BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 < 60 Tidak Tuntas 9 56,25 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada mata pelajaran matematika materi operasi bilangan pecahan menunjukkan hasil belajar yang masih rendah. Terlihat dari nilai ulangan harian matematika pada materi pecahan dari 31 siswa hanya 17 siswa (54,83%) dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 14 siswa (45,17%) dari jumlah siswa belum mencapai nilai < dari KKM=70 atau tidak tuntas dengan rata-rata kelas 67,4. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus No Kategori ketuntasan belajar siswa Skor Jumlah siswa Persentasi 1 Tuntas > 70 17 54.83 % 2 Tidak Tuntas < 70 14 45.17 % Jumlah 31 100 % Rata Rata 67.4 Nilai terendah 50 Nilai Tertinggi 85 Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa nilai reratanya adalah 67,4 < 70 dan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 54,83% < 75% sehingga diperlukan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Keterangan tabel di atas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini 36

37 Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus Untuk grafik nilai rata-rata, nilai terendah dan nilai tertinggi dari data pra siklus dapat dilihat dalam tabel berikut ini Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar Matematika tentang pecahan Siswa Kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus

38 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh metode yang sering diterima siswa dalam pembelajaran sering menggunakan metode ceramah dan guru mendominasi pembelajaran sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. Penggunaan model ini mengakibatkan peserta didik tidak antusias dalam menjawab pertanyaan guru, dan rasa takut untuk bertanya tentang materi pelajaran maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia (PMRI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus. 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 a. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus guru membuat perencanaan untuk memperbaiki pembelajaran di siklus 1 materi pecahan dengan menggunakan PMRI. Pada Siklus ini pembelajaran dilaksanankan sebanyak 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP setiap pertemuan membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. b. Implementasi Tindakan Siklus 1 dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan yang dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 03 Salatiga. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan motivasi dengan menanyakan pada siswa tentang pengalamannya makan apel. Pada kegiatan inti siswa diberikan permasalahan cara membagi 1 apel untuk 2 orang kemudian siswa menjelaskan cara membaginya dan menyebutkan berapa

39 bagian yang didapat masing - masing orang dan menuliskan dalam bentuk bilangan pecahan di papan tulis, siswa di bagi menjadi 6 kelompok, masing - masing kelompok 3-4 siswa, guru membagikan lembar kerja kelompok, guru memberikan pengarahan kepada siswa yang harus diisi di dalam lembar kerja siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan membagi benda - benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan serta meluruskan kesalahpahaman apabila ada kesalahan. Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal pekerjaan rumah. Pertemuan 2 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan motivasi dengan menanyakan pada siswa tentang pengalamannya makan apel. Pada kegiatan inti siswa diberikan permasalahan cara membagi 2 potong roti kemudian siswa membagi satu roti tersebut menjadi 3 bagian, salah satu siswa menulis nilai dari masing-masing potongan roti tersebut di papan tulis. Siswa membandingkan 2 buah potongan roti tersebut, Guru memberikan penjelasan tentang penggunaan tanda kurang dari, lebih dari dan sama dengan, siswa di bagi menjadi 6 kelompok, masing - masing kelompok 3-4 siswa,guru membagikan lembar kerja kelompok, guru memberikan pengarahan kepada siswa yang harus diisi di dalam lembar kerja siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan membagi benda - benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan serta meluruskan kesalahpahaman apabila ada kesalahan.

40 Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal pekerjaan rumah. Pertemuan 3 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan - pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru menggali pengetahuan siswa tentang nilai pecahan dan perbandingan pecahan, siswa menjawab pertanyaan dari guru, guru dan siswa membahas materi tentang nilai pecahan, guru menggali pengetahuan siswa tentang perbandingan pecahan, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, guru bersama siswa membahas materi tentang perbandingan pecahan, guru memberikan soal-soal latihan secara individu, guru dan siswa membahas hasil kerja siswa siswa, guru menanyakan materi mana yang sulit bagi siswa, guru meluruskan kesalahpahaman apabila mengalami kesalahan. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. c. Refleksi Refleksi dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 Salatiga. Refleksi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan peneliti di dalam pembelajaran yang telah dilakukan, serta mengetahui hambatan-hambatan yang telah dialami di dalam mengajar sehingga diharapkan peneliti dapat memperbaiki kesalahan dalam mengajar sehingga tidak terulang pada siklus II. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas 4 siswa masih belum mempunyai rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap tugas kelompok yang dikerjakannya. Untuk itu guru kelas 4 menyarankan untuk memberikan bimbingan dan teguran kepada siswa yang belum mengikuti pembelajaran dengan baik.

