Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan
|
|
- Liani Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Petunjuk Sitasi: Lustyana, A. T., Widiyawati, S., & Eliata, I. (2017). Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B ). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan Astuteryanti Tri Lustyana 1), Sri Widiyawati 2), Ivan Eliata 3) (1), (2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono No 167 Malang - Jawa Timur (3) Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Jl. Ngagel Jaya Tengah Surabaya - Jawa Timur astuteryanti@ub.ac.id, uwid_widyawati@ub.ac.id, ivan@stts.edu ABSTRAK Perusahaan yang memproduksi sarung tangan ini memiliki target produksi sebanyak pasang lusin sarung tangan per tahunnya. Untuk mencapai target yang ditetapkan, perusahaan menyediakan 100 mesin pintal sarung tangan yang ditangani oleh 5 orang operator, sehingga seorang operator dapat menangani 20 mesin pintal. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa seorang operator dapat menangani 36 mesin pintal, proses kerja operator-mesin ini kemudian dipetakan, diperoleh nilai utilitas untuk seorang operator adalah 98,83%, namun utilitas mesin sangat rendah, sebesar 29,67%. Sehingga, seorang operator tetap menangani 20 mesin pintal dengan menambahkan beban kerja oeprator operator mesin pintal, sepertimembantu proses unloading material dari truk ke gudang atau membantu proses loading sarung tangan yang sudah jadi dari gudang ke truk. Kata Kunci: ergonomi, peta manusia mesin, man machine process chart, beban kerja I. PENDAHULUAN Aktivitas produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menciptakan benda baru, dimulai dari mengolah masukan hingga menghasilkan suatu keluaran yang memiliki nilai tambah, baik dari segi manfaat/kegunaan maupun ekonomi. Menurut Wignjosoebroto (2006), dalam proses produksi terjadi dua jenis kegiatan, kegiatan produktif dan kegiatan non-produktif, dimana kegiatan non-produktif ini tidak memberikan manfaat bagi perusahaan bahkan dapat merugikan perusahaan sehingga sebisa mungkin dihilangkan, seperti banyaknya idle/delay, set-up, dan lain sebagainya. Perusahaan pembuat sarung tangan ini merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi sarung tangan dengan jumlah produksi sarung tangan pertahunnya adalah sebanyak ± pasang lusin sarung tangan. Perusahaan ini memiliki tenaga kerja sebanyak 70 orang yang memliki tugasnya masing-masing. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, banyak perbaikan yang dapat diterapkan di perusahaan ini dengan memperhatikan aspek ergonomi. Dengan memperhatikan faktor ergonomi pada proses produksi diharapkan tidak hanya produktivitas saja yang meningkat, tetapi juga kualitas kerja pegawai meningkat dan berkurangnya biaya yang dikeluarkan. II. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada salah satu stasiun kerja yaitu stasiun kerja pemintalan, dimana pada stasiun kerja ini terdapat 100 mesin pintal yang dikendalikan oleh lima operator. Penelitian ini dilakukan untuk memperlihatkan apakah keadaan proses kerja pada stasiun kerja ini sudah efisien atau belum. Penelitian dimulai dengan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk setiap proses kerja, waktu kerja yang telah didapatkan ini digunakan untuk menghitung jumlah mesin yang dapat dilayani oleh seorang operator, selanjutnya proses kerja manusia dan mesin dipetakan untuk melihat apakah pelayanan seorang operator terhadap mesin-mesin pintal sudah memiliki porsi yang baik atau belum. A. Metode Kuantitatif B-279
2 Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan Penugasan seorang operator untuk menangani lebih dari satu mesin akan menghasilkan hubungan kerja manusia-mesin yang sinkron. Dalam kondisi yang ideal/sinkron jumlah mesin atau fasilitas kerja yang dapat dilayani oleh seorang operator dapat dihitung berdasarkan formulasi di bawah ini: (1) Dimana: N adalah Jumlah mesin yang dilayani (unit), L adalah total operator servicing time per mesin (jam), dan M adalah total machining time (jam). Jika digambarkan hubungan manusia dan mesin yang sinkron dapat dilihat pada Gambar 1. Dari ilustrasi Gambar 1, jika jumlah mesin ditambah maka akan ditemukan mesin yang menganggur, begitu juga