BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing perusahaan. Beberapa produk dari software ERP yang terkenal, di

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. EP beroperasi secara komersial pada 8 Oktober 1996, dengan NPWP

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

guna memenuhi kebutuhan furniture di Indonesia.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Perusahaan ini bergerak di bidang pendistribusian produk Healthcaare berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU. III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAGANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. GLOBAL TWIN STAR

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. PT. Putra Maya Abadi merupakan perusahaan keluarga yang bergerak di

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT ELEMATEC INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN. perusahaan yang bergerak di bidang Money changer, Saham, dan Stationery. PT

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN TUJUAN BASIS DATA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN. bergerak di bidang automotif. PT. Mercindo Autorama didirikan pada 22 April

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Wawancara perancangan sistem penjualan PT. Master Centranusa Cemerlang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. bergerak di bidang pembuatan plate flexo photopolymer. PT. PUTRA MANDIRI PT. PUTRA MANDIRI ABADI

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

Transkripsi:

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Inti Kapuas International merupakan anak perusahaan dari PT Inti Agri Resources Tbk. Perusahaan ini awalnya berdiri pada tahun 1999 dengan nama PT Inti Indah Karya Plasindo Tbk (IIKP) yang bergerak di bidang produksi kantong plastik. Pada bulan Maret 2005, PT Inti Indah Karya Plasindo Tbk memutuskan untuk mengubah haluan dan memasuki bisnis ikan hias melalui kemitraan dengan penangkaran arowana tradisional di Kalimantan Barat. Memang banyak pihak yang awalnya meragukan langkah IIKP ini, yang disertai perubahan nama menjadi PT Inti Kapuas Arowana. Core competence bisnis kantong plastik dan bisnis ikan arowana sungguh berbeda. Namun kinerja perusahaan membuktikan sebaliknya, PT Inti Kapuas Arowana berhasil unggul dalam bisnis baru ini. Seiring berjalannya waktu, terjadi perlambatan perekonomian dunia dan meningkatnya popularitas ikan hias lain seperti koki, maskoki dan louhan, tampaknya memberikan tekanan pada kinerja PT Inti Kapuas Arowana. Oleh karena itu, PT Inti Kapuas Arowana merasa perlu bertindak. Pada bulan April 2008, PT Inti Kapuas Arowana mengubah namanya menjadi PT Inti Agri Resources Tbk yang menandakan 92

93 keinginannya untuk melakukan diversifikasi pada bidang bisnis lain. Akan tetapi, bisnis arowana tetap menjadi fokus utama perusahaan sehingga didirikan anak perusahaannya, yaitu PT Inti Kapuas International yang khusus menjalani bisnis arowana ini. PT Inti Kapuas International memiliki merek dagang shelookred untuk ikan arowananya. Kata shelookred (she looks red) yang secara harafiah diterjemahkan sebagai dia (wanita itu) terlihat merah dimaksudkan untuk melukiskan keindahan Arowana Super Red (Arowana Merah) layaknya gadis cantik dengan rona merah. Kata Shelook merupakan penulisan ulang kata siluk yang dalam bahasa asli masyarakat pedalaman Kalimantan, berarti arowana. Arowana shelookred merupakan hasil dari proses seleksi yang ketat dalam menjaga kualitas genetik dan bentuk anatomi yang optimal dari ikan arowana. Semua ikan shelookred telah dibudidayakan dan dipelihara dalam lingkungan yang dikontrol dan dimonitor secara ketat oleh spesialis ikan arowana. PT Inti Kapuas International sebagai pemegang merek dagang shelookred adalah perusahaan penangkaran dan distribusi Arowana Merah terbesar di Indonesia. Saat ini PT Inti Kapuas International mengoperasikan lima tambak di berbagai lokasi yang terletak di Kalimantan dan beberapa proshop yang berada di Indonesia, seperti Solo, Surabaya, Jakarta, dan Bandung. Sementara itu, PT Inti Kapuas International juga memiliki agen dalam negeri yang terletak di Semarang, Makassar, dan Cirebon. Pangsa pasar PT Inti Kapuas International juga

