MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A SENIN, 18 JULI 2011

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan terhadap Undang-Undang Dasar 1945 PEMOHON - Widyastuti Soerojo - Muherman Harun - Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Senin, 18 Juli 2011, Pukul WIB Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Muhammad Alim (Ketua) 2) Anwar Usman (Anggota) 3) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) Saiful Anwar Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: Kuasa Hukum Pemohon: - Rizki Zulkarnain - Andry Oktriawan - Mustakim - Alfred Koko 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: MUHAMMAD ALIM Sidang Pemeriksaan Permohonan Nomor 43/PUU-IX/2011 kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Saudara Pemohon atau Kuasanya, kami persilakan siapa yang hadir pada kesempatan ini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: RIZKI ZULKARNAIN Saya Rizki, izin bicara, Majelis, saya Rizki Zulkarnain, S.H. 3. KUASA HUKUM PEMOHON: ANDRY OKTRIAWAN Saya Andry Oktriawan, S.H. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Saya Mustakim, S.H., M.H. 5. KUASA HUKUM PEMOHON: ALFRED KOKO Saya Alfred Koko, S.H. 6. KETUA: MUHAMMAD ALIM Jadi empat orang yang hadir, ya? 7. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Ya. 8. KETUA: MUHAMMAD ALIM Siapa, saya ulangi kembali Alfred Koko, satu yang berikutnya? 3

5 9. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Mustakim, S.H., M.H. 10. KETUA: MUHAMMAD ALIM Mustakim. Yang satu lagi? Nomor berapa Saudara di sini? Nomor sembilan, ya? 11. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Sembilan, Majelis. 12. KETUA: MUHAMMAD ALIM Oh, Oktriawan ya? 13. KUASA HUKUM PEMOHON: ANDRY OKTRIAWAN Ya. 14. KETUA: MUHAMMAD ALIM Oke yang satu lagi? 15. KUASA HUKUM PEMOHON: RIZKI ZULKARNAIN Rizki Zulkarnain. 16. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM KETUA: MUHAMMAD ALIM ya? 18, ya? Oke, baik. Ini kan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri, 18. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Baik. 4

6 19. KETUA: MUHAMMAD ALIM Kuasanya, oke. Baiklah, seperti biasanya coba disampaikan pokokpokok permohonannya, tidak usah seluruhnya, artinya inti-intinya saja. Ya kewenangan Mahkamahnya, legal standing-nya, kemudian uraian mengenai hal-hal yang apa yang dimohonkan, lalu apa yang menjadi petitumnya. Saya persilakan ringkas-ringkas saja, karena ini kan kita sudah baca juga. Oke? 20. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Baik, terima kasih, Majelis Mahkamah, Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat. Pada hari ini kita mengajukan sebuah permohonan uji materiil terkait dengan soal penjelasan Pasal 114 Undang- Undang Nomor 36, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana kami selaku Kuasa Hukum mewakili daripada Pemohon diantaranya adalah Dr. Widyastuti Soerojo, M.Sc., kemudian Dr. Muherman Harun, dan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia atau disingkat ISMK, ISMKMI, untuk dipercayakan mengajukan sebuah permohonan terkait dengan soal penjelasan Pasal 114. Pertama, yang kami ingin sampaikan adalah mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi terkait dengan soal uji yang sedang kita ajukan. Yang pertama, merujuk kepada Pasal 24 ayat (2) Perubahan Ketiga Undang- Undang Dasar 1945, dimana kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang di bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Kemudian pasal selanjutnya adalah Pasal 24C ayat (1) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945, kemudian Pasal 10 ayat (1) Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, dan pasal tentang Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 6/PMK/25 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian Undang-Undang, kemudian Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, itu tentang kewenangan Mahkamah Konstitusi. Kemudian yang kedua, poin yang kedua yang mau kita jelaskan adalah tentang kedudukan hukum, legal standing, dan kepentingan konstitusional dari para Pemohon. Dimana dari dua Pemohon, yaitu pemohon I dan Pemohon II, itu masing-masing adalah seorang warga negara Indonesia. Kemudian, kebetulan kapasitasnya sebagai seorang dokter, yang secara ketentuan Undang-Undang Kesehatan merupakan ada kewajiban bagi mereka untuk memberikan sebuah, apa namanya, perlindungan terkait dengan soal kesehatan. 5