sebaliknya jika jumlah operator yang ditambah maka akan ada operator yang menganggur Metode kuantitatif dapat diaplikasikan untuk menganalisa dan menetapkan keputusan yang harus diambil, dnegan mengikuti langkah berikut ini; 1. Memperkirakan jumlah mesin/fasilitas yang perlu dilayani oleh seorang operator, dapat ditentukan dengan menggunakan rumus (2). Dimana W adalah waktu perpindahan operator dari satu mesin ke mesin yang lain. (2) 2. Menentukan total biaya yang diharapkan (TEC) untuk N 1 (pembulatan ke bawah) dan N 2 (pembulatan ke atas), dengan menggunakan rumus (3) dan (4). Dimana Co adalah upah operator dan Cm adalah biaya penggunaan mesin. (3) (4) Gambar 1. Hubungan Kerja Manusia-Mesin secara Sinkron (Wignjosoebroto, 2006) B. Peta Kerja Peta kerja merupakan alat yang dapat digunakan untuk menganalisa proses kerja, sehingga akan didapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memeprbaiki metode kerja yang ada saat ini. Informasi yang didapatkan dari peta kerja ini dapat berupa; kapasitas mesin, waktu operasi proses untuk setiap kegiatan, spesifikasi material dan peralatan produksi yang digunakan, dan urutan prosedur kerja. Peta kerja merupakan alat yang baik untuk memperbaiki proses kerja yang ada dan juga dapat digunakan untuk menetapkan jumlah mesin dan personil yang dibutuhkan dalam aktivitas produksi. Salah satu peta kerja yang dapat digunakan untuk memperbaiki metode kerja adalah Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Process Chart). Peta Pekerja dan Mesin merupakan peta kerja yang digunakan untuk menganalisis proses kerja setempat atau yang ada dalam suatu stasiun kerja. Peta kerja ini menunjukkan hubungan waktu kerja antara operator dan mesin yang ditangani oleh opertaor tersebut. Terdapat empat kemungkinan yang terjadi antara hubungan oeprator dan mesin, yaitu: 1. Operator bekerja, sedangkan mesin menganggur, B-280
3 Lustyana, Widiyawati, dan Eliata 2. Mesin bekerja, sedangkan operator menganggur, 3. Operator dan mesin sama-sama bekerja, 4. Operator dan mesin sama-sama menganggur. Sehingga dari peta ini akan didapatkan informasi waktu bekerja dan menganggur dari operator dan mesin dalam suatu siklus operasi kerja operator-mesin. Keadaan menganggur inilah, baik operator maupun mesin, yang harus dihilangkan/diminimalkan dengan mempertimbangkan kapasitas dari manusia dan mesin. Dengan menggunakan peta kerja ini akan didapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem kerja pada suatu stasiun kerja sehingga akan didapatkan keseimbangan kerja antara operator dan mesin. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk memenuhi permintaan dan target produksi pertahunnya, maka perusahaan menetapkan target produksi sebanyak 25 karung perharinya, dimana setiap karung terdapat 50 lusin sarung tangan. Berikut akan dijelaskan secara singkat proses produksi yang ada pada perusahaan dan perbaikan yang dapat diterapkan dalam Gambar 2. Gambar 2. Bagan Proses Produksi Proses produksi sarung tangan ini melalui empat tahap utama, yaitu pemintalan, obras, dotting, setter& pengepakkan. Beberapa proses produksi ini masih dilakukan secara manual dan beberapa sudah menggunakan mesin semi otomatis. 1. Stasiun kerja pemintalan Proses produksi dimulai dengan proses pemintalan, mengolah menjadi sarung tangan, yang dilakukan dengan menggunakan mesin. Proses ini tidak memerlukan banyak orang, karena pada proses ini pekerja hanya diperlukan untuk melakukan kontrol dan pengawasan terhadap kerja mesin, sehingga satu pekerja dapat manangani banyak mesin. Pada proses ini perusahaan menyediakan 100 mesin pintal agar dapat mencapai target perusahaan yang telah ditentukan. 2. Stasiun kerja obras Proses obras dilakukan untuk merapikan bagian pinggir dari sarung tangan. Stasiun kerja obras berada di sebelah stasiun kerja pemintalan, hanya dipisahkan dengan sekat. Pada stasiun kerja ini hanya menggunakan 20 mesin, karena proses obras hanya membutuhkan waktu dalam hitungan detik. Pada stasiun kerja ini masing-masing mesin dioperasikan oleh seorang pekerja. 3. Stasiun kerja dotting Proses ini merupakan proses pemberian hand grip karet pada sarung tangan yang bertujuan untuk menambahkan faktor keamanan bagi pengguna sarung tangan, seperti memperkuat daya cengkeram tangan, memberikan perlindungan ekstra pada telapak tangan (karena ada lapisan karet tambahan), dan mengantisipasi terjadinya lose grip akibat benda yang licin. Pada stasiun kerja ini terdapat tiga buah mesin dotting, masingmasing mesin mebutuhkan dua orang untuk mengoperasikan mesin ini. 4. Stasiun kerja setter dan pengepakan B-281
