MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 51/PUU-XV/2017

Transkripsi

1 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 51/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SENIN, 11 SEPTEMBER 2017

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 51/PUU-XV/2017 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji [Pasal 24 huruf a, Pasal 46 ayat (2), dan Pasal 48 ayat (1)] terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON Muhammad Sholeh ACARA Perbaikan Permohonan (II) Senin, 11 Agustus 2017, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Anwar Usman (Ketua) 2) Aswanto (Anggota) 3) Wahiduddin Adams (Anggota) Saiful Anwar Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Muhammad Sholeh B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Moh. Noval Ibrohim Salim ii

4 1. KETUA: ANWAR USMAN Sidang Perkara Nomor 51/PUU-XV/2017 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Pemohon, silakan memperkenalkan diri lagi, siapa yang hadir? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: MOH. NOVAL IBROHIM SALIM Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Perkenankan kami untuk memperkenalkan diri pada siang yang hadir pada sidang hari ini. Saya sendiri selaku Kuasa Hukum Pemohon (Mohammad Noval Ibrahim Salim) dan di sebelah kiri saya, Prinsipal Pemohon (Mohammad Sholeh). Terima kasih, Yang Mulia. 3. KETUA: ANWAR USMAN SIDANG DIBUKA PUKUL WIB KETUK PALU 3X Ya, baik. Agenda persidangan hari ini adalah untuk perbaikan. Perbaikan permohonannya sudah diterima dan sudah dibaca, ya. Silakan untuk menyampaikan hal-hal yang diperbaiki. Itu saja, ya. Jadi tidak perlu disampaikan secara keseluruhan, yang diperbaiki saja. Silakan. 4. PEMOHON: MUHAMMAD SHOLEH Terima kasih, Yang Mulia. Berdasarkan sidang sebelumnya atas masukan dari Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Mulia, ada beberapa yang kami perbaiki. Pertama, terkait penekanan kami bahwa Pasal 24A[Sic], Pasal 46, Pasal 48 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 ini mengandung ketidakpastian hukum, tidak ada perlindungan hukum bagi Pemohon. Dimana di dalam undang-undang a quo tidak diaturnya pengelolaan dana haji dengan mekanisme sistem regular. Artinya begini, Yang Mulia, untuk calon jemaah haji yang kebetulan setelah menunggu daftar tunggu (waiting list) 10 atau 15 tahun, tiba-tiba pada saat dipanggil tidak punya uang untuk melunasi, maka nomor porsinya itu akan diundur, artinya diberikan kepada nomor di belakangnya. Nah, fakta ini memperkuat bahwa undang-undang yang digugat oleh Pemohon ini memberikan tidak ada perlindungan hukum. Mestinya, dengan adanya dana yang jumlahnya mendekati Rp100 triliun harusnya tidak hanya untuk investasi, tapi juga memberikan bantuan 1

5 dana talangan kepada calon jemaah haji yang kebetulan pada saat pelunasan tidak mampu membayar pelunasan. Itu yang pertama. Yang kedua yang kedua, Yang Mulia, kami juga di sini melampirkan, ternyata setelah kita baca-baca di dalam putusan Mahkamah Konstitusi, undang-undang ini pernah dimohonkan pada tahun 2015 dengan Nomor Perkara 12/PUU-XIII/2015, tetapi pasalpasalnya berbeda dengan yang dimohonkan oleh Pemohon. Tetapi di dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah juga berbicara terkait dengan setoran BPIH. Nah, di sini Mahkamah berpendapat bahwa seseorang yang telah mendaftar dan membayar setoran awal akan terkualifikasi sebagai calon jemaah yang mampu, bukan sesorang yang sekadar mendaftarkan diri padahal belum memiliki kemampuan finansial yang memadai, yang kemungkinan besar justru akan menghambat orang lain secara finansial telah memiliki kemampuan. Nah, kami terus terang, Pemohon, tidak sependapat dengan pertimbangan Mahkamah ini karena bagi Pemohon orang mendaftar itu tentu dia punya keseriusan ingin berangkat haji. Bahwa biaya yang sangat mahal ini tentu bagi Pemohon ini adalah sebuah cara yang bukan mendiskriminasi, tetapi mendiskualifikasi agar orang-orang meskipun punya keinginan besar, tapi karena dana terbatas tidak punya keuangan Rp ,00 itu dengan sendirinya mau tidak mau harus tersingkir. Padahal kami memberikan contoh di dalam permohonan di dalam perbaikan ini, bisa jadi ada calon yang tiga tahun lagi punya uang, Rp ,00 atau lebih mungkin dia ikut arisan, tapi karena tahun sekarang tidak punya kemampuan Rp ,00 Rp ,00 sehingga dia harus tersingkir. Nah, kami di dalam perbaikan ini juga melampirkan ternyata pemerintah pada tahun 2013, Menteri Agamanya pada waktu itu masih dijabat oleh Bapak Suryadharma Ali, pernah berkeinginan menaikkan BPIH yang awalnya Rp ,00 dinaikkan Rp ,00, akan dinaikkan lagi menjadi Rp ,00 dengan pertimbangan dengan peningkatan setoran pendaftar akan berpotensi terjadi akumulasi pada tahun 2020 bisa menembus BPIH ini Rp150 triliun. Ini memperkuat bagi Pemohon bahwa memang BPIH dimahalkan, ditinggikan itu tujuannya itu memang untuk mencari dana yang sangat besar. Sehingga Pemohon berpendapat, kok seakan-akan BPIH calon jemaah haji ini ditarget seperti pendapatan pajak yang harus nilainya itu harus mendapatkan nilai yang tinggi. Terus juga, Yang Mulia, ini kami juga menyampaikan di dalam perbaikan ini bahwa kami tekankan Pemohon tidak mau terjebak pada soal investasi ini, apakah menggunakan prinsip syariat atau tidak? Tetapi Pemohon tetap ingin menekankan bahwa investasi ini inkonstitusional, melanggar hak konstitusional Pemohon dari segi keuangan Pemohon. Yang mestinya uang itu bisa dikelola sendiri, yang akan bisa menghasilkan berkali-kali lipat untuk biaya haji. Tetapi dengan metode 2

6 yang diterapkan ini sehingga mau tidak mau perumus atau pembuat undang-undang ini berpikir untuk menggunakan pengelolaan dana haji ini bagi investasi. Jadi kami tekankan lagi bahwa apapun metodenya, investasi ini sangat merugikan bagi Pemohon. Nah, yang terakhir, Yang Mulia. Di dalam petitum, sesuai dengan apa yang disarankan oleh Majelis Yang Mulia kemarin, kami ingin membacakan. Berdasarkan segala yang diuraikan di atas, Pemohon memohon agar Mahkamah Konstitusi memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut. 1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya. 2. Menyatakan Pasal 24 huruf a, Pasal 46 ayat (2), dan Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 296 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Oleh karena itu, harus dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Demikian materi perbaikan dari permohonan kami, Yang Mulia. Terima kasih, wassalamualaikum wr. wb. 5. KETUA: ANWAR USMAN Ya, baik. Ini Kuasa yang hadir ini Pak Noval, ya? Ya, justru ini belum tanda tangan ini surat kuasanya. Nanti dilengkapi, ya. Ini di permohonan malah ini, ya. 6. KUASA HUKUM PEMOHON: MOH. NOVAL IBROHIM SALIM Ya, mohon maaf, Yang Mulia. 7. KETUA: ANWAR USMAN Di permohonannya, bukan surat kuasanya. Di permohonan, ya. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: MOH. NOVAL IBROHIM SALIM Ya, siap, Yang Mulia. 9. KETUA: ANWAR USMAN Nanti dilengkapi tanda tangannya. Baik, untuk alat bukti, Pemohon mengajukan P-1 sampai dengan P-5, benar, ya? Ya, dinyatakan sah. KETUK PALU 1X 3

7 Hasil dari sidang pendahuluan pertama dan pendahuluan yang kedua ini, yaitu perbaikan, akan dilaporkan, disampaikan kepada Rapat Permusyawaratan Hakim, ya. Nah, bagaimana kelanjutan dari perkara ini, Pemohon tinggal menunggu pemberitahuan dari Kepaniteraan, ya. Sudah jelas, ya? 10. PEMOHON: MUHAMMAD SHOLEH Jelas, Yang Mulia. 11. KETUA: ANWAR USMAN Ya, baik. Dengan demikian sidang selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 11 September 2017 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Yohana Citra Permatasari NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 4