94 meluas ke dunia international, seperti Thailand, Cina, Jepang, dan Hongkong. Sebagai pemain utama di industri ikan hias arowana, PT Inti Kapuas International menyadari pentingnya peranan perusahaan dalam program konservasi alam dan berinisiatif untuk berpegang teguh pada standar internasional dalam aktivitas perdagangannya. Jadi, PT Inti Kapuas International hanya menjual Arowana Merah hasil penangkaran, bukan hasil tangkapan liar. Komitmen PT Inti Kapuas International dalam program konservasi ini secara resmi telah dikonfirmasi oleh terdaftarnya nomor registrasi CITES A-ID-519 untuk merk shelookred dan A-ID-528 untuk merk TreasuREDragon. Perlu diketahui, bahwa CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) adalah suatu lembaga internasional yang melindungi perdagangan spesies flora dan fauna langka. Oleh karena itu, maka secara spesifik, setiap ikan Arowana Merah yang dijual telah didaftarkan dan diberi microchip, disertai dengan sertifikat resmi sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadi pemain kelas dunia di bidang penangkaran dan perdagangan ikan Arowana Merah, dengan tetap menjaga kelestariannya dan mematuhi peraturan internasional yang berlaku.

95 Misi 1. Lebih memperkenalkan ikan Arowana Merah sebagai satwa asli Indonesia ke seluruh tanah air dan negara-negara lain di dunia. 2. Turut menjaga keseimbangan populasi ikan Arowana Merah agar tidak punah. 3. Melakukan riset secara modern dan berkesinambungan agar didapatkan cara mengembangbiakan dan memelihra ikan Arowana Merah yang dilakukan dengan teknologi tinggi dan tepat guna.

96 3.1.3 Struktur Organisasi 3.1.3.1 Struktur Organisasi Pusat Board of Commissioners President Director Operational Director Marketing & Sales Director Financial & Accounting Director HRGA Director IT Director Operational Vice Director Marketing & Sales Vice Director Financial & Accounting Vice Director HRGA Vice Director IT Vice Director ME Manager R & D Manager Operational Manager Jakarta Operational Manager Kalimantan International Marketing & Sales Manager Domestic Marketing & Sales Manager Financial & Accounting Manager HRGA Manager IT Manager Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pusat (Sumber: HRGA PT Inti Kapuas International, 2009)

97 3.1.3.2 Struktur Organisasi Proshop Proshop Manager Administration Officer Cashier Sales officer Marketing Officer Courier Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proshop (Sumber: HRGA PT Inti Kapuas International, 2009)

98 3.1.4 Pembagian Tugas dan Wewenang Adapun pembagian tugas dan wewenang masing-masing bagian pada PT Inti Kapuas International adalah sebagai berikut: Operational Director & Vice Director Bertanggung jawab kepada president director mengenai hal-hal operasional dan divisi-divisi yang dikepalainya, seperti mechanical engineering, research and development, operational daerah Jawa, dan operational daerah Kalimantan. Marketing & Sales Director & Vice Director Bertanggung jawab kepada president director mengenai penjualan perusahaan baik penjualan domestik maupun penjualan di luar negeri. Menyusun strategi penjualan dan pemasaran untuk meningkatkan laba perusahaan. Financial & Accounting Director & Vice Director Bertanggung jawab kepada president director mengenai arus kas perusahaan, perencanaan investasi, dan anggaran-anggaran biayanya. Menyusun strategi anggaran perusahaan untuk masa mendatang. Human Resources & General Administration (HRGA) Director & Vice Director Bertanggung jawab kepada president director mengenai sumber daya manusia perusahaan dan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan administrasi perusahaan.