4 Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan Tahapan akhir dalam proses produksi sarung tangan ini adalah proses setter dan pengepakkan. Yang dimaksud dengan proses setter disini adalah proses menata dan menyatukan sarung tangan dengan bantuan alat untuk dimasukkan ke dalam kemasan plastik (satu plastik terdapat satu lusin/6 pasang sarung tangan), dari kemasan plastik kemudian dilanjutkan kepada proses pengepakkan dalam sekala besar, menggunakan karung, (satu karung terdapat 50 kemasan plastik). Alat setter dan pengepakan masingmasing dikendalikan oleh seorang operator. Analisa perbaikan metode kerja ini akan fokus pada stasiun kerja pemintalan, yang bertujuan untuk mengetahui apakah siklus kerja antara operator dan mesin sudah seimbang atau belum, karena pada stasiun kerja ini terdapat banyak mesin pintal yang harus dioperasikan oleh operator. Pada stasiun kerja pemintalan terdapat sebanyak 100 mesin pintal dan 5 operator yang bertugas untuk menangani mesin-mesin tersebut, sehingga masing-masing operator dapat menangani 20 mesin pintal. Hubungan kerja antara seorang operator dengan mesin-mesin pintal dapat dilihat pada Peta Pekerja dan Mesin pada Gambar 3. Tabel 1. Ringkasan Peta Pekerja dan Mesin Siklus Idle Kerja Utilisasi Siklus Idle Kerja Utilisasi (%) (%) Operator ,92 Mesin ,42 Mesin ,25 Mesin ,58 Mesin ,42 Mesin ,71 Mesin ,54 Mesin ,83 Mesin ,67 Mesin ,88 Mesin ,71 Mesin ,00 Mesin ,83 Mesin ,00 Mesin ,83 Mesin ,21 Mesin ,04 Mesin ,29 Mesin ,13 Mesin ,33 Mesin ,17 B-282
5 Lustyana, Widiyawati, dan Eliata PETA PEKERJA DAN MESIN Subyek Pengamatan : Proses Pemintalan No. Peta : 1 No. Gambar : 1 Dibuat oleh : No. Komponen : Tanggal : 14 Agustus Peta diakhiri : Loading produk setengah jadi Lembar : 1 Operator Mesin #1 Mesin #2 Mesin #3 Mesin #19 Mesin #20 Mengambil 11 Idle 42 pintal #1 30 #1 1 Mengambil 13 pintal #2 30 #2 1 Idle 86 Idle 131 Mengambil 14 pintal #3 30 #3 1 Idle 857 Idle 904 Mengambil 15 pintal #19 30 #19 1 mesin #1 mesin #2 Mengambil 18 pintal #20 28 #20 1 Idle 696 Pengecekan mesin, memilah dan memasukkan sarung tangan ke karung 342 Idle 458 mesin #3 mesin #4 Gambar 3.Peta Pekerja Mesin Proses Pemintalan mesin #4 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode kuantitatif didapatkan bahwa jumlah mesin yang dapat ditangani oleh satu orang operator adalah sebanyak 36 sampai 37 mesin. Dan dengan memeperhatikan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka pelayanan manusiamesin pada stasiun kerja pemintalan dapat dikatakan sinkron jika satu orang pekerjanya melayani 36 buah mesin. Namun, jika dilihat dari hasil pemetaan hubungan manusia-mesin pada Tabel 1, terlihat bahwa semakin banyak mesin yang ditangani oleh operator maka utilitas mesin akan semakin menurun. Sehingga jika beban kerja operator ditambahkan dengan menambahkan jumlah B-283
6 Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan mesin yang ditangani maka utilitas operator meningkat dan waktu menganggur operator pun akan menurun, tetapi tidak dengan utilitas mesin, dimana waktu menganggur mesin akan meningkat sehingga utilitas mesin pun akan menurun. Jadi, akan lebih baik jika satu orang operator tidak ditambahkan beban mesin, tetapi dapat menambahkan beban kerja lain sehingga dapat mengurangi waktu menganggur operator, sperti membantu proses loading/unloading material dari truk pembawa material ke gudang material di lantai satu dan tiga. yang dibutuhkan mesin pintal untuk membuat satu buah sarung tangan adalah 160 detik, jika 100 mesin ditangani oleh 5 orang operator maka utilitas mesin akan semakin menurun dan perusahaan akan mengalami kerugian kurang lebih sebanyak 245 sarung tangan untuk setiap satu siklus sarung tangan. Untuk mengurangi kerugian ini perusahaan dapat menambahkan operator pada stasiun kerja pemintalan, dengan cara menempatkan operator gudang atau operator pada bagian pengepakan