BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. motivasi belajar siswa dengan metode billboard ranking pada pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini peneliti mengemukakan bagaimana hasil dari penelitian tindakan

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

Transkripsi:

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Kondisi Awal membahas mengenai kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan Siklus, termasuk di dalamnya proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar anak. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar IPA yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu metode pembelajaran yang disampaikan guru belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pembelajaran yang 52

53 diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan. Selain itu, peran media pembelajaran juga belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh guru sebelumnya. Pada hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN Genengmulyo 02, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Batas nilai KKM 70 merupakan KKM mata pelajaran IPA Kelas 4 SDN Genengmulyo 02 yang telah ditentukan oleh guru. Adapun proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal akan diuraikan pada sub-sub judul di bawah ini. 4.1.1.1. Deskripsi Proses Pengamatan Kondisi awal dilaksanakan pada hari Selasa, 06 Oktober 2015 pada mata pelajaran IPA dengan SK 5..Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya. KD 5.1. Hubungan Sesama Makhluk Hidup dan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya. Indikator pada pertemuan ini antara lain: Menyebutkan contoh hubungan antar makhluk hidup, Mengklasifikasi jenis hubungan antar makhluk hidup, Dapat bekerjasama dengan kelompok. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, Guru memeriksa kesiapan siswa dalam belajar yaitu diantaranya dengan mengamati apakah siswa sudah ditempat duduknya dan meminta siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulis masing masing serta

54 yang lainnya. Guru melakukan absensi/mendata kehadiran siswa Memberi motifasi terhadap siswa, siswa diberi pertanyaan tentang pembelajaran sebelumnya, siswa mendapat penyampaian tentang kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, bersama siswa guru mengajak bernyanyi lagu Kupu Kupu yang Lucu dan mengadakan tanya jawab seputar lagu yang kemudian dihubungkan dengan materi pembelajaran. Dilanjutkan dengan stimulation (stimulasi atau pemberian rangsangan) kepada siswa berupa pertanyaan yang berhubungan dengan materi dan kehidupan sehari hari. Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai merasa bosan karena pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi dari guru. Kemudian dilanjutkan dengan latihan soal. Setelah selesai melaksanakan latihan soal, guru bersama siswa membuat kesimpulan. pembelajaran diakhiri dengan doa dan salam penutup. 4.1.1.2. Deskripsi Hasil Tindakan Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif dengan Kompetensi Dasar 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup (rantai makanan). Mengidentifikasikan beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) memperoleh hasil dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 25, nilai rata-rata 63,2. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 10 siswa (40 %) dari 25 siswa. Analisis nilai hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1. 25 35 2 8 % 2. 36 46 3 12 % 3. 47 57 2 8 % 4. 58 68 8 32 % 5. 69 79 8 32 % 6. 80 90 2 8 % Jumlah Siswa 25 100 % Nilai Rata-rata 63,2 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 25

55 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM. Sebanyak 15 siswa dari total keseluruhan 25 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya 10 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 25-35 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang nilai 36-46 sejumlah 3 siswa dengan persentase 12%, rentang nilai 47-57 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang nilai antara 58-68 sejumlah 8 siswa dengan persentase 32%, rentang nilai 69-79 sejumlah 8 siswa dengan persentase 32%, dan rentang nilai 80-90 sejumlah 2 orang siswa dengan persentase 8%. Dari daftar nilai pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata siswa 63,2 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 25. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 32% 32% 12% 8 8 8% 8% 8% 2 3 2 2 25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 80-90 Nilai Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2. berikut ini

56 Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas 70 10 40 2. Belum Tuntas < 70 15 60 Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) sejumlah 15 siswa atau 60% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 40% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut: Kondisi Awal Bekum Tuntas 60% Tuntas 40% Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Hasil observasi pada Kondisi awal juga memperoleh hasil yang rendah, baik observasi guru maupun observasi siswa. Pada observasi aktivitas guru, hanya memperoleh skor 56 dari jumlah skor keseluruhan 132 dengan persentase sebesar 42%. Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa, hanya memperoleh skor 33 dari jumlah skor keseluruhan 92 dengan persentase sebesar 36%.

