BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 di kelas IV SDN Jatijajar 02 Bergas Semarang. Berdasarkan lokasinya SDN Jatijajar 02 Bergas Semarang berada di wilayah perkampungan penduduk yang termasuk wilayah Unit Pelaksanan Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Subyek penelitian adalah siswa sebanyak 30 orang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Karakteristik siswa di sekolah tersebut adalah sebagai berikut: a. Siswa sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu yang bermata pencaharian sebagai petani, karyawan pabrik dan buruh tani. b. Motivasi belajar siswa kurang karena kurangnya perhatian dari orang tua (terutama dalam hal mengerjakan PR). c. Waktu belajar siswa di rumah kurang sebagian besar siswa beragama islam dan orang tua kurang peduli terhadap siswanya. SDN Jatijajar 02 Bergas Semarang. Adalah sekolah yang terletak di wilayah pegunungan yang jauh dari akses jalan raya. Namun sekolah ini tidak terlalu jauh ketinggalan dengan sekolah lain dalam hal kepemilikan sarana dan prasarana. Sarana yang dimliki oleh sekolah adalah berupa gedung sekolah dengan 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 masjid dan WC sekolah. SDN Jatijajar 02 merupakan salah satu SD yang perlu perbaikan pembelajaran melalui PenelitianTindakan Kelas (PTK). 38

39 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel terikat adalah hasil belajar tematik. Hasil belajar adalah besarnya total skor yang diperoleh dari skor tes dan skor ujuk kerja siswa. 2. Variabel bebas adalah GI. GI adalah pembelajaran yang menggunakan langkah-langkah sebagai berikut berkelompok, merencanakan investigasi, melakukan investigasi, setiap kelompok menyampaikan hasil atau presentasi, kelompok menanggapi hasil presentasi, membuat kesimpulan, dan melakukan evaluasi. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini mengunakan model spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart. Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) melalui 3 siklus. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yakni Planning (Perencanaan Tindakan), Acting (Implementasi Tindakan) dan Observasing (Observasi) serta Reflecting (Refleksi) (Supardi, dkk. 2007). Adapun gambar spiralnya ditunjukkan melalui gambar 3.1 berikut : Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart

40 Berdasarkan gambar prosedur pelaksanaan penelitian diatas dapat dijelaskan secara rinci dibawah ini. Siklus 1 Pada pelaksanaan siklus 1 kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan. Kegiatan dalam tahap ini dimulai dengan penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang kenampakan alam darata. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa yaitu meliputi rubrik unjuk kerja dan soal. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, gambar jenis kenampakan alam daratan, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian serta lembar observasi implementasi RPP (lampiran 3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan. b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi. Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah mengimplementasi tindakan yang disusun dalam RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. c. Refleksi. Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta

41 hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang terdiri dari: a. Tahap Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang kenampakan alam perairan. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa yaitu meliputi rubrik unjuk kerja dan soal. Perencanaan Namun dalam siklus 2 ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus 1 atau dapat meningkatkan ketrampilan yang diinginkan. b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengimplementasi tindakan yang disusun dalam RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

42 c. Refleksi. Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus berikutnya yakni siklus 3. Siklus 3 Pelaksanaan siklus 3 dirancang apabila siklus 2 belum juga berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 3 merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus 3 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang terdiri dari: a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 dan 2 yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang sumber daya alam dan pemanfaatanya. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa yaitu meliputi rubrik unjuk kerja dan soal. Perencanaan dalam siklus 3 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus 2. Tindakan pada siklus 3 ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapa mengatasi masalah yang terjadi pada siklus 2. b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengimplementasi tindakan yang dilakukan dalam RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan

43 pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. c. Refleksi Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1 dan 2. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. 3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif yang berupa hasil tes dan data kualitatif dari penilaian unjuk kerja. Teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes digunakan dalam memperoleh data primer berupa hasil belajar siswa. Pada teknik ini menggunakan instrumen butir soal yang digunakan adalah uraian singkat. Teknik non tes digunakan untuk memperoleh penilaian unjuk kerja. 3.5 Indikator Kinerja Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 90% dengan pencapaian KKM yaitu KKM 90. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam PTK ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik deskriptif komparatif yakni dengan membandingkan hasil belajar yang berupa ketuntasan belajar, rata-rata, skor minimum dan skor maksimum dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3.