untuk membantu mengoperasikan mesin pintal. Sehingga operatoroperator pada stasiun kerja yang lain perlu diberikan bekal/keahlian dalam mengoperasikan mesin pintal. Pemilihan operator pengepakan dikarenakan waktu siklus seorang operator untuk mengepak satu karung sarung tangan adalah 279 detik dan selanjutnya operator akan menunggu operator setteruntuk menghasilkan 50 kantung plastik sarung tangan. Sehingga, operator pengepakan dapat diperdayakan untuk membantu mengangani proses pemintalan.dengan menambahkan dua orang operator pada stasiun pemintalan dapat mengurangi kerugian sebesar 89 sarung tangan, dimana satu orang operator dapat menangani mesin pintal, utilitas mesin pun meningkat menjadi 73%. IV. KESIMPULAN Untuk memenuhi target produksi perusahaan sebanyak pasang lusin sarung tangan per tahun, maka perusahaan sarung tangan ini menyediakan 100 mesin pintal yang ditangani oleh lima operator. Berdasarkan hasil pemetaan kerja manusia dan mesin pada stasiun kerja pemintalan didapatkan nilai utilitas pekerja yang rendah, hanya 51,92%, ini berarti 48,08% dari total jam kerja dilakukan oleh operator hanya untuk menunggu mesin bekerja.untuk meningkatkan utilitas pekerja dapat dilakukan dengan menambahkan beban kerja operator, berdasarkan hasil perhitungan pelayanan akan sinkron jika seorang operator manangani 36 mesin pintal, tetapi saat dipetakan kembali hubungan manusia-mesin, didapatkan nilai utilitas operator meningkat menjadi 98,83% namun utilitas mesin turun ke angka 29,67%. Sehingga salah satu cara untuk mengurangi waktu menganggur operator adalah dengan cara: operator mesin pintal dapat diperbantukan di bagian gudang, membantu proses unloading material dari truk ke gudang atau membantu proses loading sarung tangan yang sudah jadi dari gudang ke truk. DAFTAR PUSTAKA Barnes, Ralph M., 1980, Motion and Time Study, Design and Measurement of Work, New York: John Willey & Sons. Notopramono, Hanna; Setyanto Nasir W.; Efranto Remba Y., 2016, Analisis Beban Kerja dengan Metode Stopwatch Time Study untuk Penentuan Jumlah Operator Optimal, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri Vol. 4 No. 3. Nurmianto, Eko, 2008, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: Penerbit Guna Widya. Sutalaksana, Iftikar Z.; Anggawisastra, Ruhana; & Tjakraatmaja, John H., 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Wardaveira, Efriscia; Choiri, Mochamad; dan Tantrika, Ceria F.M., 2013, Perencanaan Jumlah Operator dan Mesin pada Divisi Packaging PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Unit Plant Watudakon Jombang, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri Vol. 1 No. 2. Wignjosoebroto, Sritomo, 2006, Ergonomi Studi Gerak dan, Surabaya: Penerbit Guna Widya. B-284
Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras
Petunjuk Sitasi: Wahyuni, D., Budiman, I., Sihombing, S. N., Sembiring, M. T., & Panjaitan, N. (2017). Analisis Beban dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras. Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciPERENCANAAN JUMLAH OPERATOR DAN MESIN PADA DIVISI PACKAGING PT KIMIA FARMA (Persero) Tbk. UNIT PLANT WATUDAKON, JOMBANG
PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR DAN MESIN PADA DIVISI PACKAGING PT KIMIA FARMA (Persero) Tbk. UNIT PLANT WATUDAKON, JOMBANG TOTAL OPERATOR AND MACHINE PLANNING IN PACKAGING DIVISION PT KIMIA FARMA (Persero)
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating
Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan
Lebih terperinciTujuan Instruksional
Identitas Judul Mata Kuliah : PERANCANGAN KERJA DAN STUDI GERAKAN SKS : 3(1-2) Semester : 4 PK : MANAJEMEN INDUSTRI Prasyarat : - Pengajar : Ir. Purana Indrawan, MP (PJMK) Annisa Kartikawati, STP, MT Angga
Lebih terperinciPERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA
PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PEMBUATAN DONAT Siapkan dan timbang tepung terigu Tambah gula, mentega, telur campur rata Setelah tercampur, potong dan bentuk bulat kecil Diamkan sejenak agar adonan
Lebih terperinciDEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG.
DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG. @! debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com!! Academic Background 2011 to Jul 2013 Master Degree of Mechanical System Engineering Dept., Kumamoto University, Japan