57 berikut: Persentase observasi guru dan observasi siswa dapat dilihat pada diagram 4.3 44% 42% 40% 38% 36% 34% 32% Persentase 42% Observasi Guru 36% Observasi Siswa Diagam 4.3 Persentase Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kondisi Awal Berdasarkan hasil belajar IPA dan hasil observasi yang masih rendah, maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. 4.1.2. Deskripsi Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan 2 yang berlangsung pada hari Selasa dan Kamis tanggal 03 dan 05 Nopember 2015. Kelas 4 merupakan kelas tinggi dalam Sekolah Dasar dimana pembelajaran dilakukan secara KTSP sehingga pada siklus I juga dilakukan pembelajaran secara KTSP yang berlangsung dalam 2 x 35 menit. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain: menyusun RPP beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian, lembar observasi kegiatan pembelajaran, Pelaksanaan, serta Refleksi.

58 4.1.2.1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus I yang meliputi perencanaan pertemuan I, dan perencanaan pertemuan kedua. Perencanaan Pertemuan I Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Pembelajaran IPA dengan SK 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya dan KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup (rantai makanan). Indikator pada pertemuan pertama antara lain: menyebutkan contoh hubungan antar makhluk hidup, mengklasifikasi jenis hubungan antar makhluk hidup, dapat bekerjasama dengan kelompok, dapat berkomunikasi dalam kelompok, menghargai dan menerima pendapat orang lain. Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning ialah: Melalui kegiatan Discovery Learning, siswa dapat memahami hubungan antar sesama makhluk hidup, Melalui kegiatan Discovery Learning, siswa dapat menyebutkan jenis jenis hubungan antar makhluk hidup dengan benar. siswa dapat membedakan masing masing contoh hubungan antar makhluk hidup kedalam 3 jenis simbiosis. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian. Perencanaan Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pembelajaran IPA dengan SK 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup

59 dengan Lingkungannya KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup (rantai makanan). Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada mata pelajaran IPA pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning ialah: Melalui kegiatan Data collection ketika eksplorasi berlangung guru juga memberi kesempatan pada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotensis, dan diharapkan siswa dapat memahami hubungan antar makhluk hidup, siswa dapat membedakan hubungan antar makhluk hidup ke dalam 3 simbiosis dengan benar, siswa dapat bekerjasama dengan baik dan menghargai serta menerima pendapat orang lain. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaranny, selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, buku pelajaran siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian. 4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan akan diuraikan tentang proses pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi. a) Proses Pelaksanaan Tindakan Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Berikut ini rincian pelaksanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan Pertemuan I Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 03 Nopember 2015. Pembelajaran berlangsung selama (2 x 35 menit). Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya siswa diberi kegiatan apersepsi dan motivasi dengan menyanyikan lagu Kupu Kupu Lucu dan melakukan tanya jawab, kemudian guru memberikan pertanyaan Siapa yang suka pergi

60 ke taman? Apa saja yang bisa kita lihat disana?. Dari berbagai jawaban siswa misalnya saya melihat banyak pohon bu, ada yang besar dan ada pula yang kecil, Saya melihat ada bunga juga dipohon itu bu bahkan ada tumbuhan lain dan juga binatang, guru kemudian memilih jawaban yang paling tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu Setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat memahami lingkungan di sekitar taman tersebut. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi,siswa dapat memahami hubungan antar makhluk hudup, membedakan masing masing hubungan antar makhluk hidup, menjelaskan jenis hubungan antar makhluk hidup, guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi peserta didik melakukan pengamatan. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain lain untuk memunculkan pendapat baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok, serta memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok, Pada kegiatan elaborasi guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Pelaksanaan Pertemuan II Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 05 Nopember 2015 Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam serta bertanya keadaan siswa dilanjutkan dengan menunjuk salah satu siswa yang mampu berdo a untuk memimpin doa dan melakukan absensi/ mendata kehadiran siswa, memberi motifasi terhadap siswa, tak lupa guru mengajukan pertanyaan tentang pembelajaran sebelumnya serta menyampaikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dilanjutkan dengan mengajak siswa bernyanyi lagu Kupu Kupu yang Lucu dan mengadakan tanya jawab seputar lagu yang kemudian dihubungkan dengan materi pembelajaran.