99 IT Director & Vice Director Bertanggung jawab kepada president director mengenai manajemen teknologi informasi, yang mencakup investasi hardware dan software dalam perusahaan sehingga memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Mechanical Engineering (ME) Manager Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelian peralatan teknis, seperti mesin-mesin dan listrik yang dibutuhkan dalam setiap departemen perusahaan. Bertanggung jawab dalam melakukan day to day operasional yang meliputi tindakan preventive dan corrective untuk pekerjaan ME agar tidak menggangu proses binis perusahaan. Melakukan koordinasi dengan staf-stafnya dalam hal pengelolaan peralatan teknis. Research and Development (R & D) Manager Bertanggung jawab kepada operational director mengenai penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, meliputi ikan arowana, makan kesehatan, dan obatobatan. Mengidentifikasi kebutuhan dana penelitan dan pengembangan agar dapat sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan. Mengatur dan mengawasi pekerjaan staf-stafnya dalam melakukan penelitian dan pengembangan produk.

100 Operational Manager Jawa Mengawasi transaksi pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh kantor pusat maupun proshop yang terletak di pulau Jawa. Melakukan koordinasi dengan operational manager Kalimantan dalam pendistribusian produk, terutama ikan arowana, dari tambak yang berada di pulau Kalimantan ke proshop yang berada di pulau Jawa. Melakukan koordinasi dengan staf-stafnya dalam melaksanakan kegiatan operasional. Operational Manager Kalimantan Bertanggung jawab dalam pengelolaan tambak dan pelaporan proses produksi. Mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan perkembangbiakan (proses produksi) ikan arowana. Melakukan koordinasi dengan staf-stafnya dalam melaksanakan kegiatan operasional. International Marketing & Sales Manager Bertanggung jawab kepada marketing & sales director mengenai penjualan-penjualan yang terjadi di berbagai agen internasional, seperti China, Thailand, Jepang, Jerman, dan Hongkong. Berkoordinasi dengan agen-agen internasional untuk meningkatkan penjualan internasional. Menganalisis penjualan yang terjadi dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan penjualan internasional.

101 Menyusun laporan-laporan penjualan dari setiap agen internasional. Melakukan pengawasan terhadap staf-stafnya dalam hal pemasaran dan penjualan produk di wilayah internasional. Domestic Marketing & Sales Manager Bertanggung jawab kepada marketing & sales director mengenai penjualan-penjualan yang terjadi di proshop domestik dan agen dalam negeri. Mengelola proshop-proshop domestik. Menganalisis penjualan yang terjadi dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan penjualan domestik. Menyusun laporan-laporan penjualan dari setiap proshop domestik. Melakukan pengawasan terhadap staf-stafnya dalam hal pemasaran dan penjualan produk di wilayah domestik. Financial & Accounting Manager Mengelola keuangan sehari-hari pada kantor pusat maupun kantor cabang, termasuk pergerakan aktiva yang terjadi. Bertanggung jawab dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan yang akan digunakan oleh pihak internal maupun eksternal. Mengoordinasikan pekerjaan staf-stafnya dalam hal keuangan. Human Resources & General Administration (HRGA) Manager Merekrut sumber daya manusia agar dapat menjadi aset perusahaan. Melakukan perencanaan dan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada di perusahaan.

102 Mengelola seluruh administrasi yang dibutuhkan perusahaan dalam mendukung kegiatan operasionalnya. Berkoordinasi dengan semua bagian yang ada di perusahaan dalam rangka merekrut karyawan baru. IT Manager Mengelola teknologi informasi yang ada di perusahaan untuk mendukung proses bisnis perusahaan. Merekomendasikan penggunaan teknologi informasi yang lebih efektif dan efisien untuk perusahaan dalam mendukung proses bisnisnya. Bekerjasama dengan bagian HRGA untuk memberikan pelatihan kepada karyawan dalam pengunaan sistem informasi perusahaan. Melakukan koordinasi dengan staf-stafnya dalam pengembangan teknologi informasi perusahaan. Proshop Manager Bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua kebijakan yang berlaku pada proshop. Mengawasi semua kegiatan operasional yang terjadi pada proshop. Bertanggung jawab pada strategi pemasaran dan perkembangan proshop. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan proshop yang dipimpinnya.

103 Bertanggung jawab dalam penyediaan arowana dan perlengkapan lainnya jika marketing officer melaporkan bahwa stok berada pada angka minimum dalam proshop terkait. Mengawasi pekerjaan staf-stafnya agar sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada proshop. Administration Officer Bertanggung jawab dalam pengelolaan seluruh administrasi dan dokumen-dokumen kantor cabang untuk dipertanggung jawabkan kepada proshop manager. Bertanggung jawab dalam mengelola database pelanggan proshop. Bertanggung jawab dalam membuat laporan pengeluaran, persediaan, dan penjualan bulanan kepada proshop manager. Bertanggung jawab membeli peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh proshop terkait. Cashier Bertanggung jawab dalam mengelola dan membukukan anggaran dana operasional (petty cash) dari pusat untuk keperluan operasional harian di cabang. Menerima pembayaran baik secara lunas maupun dengan DP (Down Payment) dari pelanggan berdasarkan sales order. Melaporkan semua pengeluaran dan pemasukan kepada administration officer. Sales officer Mencatat data pelanggan.

104 Membuat sales order dan delivery order. Marketing Officer Melakukan pemasaran produk yang ada pada proshop terkait. Melayani pelanggan, baik secara langsung atau pun melalui media elektronik (email). Melakukan penjualan produk sesuai dengan target yang diberikan. Courier Bertanggung jawab dalam melakukan packing pesanan pelanggan. Bertanggung jawab dalam melakukan pengiriman pesanan kepada pelanggan sekaligus meminta otorisasi pelanggan pada surat jalan bahwa pesanan telah diterima. Bertanggung jawab dalam memelihara arowana agar tetap dalam kondisi yang baik, termaksud mengganti air akuarium seminggu sekali, sehingga layak untuk dijual. Bertanggung jawab dalam memastikan ketersediaan arowana, makanan ikan, dan perlengkapan lainnya dalam proshop yang terkait. 3.2 Proses Bisnis yang Berjalan 3.2.1 Proses Bisnis Penjualan Proses bisnis penjualan pada PT Inti Kapuas International dimulai ketika pelanggan datang ke proshop untuk melakukan pembelian. Awalnya, pelanggan dilayani oleh marketing officer untuk melihat-lihat produk yang tersedia di dalam proshop tersebut, yaitu Arowana Merah, makanan ikan, dan perlengkapan ikan. Jika pelanggan ingin membeli

105 salah satu produk, maka marketing officer membawa pelanggan ke sales counter. Di sales counter, sales officer membuat sales order (SO) sebanyak 4 rangkap yang berisi produk-produk yang ingin dibeli oleh pelanggan. Setelah sales order dicetak, maka sales order sebanyak 4 rangkap tersebut diserahkan oleh sales officer ke cashier. Di bagian cashier, pelanggan dapat membayar secara lunas atau pun sebagian dari total pembelian yang dilakukan (DP). Jika pembayaran dilakukan secara DP, maka SO sebanyak 4 rangkap tersebut akan dicantumkan jumlah DP dan sisa yang harus dibayar. Ketika pelanggan melakukan pembayaran DP tersebut, maka SO rangkap ke-1 diberikan kepada pelanggan, sedangkan SO rangkap ke-2, 3, dan 4 tetap dipegang oleh cashier sampai pelanggan melunasinya. Produk yang telah dipesan pelanggan akan dipisahkan ke area pemesanan. Apabila pelanggan tidak melunasinya dalam jangka waktu 2 minggu, maka SO tersebut akan dinyatakan batal dan uang DP hanya akan dikembalikan sebesar 50 % dari jumlah yang telah dibayar dan produk yang telah dipesan tersebut dikeluarkan dari area pemesanan agar dapat dijual kembali. Setelah pelanggan melunasi total pembelian yang tertera pada SO, maka cashier memberi tanda lunas pada SO 4 rangkap tersebut. SO rangkap ke-2 diarsip oleh cashier, sedangkan SO rangkap ke-1, 3, dan 4 diserahkan kembali ke sales officer untuk dibuatkan delivery order (DO) sebanyak 2 rangkap. Jika pelanggan ingin langsung membawa pesanannya, maka DO diotorisasi langsung oleh pelanggan di counter tersebut dan pesanannya