Lebih terperinciPerbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo
Petunjuk Sitasi: Maryani, A., Handayani, F. D., & Prasetyawan, Y. (2017). Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B335-341). Malang:
Lebih terperinciPETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado
PETA-PETA KERJA Oke Sofyan,Ita Novita Sari Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta Kampus J Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali, kalimalang, Bekasi Telp: (021) 94122603 Email:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Peta Kerja Peta kerja ( Peta Proses process chart ) merupaka alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir (Sritomo,
Lebih terperinciERGONOMI & APK - I KULIAH 7: PETA KERJA (LANJUTAN)
ERGONOMI & APK - I KULIAH 7: PETA KERJA (LANJUTAN) By: Rini Halila Nasution, ST, MT CONTOH KASUS Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator bilamana diketahui data sebagai
Lebih terperinciFM-UDINUS-PBM-08-04/R0
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku: 4 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Analisa dan Perancangan Sistem Kerja 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI
PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI Jaka Purnama Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN (Improving The Plug Assembling Method Through The Left and Right Hand Motions) I Wayan Sukania*,
Lebih terperinciDEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #3_INTERAKSI MANUSIA MESIN ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA
DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #3_INTERAKSI MANUSIA MESIN ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA O U T L I N E Sistem Manusia Mesin Synchronous Servicing Completely Random Servicing Combination Servicing Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada setiap pelaku bisnis untuk melakukan inovasi dan perbaikan dalam setiap lini kegiatannya, agar
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124306 / Analisa dan Perancangan Sistem Kerja Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK
Konsumsi Semen PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA DAN KANAN Cut Ita Erliana 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Rahim Matondang 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh
Lebih terperinciInteraksi Manusia Mesin ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA
Jurusan Teknik Industri Semester Gasal 2014/2015 Interaksi Manusia Mesin ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA 4 Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ O U T
Lebih terperinciAnalisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA
Jurusan Teknik Industri Semester Genap 2015/2016 Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA 5 Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN
PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN I Wayan Sukania, Oktaviangel 2, Julita 2. Staf pengajar Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Untar 2. Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciPerbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)
Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus) Priscilla Gandasutisna 1, Tanti Octavia 2 Abstract: PT. X is a job-order plastic packaging industry using line
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)
USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) Yanti Helianty, Caecilia SW, Mita Lianie Astuti Jurusan Teknik
Lebih terperinciPengurangan Bottleneck dengan Pendekatan Theory of Constraints pada Bagian Produksi Kaos Kaki di PT. Matahari Sentosa Jaya
Pengurangan Bottleneck dengan Pendekatan Theory of Constraints pada Bagian Produksi Kaos Kaki di PT. Matahari Sentosa Jaya Jembar Kurnia, Didit Damur Rochman Teknik Industri Universitas Widyatama Bandung
Lebih terperinciANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL
ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo
Lebih terperinciDEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA
DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA O U T L I N E Peta Kerja Peta Kerja Keseluruhan Peta Kerja Setempat Standard Operation Procedure PETA KERJA
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Performansi Lini Produksi PT. XYZ
Jurnal Metris, 15 (2014): 41 46 Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Usulan Perbaikan Performansi Lini Produksi PT. XYZ Trifenaus Prabu Hidayat, Adiyatma Program Studi Teknik Industri, Universitas Katolik Indonesia
Lebih terperinciPENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)
PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta) Jono Jurusan Teknik Industri Universitas Widya Mataram Yogyakarta Yonuwm@yahoo.co.id ABSTRAK PT XY sebagai
Lebih terperinciERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA
ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui petapeta
Lebih terperinciAnalisis Penentuan Sikap Kerja yang Ergonomis di Area Loading Ramp pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Luwu Timur
Petunjuk Sitasi: Rapi, A., & Arminas. (2017). Analisis Penentuan Sikap Kerja yang Ergonomis di Area Loading Ramp pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Luwu Timur. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B312-318).
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)
Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP) Umi marfuah 1), Cholis Nur Alfiat 2) Teknik Industri Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMETODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA
METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA Renny Septiari 1) dan Umi Nurillah 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Jl. Bendungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SMED (Single Minute Exchange Die) Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA
PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA (Studi Kasus: Agen Gas LPG Rutin Makmur Grogol, Sukoharjo) Taufiq Rochman,
Lebih terperinciMODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)
MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)
PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi
Lebih terperinciQolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3
RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo
Lebih terperinciPETA PETA KERJA. Nurjannah
PETA PETA KERJA Nurjannah Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 2006) Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis
Lebih terperinciREKAYASA DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP BANGSA
. PROCEEDINGS SEMINARNASIONALRISETDANTEKNOLGITERAPAN(RITEKTRA)KE4 REKAYASADANINOVASITEKNOLOGI UNTUKPENINGKATANKUALITASHIDUPBANGSA 17SEPTEMBER2014 UNIVERSITASSANATADHARMA YOGYAKARTAINDONESIA Editor: TheJinAi,Dr.Eng
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU)
PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU) Merry Siska, Dedi Suarman Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Lebih terperinciPerancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler
Petunjuk Sitasi: embiring, A. C. (2017). Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C242-247). Malang:
Lebih terperinciPERANCANGAN MEJA ERGONOMIS BAGI PEKERJA PEMBUATAN ROTI
PERANCANGAN MEJA ERGONOMIS BAGI PEKERJA PEMBUATAN ROTI Studi Kasus : CV. Barokah Jaya Malang Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Akademik dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Sarjana
Lebih terperinciMINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING
MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING Yayan Indrawan, Ni Luh Putu Hariastuti Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Putu_hrs@yahoo.com
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar Jl. Sunu No. 220 Makassar (1)
Petunjuk Sitasi: Arminas, & Basri, M. (2017). Analisis Potensi Risiko Cidera Karyawan Proses Packing di Area Store In House dengan Metode Recommended Weight Limit (RWL) pada PT. Toyota Boshoku Indonesia.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE RETAD UNTUK MENGURANGI WAKTU SET UP PADA MESIN MILLING P1 DAN P2 DEPARTEMEN MACHINING PT. KUBOTA INDONESIA
PENERAPAN METODE RETAD UNTUK MENGURANGI WAKTU SET UP PADA MESIN MILLING P1 DAN P2 DEPARTEMEN MACHINING PT. KUBOTA INDONESIA Sriyanto, Denny Nurkertamanda, Ahmad Nur Ismail Abstrak Pengurangan waktu produksi
Lebih terperinciANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX
ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX Alfa Firdaus, Dedy Pratama Program Studi Teknik, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA TELLER DENGAN MENGGUKAN METODE SAMPLING PEKERJA DI BANK BRI UNIT
PENGUKURAN KINERJA TELLER DENGAN MENGGUKAN METODE SAMPLING PEKERJA DI BANK BRI UNIT Ayi Hudaya 1, Andri Ikhwana, M.T., Erwin Gunadhi, M.T. n Jurnal Kalibrasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu
Lebih terperinciMenganggur Independent Kerja Kombinasi
PETA KERJA SETEMPAT PETA PEKERJA-MESIN Menganggur Independent Kerja Kombinasi Contoh Kasus Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator bilamana diketahui data sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Heizer, et al (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang memiliki arti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga dapat menghasilkan
Lebih terperinciPeningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X
Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X Nur Yulianti Hidayah 1, Agus Zainudin 2 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta
Lebih terperinciShojinka s Approach in Minimazing Work In Process Total To Springbed Production (Case Study in PT. Malindo Intitama Raya)
PENDEKATAN SHOJINKA DALAM MEMINIMASI TOTAL WORK IN PROCESS PADA PRODUKSI SPRINGBED (Studi Kasus di PT. Malindo Intitama Raya) Shojinka s Approach in Minimazing Work In Process Total To Springbed Production
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 3 NO. 2 AGUSTUS 2016 PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Jaka Abdul Rohim, Agung Kristanto Program Studi
Lebih terperinciOPTIMASI SET-UP TIME PADA MESIN PUNCHING KENKAD DENGAN PENDEKATAN DESAIN ALAT BANTU BARU (Studi Kasus : PT. XYZ)
OPTIMASI SET-UP TIME PADA MESIN PUNCHING KENKAD DENGAN PENDEKATAN DESAIN ALAT BANTU BARU (Studi Kasus : PT. XYZ) SET-UP TIME OPTIMIZATION AT KENKAD PUNCHING MACHINE WITH NEW DESIGN APPROACH (STUDY CASE
Lebih terperinciANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE TIME STUDY PADA PERUSAHAAN PERAKITAN SPEAKER ABSTRAK
ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE TIME STUDY PADA PERUSAHAAN PERAKITAN SPEAKER Kelvin Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.
USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan
Lebih terperinciImplementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan
Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi
Petunjuk Sitasi: Suliawati, & Gumay, V. S. (2017). Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D70-75). Malang: Jurusan
Lebih terperinciPerencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo)
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-7976 Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo) 1 Rian Oktaviana
Lebih terperinciPERANCANGAN PETA TANGAN KANAN TANGAN KIRI BAGIAN AFTER MARKET DIVISI PACKAGING PT. XYZ INDONESIA
PERANCANAN PETA TANAN KANAN TANAN KIRI BAIAN AFTER MARKET DIVISI PACKAIN PT. XYZ INDONESIA Royan Fajar umilang* 1), Fakhrina Fahma ) 1,) Program Studi Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Jalan.Ir
Lebih terperinciPerancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi
Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2006 Lab.E&PSK-TI-FTI-ITS-2006 Surabaya, 29 Juli 2006 ISBN : 979-545-040-9 Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan
Lebih terperinciMaya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124408 / Praktikum Manufaktur Terintegrasi 1 Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 1 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah
Lebih terperinciAnalisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )
Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injection molding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana material yang dilelehkan berdasarkan proses pemanasan. Biji plastik yang meleleh
Lebih terperincisekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c.
BAB 6 KESIMPULAN Bab ini merupakan penutup dari seluruh laporan yang ada. Bab ini terdiri dari 2 bagian yaitu kesimpulan dari seluruh hasil analisis yang sudah dilakukan dan saran yang dapat diajukan.
Lebih terperinciDEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri
DEFINISI Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja MACAM Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri Peta Pekerja dan Mesin : Menggambarkan Koordinasi
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: a. Tingkat beban
Lebih terperinciSTUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X
STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X I Wayan Sukania 1), Oktaviangel 2), Julita 3) Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 1) Program
Lebih terperinciPENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang
PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA ) Priscilla Tamara, 2) Peniel I. Gultom, 3) Erni Junita Sinaga,3) Program Studi Teknik Industri D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini persaingan industri manufaktur semakin ketat, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk dapat bersaing agar produk mereka dapat diterima
Lebih terperinciPENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...
ABSTRAK PT. Trimandiri Plasindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan plastik pembungkus. Plastik pembungkus yang dibuat ada beberapa jenis, tetapi yang diteliti hanya produk kantong kresek.
Lebih terperinciPERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN
PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, seiring dengan perkembangan dalam dunia manufaktur dan bisnis, kebutuhan untuk waktu pelayanan konsumen yang semakin cepat dalam memenuhi demand menjadikan
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)
ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang) ANALYSIS OF PRODUCTIVITY AND WORK EFFICIENCY IMPROVEMENT WITH KAIZEN
Lebih terperinciPERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR
Lebih terperinciPERHITUNGAN WAKTU STANDARD DAN PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA PADA BAGIAN PENGEPAKAN PT. SINAR OLEOCHEMICAL INTERNATIONAL (PT. SOCI)) KARYA AKHIR
PERHITUNGAN WAKTU STANDARD DAN PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA PADA BAGIAN PENGEPAKAN PT. SINAR OLEOCHEMICAL INTERNATIONAL (PT. SOCI)) KARYA AKHIR Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Sarjana Teknik Terapan Oleh
Lebih terperinciOPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN
OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN Iswahyudi Dwi Nurcahyo; Gunawarman Hartono Industrial Engineering Department,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Persediaan Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Material Handling Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Pendahuluan Tujuan Material Handling Tujuan Material Handling Tujuan material
Lebih terperinciKESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI
KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI Citra Palada Staf Produksi Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta 14350 citra.palada@yahoo.com ABSTRACT
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 6 MOTION STUDY Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com WORK TIME MEASUREMENT (MOTION
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PEMOTONGAN KABEL DIVISI CABLE CASING DI PT.INSERA SENA
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PEMOTONGAN KABEL DIVISI CABLE CASING DI PT.INSERA SENA Anthony Teguh Setiawan 1, Herry Christian Palit S.T., M.T. 2, Dr.Julianna Anggono,S.T.,M.Sc. 3 Abstract: The aim
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
20 BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Pengumpulan Data 2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian dalam. Pakaian dalam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perindustrian merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, perkembangan usaha dalam sektor
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) 1 Setelah mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL Disusun oleh : Kelompok 6 Kelompok 10 1. Nika Awalistyaningrum (9118) 2. Esti Rumaningsih (9127)
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124407 / Ergonomi Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu : 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penanganan material adalah salah satu proses kunci dalam sebuah rantai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan suatu proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi dengan menggunakan mesin, peralatan, serta tenaga kerja. Teknologi yang digunakan
Lebih terperinciAnalisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan)
Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan) The Improvement of Work System Analysis for Production Capacity
Lebih terperinciAPLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET
APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET Ukurta Tarigan, Uni P. P. Tarigan, dan Zulfirmansyah A. Dalimunthe Departemen Teknik
Lebih terperinciSimulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division )
Petunjuk Sitasi: Purwani, A., & Tsani, Y. (2017). Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Merupakan gambaran urutan kerja yang dilakukan dalam melakukan pengamatan dan pengolahan dalam penelitian di pabrik. Urutan kerja ini membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan
Lebih terperinciANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK
Nana Rahdiana 1), Nani Agustiani 2) ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING Nana Rahdiana 1), Nani Agustiani 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Berikut adalah
Lebih terperinciANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN
ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos
Lebih terperinci