7 Yang kedua adalah soal ikatan, Pemohon yang ketiga itu adalah Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia, dimana di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya, sebagaimana dijelaskan di dalam Bab IV Tujuan dan Tugas, Pasal 6 dan Pasal 7, dimana di situ disebutkan tujuan umum dari ISMKMI adalah menjalin persatuan dan kesatuan antar Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat se-indonesia dalam rangka pembinaan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat se-indonesia sebagai insan yang menghayati dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu kesehatan masyarakat. Sedangkan di dalam tujuan khususnya, terlihat bahwa meningkatkan kepekaan dan peranan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat dalam mengkritisi pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan kesehatan masyarakat pada khususnya, dan meningkatkan peran aktif dalam upaya dan preventif demi mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan produksi. Itu mengenai legal standing daripada Pemohon. Kemudian mengenai alasan-alasan yang kita ajukan, yang pertama kita berpendapat bahwa penjelasan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, itu sepanjang mengenai kata-kata frase dapat menimbulkan sebuah ketidakpastian, ketidakserasian dan ketidakseimbangan hukum, dimana terlihat jelas penjelasan Pasal 114 yang menyebutkan bahwa peringatan kesehatan dalam ketentuan ini adalah tulisan yang jelas dan mudah terbaca, dan dapat disertai gambar atau bentuk lainya. Dimana Ketentuan Pasal 114 ini kalau kita lihat dengan ketentuan lain dalam Undang-Undang Kesehatan yaitu Pasal 119, dimana di situ dikatakan bahwa setiap orang dengan sengaja memproduksi atau memasukkan rokok ke dalam wilayah negara Indonesia..., Republik Indonesia, dengan tidak mencantumkan peringatan kesehatan berbentuk gambar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114, dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp ,00. Dari ketentuan itu terlihat jelas bahwa ada ketidakkonsistensi dalam sebuah peraturan perundang-undangan. Makanya dalam itu kita mengajukan uji materiil ini dengan melandaskan kepada..., tadi kita sebutkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan..., Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, dimana Pasal 6..., Pasal 5 dan Pasal 6 di situ disebutkan beberapa asas-asas yang terkait dengan dalam proses pembentukan dan materi muatan yang ada di dalamnya. Sehingga di situ ketika tidak memunculkan suatu konsistensi yang akhirnya menimbulkan ketidakpastian bagi masyarakat dalam hal soal peringatan dalam memproduksi rokok. Kemudian yang kedua, alasan yang kita ajukan adalah peringatan tertulis yang sekarang ini ada di dalam Pasal 114, yang kemudian dijelaskan 6

8 oleh penjelasan di dalam Pasal 114, itu tidak memberikan sebuah pendidikan dan informasi yang jelas dan terbuka kepada masyarakat. Dan yang ketiga adalah soal efektivitas peringatan berbentuk gambar dalam bungkus rokok, dimana seperti yang kita kaitkan tadi bahwa sebuah peringatan itu harus menunjukkan sebuah informasi yang jelas dan terbuka kepada masyarakat. Oleh karena itulah peringatan yang hanya bentuk tertulis itu tidak memberikan sebuah informasi yang jelas dan terbuka kepada masyarakat. Oleh karena itulah berdasarkan pada hal-hal tersebut di atas, kita menganggap bahwa penjelasan Pasal 114 sepanjang kata-kata frasa dapat itu bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1), 28F, dan 28H ayat (1). Karena itu, kita meminta dan memohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk mengabulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Menerima dan mengabulkan permohonan para Pemohon untuk selanjutnya..., seluruhnya. 2. Menyatakan materi muatan dalam penjelasan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, sepanjang mengenai frasa dapat dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (1), 28F, dan 28H ayat (1). 3. Menyatakan materi muatan dalam Pasal 114 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, sepanjang mengenai frasa dapat tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Sehingga penjelasan Pasal 114 Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, seharusnya berbunyi, Yang dimaksud dengan peringatan kesehatan dalam keterangan ini adalah tulisan yang jelas dan mudah terbaca dan disertai gambar atau bentuk lainya. 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 5. Bila Majelis Hakim pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai keputusan lain, mohon putusan yang seadil-adilnya, ex aequo et bono. Demikian, Majelis Hakim, permohonan yang sedang kami ajukan. Terima kasih. 21. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Ini minta dikonfirmasi ya tentang halaman 9 huruf C itu ya. Itu pasal, penjelasan Pasal 114 dan Pasal 199 Undang-Undang a quo, ya, menunjukkan adanya pertentangan satu dengan lainya. Pertentangannya itu hanya dengan itu saja, antara penjelasan Pasal 114 dengan Pasal 199? Penjelas..., maksudnya penjelasannya, apa pasalnya? 7

9 22. KUASA HUKUM PEMOHON: RIZKI ZULKARNAIN Izin, Majelis. 23. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Ya. 24. KUASA HUKUM PEMOHON: RIZKI ZULKARNAIN Kami..., hardcopy kami kebetulan baru dikopi, kami tadi mempunyai ini (...) 25. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Anda itu, itu di belakang Anda itu, itu-itu di belakang Anda. 26. KUASA HUKUM PEMOHON: RIZKI ZULKARNAIN Ya, izin untuk mengambil, Majelis. 27. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Itu di situ sudah., ini, ini harus jelas ketentuan penjelasan Pasal 114 dan Pasal 199, itu antara pasal..., penjelasan dengan pasal atau antara penjelasan dengan penjelasan? Itu, oke nanti dianu ya, di..., ditegaskan saja. Kemudian yang berikutnya lagi, Anda kan semacam punya..., punya pendirian bahwa suatu peringatan kesehatan, itu harus jelas, mudah terbaca, disertai gambar atau bentuk, dan disertai gambar atau bentuk. Itu dan itu berarti kan kumulasi? Jadi, di samping tulisan jelas dan terbaca, harus ada gambar atau dapat juga disertai gambar? Kalau ini sepertinya kumulasi, tapi itu nanti saya minta dijelaskan dan harus ada, ada argumentasinya. Sebab di depan itu, di pokok permohonan itu, Anda berargumentasi bahwa frasa dapat, frasa dan kata itu juga Anda harus jelas, kalau cuma dapat, itu frasa apa kata, kan gitu kan? Frasa itu apa, kata itu apa, kalimat itu apa? Ini supaya tidak menjadi soal di kemudian hari, karena ada bedanya itu antara kata, frasa, dan kalimat, begitu ya. Kemudian yang berikutnya lagi adalah pertentangan. Saya ingin mengulang lagi tentang, Anda kan berargumentasi bahwa kata dapat itu menimbulkan implikasi pertentangan. Lah, pertentangannya itu dengan konstitusi, apa antara pasal dengan pasal, atau antara penjelasan dan 8

