Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Amanda Nur Cahyawati 1), Dinda Aprilyani Pratiwi 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang Indonesia (1) an.cahyawati@ub.ac.id, (2) dindaaprilyanipratiwi@gmail.com ABSTRAK Produktivitas merupakan hal yang penting dan selalu ingin dioptimalkan oleh suatu industri manufaktur. Tujuannya untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengoptimalan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan metode studi terhadap waktu yaitu dengan menggunakan westing house system s rating. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan elemen-elemen kerja pada aktivitas pemanis CTP dengan menentukan waktu siklus, waktu normal, dan waktu standar pada setiap elemen kerja sesuai kriteria dari performance rating operator. Selanjutnya dari perhitungan waktu standart dapat diketahui output standart yang dihasilkan oleh operator tiap jam. Perhitungan waktu siklus pada workstation pemanis CTP selama pengamatan 3 hari pada regu C shift pagi diperoleh hasil sebesar 3159,72 detik 52 menit. Kemudian waktu normal workstation pemanis CTP sebesar 3570,48 detik 59 menit dengan performance rating-nya sebesar 1,1. Kemudian waktu standart operator untuk menyelesaikan tiap aktivitas dengan allowance 10% adalah pada workstation pemanis ctp sebesar 3927,53 detik 65 menit. Kata kunci Operator Pemanis CTP, waktu normal, waktu siklus, waktu standart, westing house system s rating I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah memberikan banyak manfaat dalam kemajuan diberbagai aspek industri dalam hal produktivitas kerja. Sedangkan menurut Riyanto (1986:22) Produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan. Apabila produktivitas kerja yang ada sudah dalam posisi seimbang, maka fasilitas kerja yang tersedia akan dapat bekerja secara optimal sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Sebaliknya, apabila produktivitas kerja tidak seimbang dalam satu stasiun kerja, maka proses produksinya belum optimal dan dapat menimbulkan bottle neck problem. Pengoptimalan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan mengatur cara kerja yang efektif baik dari sisi penggunaan waktu ataupun gerakan kerja. Tujuannya untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku dapat digunakan untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja, menghitung output, penjadwalan produksi, dan sebagainya. PT X merupakan perusahaan yang memproduksi rokok yang memiliki tingkat produksi yang besar. Salah satu proses produksi yang terdapat dalam pembuatan rokok yaitu proses pemanisan kertas yang akan dijadikan pembungkus untuk rokok (CTP) tersebut. Proses pemanis CTP dalam perusahaan ini masih menggunakan tenaga kerja manusia dan terkadang output dari hasil produksi masih belum sesuai dengan target perusahaan sejumlah 7 roll CTP manis/operator/shift dari waktu kerja yang tersedia. Sehingga, muncul ide dalam menganalisis efisiensi operator pemanis CTP dengan metode peta kerja setempat untuk mengetahui waktu standar, output standar, dan tingkat produktivitas dalam bekerja. B-211
Cahyawati, Pratiwi II. LANDASAN TEORI A. Performance Rating Westing House System s Rating merupakan metode penentuan nilai penyesuaian dilakukan dengan cara mengelompokkan tingkat keterampilan pekerja, usaha pekerja, kondisi kerja pekerja, konsistensi kerja pekerja (Sutalaksana,2006). Metode digunakan untuk mengukur performansi seseorang di dalam melakukan pekerjaan. Berikut ini merupakan tabel Westing House System s Rating: Tabel 1 Westing House System s Rating SKILL EFFORT + 0, 15 A1 + 0,13 A1 Superskill + 0,13 A2 + 0,12 A2 Superskill + 0,11 B1 + 0,10 B1 Excellent + 0,08 B2 + 0,08 B2 Excellent + 0,06 C1 + 0,05 C1 Good + 0,03 C2 + 0,02 C2 Good 0,00 D Average 0,00 D Average - 0,05 E1-0,04 E1 Fair - 0,10 E2-0,08 E2 Fair - 0,16 F1 Poor - 0,12 F1 Poor - 0,22 F2-0,17 F2 CONDITION CONSISTENCY + 0,06 A Superskill + 0,04 A Superskill +0,04 B Excellent + 0,03 B Excellent + 0,02 C Good + 0,01 C Good + 0, 00 D Average 0,00 D Average - 0,03 E Fair - 0,02 E Fair - 0,07 F Poor - 0,04 F Poor B. Allowance Waktu longgar dibutuhkan dan akan menginterupsi proses produksi. Dengan demikian maka waktu baku adalah waktu normal kerja di tambah dengan waktu longgar (Wignjosoebroto,2008). Waktu longgar yang dibutuhkan akan menginterupsi pada proses produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: 1) Personal Needs Allowance Kelonggaran dimana mempertimbangkan waktu bagi pekerja untuk mengurus kebutuhan pribadi seperti minum sekedarnya (hanya untuk menghilangkan rasa haus), ke kamar kecil (toilet), bertanya ke atasan untuk mendapatkan informasi kerja. Untuk Pria : 2 % 2,5 % (dari waktu normal). Untuk Wanita : 5 % (dari waktu normal). 2) Fatigue Allowance Kelelahan merupakan suatu keadaaan yang timbul secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup lagi melakukan aktivitasnya (Sutalaksana,2006). Kelonggaran untuk rasa fatigue sangatlah penting untuk diperhatikan dalam suatu proses produksi karena apabila rasa kelelahan ini terus-menerus diforsir oleh pekerja, maka hasil atau kualitas dari produk tidaklah baik. 3) Delay Allowance Merupakan kelonggaran yang tidak dapat dihindari karena disebabkan di luar kendali pekerja. Hambatan ini tidak bisa dihilangkan dan akan tetap ada, oleh karena itu harus diperhitungkan dalam waktu standart. C. Uji Keseragaman Data Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama. Melalui pengujian dapat mengetahui adanya perbedaan data diluar batas kendali (out of control) yang dapat digambarkan pada peta kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. B-212
Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan westing house system s rating 1) Menghitung Rata-Rata Waktu Siklus Keterangan: 2) Menghitung Standar Deviasi Keterangan: (1) (2) 3) Menghitung Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah Keterangan: k = Nilai Indeks = Standar Deviasi (3) (4) D. Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal, Waktu Standar Waktu standar adalah jumlah waktu yang dibutuhkan guna menyelesaian suatu pekerjaan dalam prestasi standar, yakni dengan memperhitungkan penyesuaian dan kelonggaran yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut (Wignjosoebroto,2008). 1) Waktu Siklus Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku mulai diproses di tempat kerja. (5) 2) Waktu Normal Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata. (6) 3) Waktu Standar Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu. (7) III. PEMBAHASAN A. Elemen Kerja Operator Pemanis CTP Berikut ini merupakan tabel elemen kerja yang didapatkan dari hasil pengamatan terhadap workstation Pemanis CTP: Tabel 2. Elemen Kerja Operator Pemanis CTP NO Elemen Kerja 1 Menghidupkan panel mesin 2 Menghidupkan saklar heater 3 Mengambil botol pemanis dan memegang botol pada tangki pemanis 4 Mengisi cairan pemanis ke dalam botol 5 Membalik dan meletakkan botol pemanis ke mesin pemanis 6 Melepaskan dan mengambil screw bobin di mesin pemanis 7 Mangambil CTP tawar pada pallet yang tersedia B-213
Waktu iklus Cahyawati, Pratiwi NO Elemen Kerja 8 Memasang label pada cor CTP tawar 9 Meletakkan CTP tawar di roll bawah 10 Memasang dan mengencangkan screw bobin pada CTP tawar di mesin pemanis 11 Menarik CTP tawar melalui roll pemanis, heater, dan sensor menuju bobin atas 12 Memasang selotip pada CTP tawar di roll atas 13 Menghidupkan mesin 14 Menunggu proses aplikasi CTP tawar dengan cairan pemanis 15 Mengisi lembar kerja produksi Pemanis CTP 16 Mematikan mesin 17 Merapikan gulungan CTP manis 18 Memasang opener pada CTP manis 19 Mengambil dan meletakkan CTP manis pada pallet yang tersedia 20 Merapikan peletakan CTP manis di pallet 21 Membersihkan lingkungan di sekitar mesin 22 Membersihkan mesin Pemanis CTP B. Perhitungan Uji Keseragaman Data Pengujian data hasil pengamatan pada operasi Pemanis CTP adalah uji keseragaman data. Uji keseragaman data dilakukan untuk menentukan apakah sejumlah data hasil pengamatan sudah seragam. Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan uji keseragaman pada hari pertama 3198,5 + 169,67 = 3368,17 detik = 56 menit = 3198,5 169,67 = 3028,83 detik = 50 menit 3600 3500 Uji Keseragaman Data Operator CTP Pemanis Hari Pertama BKA=3311,01 3400 3300 3200 3100 _ X=3142,83 3000 2900 2800 2700 BKB=2974,65 1 2 3 4 5 6 Operator Gambar 1. Grafik Uji Keseragaman Data Operator Pemanis CTP Hari Pertama C. Penentuan Performance Rating Penilaian performansi kerja dilakukan dengan menggunakan metode Westing House System s Rating. Exellent Skill (B2) : + 0,08 Good Effort (C2) : + 0,02 Good Condition (C) : + 0,02 Good Consistency (C) : + 0,01 + Total : + 0,13 Faktor penyesuaian : (1+0,13) D. Penentuan Allowance Berikut ini adalah perhitungan faktor kelongggaran untuk workstation Pemanis CTP: B-214
Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan westing house system s rating Tabel 3. Perhitungan Faktor Kelonggaran Pada Operator Pemanis CTP No. Faktor Keterangan Kelonggaran (%) 1. Personal need allowance Wanita 2% Fatique Allowance Tenaga yang dikeluarkan Dapat diabaikan 0% Sikap kerja Berdiri diatas 2 kaki 1% Gerakan kerja Normal 0% 2. Kelelahan mata Pandangan yang terputusputus 1% Keadaan temperature Normal 1% Keadaan atmosfer Baik, ada bau-bauan (flavor) namun tidak berbahaya 0% Keadaan lingkungan Tingkat kebisingan rendah 0% 3. Delay Allowance 5% Total 10% Penentuan faktor kelonggaran didapatkan dari hasil pengamatan secara langsung serta diskusi dengan pihak yang bertanggung jawab atas departemen tersebut. E. Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal, Waktu Standar Perhari Ditetapkan 8 jam kerja per shift, dengan waktu istirahat selama 1 jam. 1) Operator Pemanis CTP pada hari pertama Waktu Siklus Waktu Normal Waktu Standar Output Standar manis/menit = 1 roll CTP manis/jam 0,00025 roll CTP manis/detik = 0,9 roll CTP IV. ANALISIS Berikut ini merupakan rincian perhitungan waktu diperoleh selama pengamatan: Tabel 4. Perhitungan Waktu Operator Dalam Menyelesaikan 1 Roll CTP Manis Operator Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga 1 3090 3270 3247 2 3239 3114 3022 3 3101 3150 2982 4 3290 3224 3133 5 3038 3138 3263 Tabel 5. Perhitungan Waktu Operator Dalam Menyelesaikan 1 Roll CTP Manis (Lanjutan) Operator Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga 6 3099 3295 3150 Waktu Siklus 3142,83 Detik 3198,50 Detik 3137,83 Detik Waktu Normal 3551,39 Detik 3614,31 Detik 3545,75 Detik Waktu Standar 3545,99 Detik 3285,74 Detik 3900,33 Detik Dari hasil perhitungan faktor kelonggaran diperoleh allowance yang diberikan pada operator Pemanis CTP sebesar 10%. Perhitungan waktu siklus pada workstation pemanis CTP selama B-215
Cahyawati, Pratiwi pengamatan 3 hari pada regu C shift pagi diperoleh hasil sebesar 3159,72 detik 52 menit. Kemudian waktu normal workstation pemanis CTP sebesar 3570,48 detik 59 menit dengan performance rating-nya sebesar 1,1. Kemudian waktu standart operator untuk menyelesaikan tiap aktivitas dengan allowance 10% adalah pada workstation pemanis ctp sebesar 3927,53 detik 65 menit. Jika ditinjau dari target perusahaan, dalam 1 shift masing-masing operator harus menghasilkan 7 roll CTP manis. Karena target dari perusahaan yang mengharuskan tiap operator menghasilkan 7 roll CTP manis/shift maka ditemukan operator yang tetap melakukan aktivitas kerja dengan mengurangi jam istirahat agar dapat memenuhi target dari perusahaan. Namun berdasarkan data perhitungan teoritis yang di dapatkan, dalam 1 shift kerja dari masing-masing operator dapat menghasilkan 6 roll CTP manis/shift. Perhitungan yang dihitung oleh penulis dapat dijadikan acuan atau standar dari produktivitas masing-masing operator. Sehingga, operator diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dari waktu ke waktu untuk dapat melebihi target produksi. V. PENUTUP Waktu standart merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu standar yang diperlukan dalam menyelesaikan target perusahaan yang berbeda. Sehingga, berpengaruh pada tingkat produktivitas operator. Allowance merupakan waktu-waktu khusus yang dibutuhkan untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan-alasan lain diluar kontrol. Penentuan allowance disesuaikan untuk setiap kebutuhan operator dan sesuai dengan perhitungan data yang diperoleh terdapat beberapa allowance yaitu 10%. Perbandingan output perusahaan dengan output perhitungan waktu standar pada operator pemanis CTP, yaitu output yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dibandingkan output dari hasil perhitungan perhitungan. Ouput perusahaan dengan output perhitungan terdapat selisih perbedaan. Hal tersebut dikarenakan pengaruh dari penggunaan allowance pekerja dan performance rating. DAFTAR PUSTAKA Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of Work. John Willey & Sons. New York. Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja. SIUP: Jakarta. Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Tata Cara Sistem Kerja. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Tarwaka, Solichul HA.Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA PRESS: Surakarta. Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya: Surabaya. B-216