BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 < 60 Tidak Tuntas 9 56,25 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah dari jumlah siswa kelas V belum tuntas KKM ( 70). Hal ini dikarenakan antara lain guru sebagai pengajar masih terpaku pada metode pembelajaran konvensional, berpusat pada guru (teacher centered) dan berpusat pada buku teks (text book centered), siswa juga belum sepenuhnya dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran siswa pasif dalam proses pembelajan. Sehingga siswa tidak secara optimal menyerap materi pelajaran yang disampaikan, siswa akan merasa jenuh dan bosan. Sehingga hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS dengan pokok bahasan menghargai peranan tokoh perjuangan dari masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia hasil masih rendah. Pencapaian hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Kondisi Awal No Nilai Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 40 44 6 15,8 2 45 49 6 15,8 3 50 54 6 15,8 4 55 59 3 7,9 5 60 64 2 5,3 6 65 69 4 10,5 7 70 74 7 18,4 8 75 79 2 5,3 9 80 84 1 2,6 10 85 89 1 2,6 Jumlah 38 100 Rata rata 56,8 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 40 46

47 Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kondisi Awal No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 11 29% 2 Tidak tuntas 27 71% Jumlah 38 100% Nilai maksimum 85 Nilai minimum 40 Rata-rata 56,8 KKM 70 Berdasarkan tabel persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD 01 Ampel sebelum tindakan, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 27 siswa atau 71% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 11 siswa atau 29% dari total keseluruhan siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa terhadapa materi yang disajikan masih rendah. Hal itu disebabkan oleh guru kurang mempunyai keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan selalu menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode konvensional secara terus menerus akan terasa monoton sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Siswa merasa jenuh dan terkesan pasif dalam pembelajaran. Transformasi ilmupun terjadi kurang maksimal, karena pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pembelajaran berjalan kurang efektif. Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri 01 Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus akan dilakukan tiga pertemuan.

48 4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Pelaksaan Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan telah disusun: 1) RPP pertemuan 1 dengan materi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, 2) lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan 3) lembar kerja kelompok dan media pembelajaran gambar dan artikel-artikel tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. 4) lembar evaluasi untuk menguji tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan pada siklus 1, 5) konsultasi dengan guru kelas, tentang pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 5) mempersiapkan1 orang observer yaitu guru kelas 3 untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan 1 teman sebagai dokumentasi pembelajaran, serta 6) menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1 Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan: Mengawali pembelajaran, ketua kelas memimpin doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran. Guru melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama lagu-lagu perjuangan, salah satu siswa memimpin didepan kelas. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa, nilai apa yang terkandung dalam lagu-lagu yang telah kita nyanyikan tadi?, bagaimana usaha dan peran tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan?. dan guru menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang akan ditempuh yaitu menggunakan Model

49 Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok diskusi terdiri dari 4-5 siswa heterogen. Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa perkelompok dibagi 1 artikel dan gambar tentang perjuangan kemerdekaan, siswa diminta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan siswa yang lain untuk menyebutkan usaha-usaha dalam mempersiapkan kemerdekaan dan peristiwa penting perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan penemuan-penemuan jawaban dari berbagai sumber belajar. (elaborasi) siswa berkelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas, Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan. (konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Pada kegiatan akhir, guru mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah itu guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan 2 Pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan: Untuk mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengajak siswa untuk menyanyi bersama lagu perjuangan mengulas sedikit tentang pembelajaran sebelumnnya, selanjutnya guru menunjukan gambar-gambar peristiwa-peristiwa persiapan kemerdekaan. Siswa diminta mengamati gambar- gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa peristiwa apa yang terdapat dalam gambar tersebut?, guru menampung jawaban siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang akan ditempuh yaitu menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemudian guru meminta siswa berkelompok