61 Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti diawali dengan guru mengajak siswa untuk memperhatikan materi dilayar monitor, kemudian siswa diminta untuk mengamati hubungan makhluk hidup yang sudah dipersiapkan sebelumnya, siswa diminta untuk menjawaab pertanyaan guru mengenai hubungan makhluk hidup apa saja yang mereka bahas pada pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa diminta untuk membedakan contoh masing masing hubungan antar makhluk hidup. Setelah siswa menyampaikan pendapatnya kemudian guru meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan guru mengenai hubungan yang saling menguntungkan, yang menguntungkan salah satu pihak dan pihak lain tidak dirugikan serta menguntungkan salah satu pihak diuntungkan dan salah satu dirugikan. Siswa diberi stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan). Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri dengan demikian siswa ikut berpartisipasi dan aktifdalam kegiatan. Setelah dilakukan stimulation langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen masing masing kelompok terdiri dari 5 orang, dan duduk melingkar pada kelompoknya masing masing. Dilanjutkan dengan guru membagikan LKS dan siswa mendiskusikan hasil kerja kelompoknya. Guru bertugas sebagai pembimbing dan memberi fasilitas tiap kelompok dalam mengerjakan LKS (LKS terlampir) dari kegiatan ini maka akan didapat data collection. Berdasarkan kunci LKS guru meminta siswa menempelkan hasil LKS mereka di depan kelas dan meminta perwakilan dua tiga kelompok mempresentasikan pekerjaannya dan kelompok lain menanggapi. Memberi penghargaan berupa umpan balik dan penguatan. Siswa bersama guru kemudian melakukan Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi). Tahap generalitation/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru melakukan penilaian hasil belajar, kemudian melibatkan siswa merangkum butir butir pembelajaran dengan mengacu pada indikator hasil belajar diatas serta memberi PR anak untuk dikerjakan di rumah dan

62 kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengajak semua siswa berdoa menurut agama masing-masing. b) Hasil tindakan Pada bagian ini akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil belajar mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua siklus I. Hasil belajar IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup (rantai makanan). Distribusi frekuensi nilai IPA siklus I akan disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I No Interval Frekuensi Persentase 1 40 50 3 12 % 2 51 61 2 8 % 3 62 72 1 4 % 4 73 83 2 8 % 5 84 94 11 44 % 6 95 100 6 24 % Jumlah 25 100 % Rata-rata nilai 81,6 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 40 Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat hasil belajar pada pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 siklus I mempunyai rata-rata nilai 81,6 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Pada rentang nilai 40-50 sejumlah 3 siswa dengan persentase 12% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 51-61 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 62-72 sejumlah 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 73-83 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 84-94 sejumlah 11 siswa dengan persentase 44%, dan rentang nilai 95-100 sejumlah 6 siswa dengan persentase 24%.

63 Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.4 sebagai berikut: Frekuensi 12 10 8 6 4 2 0 44% 24% 12% 8% 11 4% 20% 6 3 2 1 2 40-50 51-61 62-72 73-83 84-94 95-100 Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I disajikan dalam bentuk tabel 4.4 berikut ini Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas 70 19 76 2. Belum Tuntas < 70 6 24 Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) sejumlah 6 siswa atau 24% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 19 siswa dengan persentase 76% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.

64 Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut: Belum Tuntas 24% Siklus I Tuntas 76% Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I 4.1.2.3. Pelaksanaan observasi Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran DiscoveryLearning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, dan pertemuan kedua. Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33 indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 26 berada pada kriteria sangat kurang, skor 27 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 78 termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 106 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar observasi siswa yaitu untuk total skor 0 19 berada pada kriteria sangat kurang, skor 20 38 berada pada kriteria kurang, skor 39 56 termasuk pada kriteria cukup, skor 57 74 termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 75 92 pada kriteria sangat baik.