41 d. Observasi Pada saat Pembelajaran siklus I berlangsung, peneliti meminta Observer (guru kelas 4) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru (terlampir) yang telah disediakan. Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1, tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Meskipun perbedaan yang terjadi belum begitu besar, namun setidaknya ada perubahan reaksi siswa terhadap materi pembelajaran menggunakan matematika realistik. Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap alat peraga yang digunakan sehingga mereka lebih termotivasi. Antusiasme siswa memacu mereka untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan lembar observasi, saran dan kritik yang diberikan observer pada observasi guru adalah mobilitas guru masih kurang dalam memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan. Sedangkan pada observasi kegiatan siswa adalah adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar. Ditunjukkan ketika pembelajaran akan dimulai terdapat siswa yang belum mempersiapkan peralatan belajar dan masih asik bermain. Selain itu berdasarkan lembar observasi kondisi lingkungan dapat digambarkan pembelajaran timbul kerjasama antar siswa melalui kegiatan kelompok, tetapi masih terdapat kurangnya rasa toleransi ketika kegiatan presentasi. Hasil pengamatan siklus I ini nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk pembelajaran siklus II. e. Hasil Tindakan Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian yang menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dan di peroleh tingkat ketuntasan belajar siklus 1 pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 Salatiga semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini:

42 Tabel 4.2 Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I No Kategori Skor Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas > 70 27 87.09 % 2 Tidak Tuntas < 70 4 12.91 % Jumlah 31 100 % Rata Rata 77.4 Nilai Terendah 50 Nilai Tertinggi 100 Berdasarkan table 4.2. ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada siklus I adalah 87.09 % (27 siswa ) dan 12.91 % (4 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Keterangan tabel di atas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini : Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 1

43 Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 1 f. Analisis Hasil Siklus 1 Refleksi bertujuan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I, sehingga tidak terulang pada siklus selanjutnya. Pada siklus I masih dijumpai siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran, untuk itu guru perlu mengecek kesiapan semua siswa dengan bertanya apakah sudah siap mengikuti pembelajaran yang mengasikkan. Agar perhatian siswa tercurahkan pada pembelajaran karena penasaran dengan pembelajaran yang seperti apa. Selain itu guru juga perlu menegur apabila siswa sulit mau memperhatikan pembelajaran. Berdasarkan observasi terhadap guru akan mobilitas guru kurang untuk membimbing siswa perlu diatasi dengan ditingkatkan lagi perhatian guru terhadap siswa, tidak hanya untuk siswa yang tergolong bisa tetapi juga utnuk lebih diperhatikan siswa yang memiliki kemampuan yang kurang.

44 4.1.3 Perbandingan Hasil Pra Siklus dengan Siklus 1 Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan belajar dan nilai rerata siswa pada kondisi pra siklus dengan siklus 1 sebagai berikut : Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus dan Siklus I No Pra Siklus Siklus I Kriteria Jumlah Jumlah Tuntas Persentase Persentase Siswa Siswa 1 Tuntas 17 54.83 % 27 87.09 % 2 Belum Tuntas 14 45.17 % 4 12.91 % Rata Rata 67.4 77.4 Nilai Tertinggi 85 100 Nilai Terendah 50 50 Berdasarkan tabel diatas maka tampak bahwa ketuntasan belajar siswa di siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 32,26% dibandingkan ketuntasan belajar pada pra siklus. Untuk nilai rerata siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 10 point jika dibandingkan nilai rerata siswa pada kondisi pra siklus. Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa Kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus dan Siklus 1

45 Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar Matematika tentang pecahan Siswa Kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus dan Siklus 1 Meskipun ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dan nilai reratanya lebih dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar 87,09% > 75% dan nilai reratanya adalah 77,4 > 70 maka tetap dilakukan siklus berikutnya yaitu siklus 2 sebagai siklus pemantapan. 4.1.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 A. Perencanaan Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus 1 guru membuat perencanaan untuk meperbaiki pembelajaran di siklus 2 pada materi penjumlahan pecahan menggunakan pembelajaran matematika realistik. siklus 2 dilaksanankan selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan, membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