106 akan di-packing oleh courier. Kemudian pesanan tersebut diserahkan kepada pelanggan beserta SO rangkap ke-1. DO rangkap ke-2 yang telah diotorisasi beserta SO rangkap ke-4 langsung diserahkan kepada administration officer. DO rangkap ke-1 dan SO rangkap ke-3 diarsip oleh sales officer. Jika pelanggan meminta pesanannya untuk dikirim ke alamat tertentu, maka SO rangkap ke-1 diserahkan kepada pelanggan untuk dibawa pulang dan DO sebanyak 2 rangkap akan diserahkan kepada courier. Courier akan melakukan packing berdasarkan DO tersebut dan mengirimkan pesanan ke alamat yang dituju. Setelah pesanan diterima, pelanggan akan mengotorisasi DO 2 rangkap yang akan dibawa kembali oleh courier dan diserahkan kepada sales officer. DO rangkap ke-2 yang telah diotorisasi beserta SO rangkap ke-4 langsung diserahkan kepada administration officer oleh sales officer. Sedangkan DO rangkap ke-1 dan SO rangkap ke-3 diarsipkan oleh sales officer. Administration officer menerima SO rangkap ke-4 dan DO rangkap ke-2 dari sales officer. Berdasarkan SO dan DO tersebut, administration officer akan membuat rekapitulasi penjualan. Setiap akhir bulan, administration officer akan membuat laporan administrasi dan laporan penjualan bulanan yang akan diserahkan kepada proshop manager, dan laporan-laporan tersebut akan diserahkan ke kantor pusat guna keperluan pembukuan oleh bagian financial & accounting.

Gambar 3.3 Proses Bisnis Penjualan 107

108 Gambar 3.4 Sistem Aplikasi Penjualan 3.2.2 Proses Bisnis Pembelian Proses bisnis pembelian pada PT Inti Kapuas International dimulai ketika operational staff, baik Jawa maupun Kalimantan, melaporkan bahwa stok produk yang dijual (ikan, makanan ikan, dan perlengkapannya) berada pada stok minimum kepada operational manager, baik Jawa maupun Kalimantan, sesuai dengan tanggung jawab wilayah masing-masing. Pada kondisi tersebut, operational staff akan membuat purchase requisition (PR) untuk diajukan kepada operational manager. Operational manager akan melakukan pengecekan terhadap PR yang dibuat oleh operational staff. Apabila PR sesuai dengan kondisi persediaan, maka operational manager akan mengotorisasi PR tersebut agar dapat menjadi referensi pembuatan purchase order (PO). PO akan dibuat oleh operational staff sebanyak 3 rangkap. PO rangkap ke-1 akan

109 diserahkan kepada pemasok untuk memproses pembelian. Sementara PO rangkap ke-3 akan diserahkan kepada bagian financial & accounting agar bagian tersebut dapat mempersiapkan dana yang dibutuhkan untuk memproses pembelian. PO rangkap ke-3 tersebut diarispkan oleh bagian financial & accounting. Kemudian PO rangkap ke-2 akan diarsipkan oleh operational staff. Saat pemasok mengirimkan produk yang dipesan, maka operational staff akan menerima invoice dari pemasok dan melakukan pengecekan terhadap kesesuaian produk yang dipesan. Apabila produk yang diterima sesuai, maka bagian operational staff akan mencatat penerimaan produk tersebut ke dalam kartu persediaan. Setelah itu, operational staff akan melaporkan dan menyerahkan invoice kepada bagian financial & accounting. Berdasarkan invoice tersebut, bagian financial & accounting akan melakukan pembukuan terhadap perubahan jumlah persediaan. Lalu bagian financial & accounting akan menyelesaikan pembayaran sesuai dengan kesepakatan dan menerima kuitansi lunas dari pemasok. Kemudian invoice akan diberi tanda lunas oleh bagian financial & accounting. Invoice ini akan dijadikan sebagai dokumen sumber dalam melakukan pembukuan dan kuitansi akan dijadikan sebagai dokumen pendukungnya.

Gambar 3.5 Proses Bisnis Pembelian 110

111 Gambar 3.6 Sistem Aplikasi Pembeliaan 3.2.3 Proses Bisnis Perekrutan Karyawan Proses bisnis perekrutan karyawan dimulai dari manager bagian yang membutuhkan karyawan mengisi formulir permintaan karyawan (FPK) dan diserahkan ke bagian HRGA. FPK tersebut akan dicek oleh manager HRGA, apabila memang sesuai dengan kebutuhan, maka manager HRGA akan mengotorisasi FPK tersebut dan diserahkan kepada stafnya untuk diproses. Berdasarkan FPK yang telah diotorisasi, staf HRGA akan membuka lowongan perkerjaan di berbagai media, baik itu media cetak maupun elektronik, di mana pemilihan media disesuaikan dengan waktu dan biaya yang tersedia.

112 Formulir lamaran kerja (FLK) yang masuk akan dicek dan disaring oleh staf HRGA sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Setelah terpilih calon karyawan yang sesuai, maka form lamaran kerja akan diserahkan kepada manager HRGA untuk diotorisasi. Jika calon karyawan tersebut disetujui oleh manager, maka staf HRGA akan melakukan pemberitahuan kepada calon karyawan bersangkutan mengenai jadwal tes tertulis dan wawancara selanjutnya. Calon karyawan yang lulus tes tertulis dan wawancara akan menandatangani surat kontrak dan dapat mulai bekerja di perusahaan sesuai dengan perjanjian. Karyawan tersebut akan ditempatkan ke bagian atau departemen yang memerlukannya sesuai dengan FPK. Dokumen FPK, FLK, dan surat kontrak akan diarsipkan.

Gambar 3.7 Proses Bisnis Perekrutan Karyawan 113

114 3.2.4 Proses Bisnis Penggajian Proses bisnis penggajian dilakukan berdasarkan catatan data aktifitas karyawan yang disimpan oleh bagian HRGA. Catatan data aktifitas karyawan diperoleh saat karyawan melakukan absensi dengan cara memasukkan kartu absensi karyawan ke dalam mesin pencetak jam kerja karyawan. Setiap akhir bulan bagian HRGA akan menghitung kinerja karyawan berdasarkan absensi tersebut. Kemudian bagian HRGA akan menghitung gaji pokok, bonus, tunjangan, asuransi, serta uang lembur. Apabila dalam sebulan jumlah kehadiran karyawan tidak sesuai dengan jam kerja (di luar alasan karyawan sakit, izin, diperintahkan kerja di luar kantor, serta mengambil cuti), maka bagian HRGA akan secara otomatis melakukan pemotongan gaji. Setelah didapat gaji bersih dari masing-masing karyawan, bagian HRGA akan membuat rekapitulasi gaji. Rekapitulasi gaji tersebut kemudian dikopi, dan bagian yang asli diserahkan ke bank, sedangkan kopiannya diserahkan ke bagian financial & accounting. Bank akan men-transfer secara otomatis dari rekening perusahaan ke rekening karyawan berdasarkan rekapitulasi gaji tersebut. Sedangkan bagian financial & accounting akan mencatat ke dalam pembukuan berdasarkan kopian rekapitulasi yang diterima.

Gambar 3.8 Proses Bisnis Penggajian 115

116 Gambar 3.9 Sistem Aplikasi Penggajian 3.3 Prosedur-prosedur antara Kantor Pusat dan Proshop Dalam memperlancar kegiatan operasional, terdapat beberapa prosedur antara kantor pusat dan proshop pada PT Inti Kapuas International. Prosedurprosedur tersebut antara lain: 3.3.1 Prosedur Pengisian Petty Cash Setiap proshop diberikan anggaran petty cash / kas kecil untuk membiayai kegiatan operasional masing-masing proshop seperti pembelian air, plastik, dan perlengkapan kantor lainnya. Adapun ketentuan dari kantor pusat bahwa setiap proshop memiliki anggaran petty cash sebesar Rp 3.000.000,-. Pengisian petty cash menggunakan metode imprest di mana pengisian petty cash adalah sebesar pengeluaran yang terjadi sehingga saldo petty cash selalu tetap. Pengisian petty cash dilakukan setiap minggu ketika cashier memberikan bukti-bukti pengeluaran kepada administration officer. Berdasarkan bukti-bukti tersebut administration officer menyusun

117 laporan pengeluaran dan diserahkan kepada proshop manager. Proshop manager akan menghubungi bagian financial & accounting untuk meminta agar petty cash diisi sebesar jumlah yang tertera dalam laporan pengeluaran. Laporan pengeluaran tersebut akan dikirim ke pusat sebagai bukti untuk penjurnalan oleh bagian financial & accounting.

Gambar 3.10 Prosedur Pengisian Petty Cash 118

119 Gambar 3.11 Sistem Aplikasi Pengisian Petty Cash 3.3.2 Prosedur Permintaan Produk Setiap proshop memiliki batas stok minimum produk. Pada saat persediaan mencapai titik minimum, maka courier yang merangkap sebagai pengawas stok akan melaporkan kondisi tersebut kepada administration officer. Administration officer akan membuat laporan persediaan yang menyatakan bahwa stok berada pada titik minimum. Laporan persediaan diserahkan kepada proshop manager. Menanggapi hal tersebut, proshop manager akan menghubungi bagian operational untuk mengirimkan persediaan produk yang mencapai titik minimum. Pengiriman tersebut didasarkan pada laporan persediaan yang diserahkan oleh proshop manager ke bagian operational. Setelah mengirim persediaan ke proshop, bagian operational akan membuat laporan pengiriman persediaan ke bagian financial & accounting untuk mencatat pengurangan dan penambahan persediaan di proshop maupun kantor pusat.

Gambar 3.12 Prosedur Permintaan Produk 120

121 Gambar 3.13 Sistem Aplikasi Prosedur Permintaan Produk 3.4 User Requirement Berdasarkan wawancara dan pengamatan terhadap perusahaan didapatkan beberapa user requirement terhadap sistem baru antara lain: a. Laporan pengeluaran bulanan per divisi. b. Sistem mendukung fungsi budgeting. c. Laporan keuangan berdasarkan masing-masing proshop dan dapat di-drill down. d. Pembuatan dan pengotorisasian Purchase Requisition (PR) terkomputerisasi. e. Tersedia fungsi pengingat jika persediaan mencapai titik minimum. f. Laporan penjualan dari masing-masing proshop berdasarkan kebutuhan. g. Tersedia aplikasi yang menangani retur penjualan. h. Proses absensi secara otomatis dengan menggunakan card reader.

122 i. Penyediaan data karyawan dan history employee (seperti: banyaknya jumlah training yang telah diikuti oleh setiap karyawan dan kompetensi yang dimilikinya) j. Tersedia fitur training management. k. Tersedia aplikasi pengajuan cuti secara terkomputerisasi. l. Perhitungan jumlah gaji secara otomatis berdasarkan ketentuan penggajian yang telah diatur. 3.5 Permasalahan-permasalahan yang Ada Berdasarkan analisis dari sistem yang sedang berjalan pada PT Inti Kapuas International, maka ditemukan beberapa permasalahan yang solusinya akan dibahas di bab berikutnya. Adapun permasalahan-permasalahan yang ada dari sistem yang sedang berjalan tersebut adalah sebagai berikut: Sistem informasi proshop dan kantor pusat tidak terintegrasi sehingga jika kantor pusat membutuhkan data operasional proshop maka akan memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar serta terkadang menimbulkan biaya tambahan. Salah satu contoh konkrit yang biasanya terjadi karena permasalahan ini adalah ketika bagian marketing & sales ingin melihat pergerakan persediaan yang terjadi dalam setiap proshop pada suatu saat tertentu (bukan bulanan) untuk tujuan analisis faktor tertentu, seperti distribusi wilayah. Untuk membutuhkan data tersebut, bagian marketing & sales tidak dapat langsung melihatnya di dalam aplikasi yang digunakannya karena tidak ada keintegrasian yang terjadi di setiap antar bagian. Oleh karena itu, bagian marketing & sales perlu menghubungi proshop yang bersangkutan untuk mengirimkan data yang

123 dibutuhkan tersebut. Selain itu, akibat dari masalah ketidakintegrasian ini juga menimbulkan kesulitan dalam melakukan pengolahan data secara cepat dan akurat dikarenakan jumlah transaksi yang semakin meningkat. Contohnya adalah penginputan data transaksi penjualan dan pembelian yang masih dilakukan secara manual setiap bulan oleh bagian financial & accounting guna keperluan penjurnalan. Hal ini tentu memerlukan waktu yang cukup lama untuk menginput data transaksi penjualan dan pembelian bulanan yang terjadi di setiap proshop, apalagi kini transaksi-transaksi yang terjadi semakin meningkat. Human error memegang peranan penting dalam kesalahan-kesalahan yang terjadi. Oleh karena itu, tidak heran bila terkadang dihasilkan data yang tidak akurat atas pengolahan data yang terjadi. Data yang tidak akurat ini tentu dapat mengakibatkan masalah baru, yaitu pengambilan keputusan yang salah. Contoh permasalahan yang timbul akibat masalah ini adalah keputusan pembelian persediaan (kecuali persediaan ikan Arowana Merah) yang terlambat atau terlalu cepat. Kesalahan penginputan data perubahan persediaan yang terjadi berpengaruh terhadap jumlah persediaan yang ada di kantor pusat dan di proshop yang bersangkutan, antara yang aktual dengan pencatatan yang terjadi. Selain itu, hal ini juga menimbulkan perbedaan antara jumlah persediaan yang dicatat oleh bagian financial & accounting dengan jumlah persediaan yang dicatat oleh bagian operational. Oleh karena bagian operational yang mengambil keputusan pembelian, maka atas dasar jumlah persediaan yang dicatat olehnya di dalam database, keputusan pembelian persediaan yang diambil dapat terlambat jika jumlah persediaan aktual

124 lebih kecil dibanding jumlah persediaan yang terdapat di dalam database. Begitu pula sebaliknya, maka akan terjadi pengambilan keputusan pembelian persediaan yang terlalu cepat, bila jumlah persediaan aktual lebih besar dibanding jumlah persediaan yang terdapat di dalam database. Perhitungan gaji masih manual karena belum didukung sistem informasi penggajian sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam memproses pembayaran gaji karyawan. Setiap akhir bulan, bagian HRGA merasa kesulitan tersebut apalagi kini perusahaan sudah semakin memperluas pangsa pasarnya ke luar negeri sehingga karyawan perusahaan semakin banyak. Sistem tidak memenuhi kebutuhan bagian HRGA dalam penyediaan data karyawan secara terkomputerisasi guna mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Bagian HRGA memerlukan data mengenai kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan untuk tujuan tertentu, misalnya ketika perusahaan membutuhkan karyawan yang mengemban tanggung jawab yang cukup tinggi, seperti manager, perusahaan biasanya merekrut karyawan dari dalam perusahaan melalui bagian HRGA. Dengan adanya penyediaan data karyawan secara terkomputerisasi maka bagian HRGA dapat dengan mudah mencari karyawan yang kualifikasinya cocok dengan karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila memang tidak ada karyawan yang sesuai dengan karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan merekrut karyawan dari luar perusahaan.