65 Pelaksanaan Observasi Pertemuan I Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4 Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 3, 1, 2, 4, 11 Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan 5, 6, 7, 9 Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan 11 8, 9, 10 11 menyampaikan materi Petunjuk pembelajaran singkat dan jelas 12, 13, 14 9 Mengorganisasikan siswa dalam 20, 21, 15, 16, 17, 18, kegiatan 22 19, 23 24 Pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif 24, 25 6 Penggunaan Bahasa 28 26, 27 8 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 31, 32 29, 30, 33 13 TOTAL 8 25 91 Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 8 item dan indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 25 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 921 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 68,94%. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4. Indikator nomor 1,2, dan 4 memperoleh skor 3 sedangkan nomor 3 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek satu 11 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua yaitu 9 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 11 memperoleh skor 2 jumlah skor aspek tiga adalah 11 skor. Pada aspek

66 memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12, 13, 14 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 9 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23 mendapat skor 3 dan indikator nomor 20, 21, 22 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima 24 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam yaitu 6 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 3 dan indikator 28 mendapatkan skor 2 sehingga jumlah skor aspek tujuh yaitu 8 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 31, 32 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek delapan yaitu 13 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 91 skor. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4 Skor Kesiapan siswa belajar 2, 3, 4 1 9 Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru 6 5 5 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 7, 8, 9, 10 8 Respon siswa dalam pemanfaatan pembelajaran 13 11, 12 8 Melaksanakan tugas guru dalam 15, 16, 17, kegiatan 18 14, 19 14 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 20, 22 21, 23 10 TOTAL 15 8 54 Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 15 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 7 item dan tidak ada indikator yang memperoleh skor 4 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 54 dengan krieteria cukup dan

67 perentase keaktifan siswa adalah 58,69%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 9 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 8 skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 13 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 11, 12 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 8 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 14, 20 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 14 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 22, memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 23 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 54 skor.

68 Pelaksanaan Observasi Pertemuan II Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4 Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12 Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan 5, 6, 7 9 Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan 8, 9, 10, 11 12 menyampaikan materi Petunjuk pembelajaran singkat dan jelas 12, 14 13 10 Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 Pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif 24, 25 6 Penggunaan Bahasa 26, 27, 28 9 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 31 29, 30, 32, 33 14 TOTAL 1 31 1 99 27 Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer, indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 1 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 31 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99 dengan kriteria baik dan persentase pembelajaran sebesar 75%. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu adalah 12 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua dalah 9 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10, 11 memperoleh skor 3 jumlah skor aspek tiga adalah 12 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu

69 indikator nomor 12, 14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 10 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 27 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam adalah 6 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tujuh adalah 9 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 31 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek delapan adalah 14 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah 99 skor. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4 Skor Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3, 4 12 Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru 5, 6 6 Partisipasi aktif siswa dalam 7, 8, 9, pembelajaran 10 8 Respon siswa dalam pemanfaatan pembelajaran 11, 12, 13 9 Melaksanakan tugas guru dalam 14, 15, 16, kegiatan 17, 18, 19 18 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 20 21, 22 23 12 TOTAL 5 17 1 65 Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 5 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 17 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 65 dengan kriteria baik dan

70 persentase keaktifan siswa sebesar 70,65%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 8 skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 9 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16, 17, 18, 19 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 18 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 65 skor. 4.1.2.4. Refleksi Siklus I Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, dan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 8 item, skor 3 sebanyak 25 item da tidak ada aktivitas guru yang memperoleh skor 4. Selanjutnya pada pertemuan kedua tidak terdapat aktivitas yang memperoleh skor 2 sebanyak 1 item, perolehan skor 3 sebanyak 31 item dan jumlah indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1 item. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi peningkatan pada beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.9 Berikut ini:

71 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I, dan II Skor Aspek Pertemuan I Pertemuan II 1 11 12 2 9 9 3 11 12 4 9 10 5 24 27 6 6 6 7 8 9 8 13 15 Berdasarkan tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I, dan II dapat dilihat pada diagram 4.6 Berikut ini: 30 25 20 15 10 5 0 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Pertemuan I Pertemuan II Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I, dan II Berdasarkan diagram di atas aktivitas guru mengalami peningkatan pada aspek ke 1, 3, 4, 5, 7, dan 8. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada aspek 8 yaitu aspek mengorganisasikan siswa. Pada aspek ini guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa (19), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sejenak secara individu (20), guru juga dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (21). Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 68,94%, pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 75,76%. Peningkatan persentase hasil

