MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XIII/2015

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG N OMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SELASA, 8 SEPTEMBER 2015

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan [Pasal 50 ayat (2)] dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan [Pasal 1 angka 3, Pasal 12 huruf a, dan Pasal 82 ayat (3) huruf a] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. PT Inanta Timber & Trading Co. Ltd ACARA Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 8 September 2015, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Maria Farida Indrati (Ketua) 2) Aswanto (Anggota) 3) Suhartoyo (Anggota) Yunita Rhamadani Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Gugum Ridho 2. Muhammad Dzul Ikram 3. Bayu Nugroho ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Sidang dalam Perkara Nomor 98/PUU-XIII/2015 dinyatakan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Selamat siang, hari ini kita akan melakukan sidang perbaikan permohonan untuk pengujian Undang-Undang Nomor 41 tentang Kehutanan dan juga pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Pertama kali saya mohon untuk menjelaskan siapa yang hadir dalam persidangan ini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Terima kasih. Kami Pemohon, Yang Mulia, hadir saya Gugum. Kemudian samping kiri saya ada Bayu dan di kanan saya ada Ikram. Kita sudah menyerahkan file dokumen perbaikannya di Kepaniteraan tadi pagi dan sesuai arahan dari Yang Mulia kemarin ada beberapa memang yang sudah kita drop terutama kita (...) 3. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, lebih dahulu siapa yang hadir di sini? Dijelaskan terlebih dahulu. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Ya, saya (...) 5. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Yang hadir. KETUK PALU 3X 6. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Yang hadir saya Gugum Ridho Putra, Yang Mulia. Lalu yang di kiri, Bayu Nugroho. Dan yang kanan, Muhammad Dzul Ikram. 1

5 7. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Oke, ya. Ya, selanjutnya kita sudah menerima perbaikan permohonannya, tapi saya minta Anda untuk menjelaskan secara ringkas apa yang telah Anda perbaiki. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Baik, Yang Mulia. Pertama, norma pengujian yang kami ujikan di sini kami hanya fokus kepada Pasal 50 ayat (2) saja di Undang-Undang Nomor 41 Tahun Lalu untuk undang-undang yang nomor 13 tahun... Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 kami drop, tidak jadi diuji semuanya. Lalu kemudian di halaman pertama itu, kami sudah melengkapi terkait nomor-nomor akta pendirian PT Inanta Timber ini yang menunjukkan bahwa Ir. Sofandra sebagai direktur yang memang berwenang untuk mewakili perusahaan ke luar. Lalu lebih lanjut lagi kedudukan Pemohon (legal standing) juga sudah kami jelaskan, di halaman 4 lebih lanjut mengenai kedudukan Ir. Sofandra selaku direktur PT Inanta dan juga kerugian konstitusional, Yang Mulia, terkait kasus hukum yang dialami oleh Pemohon sudah diulas di sana beserta kerugian-kerugian konstitusionalnya. Lalu mengenai normanya di halaman 6, kita fokus ke Pasal 50 ayat (2) pada intinya kami memandang bahwa Pasal 50 ayat (2) ini multitafsir ketika dibaca secara keseluruhan agak sulit bagi kita untuk menentukan dia masuk delik apa karena kalau dalam batang tubuhnya Pasal 50 ayat (2) itu memberikan predikat delik perbuatan, gitu, melarang kepada pemegang izin untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan kerusakan hutan. Tetapi kemudian ketika dibaca penjelasannya, penjelasannya tidak memperinci apa saja itu perbuatan yang menimbulkan perbuatan kerusakan hutan. Alih-alih justru hanya menjelaskan akibatnya, akibat dari perbuatan kerusakan itu seperti apa sehingga kami memandang ada pertentangan di sini sehingga ada pertentangan dengan asas hukum pidana, asas legalitas ketika predikat perbuatan itu tidak bisa dijelaskan secara konkret sehingga dia rawan untuk disewenang-wenangkan, seperti itu. Nah, kemudian terkait kasus ini Pasal 50 ayat (2) dengan (...) 9. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Mungkin agak lebih jelas, ya. Karena Anda direkam. 2

6 10. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Oke, terkait dengan kasus hukum PT Inanta ini, kami memberikan ilustrasi di halaman 14. Jadi pada halaman itu kami menjelaskan bahwa selaku pemegang izin, kami memang... Pemohon diberikan wilayah pemanfaatan hutan seluas wilayah hektar itu, kemudian ia memang dibagi ke dalam wilayah-wilayah kecil yang setiap tahun yang dinamakan RKT. Kami memberikan ilustrasi di sana, Yang Mulia, RKT 1, 2, 3, sampai RKT 10 misalnya. Lalu pada tahun pertama memang diberikan kewenangan untuk menebang di RKT yang pertama, tapi di dalam lapangan memang sering juga terjadi kesalahan prosedur di mana tanpa sengaja ternyata ketika melakukan penebangan sudah masuk beberapa meter ke wilayah RKT tahun selanjutnya. Nah, persoalan ini sebenarnya sudah ada jalur penyelesaiannya, yaitu melalui PP Nomor 34 Tahun 2002, di sana dikatakan bahwa ketika ada penebangan yang berada di luar RKT, mekanismenya sudah ada melalui mekanisme administratif. Tapi kemudian penebangan di luar RKT ini dalam pandangan penegak hukum, dia dianggap sebagai penebangan yang di luar izin. Kalau penebangan di luar izin, itu ilegal logging, Yang Mulia. Dan padahal satu wilayah izin itu adalah seluruh HPH ini biarpun dia RKT-nya itu across, melewati batas RKT tahun itu. Jadi, sesungguhnya dia masih dalam izin. Jadi, dia menurut kami itu tidak tepat kalau dikatakan penebangan di luar RKT bisa dikenakan pidana Pasal 50 ayat (2) ini. Nah, pada intinya demikian, Yang Mulia. Lalu kemudian, yang bagian petitum juga sudah kita perbaiki. Hanya Pasal 50 ayat (2), yang pertama, kami memohon mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya. Dan kedua, menyatakan Pasal 50 ayat (2) seluruhnya itu bertentangan dengan Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) Undang- Undang Dasar Tahun 1945 dan memohon Yang Mulia memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. 11. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, baik. Ya, Anda telah menyerahkan alat bukti P-1 sampai dengan P-3, tapi P-1-nya tidak ada dan daftar buktinya tidak ada. 12. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Oke, Yang Mulia. Kebetulan karena memang Pemohon ini domisilinya di Medan, kita di Jakarta, sampai hari ini juga kami sedang menunggu kiriman berkas-berkas tambahan untuk mendapatkan bukti yang ada di sini, sehingga mungkin kami mohon waktu sebelum persidangan selanjutnya akan segera kita lampirkan. 3

7 13. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Jadi, yang ada P-2 dan P-3, ya. Saya sahkan. KETUK PALU 1X Nanti alat bukti yang lainnya kalau Anda mau sampaikan nanti bisa sesudah sidang ini, langsung ke Kepaniteraan, ya. 14. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Baik, Yang Mulia. 15. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Masih ada yang mau dibicarakan? 16. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Begini karena memang ada suplai-suplai dokumen yang kami sedang tunggu juga dari Pemohon Prinsipal, kalau misalnya diizinkan, kalau ada bahan-bahan yang bisa kami tambahkan untuk diperbaiki dalam perbaikan ini, kalau misalnya Yang Mulia izinkan, kami akan mencoba memperbaiki, tapi tidak menambah jadwal sidang yang baru. Jadi, dimasukkan di Kepaniteraan saja. 17. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, kalau untuk perbaikan sudah tidak bisa karena waktunya sudah selesai hari ini, ya. Tapi kalau Anda mau mengajukan alat-alat bukti yang lainnya masih bisa. Nah, ini akan kita sampaikan kepada Rapat Permusyawaratan Hakim untuk ditindaklanjuti apakah permohonan ini langsung nanti bisa dilanjutkan ke Pleno atau tidak karena kita hanya melaksanakan sidang permulaan, pendahuluan saja. Oke, ya. 18. KUASA HUKUM PEMOHON: GUGUM RIDHO PUTRA Baik, Yang Mulia. 4

8 19. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ada yang masih? Ya karena dianggap sudah cukup, maka sidang ini saya nyatakan selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 8 September 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 5