BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Tegalrejo 05. SD Negeri Tegalrejo 05 terletak cukup jauh dari daerah perkotaan dan dari jalan raya sehingga suasana di SDN Tegalrejo 05 sangat tenang karena terhindar dari kebisingan berbagai kendaraan. Lingkungan di SDN Tegalrejo juga sangat sejuk karena banyak pepohonan di sekeliling sekolahan. SDN Tegalrejo 05 memiliki 6 kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, dan masing-masing kelas terdiri dari 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru. Penelitian ini dilakukan di SD Tegalrejo 05 pada siswa kelas V semester 2 tahun ajaran 2015-2016. Subjek dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V sebanyak 23 siswa dengan rincian 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Karakteristik siswa di SD Negeri Tegalrejo 05 tidak jauh berbeda dengan karakteristik siswa pada umumnya, siswa masih belum bisa mengendalikan diri saat pelajaran berlangsung. Ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas masih ada siswa yang ribut. Jika dilihat dari segi kognitif siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 05 menurut penuturan guru kelas V tercatat bahwa ada siswa yang taraf kognitifnya tergolong baik dan ada juga yang kurang baik. Terlihat dari segi afektif dan psikomotorik ada beberapa siswa yang dinilai dari keterampilan di bidang seni melukis. Tetapi ada pula beberapa siswa yang dinyatakan mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan sekolah dan latihan-latihan yang dilakukan oleh sekolah. Menurut penuturan guru kelas V siswa tersebut tergolong siswa yang perlu penanganan khusus dan seharusnya bersekolah di sekolah khusus untuk menangani siswa yang mempunyai kamampuan dibawah rata-rata. Jadi peningkatan hasil belajar masih perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi Tanah dan Struktur Bumi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student 45

46 Teams Achievement Division. Kegiatan ini terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 2 kali pertemuan. Data yang diperoleh dari penelitian ini, secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut. 4.2 Deskripsi Kondisi Awal (kondisi prasiklus) Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu penulis melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik siswa serta hambatan-hambatan yang dialami siswa pada saat proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan uji kompetensi yang dilakukan pada mata pelajaran IPA materi sebelum Tanah dan Struktur Bumi ternyata hasilnya kurang mememuaskan. Dugaan sementara guru kurang menggunakan media-media pendukung pembelajaran dan selalu menggunakan model pembelajaran yang konvensional, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 05 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya masih dibawah KKM. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA hanya 17% dengan nilai rata 51. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 75. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1. di bawah ini. Tabel 4.1 Distrubusi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 68 4 17% Tuntas 68 19 83% Tidak Tuntas Jumlah 23 100% Nilai Rata-Rata 51,17 Nilai Minimal 20 Nilai Maksimal 79 Dilihat dari nilai prasiklus, menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 05 masih sangat rendah. Terbukti dari jumlah siswa

47 sebanyak 23 siswa masih ada 19 atau 83% yang belum mencapai ketuntasan dan baru 4 siswa atau 17% siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 68. Hasil belajar pada tabel 4.1 bila disajikan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut: Distribusi Nilai Hasil Belajai IPA Siswa Prasiklus 20 Jumlah Siswa 15 10 5 0 Tuntas Tidak Tuntas Jumlah 4 19 Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dari dalam diri siswa sendiri. Kesiapan siswa untuk mengolah dan menerima informasi dari guru kurang misalnya pada saat proses pembelajaran berlangsung, ada siswa yang hanya bercanda dengan teman sebangku sehingga menyebabkan suasana kelas menjadi gaduh, ada siswa yang hanya duduk diam seolah olah memperhatikan ketika diberi pertanyaan dia tidak bisa menjawab ternyata pikirannya tidak fokus dalam pembelajaran berlangsung. Hal itulah yang mempengaruhi mempengaruhi kurang berhasilnya pembelajaran peserta didik. Melihat kondisi tersebut penulis melakukan suatu tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dalam pembelajaran IPA.

48 4.3 Deskripsi Siklus I 4.3.1 Perencanaan Tindakan Hasil evaluasi prasiklus menjadi acuan penulis untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Segala persiapan yang dilakukan penulis seperti mempersiapkan alat dan bahan mengajar lainnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama Siklus I Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2016 di kelas V SDN Tegalrejo 05 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa melalui beberapa kegiatan yang telah direncsiswaan sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajak siswa berdoa, kemudian guru mengabsen siswa dan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengawali pembelajaran guru meminta siswa untuk melihat batu yang ditumbuhi oleh lumut (kegiatan apersepsi), kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru melakssiswaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Guru menjelaskan materi tentang tanah dan proses pembentukan tanah. Guru menunjukan beberapa gambar dan batu yang ditumbuhi oleh lumut. Setelah guru memaparkan materi tentang tanah dan pembentukan tanah karena pelapukan, kemudian guru bertanya kepada siswa bagaimana proses pembentukan tanah karena pelapukan bisa terjadi. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, setelah siswa duduk secara berkelompok, guru kemudian menampilkan beberapa video. Guru meminta siswa untuk menemukan berbagai macam informasi dari vidio mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan serta jenis-jenis pelapukan batuan. Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, setelah itu untuk lebih menguatkan pendapat siswa, guru

49 mengajak siswa untuk keluar dari kelas dan mengamati beberapa batuan yang sudah ditumbuhi lumut, kemudian mengamati besi yang sudah berkarat karena proses pelapukan dan beberapa batuan yang sudah pecah karena proses pelapukan. Guru mengajak siswa untuk kembali ke kelas. 3. Kegiatan Penutup Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan untuk kegiatan pembelajaran. kemudian guru memberi penegasan mengenai materi yang telah dipelajari. Pertemuan Kedua Siklus I Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2016 di kelas V SDN Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa melalui beberapa kegiatan yang telah direncsiswaan sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajak siswa berdoa, kemudian guru mengabsen siswa dan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengawali pembelajaran guru meminta siswa untuk meliha batu (kegiatan apersepsi), kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru melakssiswaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan materi tentang jenis-jenis batuan, dari segi warna, bentuk, halus dan kasar permukaan batuan. selanjutnya guru bertanya kepada siswa bagaimana cara mengelompokan dan menggolongkan batuan berdasarkan warna, kekerasan permukaan (halus dan kasar) batuan. Kemudian guru meminta siswa untuk berkelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang untuk menyelesaikan lembar kerja yang diberikan oleh guru. Perwakilan setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi didepan kelas.

50 3. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung serta penegasan materi. Setelah itu siswa diminta untuk megerjakan soal evaluasi. 4.3.3 Observasi Pada saat pembelajaran siklus I dimulai, penulis meminta bantuan kepada observer/teman sejawat Pak Dwi Sarwanto untuk mengamati sepanjang proses pembelajaran dari awal sampai akhir proses pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Selama pembelajaran berlangsung observer mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dan memberi tanda centang ( ) pada setiap aspek yang diamati oleh observer. Penskoran dalam lembar observasi kinerja guru menggunakan kriteria 1, 2, 3, 4 dan setiap aspek yang diamati mempunyai skor. Skor 1 menyatakan kurang baik, skor 2 menyatakan cukup baik, skor 3 menyatakan baik dan skor 4 menyatakan sangat baik. 4.3.4 Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan tes pada siklus I, ada beberapa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain: 1. Memberi teguran kepada siswa yang ribut saat guru menjelaskan materi. 2. Memberikan penjelasan secara rinci baik itu dalam penyampaian materi dan pada saat pembagian kelompok, supaya siswa tidak kebinggungan pada saat melakukan perintah yang diberikan guru. 3. Pada saat pembagian kelompok terlebih dahulu guru memberi instruksi mengenai apa yang akan siswa lakukan, karena siswa akan sangat ribut pada saat membentuk kelompok dan susah mendengarkn instruksi sehingga memakan waktu yang lama. 4. Dari berbagai kekurangan pada siklus I, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.