72 observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, dan II dapat dilihat pada Diagram 4.7 sebagai berikut: 78.00% 76.00% 74.00% 72.00% 70.00% 68.00% 66.00% 64.00% Persenta 68.94% Pertemuan I 75.76% Pertemuan II Diagram 4.7 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I dan II Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 15 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan tidak ada indikaot yang memperoleh skor 4. pertemuan kedua, perolahan skor 2 sebanyak 5 item, perolehan skor 3 sebanyak 17 item dan skor 4 sebanyak 1 item. Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 Berikut ini: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I dan II Aspek Skor Pertemuan I Pertemuan II 1 9 12 2 5 6 3 8 8 4 8 9 5 14 18 6 10 12

73 Berdasarkan tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusI Pertemuan I dan II dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini: 20 15 10 5 0 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Pertemuan I Pertemuan II Diagram 4.8 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I dan II Berdasarkan diagram di atas, aktivitas siswa mengalami peningkatan pada aspek ke 1, 2, 4, 5, dan 6. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu siswa berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan pembelajaran (13). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru, siswa bersemangat dan antusias (15), siswa mampu melakukan kegiatan kondusif (16), Siswa melakukan kegiatan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan (17), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi hasil kegiatan (18). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai 58,69%, pertemuan kedua persentase meningkat menjadi 70,65%.

74 Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada Diagram 4.9 sebagai berikut: 80.00% 70.00% 60.00% 58.69% 70.65% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% Persentase 0.00% Pertemuan I Pertemuan II Diagram 4.9 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I dan II Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 76% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 63,2 menjadi 81,6 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 40% menjadi 76%. Karena pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 80% maka akan penelitian dilanjutkan dengan siklus berikutnya yaitu siklus II. 4.1.3. Deskripsi Siklus II Pada Siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan 2 yang berlangsung pada hari Selasa, Kamis pada tanggal 10 dan 12 Nopember 2015. Pada pertemuan 1 mata pelajaran IPA merupakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-2 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain: menyusun RPP beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian, lembar

75 observasi kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran berupa gambar; Pelaksanaan, serta Refleksi. 4.1.3.1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang meliputi perencanaan pertemuan I, dan perencanaan pertemuan kedua. Perencanaan Pertemuan I Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Discovry Learning. Pembelajaran difokuskan pada mata pelajaran IPA dengan SK 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya dan KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup (rantai makanan). Indikator pada pertemuan pertama antara lain: Menunjukkan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya didalam ekosistem, Hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada mata pelajaran IPA pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning ialah: Siswa memahami definisi tentang ekosistem, siswa dapat mengetahui hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup, melalui sumber bacaan siswa dapat memahami pengertian dari rantai makanan, serta dengan pengamatan siswa dapat dengan jelas memahami pengertian dari jaring jaring makanan, serta melalui pembelajaran siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi pembelajaran dengan penuh semangat dan percaya diri.. Perencanaan Pertemuan Kedua Seperti pada pertemuan pertama, sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan kedua peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan

76 SK 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya dan KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup (rantai makanan). Indikator pada pertemuan pertama antara lain: Menjelaskan pengertian rantai makanan, memberi contoh tentang jaring jaring makanan serta mengevaluasi dari materi tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada mata pelajaran IPA pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning ialah: Memahami pengertian dari jaring jaring makanan, melalui pembelajaran siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi pembelajaran dengan penuh semangat dan percaya diri. 4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan Seperti halnya pada siklus I, pada tahap pelaksanaan tindakan ini juga akan diuraikan tentang proses pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi pada siklus II. a) Proses Pelaksanaan Tindakan Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan Pertemuan I Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Nopember 2015. Pembelajaran berlangsung selama 2 x 35 menit. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan menunjuk salah satu siswa yang mampu berdo a untuk memimpin doa, kesiapan siswa sangat diperhatikan oleh guru dalam belajar yaitu diantaranya dengan mengamati apakah siswa sudah ditempat duduknya dan meminta siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulis masing masing serta yang lainnya. Guru melakukan absensi/ mendata kehadiran siswa, memberi motifasi terhadap siswa, dilanjutkan mengajukan pertanyaan tentang pembelajaran sebelumnya, serta menyampaikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

77 Kegiatan inti diawali dengan membagi siswa ke dalam kelompok mennjadi 5 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 siswa, kemudian siswa diminta untuk melakukan pemahaman materi melalui buku yang mereka miliki, setelah pembagian kelompok, guru menjelaskan secara universal kepada seluruh siswa tentang pengertian ekosistem, rantai makanan, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang proses makan dan dimakan pada tumbuhan dan hewan, disini siswa dapat mengeksplor. Masing masing kelompok mengamati dan mencatat hal penting kemudian mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah dianalisis dari hasil analisis lalu membuat hasil kesimpulan berupa laporan dari hasil yang dianalilis dan mempresentasikannya. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mempresentasikan hasil analisisnya dengan baik dan benar dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab kepada siswa materi yang belum dipahami. Bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang dilakukan bersama. Pelaksanaan Pertemuan Kedua Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Nopember 2015 selama 2 x 35 menit. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam serta bertanya keadaan siswa, dilanjutkan dengan menunjuk salah satu siswa yang mampu berdo a untuk memimpin doa, dan berlanjut pada absensi/ mendata kehadiran siswa. Memberi motifasi terhadap siswa, guru stimulasi (rangsangan) dan menyampaikan langkah langkah pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali dengan guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, guru menjelaskan tentang jaring jaring makanan, dari hasil pengamatan siswa mengeksplorasi dari sumber bacaan tentang pengertian jaring jaring makanan, mengamati dan mencatat hal penting. Setelah mengamati dan mencatat hal hal yang penting dari video masing-masing kelompok mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Dibimbing guru siswa membuat kesimpulan dari data yang sudah dianalisis kemudian dikumpulkan. Siswa diminta kembali ke tempatnya semula. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil menganalisis kemudian guru melakukan tanya jawab kepada

78 siswa materi yang belum dipahami guru memberikan tes evaluasi pada akhir pembelajaran dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan, dan siswapun mengerjakan soal evaluasi dengan tenang. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. b) Hasil Tindakan Seperti pada siklus I, bagian ini menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus II. Hasil belajar mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua siklus II disajikan pada tabel daftar nilai IPA Siklus II (terlampir), dan distribusi frekuensi nilai IPA siklus II akan disajikan dalam tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II No Interval Frekuensi Persentase 1 63-69 3 12 % 2 70-76 2 8 % 3 77-83 7 28 % 4 84-90 1 4 % 5 91-97 10 40 % 6 98-100 2 8 % Jumlah 2154 100 % Rata-rata nilai 86,16 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 64 Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat hasil belajar pada IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo siklus II mempunyai rata-rata nilai 86,64 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 63. Pada rentang nilai 63-69 sejumlah 3 siswa dengan persentase 12% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-76 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 77-83 sejumlah 7 siswa dengan persentase 28% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 84-90 sejumlah 1 siswa dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 91-97 sejumlah 10 dengan persentase 40%, dan rentang nilai 98-100 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%.

79 Berdasarkan tabel 4.11 dapat digambarkan dalam diagram 4.10 sebagai berikut: Frekuensi 12 10 8 6 4 2 0 40% 28% 12% 8% 4% 8% 63-69 70-76 77-83 84-90 91-97 98-100 Nilai Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut ini Tabel 4.12 Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas 70 22 88 2. Belum Tuntas < 70 3 12 Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel 4.12 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) sejumlah 3 siswa atau 12% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 22 siswa dengan persentase 88% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.

80 Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut: Tidak Tuntas 12% Siklus II Tuntas 88% Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus II 4.1.3.3. Pelaksanaan Observasi Sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33 indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 26 berada pada kriteria sangat kurang, skor 27 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 78 termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 106 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar