabel-Variabel Aspek Fisik dan Aspek Operasional dan Pemeliharaan (O&P)... 55 2. Hasil Survai Aspek Fisik pada Tiga Subak Sampel... 62 3. Hasil Survei Aspek O&P Jaringan Irigasi pada Tiga Subak Sampel... 55 4. Contoh Beberapa Tahapan Analisis Menggunakan Logika Fuzzy pada Aspek Fisik (Saluran Pembawa) Subak Jatiluwih... 68 5. Foto-foto Jaringan Irigasi Subak Jatiluwih... 71 6. Foto-foto Jaringan Irigasi Subak Tengkudak... 73 7. Foto-foto Jaringan Irigasi Subak Rejasa... 75
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subak merupakan satu kesatuan ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan. Subak adalah salah satu warisan budaya masyarakat Bali serta merupakan suatu institusi irigasi tradisional di Bali yang salah satu fungsinya mengelola air irigasi yang berasal dari suatu sumber tertentu. Sunaryasa (2002) menyatakan bahwa subak tidak hanya sekedar sebuah lembaga di bidang pertanian, tetapi juga merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Bali mengenai manusia dan hubungannya dengan lingkungan. Krama subak mengatur pembagian air, memelihara dan memperbaiki sarana irigasi, melakukan kegiatan pemberantasan hama, melakukan inovasi pertanian dan mengkonsepsikan serta mengaktifkan kegiatan upacara yang di koordinatori oleh pekaseh (Arif, 1999). Subak memiliki struktur yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana yaitu suatu konsep yang mengintegrasikan secara selaras tiga komponen penyebab kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Konsep Tri Hita Karana dijadikan suatu filsafat dalam sistem subak (Sutawan, dkk. 1984). Subak yang lahir dari budaya masyarakat Bali yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana memiliki nilai-nilai universal yang luar biasa (outstanding universal values), dan salah satunya adalah nilai-nilai perekat sosial yang kuat (Anonim, 2012). Windia (2005) menyebutkan bahwa fungsi sistem irigasi secara umum adalah : (1) mengatur alokasi dan distribusi air irigasi, (2) melakukan penggerakan sumber daya petani, (3) melalukan pemeliharaan saluran irigasi, dan (4) mencari solusi jika terjadi konflik. Subak sebagai lembaga tradisional memang sudah dikenal di mancanegara. United Nation Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), pada 12 Juni 2012 menetapkan subak sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) dalam kategori lanskap budaya. Nama yang diberikan oleh UNESCO untuk warisan tersebut adalah Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy (Lanskap Budaya Provinsi Bali: Subak sebagai Manifestasi dari Tri Hita Karana). Itulah sebabnya,
sistem subak yang mengimplementasikan filsafat Tri Hita Karana dalam aktivitasnya, disebutkan sebagai penguat dari kebudayaan Bali (Erawan, 1994). Sistem irigasi subak yang berlandaskan Tri Hita Karana adalah juga merupakan sistem yang bersifat sosio-teknis, yang teknologinya telah menyatu dengan sosio-kultural masyarakat setempat (Ginting, 2003). Di dalam sistem irigasi subak terdapat suatu bangunan-bangunan irigasi yang menjadi suatu sarana pendistribusian air ke lahan persawahan. Bangunan irigasi dibuat dengan baik agar bisa mendistribusikan air secara efisien untuk mencukupi kebutuhan air pada lahan persawahaan. Pada sistem irigasi terdapat suatu kegiatan operasional dan pemeliharaan dari aspek fisik hingga aspek pengelolaan sumber airnya (Windia, 2002). Pada sistem subak masalah distribusi air irigasi sering terjadi apabila besaran debit yang tersedia lebih kecil dari kebutuhan air dilapangan, terutama pada saat musim kemarau. Sehingga penggunaan air irigasi secara efektif dan efisien sangat diperlukan. Hasil panen dipengaruhi bukan saja oleh banyaknya tingkat pemenuhan kebutuhan air, tetapi juga diantaranya oleh cara pemberian air seperti yang dikemukakan oleh Ahmad dkk. (2004), Erdem dkk. (2006) dan Khan dkk.(2005). Pembagian air yang kurang merata akibat dari pengelolaan operasional dan pemeliharaan (O&P) sumber air irigasi yang kurang baik ditingkat jaringan utama maupun ditingkat jaringan tersier merupakan sebab terjadinya kekurangan air pada suatu daerah irigasi. Pengolahan operasional dan pemeliharaan (O&P) lahan sawah yang intensif serta pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan irigasi yang optimal, membutuhkan keseimbangan kuantitas sumber daya air, lahan dan sumber daya manusia. Terkait masalah tersebut maka diperlukan suatu adanya pengelolaan (O&P) jaringan irigas dengan baik, sehingga kebutuhan air irigasi yang efisien sesuai dengan kondisi pertanian dapat terpenuhi. Subak sebagai sebuah sistem irigasi melakukan kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) secara tradisional. Sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap kinerja jaringan irigasinya. Untuk itu maka sangat penting dilakukan penelitian tentang kinerja sistem irigasi subak yang ada di kawasan WBD sebagai evaluasi sistem irigasi. Logika Fuzzy adalah
suatu cara yang tepat untuk memetakan ruang input ke dalam suatu ruang output (Kusumadewi, 2004). Konsep ini diperkenalkan dan dipublikasikan pertama kali oleh Lotfi A. Zadeh seorang profesor dari University of California di Barkeley pada tahun 1965. Logika fuzzy menggunakan ungkapan bahasa untuk menggambarkan nilai variabel. Logika fuzzy bekerja dengan menggunakan derajat keanggotaan dari sebuah nilai yang kemudian digunakan untuk menentukan hasil yang ingin dicapai berdasarkan atas spesifikasi yang telah ditentukan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja fisik jaringan irigasi di Kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) Catur Angga Batukaru? 2. Bagaimana Operasi dan Pemeliharran jaringan irigasi subak yang ada di Kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) Catur Angga Batukaru? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai ada sebagai berikut: 1. Menilai kinerja fisik jaringan sistem irigasi di Kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) Catur Angga Batukaru. 2. Menilai sistem Operasi dan Pemeliharan jaringan irigasi subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) Catur Angga Batukaru. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan keberlanjutan subak dan dapat menjadi bahan kajian untuk pengembangan riset selanjutnya yang berhubungan dengan teoritis tentang evaluasi pelaksanaan program pembangunan disektor Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA).