UPACARA TEWAH DAN MAKNANYA DALAM MEMBINA RASA SOLIDARITAS MASYARAKAT DI DESA CUHAI KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh Dirgantara 152009601 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Kegagalan terjadi setiap kali. Kegagalan bisa terjadi setiap hari. Yang membuat Anda menjadi lebih baik adalah bagaimana Anda bereaksi terhadap kegagalan itu. -Mia Hamm- Semua yang saya tahu tentang moralitas dan kewajiban laki-laki, saya berutang kepada sepakbola. -Albert Camus- Mencetak gol atau tidak, menang atau kalah saya tetap mengucap syukur pada Tuhan Chicharito- Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. -Ibrani 12:14- Skripsi ini saya persembahkan untuk orang paling berharga dalam hidup saya; Rikardo Amann, Ernie Pikir dan Oktami Riwanti Amann. v
KATA PENGANTAR Doa dan puji syukur layak penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sampai tuntasnya penulisan skripsi ini. Penulis sadar bahwa dalam proses penulisan ini tidak lepas dari dukungan baik secara material maupun spiritual yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd sebagai Dekan FKIP-UKSW yang turut melancarkan usaha penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Sunardi, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Program Pendidikan Sejarah yang juga selaku Dosen Pembimbing, juga pengajar, yang sabar dan penuh pengertian member bimbingan serta dorongan sejak penulisan dimulai hingga terselesainya penulisan skripsi ini. 3. Drs. Tri Widiarto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan petunjuk, saran dan kritikan dalam penulisan skripsi ini dari awal sampai selesai. 4. Para Dosen Pendidikan Sejarah yang telah memberikan bekal ilmu sehingga terselesainya penulisan skripsi ini. 5. Drs. Albert Jackat, M.Ed selaku Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Lamandau yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Desa Cuhai. vi
6. Darius Pilos Pagi, selaku Kepala Desa Cuhai yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian. 7. Albert Taguh, selaku Domang Kabupaten Lamandau yang telah meluangkan waktu agar penulis bisa melakukan kegiatan wawancara berkaitan dengan penelitian penulis. 8. Para Domang, Mantir Adat, dan warga masyarakat Desa Cuhai yang telah dengan senang hati rela memberikan petunjuk dan pengetahuan dalam penulisan skripsi ini. 9. Keluarga tercinta Papah, Mamah, dan Adikku yang telah memberikan dukungan moril, spiritual, materiil, dan memberikan perhatian kasih sayang hingga terselesainya penulisan skripsi ini. 10. Sepupu penulis, Kak Ucok, Yoski, Ojo yang setia menemani dan membantu penulis melakukan penelitian hingga terselesainya penulisan skripsi ini. 11. Keluarga yang ada di Salatiga, Mina Anis, Om Charles, Kak Sam, Kak Yoan, dan Key yang telah memberikan semangat kepada penulis hingga terselesainya penulisan skripsi ini. 12. Semua teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009. Terima kasih atas dukungan, bantuan, kerjasama, serta persahabatan yang kita jalin bersama. Tuhan Yesus memberkati kita semua. 13. Maria Gerrin Windrianti yang telah memberikan dukungan dan semangat sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini. vii
14. Teman-teman kos Blue Safir. Bapak Tri Parmoso, Jhon, Jhon Puyak, Yodi, Dana, Gio, Dodi, Agung, Rosby, dan Ojo. 15. Semua teman-teman yang tergabung dalam komunitas IndoManUtd_SLTG, terima kasih atas dukungan serta persahabatan yang kita jalin bersama. Tuhan Yesus memberkati kita semua. 16. Semua pemain Miracle FC, Coach Wawan Terima kasih atas dukungan serta persahabatan yang kita jalin bersama. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Pada akhirnya, penulis ucapkan terima kasih atas segala jerih payah dari semua pihak yang telah penulis terima, guna penulisan skripsi ini. Tuhan Yesus memberkati. Salatiga Mei 2013 Penulis viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN... iii LEMBAR PERYATAAN... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAKSI... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Batasan Penelitian... 3 E. Manfaat Penelitian... 4 F. Penjelasan Istilah Dalam Judul... 4 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori... 7 B. Upacara Kematian... 15 C. Tewah... 16 ix
D. Upacara Tradisional... 17 E. Tujuan Upacara Tradisional... 19 F. Komponen Upacara Tradisional... 23 G. Solidaritas... 25 H. Penelitian Yang Relevan... 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 27 B. Bentuk dan Strategi Penelitian... 27 C. Data dan Sumber Data... 27 D. Teknik Pengumpulan Data... 28 E. Analisis Data... 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Cuhai... 30 B. Upacara Tewah... 31 C. Pelaku Upacara Tewah... 32 D. Peralatan Upacara Tewah... 34 E. Prosesi Upacara Tewah... 35 F. Makna Upacara Tewah... 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 42 B. Saran... 42 DAFTAR PUSTAKA... 44 x
DAFTAR LAMPIRAN Peta Kabupaten Lamandau... 46 Surat Ijin Penelitian dari UKSW... 47 Surat Ijin Penelitian kepada Disparsenbud Kab. Lamandau... 48 Surat Ijin Kepada Kepala Desa Cuhai... 49 Surat Keterangan dari Disparsenbud Kabupaten Lamandau... 50 Daftar Pertanyaan dan Hasil Wawancara Bapak Albert Taguh... 51 Daftar Pertanyaan dan Hasil Wawancara Bapak Darius Pilos Pagi... 53 Daftar Pertanyaan dan Hasil Wawancara Masyarakat Desa Cuhai... 55 Dokumentasi Wawancara... 56 Dokumentasi Penelitian... 57 xi
ABSTRAKSI Dirgantara. 152009601. 2013. Upacara Tewah dan Maknanya Dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah. Skripsi : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana. (Pembimbing: Sunardi, S.Pd, M.Pd, Drs. Tri Widiarto, M.Pd) Di dalam masyarakat Lamandau masih kental budaya atau tradisi turun temurunnya yang dihormati dan diyakini sebagai suatu keharusan yang harus dilaksanakan. salah satu budaya atau tradisi di Lamandau yang dilaksanakan sampai sekarang adalah upacara Tewah. Upacara Tewah merupakan tradisi masyarakat Lamandau pada umumnya dan masyarakat Desa Cuhai pada khususnya. Upacara Tewah adalah prosesi mengantar arwah dalam perjalanannya ke alam akhirat. Tujuan dari upacara Tewah supaya arwah yang di-tewah-kan jalannya lapang ini juga sebagai ungkapan balas budi semasa hidupnya. Adapun makna yang dapat peneliti ambil dari upacara Tewah diantaranya adalah: upacara Tewah sebagai pemersatu antar manusia untuk menjalin hubungan sosial yang dapat menumbuhkan persatuan dan persaudaraan, upacara Tewah membina rasa solidaritas masyarakat Desa Cuhai yaitu adanya kebersamaan tanpa memandang status sosial. Kata kunci: Upacara, Tewah, solidaritas, Desa Cuhai xii
ABSTRACT Dirgantara. 152009601. 2013. Tewah Ceremony and Meaning in Fostering Sense of Community Solidarity in the Village District Cuhai Lamandau of Central Kalimantan. Thesis: Study of History Education Program, Faculty of Teaching and Education, Satya Wacana Christian University. (Advisor: Sunardi, S. Pd, M Ed, Drs. Tri Widiarto, M Ed). In a society or culture is still strong Lamandau down genealogies honored tradition and is believed to be a necessity that must be implemented. one culture or tradition in Lamandau implemented until now are Tewah ceremony. Tewah ceremony is a tradition Lamandau society in general and in particular Cuhai villagers. The ceremony was a procession led Tewah spirits on his way into the netherworld. The purpose of the ceremony so that the spirits are in Tewah-Tewah the paths "field" is also an expression of reciprocation during his lifetime. As for the meaning of the ceremony can take Tewah authors include: Meaning Tewah ceremony in the social life as a unifier between people to establish social relationships to foster unity and brotherhood, meaning Tewah ceremony in fostering a sense of community solidarity Cuhai village that is the togetherness regardless of status social. Keywords: Ceremony, Tewah, solidarity, Cuhai Village xiii