50 sesuai dengan kelompok belajar yang sudah dibentuk pada pembelajaran sebelumnya. Guru memberikan soal ke masing-masing kelompok untuk didiskusikan. Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa secara berkelompok memdiskusikan soal yang diberikan guru, bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya, menggali informasi dari berbagai sumber belajar untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. (elaborasi) guru meminta masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya. Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan. (konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Pada kegiatan akhir, guru mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah itu guru menginformasikan kepada siswa pertemuan selanjtunya akan diadakan tes formatif untuk mengukur tingkap pemahaman dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengakhiri pembelajaran Pertemuan 3 Pelaksanaan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan: Untuk mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran, guru melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan pada saat tes. Guru memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur dan teliti. Pada kegiatan inti, siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masingmasing. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa. Guru membacakan petunjuk mengerjakan lembar kerja. Guru membagi lembar kerja kepada setiap siswa. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal. Soal dikumpulkan

51 secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang ditentukan. Salah satu siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak gaduh. Pada kegiatan akhir, Guru mengulas materi yang telah dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi melalui tanya jawab. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memotivasi siswa untuk tekun dalam belajar. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. 3. Observasi Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru dan siswa kelas V mata pelajaran IPS saat mengajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu pada pembelajaran pertemuan pertama, Guru sudah melaksanakan pembelajaran memgunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah cukup baik. Namun, masih ada kelemahan dialami guru selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain guru masih belum melaksanakan kegiatan secara runtut. Siswa belum aktif dalam proses pembelajaran. Guru masih nampak canggung dan mencoba beradaptasi dengan model pembelajaran yang digunakan, dan pada saa pembentukan kelompok guru kurang bisa menguasai kelas sehingga siswa ramai dikelas. Tapi setelah pertemuan kedua guru sudah dapat mengelola kelas dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah, dan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran. Dan pada pertemuan ketiga hanya diadakan evaluasi, siswa cukup tertib mengerjakan soal evaluasi dari guru. 4. Refleksi Diharapkan guru lebih menguasai model Pembelajaran Berbasis Masalah, Guru juga harus lebih menguasai kelas saat pembentukan kelompok. Bimbingan kepada siswa perlu ditingkatkan lagi, sehingga siswa lebih merasa dihargai dan memudahkan siswa untuk memahami materi. Guru hendaknya melakukan refleksi, agar siswa lebih memahami secara mendalam materi yang telah diajarkan. Siswa diharapkan lebih berani mengemukakan pendapat, sehingga pembelajaran akan berlangsung lebih menarik. Siswa juga perlu lebih

52 berkonsentrasi dan fokus, sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan siswa siap menjawab dengan benar. Pada akhir pembelajaran, siswa hendaknya mampu secara bersama dengan bibingan guru membuat simpulan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Motivasi dan penguatan untuk siswa kurang diberikan, sehingga siswa cenderung kurang antusias menjawab pertanyaan dari guru. Siswa masih agak malu-malu untuk mengajukan pertanyaan maupun pendapat. Masih ada siswa yang gaduh ketika dibagi kelompok, walaupun sebagian sudah dapat dikendalikan. Guru juga harus lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif selama proses pembelelajaran. Bimbingan kepada siswa perlu ditingkatkan lagi, sehingga siswa lebih merasa dihargai dan memudahkan siswa untuk memahami materi. Penguatan serta motivasi diharapkan lebih diperhatikan oleh guru agar siswa merasa lebih dihargai dan terdorong untuk berusaha kembali dan berusaha lebih baik lagi. Pada akhir pembelajaran, siswa hendaknya mampu secara bersama dengan bibingan guru membuat simpulan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. 4.2.2 Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan telah disusun, 1) RPP dengan materi menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, 2) lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajarn, 3) lembar kerja kelompok dan media pembelajaran, lembar tes evaluasi hasil belajar. 4) menyiapakan 1 observer yaitu 1 guru kelas 3 untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan 1 teman sebagai dokumentasi pembelajaran. Dan 5) alat peraga dan sarana lain untuk menunjang pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran 2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1 Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan:

