PENENTUAN KEBUTUHAN JURU MASAK DI SKADIK 502 WINGDIKUM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KEBUTUHAN JURU MASAK DI SKADIK 502 WINGDIKUM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS"

Transkripsi

1 PENENTUAN KEBUTUHAN JURU MASAK DI SKADIK 502 WINGDIKUM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS HERI PURNOMO DAN W.T. BHIRAWA Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta. ABSTRAKSI Skadik 502 Wingdikum adalah bagian dari TNI Angkatan Udara yang memiliki tugas menyelenggarakan pendidikan kejuruan, ketrampilan khusus dan dukungan operasi udara dengan pangkat Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS. Dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut dibutuhkan dukungan-dukungan dari berbagai unit yang ada termasuk dukungan dari juru masak dalam menyiapkan makan bagi peserta didik. Namun berdasarkan observasi awal yang dilakukan, ditemukan adanya kecenderungan beban kerja yang berlebih dari dua orang juru masak yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya pengukuran beban kerja juru masak Skadik 502 Wingdikum tersebut. Pada penelitian ini digunakan metode pendekatan workload analysis yang digunakan untuk menganalisa elemen-elemen kegiatan beban kerja juru masak tersebut. Dalam metode workload analysis diukur total menit pengamatan, perfomance rating, allowance sampai dengan beban kerja. Dengan metode ini akan dapat diukur seberapa besar beban kerja juru masak dalam menyelenggarakan kegiatan mendukung terpenuhinya makan peserta didik guna menentukan kebutuhan efektif terhadap personel juru masak Skadik 502 Wingdikum sehingga dapat memberikan solusi alternatif yang optimal dalam pengawakan juru masak Skadik. Hasil penelitian menunjukan beban kerja dalam menyiapkan makan bagi peserta didik untuk juru masak I adalah sebesar 111,86 % sedangkan untuk juru masak II sebesar 110,06%. Angka tersebut menunjukkan terjadinya overload beban kerja. Solusi tebaik permasalahan terkait hal tersebut adalah dengan mengurangi elemen-elemen kegiatan juru masak yang bisa dikerjakan oleh personel unit lainnya. Beban kerja juru masak setelah elemen-elemen kegiatan tertentu dikurangi adalah 92,09% untuk juru masak I dan 90,75% untuk juru masak II. Kata kunci : Beban Kerja, Workload Analysis PENDAHULUAN Skadik 502 Wingdikum memiliki tugas untuk menyelenggarakan pendidikan yang telah ditetapkan yaitu sesuai dengan program pendidikan TNI Angkatan Udara. Dalam menyelenggarakan pendidikan tersebut dituntut peran serta dari semua unit kerja yang ada di Skadik 502 Wingdikum. Salah satu unit kerja yang memiliki peran vital adalah juru masak. Juru masak memiliki peran yang sangat vital karena dalam kesehariannya harus menyiapkan dukungan makan secara terus menerus sepanjang tahun anggaran bagi siswa peserta didik yang sedang mengikuti pendidikan di Skadik 502 Wingdikum. Beban kerja juru masak Skadik 502 Wingdikum dirasa sangat berat karena hanya diawaki oleh dua orang saja. Sebagai seorang prajurit, juru masak tersebut juga tidak terlepas dengan adanya kewajiban sebagai seorang militer yang sama dengan yang lain seperti apel, piket jaga dan mendapat perintah atasan. Hal ini menjadi bukti yang kuat dan ilmiah mengenai jumlah beban kerja yang dimiliki oleh juru masak tersebut. Apabila beban kerja juru masak tersebut dapat dihitung, maka kebutuhan riil juru masak juga dapat ditentukan. Inilah yang melatarbelakangi perlunya Skadik 502 Wingdikum melakukan analisis beban kerja Juru masaknya. Perumusan Masalah Beberapa hal yang menjadi permasalahan juru masak Skadik 502 Wingdikum untuk dapat diselesaikan 59