46 B. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Gendongan 03 Salatiga. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal. kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan motivasi dengan menyuruh siswa untuk mengambil sepotong roti dari 2 buah roti yang telah dipotong menjadi 4 bagian. Pada kegiatan inti pengetahuan siswa tentang nilai dari seluruh bagian digali roti yang telah diambil digali, siswa menjawab pertanyaan dari guru, siswa memperoleh penjelasan dari guru tentang operasi penjumlahan bilangn berpenyebut sama, siswa di bagi menjadi 6 kelompok, masing - masing kelompok 3-4 siswa,guru membagikan lembar kerja kelompok, guru memberikan pengarahan kepada siswa yang harus diisi di dalam lembar kerja siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan membagi benda - benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan serta meluruskan kesalahpahaman apabila ada kesalahan. Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal pekerjaan rumah. Pertemuan 2 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan mengulang kembali pembelajaran tentang penjumlahan berpenyebut sama. Pada kegiatan inti siswa memperhatikan guru yang sedang menunjukkan 2 buah roti yang masing-masing dibagi menjadi 5 dan 4 bagian sama besar. Pengetahuan siswa tentang cara menjumlahkan I dari lima badian dan 2 dan 4 bagian ( + ). Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru. siswa di bagi menjadi 6 kelompok, masing - masing kelompok 3-4 siswa,guru membagikan lembar kerja

47 kelompok, guru memberikan pengarahan kepada siswa yang harus diisi di dalam lembar kerja siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan membagi benda - benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan serta meluruskan kesalahpahaman apabila ada kesalahan. Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal pekerjaan rumah. Pertemuan 3 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengulas materi lalu tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Kegiatan inti guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, siswa menjawab pertanyaan tersebut. siswa mengerjakan soal-soal latihan, siswa mempresentasikan hasil kerjanya ke depan kelas, siswa dan guru membahas hasil kerja siswa. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. C. Observasi Pada saat Pembelajaran siklus II berlangsung, peneliti meminta Observer (guru kelas 4) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru (terlampir) yang telah disediakan. Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II, tampak adanya peningkatan hasil maupun proses. Siswa sudah siap ketika pelajaran dimulai, memperhatikan, dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi terhadap guru diperoleh gambaran bahwa guru sudah lebih baik dalam memberikan materi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Berdasarkan observasi

48 kondisi lingkungan pembelajaran sudah lebih baik karena memunculkan toleransi dan keakraban baik antar siswa maupun dengan guru. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 guru melakukan penilaian yang menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dengan menggunakan Pendekatan Matenmatika Realistik dan di peroleh tingkat ketuntasan belajar siklus 2 pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 Salatiga semester 2 tahun 2014/2015 dapat disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Belajar Matematika Pada Siklus II No Kategori Skor Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas > 70 29 93.54 2 Tidak Tuntas < 70 2 6.46 Jumlah 31 100 % Rata Rata 84.8 Nilai Terendah 50 Nilai Tertinggi 100 Berdasarkan table 4.3 ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada siklus I adalah 93.54% (29 siswa ) dan 6.46 % (2 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Keterangan tabel di atas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini. Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini :

49 Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 2 Gambar 4.8 Diagram Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 2

50 D. Refleksi Pada siklus II pembelajaran baik dari segi hasil dan proses sudah lebih baik dibandingakn siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi siswa, sudah terdapat peningkatan kesungguhan, keaktifan, dan toleransi. Selain itu guru sudah baik dan lancar dalam melaksanakan pembelajaran. Pada siklus II didapat hasil belajar yang meningkat lagi yaitu 93 % tuntas. Hal ini berarti sudah mencapai indikator dan dirasa penelitian cukup diakhiri pada siklus ini. Alasan lain karena terjadi peningkatan, kebaikan, proses dan hasil belajar serta berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas. 4.1.5 Perbandingan Hasil Siklus 1 dengan Siklus 2 Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan belajar dan nilai rerata siswa pada kondisi siklus 1 dengan siklus 2 sebagai berikut : Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Siklus 1 dan Siklus 2 No Siklus I Siklus II Kriteria Jumlah Jumlah Tuntas Persentase Persentase Siswa Siswa 1 Tuntas 27 87.09 % 29 93.54 % 2 Belum Tuntas 4 12.91 % 2 6.46 % Rata Rata 77.4 84.8 Nilai Tertinggi 100 100 Nilai Terendah 50 50 Berdasarkan tabel diatas maka tampak bahwa ketuntasan belajar siswa di siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 6,45% dibandingkan ketuntasan belajar pada siklus 1. Untuk nilai rerata siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 7,4 point jika dibandingkan nilai rerata siswa pada kondisi pra siklus. Meskipun ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dan nilai reratanya lebih dari indikator keberhasilan yang ditentukan yakni ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar 87,09% > 75% dan nilai reratanya adalah 77,4 > 70 maka tetap dilakukan siklus berikutnya yaitu siklus 2 sebagai siklus pemantapan