53 Dalam mengawali pembelajaran ketua kelas memimpin doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru menunjukkan gambar teks proklamasi kemerdekaan dan membacakannya di depan kelas, guru bertanya kepada siswa, teks apa yang baru saja dibaca? Usaha apa saja yang dilakukan tokoh perjuangan dalam memproklamsikan kemerdekaan? yang kemudian guru menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan cara belajar yang akan ditempuh yaitu menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Kemudian guru meminta siswa untuk kelompok terdiri dari 4-5 siswa heterogen, pda siklus II ini kelompok dibuat berbeda dengan kelompok sebelumnya agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa diberi masalah yaitu untuk menyebutkan usaha-usaha yang dilakukan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan menyebutkan tokoh yang berperan memproklamasikan kemerdekaan. Siswa diminta untuk bertukar pikiran, menggali informasi dari berbagai sumber belajar. Guru berkeliling untuk mengamati jalannya diskusi perkelompok. (elaborasi) guru meminta masingmasing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya. Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan. (konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Pada kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan 2 Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan: Untuk mengawali pembelajaran, ketua kelas memimpin doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

54 melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru mengulas sedikit tentang pelajaran yang lalu, mengajak siswa untuk menyanyikan lagu perjuangan, guru menunjukan gambar Ir. Soekarno dan Moh.Hatta, kemudian guru bertanya kepada para siswa, Usaha apa yang dilakukan Ir.Soekarno dan Moh Hatta dalam memproklamasikan kemerdekaan?, dan sebutkan nilai juang yang dapat diambil dari usaha tokoh-tokoh tersebut dalam rangka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?, guru menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan meminta siswa kembali berkelompok sesuai kelompok pada pembelajaran sebelumnya. Pada kegiatan inti, (eksplorasi) siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya, bertukar pikiran, menggali informasi dari berbagai sumber untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. (elaborasi) siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya. Siswa lain diminta untuk menanggapi, Guru mengawasi dan mengatur jalannya presentasi. (konfirmasi) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Pada kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan menginformasikan pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatir materi yang telah dipelajari. Pertemuan 3 Pelaksanaan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan: Untuk mengawali pembelajaran seperti biasanya ketua kelas memimpin doa, kemudian guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan pada saat tes. Guru memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur dan teliti.

55 Pada kegiatan inti, siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masingmasing. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa. Guru membacakan petunjuk mengerjakan lembar kerja. Guru membagi lembar kerja kepada setiap siswa. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal. Soal dikumpulkan secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang ditentukan. Salah satu siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak gaduh. Pada kegiatan akhir, Guru mengulas materi yang telah dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi melalui tanya jawab. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memotivasi siswa untuk tekun dalam belajar. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. 3. Observasi Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru dan siswa kelas V mata pelajaran IPS saat mengajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam pertemuan pertama siklus II guru sudah melakukan bempelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan baik. Penerapan model pembelajaran sudah mulai runtut dan rapi sehingga siswa tidak merasa kebingungan. Beberapa kelemahan masih dialami oleh guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih lemah dalam mengatur waktu sehingga waktu yang digunakan cendenrung lebih lama dari pada waktu yang telah direncanakan. Pada akhir pembelajaran guru kurang membimbing siswa untuk membuat simpulan secara berama-sama. Siswa lebih baik saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Siswa melakukan proses pembelajaran berbasis masalah dengan baik. Siswa nampak lebih selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, sebagian besar siswa sudah lebih aktif mencatat berbagai penjelasan dari guru. Sebagian besar siswa sudah berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Beberapa kekurangan masih dialami oleh siswa. Sebagian besar siswa masih belum berani mengemukakan pendapat atau menanggapi penjelasan dari guru. Dalam pembentukan kelompok, masih ada siswa yang gaduh. Siswa masih mengalami kesulitan atau butuh waktu agak lama untuk menjawab pertanyaan

56 dari guru. Pada akhir pembelajaran, sebagian besar siswa masih belum mampu membuat simpulan bersama-sama. 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi, Beberapa kelemahan masih dialami oleh guru. Guru juga belum mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan di sekitar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih lemah dalam mengatur waktu sehingga waktu yang digunakan cendenrung lebih lama dari pada waktu yang telah direncanakan. Pada akhir pembelajaran guru kurang membimbing siswa untuk membuat simpulan secara berama-sama. Beberapa kekurangan masih dialami oleh siswa. Sebagian besar siswa masih belum berani mengemukakan pendapat atau menanggapi penjelasan dari guru. Dalam pembentukan kelompok, masih ada siswa yang gaduh. Siswa masih mengalami kesulitan atau butuh waktu agak lama untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pada akhir pembelajaran, sebagian besar siswa masih belum mampu membuat simpulan bersama-sama. Diharapkan mampu memperbaiki kelemahankelamahan yang ada. Penggunaan waktu juga harus diperhatikan oleh guru, sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuia dengan yang direncakanan. Pembuatan kesimpulan hendaknya juga penting ditekankan agar siswa lebih memahami secara mendalam tentang materi yang telah dipelajari. Siswa juga diharapkan lebih berani lagi dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi penjelasan dari guru. Pada akhir pembelajaran siswa harus mampu membuat simpulan baik secara mandiri maupun bersama-sama, sehingga mereka lebih menguasai materi secara mendalam. 4.3.Hasil Analisis Data 4.3.1. Analisis Lembar Observasi Data 4.3.1.1 Siklus I Analisis hasil dari observer guru dan siswa pada siklus 1 pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:

57 Tabel 4.3 Hasil Observasi Tindakan Guru dan Siswa No Pertemuan Tindakan Guru Respon Siswa 1 Pertemuan 1 76 % 70% 2 Pertemuan 2 80% 75% Rata-rata 78% 72,5% Kategori Baik Baik Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui presentase tindakan guru pada pertemuan 1 sebesar 76%. Sedangkan hasil lembar observasi tindakan guru pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 80%. Setelah dirata-rata, hasil observasi tindakan guru pada siklus I sebesar 78% yang menduduki kategori baik (Kriteria nilai menurut Depdiknas, 2003). Persentase respon siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 70%. sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 75%. Setelah dirata-rata, diketahui hasil observasi respon siswa pada siklus I sebesar 72,5% yang dikategorikan baik (Kriteria menurut Depdiknas, 2003). Hal ini menunjukan peningkatan bahwa terjadi peningkatan tindakan guru dan respon siswa yang berarti proses belajar mengajar semakin membaik. 4.3.1.2 Siklus 2 Analisis hasil dari observer guru dan siswa pada siklus 2 pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Observasi Tindakan Guru dan Siswa No Pertemuan Tindakan Guru Respon Siswa 1 Pertemuan 1 84% 80% 2 Pertemuan 2 92% 90% Rata-rata 88% 85% Kategori Sangat baik Sangat baik Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui presentase tindakan guru pada pertemuan 1 sebesar 84%. Sedangkan hasil lembar observasi tindakan guru pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 92%. Setelah dirata-rata, hasil

58 observasi tindakan guru pada siklus I sebesar 88% yang menduduki kategori sangat baik (Kriteria nilai menurut Depdiknas, 2003). Persentase respon siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 80%. sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 90%. Setelah dirata-rata, diketahui hasil observasi respon siswa pada siklus I sebesar 85% yang dikategorikan sangat baik (Kriteria menurut Depdiknas, 2003). Hal ini menunjukan peningkatan bahwa terjadi peningkatan tindakan guru dan respon siswa yang berarti proses belajar mengajar semakin membaik. 4.3.2 Analisis Hasil Belajar 4.3.2.1 Hasil Belajar Siklus I Setelah dilakukan tindakan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus I dengan 3 kali pertemmuan, diperoleh hasil belajar IPS pada materi menghargai peranan tokoh perjuangan dari masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 01 Ampel yang disajikan pada tabel 4.5 dan persentase ketuntasan pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siklus I No Nilai Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Prosentase (%) 1 40 44 0 0 2 45 49 2 5,3 3 50 54 3 7,9 4 55 59 3 7,9 5 60 64 3 7,9 6 65 69 1 2,6 7 70 74 18 47 8 75 79 6 15,8 9 80 84 1 2,6 10 85 89 1 2,6 Jumlah 38 100 Rata rata 66,44 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 45

59 Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I No Ketuntasan KKM Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 70 26 68% 2 Tidak tuntas < 70 12 32% Jumlah 38 100% Nilai maksimum 85 Nilai minimum 45 Rata-rata 66,44 Berdasarkan tabel 4.5, jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus I meningkat menjadi 26 siswa atau 68%, sedangkan yang belum tuntas KKM sebanyak 12 siswa atau 32%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 ialah 85, nilai terendah yaitu 45 dan belum ada yang mencapai nilai maksimum yaitu 100. Perolehan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel dengan menerapkan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan pra siklus. Hasil tes formatif pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.1. Ketuntasan Belajar IPS Siklus I 32% 68% KKM 70 Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas V SD Negeri 01 Ampel Siklus I