44 3.7 Uji Prasyarat 3.7.1 Uji Validitas Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas IV SD Negeri Karangjati 04 Bergas Kabupaten Semarang. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item To Total Correlation). Menurut Arikunto (2007) menyatakakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Kevalidan atau kesahihan instrumen menurut Arikunto (2007:75) ada lima tingkatan sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Validitas Instrumen Indeks Kriteria 0,800-1,00 Sangat tinggi 0,600-0,800 Tinggi 0,400-0,600 Cukup 0,200-0,400 Rendah 0,00-0,200 Sangat rendah Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrument tersebut dalam

45 mengukur kemampuan siswa. Hasil perhitungan validitas di kelas IV SD Negeri Karangjati 04 sebagai SD uji coba, menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Rumus korelasi product moment dengan simpangan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya soal yang diujikan adalah sebagai berikut: = = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan (x=x - dan y= y - ) =Jumlah perkalian x dengan y =Kuadrat dari x =Kuadrat dari y Rumus korelasi product moment dengan angka kasar = Dimana: = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. Hasil uji validitas soal siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 dapat disajikan melalui dari tabel 3.2 di bawah ini. Perhitungan validitas dilakukan di kelas IV SDN Karangjati 04 Bergas Semarang sebagai SD uji coba. Uji validitas soal objektif menggunakan korelasi product moment dengan bantuan SPSS 20.0.

46 Distribusi hasil uji validitas soal siklus 1 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.2 di bawah ini. Sumber: Data primer Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1 No R (0,02) Keterangan Item Valid Tidak Valid 1 -.116 V 2.310 V 3.587 V 4.428 V 5.549 V 6.093 V 7 -.395 V 8.740 V 9.024 V 10.181 V 11.586 V 12.087 V 13.058 V 14.644 V 15.682 V 16.058 V 17.549 V 18.661 V 19.740 V 20.682 V Tabel 3.2 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 1 nampak bahwa dari 20 soal yang diuji terdapat 8 butir soal yang tidak valid yakni soal nomor 1,6,7,9,10,12,13,16. Sedangkan soal yang valid ada ada 12 soal yakni soal nomor 2,3,4, 5,8,11, 14,15,17,18,19 dan 20.

47 Distribusi hasil uji validitas soal siklus 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.3 di bawah ini. Sumber: Data primer Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal Siklus 2 Tabel 3.3 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 2 nampak bahwa dari 20 soal yang diuji terdapat 8 soal yang tidak valid yakni soal nomor 1,2,8,12, 14,17,19 dan 20. Sedangkan soal yang valid ada 12 soal yakni soal nomor 3,4, 5,6,7,9,10,11,13,15,16,18. No R (0,02) Keterangan Item Valid Tidak Valid 1.004 V 2.059 V 3.495 V 4.500 V 5.517 V 6.451 V 7.471 V 8.272 V 9.382 V 10.516 V 11.566 V 12.253 V 13.471 V 14.317 V 15.372 V 16.471 V 17.269 V 18.457 V 19.057 V 20 -.219 V

48 Distribusi hasil uji validitas soal siklus 3 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.4 dibawah ini. Sumber: Data primer Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Soal Siklus 3 Tabel 3.2 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 3 nampak bahwa dari 20 soal yang diuji terdapat 10 soal yang tidak valid yakni soal nomor 1,2,4,5,6,7,10,11,12 dan 19. Sedangkan soal yang valid ada ada 10 soal yakni soal nomor 3,8,9,13,14,15,16,17, 18 dan20. 3.7.2 Uji Reliabilitas No R (0,02) Keterangan Item Valid Tidak Valid 1.525 V 2.632 V 3.317 V 4.711 V 5.450 V 6.391 V 7.495 V 8.190 V 9.010 V 10.492 V 11.602 V 12.852 V 13.132 V 14.182 V 15.029 V 16 -.062 V 17 -.119 V 18.190 V 19.357 V 20.295 V Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Menurut Sugiyono (2012:184) menyatakan bahwa suatu