51 4.4 Deskripsi Siklus II 4.4.1 Perencanaan Tindakan Hasil evaluasi siklus I menjadi acuan penulis untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Pada tahap ini penulis sudah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, soal tes formatif dan alat-alat pembelajaran yang mendukung, semua akan disajikan dalam lampiran. 4.4.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama Siklus II Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06 April 2016 di kelas V SDN Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa melalui beberapa kegiatan yang telah direncsiswaan sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajak siswa berdoa, kemudian guru mengabsen siswa dan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengawali pembelajaran guru meminta siswa untuk melihat gambar yang sedang dipegang oleh guru (kegiatan apersepsi), kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru melakssiswaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati jenisjenis tanah kemudian berpendapat. Dari berbagai macam pendapat siswa guru mulai menjelaskan materi pelajaran tentang jenis-jenis tanah. Guru memberi tugas kepada siswa dan dikerjakan dalam kelompok, sebelum siswa membentuk kelompok guru terlebih dahulu memberi instruksi mengenai tugas yang akan dikerjakan oleh siswa. Guru membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kolompok terdiri dari 4-5 orang untuk menyelesaikan lembar kerja yang diberikan

52 oleh guru. Perwakilan setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas. 3. Kegiatan Penutup Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan untuk kegiatan pembelajaran. kemudian guru memberi penegasan mengenai materi yang telah dipelajari. Pertemuan Kedua Siklus II Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 07 April 2016 di kelas V SDN Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa melalui beberapa kegiatan yang telah direncsiswaan sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajak siswa berdoa, kemudian guru mengabsen siswa dan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengawali pembelajaran guru menunjukan gambar di power point yaitu gambar lapisan tanah (kegiatan apersepsi), kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru melakssiswaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar yang ada pada power point, guru meminta siswa untuk menganalisis gambar tersebut. Guru bertanya kepada siswa lapisan-lapisan tanah. Selanjutnya guru menjelaskan materi tentang lapisan-lapisan tanah dan materi pendukung lainnya. Guru membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kolompok terdiri dari 4-5 orang untuk menyelesaikan lembar kerja yang diberikan oleh guru. Perwakilan setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi didepan kelas. 3. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung serta penegasan materi. Setelah itu siswa diminta untuk megerjakan soal evaluasi.

53 Pada tahap akhir, siswa sudah selesai mengerjakan soal evaluasi, guru mulai mengoreksi dan memberi nilai. Setelah selesai guru kemudian mendata hasil nilai siswa kemudian memberi penghargaan kepada siswa yang sudah mendapatkan nilai tinggi. Penghargaan tersebut berupa ucapan selamat karena sudah mendapat nilai tinggi, hal ini bertujuan agar siswa yang mendapatkan nilai rendah ikut termotivasi dan mau belajar lebih giat lagi ke depannya. 4.4.3 Observasi Pada siklus II ini, masih dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa dengan bantuan observer/teman sejawat. Observer melakukan pengamatan berdasarkan aspek yang sudah ditentukan, aspek yang diamati adalah kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar IPA dan memberi penilaian terhadap proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. 4.4.4 Refleksi Setelah dilaksanakan proses pembelajaran siklus II hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA meningkat. Dalam proses belajar mengajar guru telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dengan baik, dapat dilihat dari aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Berdasarkan data pengamatan telah diketahui bahwa siswa lebih aktif dan siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. Beberapa kekurangan pada siklus II sebelumnya sudah mengalami berbagai perbaikan dan meningkat sehingga menjadi lebih baik. Hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA pada siklus II sudah mengalami peningkatan dan sudah mencapai ketuntasan. 4.5 Hasil Analisis Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data prasiklus, siklus I dan siklus II. Masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data dianalisis dengan cara membandingkan antara data prasiklus, siklus I dan siklus II.

54 4.5.1 Siklus I 4.5.1.1 Hasil Observasi Pada kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus II baik kegiatan guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division yang diamati oleh observer. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Pada saat observer mengamati kenerja guru maupun aktivitas siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, tugaa observer adalah memberi tanda centang ( ) untuk setiap aspek yang diamati. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan kinerja guru menggunakan kriteria 1, 2, 3, 4 dan setiap aspek yang diamati oleh observer. Penskoran dalam lembar observasi kinerja guru menggunakan kriteria 1, 2, 3, 4 dan setiap aspek yang diamati mempunyai skor. Skor 1 menyatakan sangat kurang baik, skor 2 menyatakan cukup baik, skor 3 menyatakan baik dan skor 4 menyatakan sangat baik. Kriteria penilaian kinerja guru dilihat dari skor berikut; 49-64 artinya sangat baik (A), 33-48 artinya baik (B), 17-32 artinya cukup baik (C), dan 16 artinya kurang baik (D). Sedangkan penskoran untuk pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran juga menggunakan kriteria 1, 2, 3, 4 dan setiap aspek juga mempunyai skor hampir sama dengan penskoran yang dilakukan pada kinerja guru. Skor 1 jika pernyataan tersebut tidak dilakukan siswa, skor 2 jika pernyataan tersebut dilakukan sebagian siswa, skor 3 jika pernyataan tersebut hampir dilakukan semua siswa, dan skor 4 jika pernyataan tersebut dilakukan semua siswa. Kriteria penilaian aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dilihat dari skor berikut; 37-48 artinya sangat baik (A), 25-36 artinya baik (B), 13-24 artinya cukup baik (C), dan 12 artinya kurang baik (D). Adapun hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada mata pelajaran IPA kelas V dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

55 Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Dan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Kegiatan pengamatan Siklus I Skor Penilaian Rentang Skor Kategori Total Skor Kriteria Guru 33-48 B 48 Baik Siswa 23-33 B 31 Baik Berdasarkan dari data tabel 4.2 diatas, menunjukan bahwa hasil pengamatan dari kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division memiliki kriteria Baik (B). Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer pada siklus I menunjukan bahwa guru sudah melakssiswaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Dari hasil pengamatan tersebut menyatakan bahwa sebagian besar siswa telah melakssiswaan pembelajaran dengan baik dan aktif. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini, untuk mengetahui hasil belajar siswa maka guru memberikan soal evaluasi. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

56 Tabel 4.3 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Tegalrejo 05 Siklus I Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 75 16 69% Tuntas 75 7 30% Tidak Tuntas Jumlah 23 100% Nilai Rata-Rata 75,13 Nilai Minimal 56 Nilai Maksimal 92 Berdasarkan data tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 23 siswa. Dari 32 siswa masih ada 7 siswa atau persentase 30% yang belum mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 16 siswa atau persentase 69% yang sudah mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan 75. Dari hal tersebut menunjukan adanya peningkatan pencapaian KKM dari hasil tes prasiklus ke siklus I. Hasil belajar siklus 1 pada tabel 4.3 bila disajikan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut: Distribusi Nilai Hasil Belajai IPA Siswa Siklus I 20 Jumlah Siswa 15 10 5 0 Tuntas Tidak Tuntas Jumlah 16 7 Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus

57 Hasil Refleksi Sebelum melakukan tindakan pada siklus II, perlu diadakan refleksi pada proses pembelajaran pada siklus I. Refleksi diadakan dengan melibatkan pak Dwi Sarwanto sebagai observer dan guru kelas V. Diadakannya refleksi ini bertujuan untuk mengkaji atau mempertimbangkan hasil atau kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, sehingga pada siklus berikutnya (siklus II) hasil evaluasi pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi pada siklus I ini menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division sudah berjalan dengan baik, hanya saja siswa masih kurang mendalami materi yang diajarkan oleh guru. 4.5.2 Siklus II 4.5.2.1 Hasi Observasi Pada pertemuan ke-1 dan ke-ii siklus II, masih dilakukan pengamatan sama seperti yang dilakukan pada siklus I. Pengamatan ini dilakukan oleh observer untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division khususnya pada mata pelajaran IPA. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Pada saat observer mengamati kenerja guru maupun aktivitas siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, tugaa observer adalah memberi tanda centang ( ) untuk setiap aspek yang diamati. Penskoran yang digunakan untuk menilai kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus II ini masih sama menggunakan penskoran yang ada di siklus I. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada mata pelajaran IPA kelas V dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

58 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Dan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Kegiatan pengamatan Siklus II Skor Penilaian Rentang Skor Kategori Total Skor Kriteria Guru 49-64 A 58 Sangat baik Siswa 34-44 A 40 Sangat baik Berdasarkan dari data tabel 4.4 diatas, menunjukan bahwa hasil pengamatan dari kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division memiliki kriteria sangan baik (A). Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer pada siklus II menunjukan bahwa guru sudah melakssiswaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Pada pertemuan terakhir siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Nilai hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Tegalrejo 05 Siklus II Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 75 1 96% Tuntas 75 22 4% Tidak Tuntas Jumlah 23 100% Nilai Rata-Rata 82,95 Nilai Minimal 0 Nilai Maksimal 100

59 Berdasarkan data tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 23 siswa. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM terdapat 22 siswa atau persentase 96%, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 1 siswa atau persentase 4%. Jika dilihat dari tada siklus I dan siklus II, dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata dari hasil tes siklus I dan siklus II terjadi peningkatan dari 75,13 menjadi 82,95. Hasil belajar siklus II pada tabel 4.5 bila disajikan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut: Distribusi Nilai Hasil Belajai IPA Siswa Siklus II Jumlah Siswa 25 20 15 10 5 0 Tuntas Tidak Tuntas Jumlah 22 1 Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II Peningkatan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan modell pembelajaran ini dan siswa lebih medah memahami materi yang disampaikan oleh guru. pada siklus II ketuntasan secara klasikal telah tercapai sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II. Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan penulis dan observer. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari observer.

60 Hasil refleksi pada siklus ini menunjukan bahwa guru dan siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division sudah berjalan dengan sangat baik sehingga hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA siswa meningkat. Guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dengan sangat baik dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa, pelaksanaan proses belajar mengajar yang sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan dari data pengamatan yang telah dilakukan oleh observer diketahui bahwa siswa menjadi lebih aktif terutama dalam menanggapi materi pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.kekurangan-kekurangan pada siklus II sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. Hasil belajar IPA siswa pada siklus II sudah mencapai ketuntasan. 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Pada tahap ini akan dipaparkan perbandingan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Tegalrejo 05 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Perbandingan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA siswa dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II No Nilai Jumlah Jumlah Jumlah % % % Siswa Siswa Siswa 1. Tuntas 4 17% 16 69% 22 96% 2. Tidak Tuntas 19 83% 7 30% 1 4% Jumlah 23 100% 23 100% 23 100% Dari data tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa perbandingan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa terdapat peningkatan. Pada kondisi awal atau prasiklus dari 23 siswa terdapat 4 siswa atau 17% siswa yang nilainya diatas KKM atau tuntas belajar dan ada 19 siswa atau 83% yang nilainya dibawah KKM

61 atau belum tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata-rata 51. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa, yaitu dari 23 siswa terdapat 16 siswa atau 69% yang nilainya diatas KKM atau sudah tuntas hasil belajarnya dan ada 7 siswa atau 30% yang nilainya dibawah KKM atau yang belum tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata-rata 75. Melihat hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA siswa pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas hasil belajarnya atau nilai belum mencapai 75, maka perlu dilaksanakan pembelaran pada siklus II. Hasil belajar yang diperoleh setelah dilaksanakan pembelajaran siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa. Dari tabel 4.6 sebelumnya menunjukan bahwa dari 23 siswa terdapat 22 siswa atau 96% yang nilainya diataas KKM atau sudah tuntas hasil belajarnya dan ada 1 siswa atau 4% yang nilainya dibawah KKM atau belum tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata-rata 82. Perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II pada tabel 4.6 bila disajikan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut: Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 4.7 Pembahasan Tabel Perbandingan Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II Jumlah Siswa 25 20 15 10 5 0 Prasiklus Siklus II Siklus II Tuntas 4 16 22 Tidak Tuntas 19 7 1 Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Materi yang akan diajarkan pada siklus I dan siklus II adalah materi tanah dan struktur bumi. 4 19 16 7 22 1

62 Sebelum melaksanakan penelitian penulis melakukan observasi terhadap proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPA. Tujuan penulis melakukan observasi yaitu untuk mengetahui kondisi siswa selama mengeikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal atau prasiklus masih banyak siswa yang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa masih sibuk sendiri, mengganggu teman, bercerita dengan teman sebangku, ada pula siswa yang melamun. Pada saat ketika guru bertanya mengenai materi pelajaran siswa masih ada siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan guru, ada pula yang menjawab dengan jawaban yang menyimpang dari materi pelajaran. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I pada materi tanah dan struktur bumi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division aktivitas belajar siswa sudah mulai meningkat, siswa sudah mulai aktif mengikuti pelajaran dan memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Dari hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada guru pada siklus I memperoleh skor 48 dengan kategori B (baik) sedangkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siswa pada siklus II memperoleh skor 31 dengan kategori B (baik). Pada siklus II hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada guru pada siklus II memperoleh skor 58 dengan kategori A (sangat baik) sedangkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siswa pada siklus II memperoleh skor 40 dengan kategori A (sangat baik). Lembar observasi guru maupun siswa digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tersebut pada pembelajaran berikutnya. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar IPA siswa khususnya pada materi tanah dan struktur bumi yang ditunjukan dari nilai rata-rata kelas pada setiap siklus mengalami peningkatan. Dari hasil belajar IPA siswa khususnya pada materi tanah dan struktur bumi dapat dikutahui adanya peningkatan setelah dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Hal ini ditunjukan dari hasil belajar IPA siswa pada

63 prasiklus baru terdapat 4 siswa atau 17% yang nilainya diatas KKM dengan nilai rata-rata kelas 51,17. Tetapi setelah dilakukan tindakan pada siklus I terdapat 16 siswa atau 69% yang nilainya diatas KKM dan nilai rata-rata kelas 75,13. Peningkatan hasil belajar tersebut tidak lepas dari peran guru yang mengelola pembelajaran IPA. Namun dalam tindakan ini tidak lepas pula dari kekurangankekurangan pada siklus I. Dengan demikian akan dilakukan perbaikan di siklus II. Berdasarkan data pada siklus II hasil belajar miningkat menjadi 22 siswa atau 96% yang nilainya diatas KKM dengan nilai rata-rata 82,95. Sehingga berdasarkan hasil pencapaian pada siklus II diputuskan bahwa penelitian ini telah berhasil dan tidak akan dilakukan penelitian berikutnya. Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai objek belajar, tetapi dijadikan sebagai subjek belajar, sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan moden pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar karena proses belajar tidak monoton sehingga siswa menjadi senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan berperan aktif dalam pembelajaran serta siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapat mereka, selain itu juga lebih memotivasi siswa untuk belajar dan berfikir pada hal yang positif selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan kajian peneliti lain yang relevan dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division telah membuktikan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wijayanti Aria (2014) peningkatan hasil belajar IPA mencapai 89%. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Widyastuti Dheni Wahyu (2014) peningkatan hasil belajar IPA mencapai 90%. Sedangkan dalam penelitian ini ketuntasan hasil belajar mencapai 96%. jadi ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa terhadap hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan kajian toeri sebelumnya bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division bertujuan untuk menekankan pada aktivitas dan interaksi

64 siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal melalui kerja tim atau kelompok. Berdasarkan dari hasil analisis data diantaranya kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan selama penelitian dari prasiklus sampai siklus II guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dalam penelitian yang telah dilakukan ini guru sudah mampu menciptakan suanan pembelajaran yang menyenangkan sehingga membuat siswa tidak merasa jenus dalam mengikuti pembelajaran. selain itu dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam bekerja sama dengan kelompok, membuat siswa berfikir kritis dan mampu mengutarakan pendapatnya selama pelaksanaan pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari meningkatnya hasil belajar IPA siswa pada prasiklus kemudian pada siklus I meningkat lebih baik, dan meningkat lagi pada siklus II dimana hampir semua siswa memperoleh nilai diatas KKM (75). Menurut penuturan siswa kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division pada pembelajaran IPA siswa merasa lebih mudah memahami materi IPA, selain itu proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan dari pada pembelajaran konvensional yang sering dilakukan sebelumnya. Siswa juga dapat menganalisis langsung dan mencari solusi bersama dengan kolompok masing-masing. Berdasarkan data-data yang telah diuraikan mengenai meningkatnya hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA diatas, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terbukti berhasil dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Tegalrejo 06 Kecamatan Argomulyo Salatiga.