60 Berdasarkan diagram, terlihat bahwa siswa yang telah mencapai KKM adalah 26 siswa atau 68 % dan siswa yang belum mencapai KKM adalah 12 siswa atau 32 %. Nilai rata rata yang diperoleh kelas adalah 66,44 dengan perolehan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Hal ini menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari Pra Siklus ke Siklus I, dengan penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat ememberikan pengaruh dalam hasil belajar siswa. Perbandingan hasil belajar IPS siswa pada kondisi awal degan Siklus I disajikan pada diagram 4.2 berikut ini: Perbandingan Hasil Belajar IPS 80% 27 siswa 26 siswa 60% 40% 11 siswa 12siswa Tidak Tutas 20% Tuntas 0% Pra Siklus Siklus I Diagram 4.2 Perbandingan Hasil Belajar IPS siswa pada Kondisi awal dengan Siklus I Pada diagram 4.2terlihat kenaikan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel, pada Pra Siklus siswa yang mencapai KKM / Tuntas sebesar 29% pada Siklus I menjadi 68%, sedangkan pada Pra Siklus yang belum mencapai KKM / Belum Tuntas sebesar 71%, pada Siklus I menjadi 32% 4.3.2.2 Hasil Belajar Siklus II Setelah dilakukan tindakan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siklus II dengan 3 kali pertemuan, diperoleh hasil belajar IPS materi

61 Menghargai peranan tokoh pejuang dari masyarakay dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel yang disajikan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siklus II No Nilai Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Prosentase (%) 1 60 64 1 2,6 2 65 69 3 7,9 3 70 74 3 7,9 4 75 79 9 23,7 5 80 84 11 28,9 6 85 89 8 21 7 90 94 2 5,3 8 95 99 1 2,6 Jumlah 38 100 Rata rata 78,28 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 60 Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 38 siswa terdapat 1 siswa mendapat nilai rentan 60-64 atau 2,6%, siswa mendapat nilai rentan 65-69 sebanyak 3 siswa atau 7,9%, siswa mendapat nilai rentan 70-74 sebanyak 3 siswa atau 7,9%, siswa mendapat nilai rentan 75-79 sebanyak 9 siswa atau 23,7%, siswa yang mendapat nilai rentan 80-84 sebanyak 11 siswa atau 28,9%, siswa yang mendapat nilai rentan 85-89 sebanyak 8 siswa atau 21%, siswa yang mendapat nilai rentan 90-95 sebanyak 2 siswa atau 5,3%, dan siswa yang mendapat nilai rentan 95-99 sebanyak 1 orang atau 2,6% Berdasarkan nilai hasil belajar IPS siswa kelas V pada tabel 4.7, maka dapat diketahui persentase ketuntasan hasil belajar matematika siklus II pada tabel 4.8 berikut ini:

62 Tabel 4.8 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II No Ketuntasan KKM Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 70 34 89,47% 2 Tidak tuntas < 70 4 10,52% Jumlah 38 100% Nilai maksimum 95 Nilai minimum 60 Rata-rata 78,28 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 4 siswa yang berarti 10,5% siswa tidak tuntas. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 34 siswa yang berarti 89,5% siswa tuntas dalam pembelajaran. Adapun data rekapitulasi hasil belajar IPS siswa Siklus II dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini: Ketuntasan Belajar IPS Siklus II 11% 89% KKM 70 Tuntas Tidak Tuntas Diagram 4.3 persentase ketuntasan hasil belajar IPS pada Siklus II Dilihat dari diagram 4.3 dapat diketahui prosentase ketuntasan hasil belajar IPS pada Siklus II sebesar 89%. Hasil ini meningkat dari pada persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 68%. Dengan demikian dapat

63 dikatakan bahawa hasil belajar IPS pada siklus II telah mencapai indikator kinerja sebesar 85% siswa tuntas. Perbandingan hasil keja IPS siswa pada siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada digram 4.4 berikut ini: Perbandingan Hasil Belajar IPS 100% 34 siswa 80% 26 siswa 60% 40% 20% 12siswa 4 siswa Tidak Tuntas Tuntas 0% Siklus I Siklus II Diagram 4.4 Perbandingan Hasil Belajar IPS Siklus I dengan Siklus II Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat kondisi awal, pada siklus I, dan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Kondisi Kondisi Awal Siklus I Siklus II Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%) Tuntas 11 29% 26 68% 34 89,5% Tidak Tuntas 27 71% 12 32% 4 10,5% Jumlah 38 100% 38 100% 38 100% Rata-rata 56,8 66,44 78,28 Maksimum 85 85 95 Minimum 40 45 60

64 Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II. Ketuntasan hasil belajar IPS pada kondisi awal (pra siklus) meningkat pada siklus I sebesar 39%. Sedangkan hasil belajar IPS pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 20,5% dari pada hasil belajar IPS pada siklus I. Prosentase ketuntasan hasil belajar IPS siswa dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 85%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini: Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 34 siswa 27 siswa 11 siswa 26 siswa 12 siswa 4 siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Tidak Tuntas Tuntas Diagram 4.5 Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 4.4 Pembahasan Pada siklus I diperoleh data hasil observasi tindakan guru dan respon siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Diketahui hasil tindakan guru pada siklus I sebesar 78% dengan kategori baik. Pada saat pembelajaran interaksi antara guru dan siswa kurang berjalan optimal dikarenakan siswa masih malu-malu dalam bertanya dan masih cenderung pasif, sedangkan guru masih cenderung mendominasi dalam

65 pembelajaran dan guru masih merasa kebingungan saat mengajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Adanya tindak nyaman siswa dengan teman sekelompok, berakibat siswa tidak dapat bertukar pikiran dengan maksimal. Hal ini dapat diketahui dari berdasarkan hasil observasi respon siswa pada siklus I sebesar 72,5% yang menduduki kategori baik. Walaupun masuk pada kategori baik, namum prosentase respon siswa selama proses pembelajaran masih rendah. Untuk itu masih diperlukan upaya perbaikan proses pembelajaran pada siklus II Pada siklus II, Hasil tindakan guru dan respon siswa semakin meningkat. Diketahui hasil tindakan guru pada siklus II sebesar 88% dengan kategori sangat baik, hasil observasi respon siswa selama proses pembelajaran siklus II meningkat menjadi 85% pada kategori sangat baik. Pada siklus II guru sudah mulai beradaptasi dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah, kekurangankekuranga pada siklus I sudah banyak berkurang dan berusaha diperbaiki di siklus II. Siswa juga sudah mulai aktif dalam pembelajaran, dalam berkelompok memecahkan masalah berjalan lancar dan tertib. Prosentase hasil belajar IPS siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I diperoleh data sebesar 68% siswa yang tuntas dan 32% yang tidak tuntas dengan rata-rata nilai kelas 66 dan meningkat pada siklus II menjadi 89,5% siswa yang tuntas dan 11% siswa yang belum tuntas. Nilai ratarata pada siklus I sebesar 66,44 meningkat pada siklus II sebesar 78,28. Sehingga berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diputuskan bahwa penelitian ini telah berhasil. Berdasarkan kajian penelitian lain yang relevan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukarman (2012) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sukarman menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatkan, sebelum penelitian ketuntasan hanya

66 42,85% denagn rata-rata kelas 55 setelah dilakukan tindakan, pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa 71,42% dengan nilai rata-rata 61,45. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa 85,71% dengan nilai rata-rata kelas 70,47. Penelitian tersebut menunjukan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah terbukti dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Siswa lebih aktif dan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Proses belajar mengajar lebih menyenangkan daripada pembelajaran konvensiona yang sering dilakukan sebelumnya, akan tetapi masih ada 4 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPS ini dikarenakan memang ada keterlambatan cara berpikir anak tersebut serta keterlambatan dalam menangkap pembelajaran yang berbeda dengan teman-temannya, berdasarkan informasi dari guru kelas V dan informasi dari teman sekelas 4 anak tersebut sering berbicara sendiri saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa, maka penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terbukti telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Semester II tahun pelajaran 2013/2014.