2 adalah sebagai berikut : a. Apakah juru masak Skadik 502 Wingdikum sudah bekerja dengan beban kerja yang tepat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan? b. Apakah dengan alokasi juru masak yang ada saat ini sudah ideal bagi Skadik 502 Wingdikum? Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan beban kerja dan kebutuhan juru masak Skadik 502 Wingdikum serta memberikan alternatif solusi bagi pemecahan masalah beban kerja juru masak pada Bagian Urdal Skadik 502. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang diberikan di dalam pembahasan permasalahan adalah terbatas menganalisis beban kerja untuk menentukan jumlah personel juru masak di Skadik 502 Wingdikum yang efektif dan efisien dengan waktu kerja yang diukur adalah dalam rangka penyiapan makan siang siswa peserta didik yaitu 4 jam/hari. METODE Peran Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam duni kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. Perencanaan sumber daya manusia perlu diawali dengan kegiatan inventarisasi tentang sumber daya manusia yang sudah ada dalam organisasi tersebut (Siagian, 2013). Inventarisasi tersebut antara lain menyangkut Jumlah tenaga kerja, kualifikasi, masa kerja, pengetahuan dan ketrampilan, bakat dan minat. Perencanaan sumber daya manusia memerlukan adanya proses pengauditan. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengauditan sumber daya manusia (Mangkunegara, 2011) adalah kualitas kekuatan kerja, penentuan kualitas, skill, turnover kerja (reputasi tenaga kerja) dan perubahan secara intern. Beban Kerja Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006, beban kerja yaitu bobot pekerjaan yang dikatikan pada volume kerja pegawai/unit organisasi dengan norma waktu penyelesaian pekerjaannya yang dinyatakan dalam jumlah satuan pekerjaan. Analisis beban kerja (workload analysis) adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektifitas dan efisiensi kerja oraganisasi. Sedangkan tujuannya adalah mendapatkan informasi kebutuhan pegawai, tingkat efisiensi kerja dan prestasi kerja (unit/jabatan) yang dilaksanakan secara sistematis, dan bermanfaat dalam penataan/penyempurnaan struktur organisasi, penilaian prestasi kerja, evaluasi pelaksanaan tugas, dan penataan pegawai. Guna menentukan kuantitas pegawai yang menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi diperlukan analisis beban kerja di masing-masing unit organisasi. Namun demikian, sampai saat ini perhitungan beban kerja dilakukan belum memperhatikan sumber daya yang tersedia atau input. Sehingga sering terjadi ketidakstabilan volume pekerjaan organisasi yakni menumpuk pada periode tertentu dan tidak tampak pada periode yang lain. 60

3 Work Sampling. Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja (work sampling) adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja (operator). Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung, karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti (Sritomo, 2003). Metode sampling kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya. Dikatakan efektif karena dengan cepat dan mudah cara ini akan dapat digunakan untuk penentuan waktu longgar (allowance time) yang tersedia untuk satu pekerjaan, pendayagunaan mesin yang sebaik-baiknya dan penetapan waktu baku untuk proses produksi. Metode kerja sampling ini dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas (the law of probability), karena itulah maka pengamatan suatu obyek tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilakukan dengan menggunakan contoh (sample) yang diambil secara acak (random) (Sritomo, 2003). Suatu sample yang diambil secara acak dari suatu group populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh group populasi tersebut. Apabila sample yang yang diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sample tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan karakteristik dari group populasinya. Menurut Sritomo (2003) menyatakan bahwa work sampling digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk persentase. Metode work sampling mengamati apa yang dilakukan oleh responden dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian melalui metode ini adalah waktu kegiatan dan kegiatannya bukan siapa yang melakukan kegiatan. Uji Keseragaman Data Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh telah seragam atau tidak melebihi dari batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) yang telah ditentukan. Data dikatakan seragam bila jika berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas control, dan tidak seragam jika berasal dari sistem sebab yang berbeda, bila berada diluar batas control. Bila dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam maka data tersebut dibuang. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji keseragaman adalah sebagai berikut : a. Batas Kontrol Atas (Upper Control Limit) ( 1 ) BKA + 3 ඨ b. Batas Kontrol Bawah (Lower Control Limit) ( 1 ) BKB 3 ඨ Di mana : prosentase terjadinya kejadian rata-rata yang dinyatakan dalam bentuk angka desimal. jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja. Uji Kecukupan Data Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu tingkat kepercayaan (confidence level) dan tingkat ketelitian (degree of accuracy). Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang 61

4 seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi sebagai berikut (Sritomo, 2003): ( ଶ(1 ' ଶ ݏ Dimana : N Jumlah pengamatan yang telah dilakukan untuk sampling kerja. N Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja. S Koefisien tingkat ketelitian. P Prosentase terjadinya kejadian yang diamati dalam angka desimal. K Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan yang diambil, yaitu : - Untuk tingkat kepercayaan 68% harga k adalah 1 - Untuk tingkat kepercayaan 95% harga k adalah 2 - Untuk tingkat kepercayaan 99% harga k adalah 3 Dimana penentuan kecukupan data, yaitu sebagai berikut : a. Jika N N maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan cukup. b. Jika N < N maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan tidak cukup. Metode Workload Analysis (WLA) Metode Work Load Analysis dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja produksi berdasarkan total prosentase beban kerja dari job description yang diberikan dalam menyelesaikan pekerjaannya serta dapat menentukan jumlah karyawan yang sebenarnya untuk dipekerjakan sebagai juru masak. Dimana beban kerja dapat diperoleh dari : Beban Kerja %waktu sibuk X ݐ ݎ ݎ X (1 + X ( ݓ ܣ Total Menit Pengamatan Total Menit Pengamatan Langkah-langkah pengerjaan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut a. Mengetahui struktur organisasi dan job description. b. Menentukan aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas juru masak. c. Menghitung besarnya waktu yang tersedia, yang merupakan keseluruhan waktu kerja yang dimiliki oleh tiap juru masak selama periode penelitian diluar jam istirahat. d. Penentuan Rating Performance e. Penentuan Allowance. f. Perhitungan besarnya beban kerja. g. Penentuan jumlah juru masak optimal diperoleh dengan pembulatan keatas dari hasil perhitungan besarnya beban kerja. h. Melakukan perbandingan jumlah juru masak awal dan rekomendasi. Rating Performance Rating Performance adalah aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator pada saat bekerja. Menurut Sritomo (2003) dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa dinormalkan kembali. Ketidaknormalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar, yaitu bekerja dalam tempo kecepatan yang tidak sebagaimana mestinya. Suatu saat dirasakan cepat suatu saat dirasakan lambat. Westing House System s Rating Dalam Westing House System s Rating faktor yang mempengaruhi performace manusia adalah kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (working conditions) dan keajegan (consistency) dari operator di dalam melakukan kerja. Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini dilakukan dengan jalan mengalikan waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah ke empat rating faktor yang dipilih 62

5 sesuai dengan performance yang ditunjukan oleh operator. Tabel dari Rating Performance dengan Sistem Westinghouse tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rating Performance dengan Sistem Westinghouse SKILL + 0,15 A1 Superskill + 0,13 A2 + 0,11 B1 Excellent + 0,08 B2 + 0,06 C1 Good + 0,03 C2 0,00 D Average - 0,05 E1 Fair - 0,10 E2-0,16 F1 Poor - 0,22 F2 CONDITIONS + 0,06 A Ideal + 0,04 B Excellent + 0,02 C Good 0,00 D Average - 0,03 E Fair - 0,07 F Poor EFFORT + 0,13 A1 Superskill + 0,12 A2 + 0,10 B1 Excellent + 0,08 B2 + 0,05 C1 Good + 0,02 C2 0,00 D Average - 0,04 E1 Fair - 0,08 E2-0,12 F1 Poor - 0,17 F2 CONSISTENCY + 0,04 A Ideal + 0,03 B Excellent + 0,01 C Good 0,00 D Average - 0,02 E Fair - 0,04 F Poor Allowance Allowance atau kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan yang selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan. a. Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi. b. Kelonggaran Untuk Menghilangkan Rasa Fatique. c. Kelonggaran Untuk Hambatan- Hambatan Yang Tidak Terhindarkan. Kerangka Pemikiran Juru masak merupakan unit kerja yang sangat vital bagi Skadik 502 Wingdikum karena mempunyai tugas untuk menyiapkan dukungan makan bagi siswa peserta didik yang ada di Skadik 502 Wingdikum. Tanpa dukungan yang optimal maka pencapaian tugas pokok Skadik 502 Wingdikum terutama dalam kaitanya dengan penyelenggaraan pendidikan tidak akan terwujud. Oleh karena itu, personel yang bertugas sebagai juru masak harus dapat benarbenar melaksanakan tugas pokoknya dengan optimal. Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seorang juru masak merupakan elemen-elemen kerja yang akan diukur bebannya. Dari elemen-elemen kegiatan juru masak tersebut akan dijadikan sebagai pedoman pengukuran beban kerja sehingga akan dapat ditentukan beban kerja setiap juru masak dengan melihat waktu sibuk (bekerja) dan waktu menganggur (idle time). Hasil dari pengukuran data waktu sibuk bekerja dan idle time tersebut akan dikumpulkan untuk selanjutnya akan diuji keseragaman serta kecukupan datanya. Apabila cukup, maka data tersebut akan dijadikan sebagai bahan utama dalam menganalisis beban kerja juru masak. 63

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah-langkah awal yang diperlukan dalam melaksanakan pengambilan data dengan menggunakan teknik sampling adalah dengan melakukan suatu melakukan sampling pendahuluan dengan sample pengamatan tertentu, menguji keseragaman data dan menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan. Sampling Awal Sampling awal atau pendahuluan yang diambil adalah pengamatan terhadap 2 personel juru masak urdal terhadap waktu sibuk (sedang bekerja) dan waktu kosong atau menganggur (idle time) dengan banyaknya kunjungan ditetapkan sebanyak 24 kali. Elemen-elemen kegiatan yang termasuk dalam waktu efektif atau waktu sedang bekerja adalah sebagai berikut : a. Mencuci bahan makanan. b. Memasak bahan makanan. c. Menyiapkan makanan jadi ke tempatnya. d. Mengantar makanan jadi ke ruang makan. e. Menyajikan makanan di meja ruang makan siswa. Sedangkan elemen kegiatan yang termasuk dalam waktu kosong atau menganggur (idle time) adalah sebagai berikut : a. Kegiatan pribadi. b. Kegiatan-kegiatan lain di luar kegiatan dalam waktu kerja di atas, antara lain diperintah atasan dan korve. Berikut adalah data sampling pendahuluan yang dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan waktu yang ditentukan secara acak, waktu antar kunjungan ditetapkan setiap 10 menit dengan maksimal angka randomnya tidak lebih dari 24 kali dengan jam kerja penyiapan makan siang adalah 4 jam ( ). Berdasarkan bilangan acak dalam menentukan waktu kunjungan maka sampling pendahuluan dapat dilihat pada tabel 2. NO. Tabel 2. Hasil Sampling Awal Juru Masak I KEGIATAN SEDANG BEKERJA HASIL PENGAMATAN Mencuci bahan baku Mengolah bahan baku Memasak bahan makanan Menyiapkan makanan jadi ke tempatnya Mengantar makanan jadi ke ruang makan Menyajikan makanan di meja ruang makan siswa JML Jumlah Bekerja % Bekerja 79,17 95,80 87,50 87,50 91,67 IDLE TIME 1 Kegiatan pribadi Kegiatan lain di luar

7 kegiatan dalam waktu efektif Jumlah Idle Time % Idle Time 20,83 4,20 12,50 12,50 8,33 TOTAL Saat bekerja tertinggi Juru Masak I adalah pada pengamatan hari ke 2 sebesar 95,80 %, sedangkan saat bekerja terendah diketahui pada hari ke 1 sebesar 79,17 %. NO. Tabel 3. Hasil Sampling Awal Juru Masak II KEGIATAN SEDANG BEKERJA HASIL PENGAMATAN Mencuci bahan baku Mengolah bahan baku Memasak bahan makanan Menyiapkan makanan jadi ke tempatnya Mengantar makanan jadi ke ruang makan Menyajikan makanan di meja ruang makan siswa Jumlah Sedang Bekerja % Bekerja 91,67 87, ,17 83,33 IDLE TIME 1 Kegiatan pribadi Kegiatan lain di luar kegiatan dalam waktu efektif Jumlah Idle Time % Idle Time 8,33 12, ,83 16,67 TOTAL masak I dan juru masak II adalah seragam karena masih dalam batas kontrol yang ada sehingga data tersebut dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan. Saat bekerja tertinggi Juru Masak II adalah pada pengamatan hari ke 1 sebesar 91,60 %, sedangkan saat bekerja terendah diketahui pada hari ke 3 sebesar 75 %. Uji Keseragaman Data Sampling Awal a. Uji Keseragaman Data Juru Masak I. - Batas Kontrol Atas 1,07 - Batas Kontrol Bawah 0,69 b. Uji Keseragaman Data Juru Masak II. - Batas Kontrol Atas 1,06 - Batas Kontrol Bawah 0,60 Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa data yang diperoleh antara data juru JML Jumlah Pengamatan Yang Dibutuhkan Jumlah pengamatan yang diperlukan berdasarkan data sampling awal yang sudah diambil sebanyak 120 kali untuk tingkat ketelitian 5 % dan tingkat keyakinan 95 % dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ( ଶ(1 ' ଶ ݏ diperoleh hasil masih diperlukan adalah kunjungan lagi. 65

8 Pengambilan Sampling Keseluruhan Hasil pengambilan sampling keseluruhan untuk juru masak I menunjukkan prosentase waktu bekerja dan idle time juru masak I dimana waktu bekerja sebanyak 86,45 % dan idle time sebesar 13,55 %. Sedangkan untuk juru masak II sebanyak 85,07 % dan idle time sebesar 14,93 %. Uji Keseragaman Data Sampling Keseluruhan Hasil uji keseragaman data pada juru masak I dan juru masak II dilakukan dengan menggunakan tingkat ketelitian 5 % dan tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan data seragam. Uji Kecukupan Data Dari perhitungan juru masak I dan II didapat bahwa nilai N < N. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah cukup. Workload Analysis (WLA) Tabel 4. Penghitungan Performance Ratings Menentukan Total Menit Pengamatan Total Menit Pengamatan yang digunakan dalam penelitian beban kerja juru masak Skadik 502 Wingdikum adalah sebagai berikut : (Jam pengamatan X menit) X hari pengamatan (4 X 60) X 12 hari menit Sedangkan prosentase waktu sedang bekerja masing-masing juru masak adalah : a. Juru masak I 249/288 86,45% b. Juru masak II 245/288 85,07% Menentukan Performance Rating Berdasarkan tabel Performance Ratings dengan sistem Westinghouse, maka rating performance juru masak adalah sebagai berikut : NO KLASIFIKASI NILAI PENYESUAIAN 1 Skill Excellent (B2) + 0,08 2 Effort Good (C1) + 0,05 3 Condition Average (D) 0 4 Consistency Good (C) + 0,01 Total + 0,14 Dari perhitungan tersebut rating performance juru masak adalah 1 + 0,14 1,14 Menentukan Allowance. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatigue dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Besarnya waktu kelonggaran juru masak yang dihitung dapat dilihat pada tabel penghitungan allowance sebagai berikut : Tabel 5. Penghitungan Allowance Juru Masak FAKTOR KONDISI LAMBANG ALLOWANCE Tenaga Yang dikeluarkan Ringan A 2,25 Sikap Kerja Berdiri diatas dua kaki B 1,25 Gerakan Kerja Agak terbatas C 1 Kelelahan Mata Pandangan mata terputus putus D 1 Keadaan Temperature Normal E 0 (%) 66

9 Keadaan Atsmosfir Baik F 0 Keadaan Lingkungan Bersih sehat kebisingan rendah G 0 FATIGUE ALLOWANCE 5 DELAY ALLOWANCE 3 TOTAL ALLOWANCE 13,5 Dari tabel perhitungan tersebut allowance juru masak adalah 13,5 % atau dalam desimal adalah 0,135. Menentukan Beban Kerja Juru Masak Beban Kerja juru masak yang dihitung adalah sebagai berikut : Beban Kerja Juru Masak I %waktu sdg bekerja X Performance Rating X (1 + Allowance)X Total Menit Pengamatan Total Menit Pengamatan 86,45 X 1,14 X (1 + 0,135)X ,04 111,86% Beban Kerja Juru Masak II %waktu sdg bekerja X Performance Rating X (1 + Allowance)X Total Menit Pengamatan Total Menit Pengamatan 85,06 X 1,14 X (1 + 0,135)X ,30 110,06% Tabel 6. Beban Kerja Juru Masak NO PEKERJAAN PROSENTASE PROSENTASE IDLE BEKERJA PROSENTASE BEBAN KERJA 1 Juru Masak I 86,45% 13,55% 111,86% 2 Juru Masak II 85,06% 14,94% 110,06% Dengan melihat tabel 6, maka dapat diketahui bahwa juru masak I dan juru masak II di Skadik 502 Wingdikum mengalami kelebihan beban kerja karena memiliki beban kerja di atas 100%. Menentukan Kebutuhan Personel Juru Masak yang Efektif dan Efisien Data-data penelitian yang sudah diperoleh, dijadikan sebagai dasar dalam menentukan alternatif penentuan kebutuhan personel juru masak yang efektif dan efisien di Skadik 502 Wingdikum. Oleh karena itu dapat diformulasikan dua alternatif sebagai berikut : a. Alternatif I. Alternatif I adalah dengan menambahkan 1 personel juru masak baru. Rata-rata beban kerja (BK) Total BK : 2 orang (111,86+110,06)% : 2 orang 221,92% : 2 orang 110,96% Berdasarkan perhitungan di atas, dengan jumlah juru 67

10 masak sebanyak 2 orang, beban kerja rata-rata per orang adalah 110,96%. Sehingga apabila ditambahkan 1 orang juru masak lagi akan dihasilkan : Rata-rata beban kerja (BK) Total BK : 3 orang 221,92% : 3 orang 73,97% Beban kerja rata-rata yang ada menjadi 73,97% per orang. Tabel 7. Beban Kerja Dengan Penambahan Satu Juru Masak NO JUMLAH JURU MASAK PROSENTASE 1 2 orang 110, orang 73,97 b. Alternatif II. Alternatif II adalah dengan mengurangi elemen kegiatan yang dilakukan juru masak yang ada dan memberikan kegiatan tersebut kepada personel lain yang masih berada di bawah Urdal Skadik 502 Wingdikum. NO NO Tabel 8. Pengurangan Elemen Kegiatan Juru Masak I ELEMEN KEGIATAN SEDANG BEKERJA SEMULA ELEMEN 5 DAN 6 DIHILANGKAN 1 Mencuci bahan baku Mengolah bahan baku Memasak bahan makanan Menyiapkan makanan jadi ke tempatnya 5 Mengantar makanan jadi ke ruang makan 6 Menyajikan makanan di meja ruang makan siswa JUMLAH Tabel 9. Pengurangan Elemen Kegiatan Juru Masak II ELEMEN KEGIATAN SEDANG BEKERJA SEMULA X X ELEMEN 5 DAN 6 DIHILANGKAN 1 Mencuci bahan baku Mengolah bahan baku Memasak bahan makanan Menyiapkan makanan jadi ke tempatnya 5 Mengantar makanan jadi ke ruang makan 6 Menyajikan makanan di meja ruang makan siswa JUMLAH X X 68

11 Apabila elemen kegiatan no urut 5 mengantar makanan jadi ke ruang makan dan elemen kegiatan no urut 6 menyajikan makanan di meja ruang makan dibebankan kepada anggota Urdal Skadik 502 Wingdikum selain juru masak, maka prosentase sedang bekerja juru masak I dan II menjadi: - Juru masak I 249 ( ) 205 % ૠ, ૡ% ૡૡ - Juru masak II 245 (12+31) 202 % ૠ, % ૡૡ Sehingga beban kerja juru masak menjadi : Beban Kerja Juru Masak I %waktu sdg bekerja X Performance Rating X (1 + Allowance)X Total Menit Pengamatan Total Menit Pengamatan 71,18 X 1,14 X (1 + 0,135)X ,43 92,09% Beban Kerja Juru Masak II %waktu sdg bekerja X Performance Rating X (1 + Allowance)X Total Menit Pengamatan Total Menit Pengamatan 70,14 X 1,14 X (1 + 0,135)X ,94 90,75% Tabel 10. Beban Kerja Dengan Pengurangan Elemen Kegiatan PROSENTASE SETELAH NO PEKERJAAN PROSENTASE AWAL DIKURANGI 1 Juru Masak I 111,86 92,09 2 Juru Masak II 110,06 90,75 Berdasarkan hasil analisis diatas, Penambahan juru masak baru sesuai alternatif I bagi Skadik 502 Wingdikum dalam waktu dekat tidak mungkin untuk dilaksanakan. Hal tersebut berkaitan erat dengan masalah birokrasi yang ada dalam pemenuhan kebutuhan personel di lingkungan TNI Angkatan Udara, apalagi dengan keterbatasan jumlah personel untuk kejuruan Messing Catering dimana juru masak tersebut adalah bagian dari kejuruan tersebut. Sedangkan untuk alternatif II dapat dilaksanakan di lingkungan Skadik 502 Wingdikum dengan mengeluarkan surat perintah di lingkungan internal saja sehingga yang paling memungkinkan dalam pemenuhan personel juru masak yang efektif dan efisien di Skadik 502 adalah dengan pengalihan tugas elemen-elemen kegiatan tertentu yang dapat dilaksanakan oleh personel Skadik 502 Wingdikum lainnya selain juru masak. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Hasil penghitungan beban kerja juru masak I dan juru masak II Skadik 502 Wingdikum dengan menggunakan metode pendekatan workload analysis diketahui bahwa terjadi beban kerja 69

12 yang overload. Hal ini ditandai dengan beban kerja rata-rata kedua juru masak adalah >100 %. Beban kerja tersebut diperoleh dengan memperhitungkan prosentase antara waktu bekerja dikalikan dengan performance rating dan allowance sehingga diperoleh beban kerja bagi juru masak I sebesar 111,86% dan beban kerja juru masak II sebesar 110,06%. b. Beban kerja juru masak I dan juru masak II yang overload tersebut akan menyebabkan tiap-tiap juru masak mengalami keletihan baik fisik maupun psikologis sehingga dapat mengganggu Skadik 502 Wingdikum dalam menyelenggarakan pendidikan di lingkungan TNI Angkatan Udara khususnya dan TNI pada umumnya. c. Solusi dari permasalahan kebutuhan personel juru masak Skadik 502 Wingdikum yang efektif dan efisien dikaitkan dengan beban kerja serta birokrasi pemenuhan personel di lingkungan TNI Angkatan Udara adalah dengan mengurangi elemenelemen kegiatan juru masak yang dapat dikerjakan oleh personel Skadik 502 Wingdikum lainnya. Elemen kegiatan yang tidak lagi dikerjakan oleh juru masak adalah pengantaran makanan jadi ke ruang makan dan penyajian makanan jadi di meja makan. Dengan pengurangan elemen kegiatan tersebut diperoleh beban kerja bagi juru masak I sebesar 92,09% sedangkan beban kerja juru masak II sebesar 90,75%. DAFTAR PUSTAKA Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosda Karya. Simanjuntak,Payaman J Manajemen dan Evaluasi Kerja, Lembaga Penerbit FEUI. Siregar, Syofian Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, Raja Grafindo Persada. Siagian, Sondang P Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. Sinulingga, Sukaria Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta. Wignjosoebroto, Sritomo Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya. Yuniarsih, Tjutju & Suwatno Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta. Peraturan Kasau Nomor Perkasau/89/X/2009 tanggal 12 Oktober 2009 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Komando Pendidikan TNI AU. Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan. Wingdikum Profil Wing Pendidikan Umum. Riduwan & Sunarto Pengantar Statistika, Alfabeta. Samsudin, Sadili Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, Pustaka Setia. 70

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien Pengukuran Kerja Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien Waktu baku,diperlukan untuk : Man Power Planning Cost Estimation Production Schedulling Insentif Indikasi Kinerja Pengukuran Kerja Dibedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta) PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta) Jono Jurusan Teknik Industri Universitas Widya Mataram Yogyakarta Yonuwm@yahoo.co.id ABSTRAK PT XY sebagai

Lebih terperinci

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0. Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating. SKILL EFFORT 0.15 A1 0.13 A1 Superskill 0.13 A2 0.12 A2 Superskill 0.11 B1 0.1 B1 Excellent 0.08 B2 0.08 B2 Excellent 0.06 C1 0.05 C1 Good 0.03 C2 0.02 C2

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang diperhatikannya produktivitas pekerja pada suatu proyek konstruksi dapat menghambat pekerjaan konstruksi tersebut. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK Debrina Puspita Andriani 1, Billy Anugrah 2, Annissa Dian Islami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 7 work sampling Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Pengukuran Kerja: Metode

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE WORK SAMPLING GUNA MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV.SINAR KROM SEMARANG

IMPLEMENTASI METODE WORK SAMPLING GUNA MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV.SINAR KROM SEMARANG IMPLEMETASI METODE WORK SAMPLIG GUA MEGUKUR PRODUKTIVITAS TEAGA KERJA DI CV.SIAR KROM SEMARAG Dwi urul Izzhati 1, Dhieka Anendra 2 1 Fakultas Teknik, Universitas Dian uswantoro, Semarang 50131 E-mail :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk Laporan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suati pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem

Lebih terperinci

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 8 STOPWATCH Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com TIME STUDY: METODE STOPWATCH

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kerja atau work measurement adalah proses menentukan waktu yang diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikum Genap 2011/2012 1 WORK SAMPLING I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang operator yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan merupakan sebuah organisasi yang dibentuk dan dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian keuntungan ekonomi dilakukan

Lebih terperinci

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ANALISIS PENGUKURAN KERJA ANALISIS PENGUKURAN KERJA Disusun oleh: Subodro (135060700111043) Siti Astrid Meidiani (135060700111044) Armelynda Beverly S (135060701111056) Andini Sulviana (135060701111065) Dzaky Falakhi (135060701111082)

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KERJA BAGIAN PRODUKSI FLOORING DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA SKRIPSI OLEH :

EVALUASI EFISIENSI KERJA BAGIAN PRODUKSI FLOORING DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA SKRIPSI OLEH : EVALUASI EFISIENSI KERJA BAGIAN PRODUKSI FLOORING DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA SKRIPSI OLEH : ANNAS MAHFUDZ 0632010060 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) (Studi Kasus Di PT. ALTIA CLASSIC AUTOMOTIVE MANUFACTURING RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. 20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Time and Motion Study Time and motion study adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai teori teori yang relevan dengan penelitian serta study literature yang telah dilakukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian 2.1 Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajamen Operasi dan Produksi Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2011:2) manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS 78 Purnomo: PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN... PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS Helmi Indra Purnomo ),

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO Darsini Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo E-mail : dearsiny@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK Nana Rahdiana 1), Nani Agustiani 2) ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING Nana Rahdiana 1), Nani Agustiani 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PENENTUAN JUMLAH OPTIMAL OPERATOR PEMINDAHAN UNIT MOBIL PADA VEHICLE LOGISTIC CENTER PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF DENGAN PENDEKATAN WORKLOAD ANALYSIS SKRIPSI MICHAEL SIDHI TRISWANDANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Pengukuran Kerja Pengukuran kerja adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Teknik pengukuran

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Ergonomi Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras Petunjuk Sitasi: Wahyuni, D., Budiman, I., Sihombing, S. N., Sembiring, M. T., & Panjaitan, N. (2017). Analisis Beban dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT.

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. X - SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh: HERY NURIMA PRASETYA NPM : 0732015021

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini. 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor PT Pacific Biotekindo kantor Cabang Jakarta yang beralamat di Komplek Perkantoran Infinia Park Blok A52, Jalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu mengukur waktu produktif, menganalisis faktor faktor penyebab rendahnya

Lebih terperinci

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 5 FULL TIME EQUIVALENT Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 PROSEDUR TUTORIAL www.labdske-uii.com

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Ergonomi Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak

Lebih terperinci

BAB 1 LANDASAN TEORI

BAB 1 LANDASAN TEORI BAB 1 LANDASAN TEORI 2.1 Klasifikasi ABC 2.1.1 Pengertian Klasifikasi ABC Klasifikasi ABC merupakan klasifikasi dari suatu kelompok material dalam susunan menurun berdasarkan biaya penggunaan material

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Kerja Dengan Menggunakan Metode Work Sampling Pada Industri Batu Bata (Studi Kasus Pada UD. Amin Jaya Kota Langsa)

Peningkatan Produktivitas Kerja Dengan Menggunakan Metode Work Sampling Pada Industri Batu Bata (Studi Kasus Pada UD. Amin Jaya Kota Langsa) homepage: www.teknik.unsam.ac.id ISSN 2356-5438 Peningkatan Produktivitas Kerja Dengan Menggunakan Metode Work Sampling Pada Industri Batu Bata (Studi Kasus Pada UD. Amin Jaya Kota Langsa) Subhan 1, M.

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif dilakukan dengan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja Lampiran 1 Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja WC 1 (Laminating) Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Sub Total Keterampilan Good C2 +0.03 Usaha Good C2 +0.02 Kondisi Fair E -0.03 Konsistensi Average

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengertian Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran cara langsung yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Standar pekerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Di dalam sebuah sistem kerja unsur manusia, mesin, peralatan kerja dan lingkungan fisik pekerjaan harus diperhatikan dengan baik secara sendirisendiri maupun

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN) ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN) By: Rini Halila Nasution, ST, MT WORK SAMPLING Suatu aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang(idle/delay)

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL PROS ID I NG 2 0 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL Jurusan Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Teknik Pengukuran Kerja Pengukuran kerja adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Teknik pengukuran kerja

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Waktu Siklus Tiap Proses. 4.1.1 Proses Pemasangan Komponen (Setting Part) 4.1.1.1 Elemen operasi pada proses ini adalah : 1. Setting holder magnet ke rotor dan

Lebih terperinci

MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA

MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA Hendy Tannady 1, Chaniago Helmi Santoso, Michael Kelly, Yulianto E-mail: htannady@bundamulia.ac.id 1 Penulis Hendy Tannady adalah dosen tetap

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA Gultom: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INSDUTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK... 169 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA Peniel Immanuel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan model yang menggambarkan langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Perkembangan organisasi dan perubahan struktur dalam organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. Perkembangan organisasi dan perubahan struktur dalam organisasi 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Dan Spesifikasi Jabatan Perkembangan organisasi dan perubahan struktur dalam organisasi menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan baru semakin meningkat. Sebelum organisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Waktu Kerja Sistem kerja yang baik merupakan faktor yang penting dalam suatu manajemen operasional suatu perusahaan. Dalam merancang suatu sistem kerja yang baik dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh

Lebih terperinci

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem 24 pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Pengertian dari waktu baku yang normal,wajar, dan terbaik dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa waktu baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh konstruksi, maka tanah

Lebih terperinci

ANALISIS KOEFISIEN HARGA SATUAN TENAGA KERJA DI LAPANGAN DENGAN MEMBANDINGKAN ANALISIS SNI DAN ANALISIS BOW PADA PEMBESIAN DAN BEKISTING KOLOM

ANALISIS KOEFISIEN HARGA SATUAN TENAGA KERJA DI LAPANGAN DENGAN MEMBANDINGKAN ANALISIS SNI DAN ANALISIS BOW PADA PEMBESIAN DAN BEKISTING KOLOM ANALISIS KOEFISIEN HARGA SATUAN TENAGA KERJA DI LAPANGAN DENGAN MEMBANDINGKAN ANALISIS SNI DAN ANALISIS BOW PADA PEMBESIAN DAN BEKISTING KOLOM Arthur Arruan B. F. Sompie, Mochtar Sibi, Pingkan Pratasis

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENGEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS ( WLA ) DI PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENGEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS ( WLA ) DI PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENGEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS ( WLA ) DI PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI OLEH : ISNAINI 0632010053 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan produktivitas merupakan fokus bagi seluruh perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi sumber daya yang ada secara

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proyek dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v viii ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran waktu metoda (Methods-Time Measurement) Pengukuran waktu metoda yang dalam istilah asingnya lebih dikenal sebagai Metods-Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Beban Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Beban Kerja 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Beban Kerja Menurut Simamora (1995) dikutip dari Kurnia (2010), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun kwalifikasi

Lebih terperinci

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I LANDASAN TEORI

Lebih terperinci

MODUL II WORK MEASUREMENT

MODUL II WORK MEASUREMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 16, Bold, Centre LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 12, Centre Disusun Oleh : Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU STANDAR PELAYANAN DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING

ANALISIS WAKTU STANDAR PELAYANAN DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING ANALISIS WAKTU STANDAR PELAYANAN DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING Albertus L. Setyabudhi 1, Refdilzon Yasra 2, Heru Seruwanto 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri, STT Ibnu Sina,

Lebih terperinci

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku. PENENTUAN WAKTU BAKU PEMBUATAN PEMBUNGKUS ROTI YANG ERGONOMIS. Agnes Kristiana Kusuma.W, Enty Nur Hayati, S.Adi Susanto Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang Abstract. Desain produk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood Menggunakan Studi Waktu A. Pendahuluan 1. Latar belakang Pada era globalisasi ini, persaingan antar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara V-122 LAMPIRAN V-123 FAKTOR PENGALI PEGANGAN V-124 RATING FACTOR SUPER SKILL : EXCELLENT SKILL: 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya 2. Bekerja dengan sempurna 3. Tampak seperti telah terlatih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Menurut Sritomo, pengukuran kerja adalah : metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Salah

Lebih terperinci

PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU

PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU Kiki Roidelindho Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Putera Batam Email: kikiroidelindhomsc@gmail.com Abstract

Lebih terperinci