49 instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas minimal 0,6. Hasil uji reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 20,0 for windows pada saat uji instrumen tes, dengan menggunakan rumus Rumus reliabilitas Keterangan: R 11 n : koefisien reliabilitas alpha : jumlah siswa 1 : konstanta : proporsi tes yang menjawab benar : proporsi tes yang menjawab salah : varians total Reliabilitas soal siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 dapat didiskripsikan dari tabel di bawah ini. Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Siklus 1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.788 20 Output Tabel 3.5 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,788. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai 0,788 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas dapat diterima atau reliabel. Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Siklus 2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.768 20

50 Output Tabel 3.6 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,768. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai 0,768 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas dapat diterima atau reliabel. Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Siklus 3 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Output Tabel 3.7 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,777. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai 0,777 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas dapat diterima atau reliabel. N of Items.777 20 3.7.3 Kesukaran Soal Menurut Slameto dalam (Wardani Naniek Sulistya dkk. 2012) tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu dengan rumus: P = P = indeks tingkat kesukaran soal B = jumlah peserta didik yang menjawab betul. N = jumlah peserta didik Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,00 (Aiken, 1994). Untuk menentukan tingkat kesukaran soal kita dapat menggunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini.

51 Tabel 3.8 Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal Rentang Nilai Tingkat Kesukaran 0,00-0,25 0,26-0,75 0,76-1,00 Tinggi Sedang Rendah Hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 dapat disajikan melalui tabel 3.9 di bawah ini. Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1 Tingkat Kesukaran Butir Soal Frekuensi Soal Sedang 1,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17, 18,19,20 18 Soal Rendah 2 dan 6 2 Jumlah 20 Tabel 3.9 butir soal yang termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang berjumlah 18 butir soal terdapat pada butir soal nomor 1,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17,18,19,20 dan soal dengan tingkat kesukaran yang rendah berjumlah 2 butir soal terdapat pada butir soal nomor 2 dan 6. Selanjutnya pada siklus 2 juga dilakukan analisis tingkat kesukaran butir soal yang dapat di lihat pada tabel 3.10 di halaman selanjutnya.

52 Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2 Tingkat Kesukaran Butir Soal Frekuensi Soal Sedang 1,2,4,6,9,11,12,13,14,15,16,18,19 13 Soal Rendah 3,5,7,8,10,17,20 7 Jumlah 20 Tabel 3.10 butir soal yang termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang berjumlah 13 butir soal terdapat pada butir soal nomor1,2,4,6,9,11,12,13,14,15,16,18,19 dan soal dengan tingkat kesukaran yang rendah berjumlah 7 Butir soal terdapat pada butir soal nomor 3,5,7,8,10,17,20. Selanjutnya pada siklus 3 juga dilakukan analisis tingkat kesukaran butir soal yang dapat di lihat pada tabel 3.11 di bawah ini. Tabel 3.11 Hasil Uji Kesukaran Soal Siklus 3 Tingkat Butir Soal Frekuensi Kesukaran Soal Sedang 1,3,4,5,8,9,10,11,12,13,4,15,16,17,18,19,20 17 Soal Mudah 2,6 dan 7 3 Jumlah 20 Tabel 3.11 butir soal yang termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang berjumlah 17 butir soal terdapat pada butir soal nomor 1,3,4,5,8,9,10, 11,12,13,4,15,16,17,18,19,20 dan soal dengan tingkat kesukaran yang rendah berjumlah 3 Butir soal terdapat pada butir soal nomor 2, 6, dan 7.

53 3.7.4 Uji Pakar Uji pakar pada tiap siklus di gunakan untuk mengetahui kelayakan setiap butir soal uraian pada tes formatif yang akan digunakan untuk penelitian ini. Butir soal yang diujikan sejumlah 15 butir soal yang diujikan guru kelas IV SD Negeri Jatijajar 02 Bergas Semarang. Pakar 1 Berpendapat supaya setiap butir soal dibuat lebih jelas lagi Buatlah soal dengan bahasa yang komunikatif Buatlah soal lebih rinci dan efisien Pakar 2 Gunakan kata-kata yang mudah dipahami Gunakan bahasa yang komunikatif Buatlah soal yang riil dengan pembelajaran