51 Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 1 dan Siklus 2 Gambar 4.10 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 1 dan Siklus 2

52 4.2 Hasil Analisis Data Berdasarkan tindakan pada siklus I dan siklus II yang telah dilakukan, dapat dilihat perbandingan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan yaitu dengan menggunakan PMRI. Adapun perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table berikut. Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pada SD Negeri Gendongan 03 Salatiga No Pra Siklus Siklus I Siklus II Kriteria Jumlah Jumlah Jumlah Tuntas Persentase Persentase Persentase Siswa Siswa Siswa 1 Tuntas 17 54.83 % 27 87.09 % 29 93.54 % 2 Belum Tuntas 14 45.17 % 4 12.91 % 2 6.46 % Rata Rata 67.4 77.4 84.8 Nilai Tertinggi 85 100 100 Nilai Terendah 50 50 60 Berdasarkan table 4.4 Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II kelas 4 SDN Gendongan 03 menunjukkan peningkatan hasil belajar. Ketuntasan belajar siswa meningkat, terbukti dari hasil belajar sebelum tindakan atau pra siklus ketuntasan belajar siswa adalah 54.83 % (17 siswa), setelah diadakan pembelajaran siklus I menjadi 87.09 % (27 siswa), dan pada siklus II menjadi 93.54 % (29 siswa). Selain itu rata-rata hasil belajar pra siklus adalah setelah tindakan meningkat yaitu pada siklus I menjadi 77.4 dan siklus II menjadi 84.8. bukan hanya itu saja terjadi penurunan siswa yang belum tuntas yaitu pada pra siklus 45.17 % (14 siswa), siklus I 12.19 % (4 siswa), dan siklus II 6.46 % (2 siswa). Faktor yang memengaruhi siswa tidak tuntas adalah karena siswa meremehkan pembelajaran matematika. Lebih jelasnya perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II daapt dilihat pada gambar berikut.

53 Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Gambar 4.12 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

54 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas 4 SD Gendongan 03 salatiga, terlihat bahwa sebagian besar siswa yang berjumlah 14 siswa atau dengan presentase 45.17 % belum mencapai KKM 70. Sedangkan siswa yang mampu mencapai nilai KKM berjumlah 17 siswa dengan presentase 54.83 %. Nilai maksimum yang di peroleh siswa adalah 85 dan nilai minimumnya 50. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan sebesar 67,4. Ada beberapa penyebab yang menjadikan masih banyaknya nilai siswa yang belum mencapai nilai KKM, seperti kurangnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika, maupun masih diterapkannya pembelajaran yang berpusat pada guru dan kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Setelah dilakukan tindakan menggunakan pendekatan PMRI telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika. Peningkatan hasil belajar diperoleh melalui siklus 1 dan siklus II. 1. Siklus I Siswa kelas yang tuntas sebesar 87,09% (27 siswa) sedangkan yang belum tuntas sebesar 12,91% (4 siswa). Rata-rata yang diperoleh dari siklus ini adalah 77,4, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 50. 2. Siklus 2 Siswa kelas yang tuntas sebesar 93,54% (29 siswa) sedangkan yang belum tuntas sebesar 6,46% (2 siswa). Rata-rata yang diperoleh dari siklus ini adalah 84,8 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 60. 2 orang tidak tuntas karena siswa tersebut sering kurang teliti di dalam mengerjakan soal. Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan II disimpulkan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi bilangan pecahan siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 salatiga tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini sejalan dengan penelitian Ari Munarsih (2008) bahwa PMRI dapat meningkatkan hasil belajar matematika karena siswa dilibatkan secara aktif, mengalami langsung materi pembelajaran karena menggunakan benda-benda kongkret sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

55 Peningkatan hasil belajar disebabkan oleh adanya kelebihan-kelebihan penerapan pendekatan PMRI sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya. Pendekatan PMRI membuat siswa aktif. Siswa memahami, menjelaskan, menyelesaikan, membandingkan dan mendiskusikan secara kelompok dan menyimpulkan masalah kontekstual sehingga siswa dapat dengan mudah menerima pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru.