MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN (II) J A K A R T A SENIN, 26 SEPTEMBER 2011
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Windu Wijaya 2. Anwar Sadat ACARA Pemeriksasan Perbaikan (II) Senin, 26 September 2011, Pukul 14.15 14.25 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Anwar Usman (Ketua) 2) Muhammad Alim (Anggota) 3) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) Achmad Edy Subiyanto Panitera Pengganti 1
Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Windu Wijaya 2
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.15 WIB 1. KETUA: ANWAR USMAN Sidang Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa Perkara Nomor 50/PUU-IX/2011. Dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Kali ini adalah sidang yang kedua, silakan Pemohon memperkenalkan diri lagi sekaligus menjelaskan, ya, pada..., secara singkat hal-hal yang sudah diperbaiki. Silakan. 2. PEMOHON: WINDU WIJAYA Terima kasih, Yang Mulia. perkenalkan saya Windu Wijaya, Pemohon Prinsipal. Adapun perbaikan permohonan kami berkaitan dengan Pengujian materi terhadap muatan Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Adapun yang menjadi alasan Pemohon mengajukan permohonan ini adalah yang pertama, terkait kewenangan Mahkamah Konstitusi bahwa ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 Juncto Pasal 10 ayat (1) huruf a, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (suara tidak terdengar jelas), diperbaiki itu bahwa berdasarkan hal-hal tersebut Pemohon berpendapat bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang memeriksa dan memutus permohonan pengujian materi terhadap muatan Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2). Berkaitan dengan legal standing Pemohon bahwa Pemohon merupakan warga negara Indonesia berdasarkan bukti KTP yang memiliki hak-hak konstitusional yang dijamin untuk mendapatkan pengakuan jaminan perlindungan persamaan hukum dan kepastian hukum yang adil bebas dari perlakuan diskriminatif dalam bingkai negara hukum. Bahwa Pemohon saat ini merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Tarumanegara berdasarkan Kartu Tanda Mahasiswa. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 28E, yang menegaskan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya. Berdasarkan hal tersebut Pemohon mempunyai hak untuk menyampaikan pemikiran, gagasan, ide, guna membangun bangsa negara 3
dan pemerintahan yang merupakan bagian dari peran serta warga negara dalam penegakan hukum dengan mengedepankan asas persamaan hukum bagi setiap warga negara. Bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki potensi untuk berbuat kejahatan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, di samping perlakukan, di samping perilaku baik itu sendiri, sehingga potensi kemungkinan setiap orang untuk ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, maupun terpidana atau suatu kejahatan yang dilakukannya juga sangat besar, sangat terbuka sehingga setiap orang berpotensi dirugikan hak konstitusionalnya untuk diperlakukan yang sama di hadapan hukum apabila tindakan penyidikan dan penyelidikan terhadap kepala daerah dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Presiden atas permintaan penyidik. Sementara warga negara lain yang bukan berkedudukan sebagai kepala daerah dan atau wakil kepala daerah tidak mendapatkan perlakukan dan keistimewaan hukum yang sama seperti yang diberikan kepada kepala daerah dan atau wakil kepala daerah. Berkaitan dengan pokok permohonan. Bahwa norma yang terkandung dalam Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2), Undang-Undang Dasar, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan norma yang diskriminatif karena bertentangan dengan hakhak konstitusional Pemohon sehingga harus dinyatakan inkonstitusional. Bahwa Undang-Undang Dasar Tahun 1945, secara tegas tidak memberikan wewenang memberikan campur tangan Presiden, eksekutif dalam penegakan hukum. Dengan demikian tindakan penyelidikan dan penyidikan terhadap kepala daerah dan atau wakil kepala daerah dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Presiden atas permintaan penyidik tidak memiliki dasar konstitusional. Dengan kata lain merupakan kebijakan yang inkonstitusional. Petitum. Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, Pemohon dengan ini memohon kiranya Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berkenan memeriksa, mengadili, dan memutus permohonan Pemohon dengan putusan yang amarnya sebagai berikut, menerima dan mengabulkan seluruh permohonan Pemohon, menyatakan Pasal 36 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, menyatakan Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak dibacakan putusan dalam permohonan ini. Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya. Terima kasih, Yang Mulia. 4
3. KETUA: ANWAR USMAN Ya, baiklah jadi ini perbaikannya sesuai dengan arahan ya dari Majelis Panel waktu itu ya? 4. PEMOHON: WINDU WIJAYA Betul, Yang Mulia. 5. KETUA: ANWAR USMAN Ada bukti yang diajukan, ya? 6. PEMOHON: WINDU WIJAYA Bukti berkaitan dengan kar, dengan ( ) 7. KETUA: ANWAR USMAN Berkaitan dengan permohonannya kan? Di sini ada ( ) 8. PEMOHON: WINDU WIJAYA Bukti KTP sama kartu tanda ( ) 9. KETUA: ANWAR USMAN P-1, P-2, sampai P-3. P-1, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ya benar ya? 10. PEMOHON: WINDU WIJAYA Benar. 11. KETUA: ANWAR USMAN P-2, tentang Artikel Internet? 12. PEMOHON: WINDU WIJAYA Betul. 5
13. KETUA: ANWAR USMAN Kemudian P-3, kartu tanda penduduk atas nama Windu Wijaya, Saudara sendiri ya? 14. PEMOHON: WINDU WIJAYA Betul, Yang Mulia. 15. KETUA: ANWAR USMAN Nah karena Pemohonnya ini cuma satu, kartu tanda penduduk atas nama Anwar Sadat, enggak jadi ya? 16. PEMOHON: WINDU WIJAYA Enggak jadi, Yang Mulia. 17. KETUA: ANWAR USMAN Ha? 18. PEMOHON: WINDU WIJAYA Kartu, kartu tan, kartu tanda penduduk atas nama Windu Wijaya. 19. KETUA: ANWAR USMAN Yang Anwar Sadat? Enggak jadi, ya? 20. PEMOHON: WINDU WIJAYA Enggak jadi, Yang Mulia. 21. KETUA: ANWAR USMAN Oh ya, gitu. Enggak jadi Pemohon, jadi Saudara sendiri ya? Baiklah kalau begitu alat bukti saya nyatakan disahkan. KETUK PALU 1X Saudara Pemohon, untuk kelanjutan dari permohonan Saudara, dari perkara Saudara, nanti akan diberitahu oleh Kepaniteraan ya. Yang 6
jelas dari hasil sidang pertama dan sidang kedua ini akan kami sampaikan ke Majelis, ke Pleno ya, melalui RPH ya. Apakah nanti ada sidang lanjutan atau mungkin cukup di sini akan langsung diputus. Nah, nanti Saudara tunggu ya kapan diberitahu dan dipanggil lagi oleh Kepaniteraan. Jadi, Saudara tinggal menunggu saja ya. 22. PEMOHON: WINDU WIJAYA Baik, Pak. 23. KETUA: ANWAR USMAN Ada hal-hal lain yang ingin Saudara sampaikan? 24. PEMOHON: WINDU WIJAYA Cukup, Yang Mulia. 25. KETUA: ANWAR USMAN Baiklah kalau memang tidak ada lagi, maka sidang saya nyatakan selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 14.25 WIB Jakarta, 26 September 2011 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d. Paiyo NIP. 19601210 198502 1 001 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 7