10 pasal, atau antara penjelasan dan penjelasan, sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum, atau pertentangannya dengan konstitusi? Nah, begitu. Ini kalau saya membaca sepintas, itu kesan saya ada ketentuan yang terdapat di dalam pasal itu bila dihadapkan dengan pasal yang lain menimbulkan ketidakjelasan. Ketidakjelasan itu mengakibatkan tidak adanya kepastian hukum. Nah, ini berarti untuk sampai bertentangan dengan konstitusi itu merupakan tahap kedua kan, tidak jelas dulu, baru menimbulkan ketidakpastian, kan gitu. Nah, itu supaya dipastikan saja, sehingga kami mengujinya itu mudah. Apa ya kalau diuji dengan ini, berarti tidak menimbulkan kepastian. Nah, termasuk jelas tadi. Tidak jelas dulu baru menimbulkan ketidakpastian, atau tidak jelas itu merupakan soal konsititusionalitas. Oke, itu saja Pak, terima kasih. 28. KETUA: MUHAMMAD ALIM Silakan, Pak Anwar. 29. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Dari segi struktur, format permohonannya mungkin tidak ada catatan dari saya, paling tidak, tapi dari, ini surat kuasa, ada beberapa Kuasa yang belum tanda tangan, apa memang tidak jadi? 30. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Maaf, Majelis, pada saat itu kebetulan yang menerima kuasa berada dalam posisi ada di luar kota, jadi tidak bisa tanda tangan. 31. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Tapi tetap ya? Tetap menjadi Kuasa juga? 32. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Tetap, Majelis. 33. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Jadi ini disempurnakan ya? 9

11 34. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Oke, baik, Majelis. 35. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Surat kuasa maupun, ini dalam permohonannya kan ada 3, 4 orang. Lainnya saya rasa sudah cukup. 36. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ya, Saudara Pemohon ya, di halaman 3 permohonan Saudara, di sini kewenangan Mahkamah Konstitusi itu sebenarnya, yang nomor 1 boleh juga, nomor 2 itu mutlak, nomor 3 juga itu mutlak, cuma ditambah lagi satu, itu Kewenangan Mahkamah itu karena berhubungan dengan angka 1 Kewenangan Mahkamah yang Saudara tulis itu, Pasal 24, itu kan Mahkamah Konstitusi adalah pelaksana kekuasaan kehakiman, pelaku kekuasaan kehakiman. Maka Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, itu juga merupakan dasar Kewenangan Mahkamah Konstitusi meskipun itu hanya mengulangi bunyi pasal yang sebelumnya. Jadi, itu yang, kalau kewenangan Mahkamah saya kira itu, itu ada empat barangkali tambahan Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun Yang ke bawah ini, ini kan seperti Undang-Undang PMK, bolehlah. Yang nomor 6 itu, yang nomor 7 barangkali tidak masuk pun tidak apaapa karena itu kan Undang-Undang, karena di sini yang didasarkan pegangannya itu adalah konstitusinya dulu baru undang-undang. Ini kan soal kewenangan. Nah ini, ini yang nomor 7 ini bukan soal kewenangan ini, ini soal rancunya mungkin sesuatu yang menurut Saudara, itu tidak usah. Saya sarankan tidak usah, tapi kalau mau dikasih langsung ndak apa-apa juga, gitu. Kemudian kalau saya baca di halaman 8 permohonan Saudara, tolong dicermati halaman 8, rupanya yang ditanyakan oleh Yang Mulia tadi yang di sini kata dapat yang terdapat dalam penjelasan Pasal 114 itu menurut Anda bertentangan dengan 199. Karena di sini kata dapat, sedangkan di sini dipidana lho kalau dia tidak kasih masuk, apa yang, dengan tidak mencantumkan peringatan kesehatan berbentuk gambar, ya kan? Ini kok dipidana? Kok ini kok hanya dapat, kalau dapat kan alternatif, boleh ada boleh tidak, kan gitu? Sekalipun kata Yang Mulia tadi komulatif, ini memang ya komulatif karena kata dan. Jadi, jadi seperti yang Saudara mohonkan, Yang jelas mudah terbaca dan disertai gambar dan/atau bentuk lainnya, kan gitu yang 10

12 Saudara minta? Kata dapat -nya itu dianu, jadi kata Yang Mulia tadi yang Saudara uji ini, pertentangkan adalah penjelasan Pasal 114 khususnya kata dapat itu dengan 199 ayat (1) Undang-Undang 36, kan begitu toh? Ya kan, di halaman 8 itu begitu maksudnya. Karena ini kan yang huruf b-nya itu 199 itu kan mutlak, dipidana malah kalau dia tidak masukkan. Sedangkan di sini penjelasnya hanya kata dapat. Nah, itu yang Saudara maksudkan supaya itu dihilangkan kata dapat itu karena itu bertentangan. Ini kok dapat, alternatif lho. Kalau dapat itu boleh, boleh ada boleh tidak ada. Tapi kalau anu, kalau dipidana itu mutlak, kalau tidak dipid, kalau tidak dimasukkan kan dipidana. Itu, itu mengenai barangkali. Nah, kemudian ini kalau antara pasal yang satu atau penjelasan dengan pasal lain dalam satu undang-undang yang sama, itu merujuk kepada Pasal 20 del, 28D ayat (1) Kepastian Hukum yang Adil. Mana yang pasti? Yang ini yang dapat atau yang ini mutlak, gitu lho. Itu, itu Pasal 28D dia punya cantolan itu, ya. Kepastian hukum yang adil, jangan kepastian hukum saja, kepastian hukum yang adil, gitu. Nah, kalau ada pasal lain, monggo silakan. Kemudian di petitum ini, ini, ini, ini relevan ini karena petitum ini Anda ya, apa yang Anda minta. Jadi, menyatakan materi muatan penjelasan pasal, sepanjang kata dapat toh? Frasa dapat, nanti apakah frasa atau kata, itu terserah nanti Saudara, lihat baik-baik di Kamus Umum Bahasa Indonesia. Dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (1), ada yang lain yang Saudara masukkan. Lalu mestinya ayat, angka 3 juga itu menyatakan materi muatan penjelasan, tidak boleh Pasal 114, bukan, bukan Pasal 114 yang Anda uji. Penjelasan kata dapat itu lho, ada di penjelasan 114-nya tidak ada kata dapat itu ya! Angka 3-nya itu jadi menyatakan materi muatan penjelasan, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, kan begitu? Dinyatakan dulu bertentangan, di atas sudah disebut penjelasan, di, di angka 3 tidak lho. Mungkin nanti itu manusiawi sifatnya kelupaan dan itu dianukan. Permintaan putusan ini, oke seterusnya. Ini apa Yang Mulia sampaikan dan saya sampaikan ini, kami bertiga sampaikan, itu adalah saran. Saran itu adalah milik Saudara, Saudara mau terima atau tidak terima itu kan hak Saudara, tidak ada orang yang bisa maksa. Kami punya kewajiban, jadi kami lakukan. Bahwa Anda setuju atau tidak setuju itu urusan lain. Ya, saya, saya persilakan barangkali ada tanggapannya. 37. KUASA HUKUM PEMOHON: MUSTAKIM Ya, saya pikir cukup, Majelis. Terima kasih atas saran-sarannya. 11

13 38. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ya, begini, kalau Saudara menerima, mau, mau melaksanakan, silakan. Dan itu waktu bagi Saudara menurut undang-undang adalah paling lama 14 hari. Bukan 14 hari kerja, 14 hari lho, 14 hari. Kalau lebih cepat lagi alhamdulillah, lebih bagus. Karena itu speedy justice, artinya peradilan menjadi lebih cepat. Jadi Saudara punya kesempatan paling lama 14 hari untuk memperbaiki permohonan Saudara, kalau Saudara berkenan. Dan sesudah Saudara perbaiki, langsung dimasukkan di kepaniteraan untuk ditentukan kemudian lagi acara selanjutnya, ya. Tidak ada lagi pertanyaan? Dengan demikian, sidang saya nyatakan selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 18 Juli 2011 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d. Paiyo NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 12