BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN TEORI. pendapat investor (P. 3).

SIMULASI PERDAGANGAN SAHAM PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM, Tbk. DENGAN MACD DAN WILLIAMS % RANGE

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

Session 2: M2: Method - Analisa Teknikal

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan investasi pada saham, seorang investor atau trader

TEKNIK ANALISA FOREX - 1 CANDLESTICK CHART SUPPORT & RESISTANCE PIVOT POINT BREAKOUT STRATEGY POLA REVERSAL

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan hasil yang memuaskan menjadi penyebab utama penduduk

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK ANALISA FOREX - 1

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan

21 NAMA CANDLESTICK YANG HARUS DIKETAHUI OLEH TRADER

Analisa Teknikal PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL. Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :

Chart Bagi Para Trader

MANUAL CANDLESTICK Versi 1.0 Oleh Fabianto Wangsamulya

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp

II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip Analisa teknikal

Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik, untuk memprediksi kecenderungan (trends) harga dimasa yang

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT

Strategi Quad EMA. oleh Admiral Markets Trading Camp

SEKOLAHFOREX.WEEBLY.com MODUL 3 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

Buletin Compiled by

How to Become a Swing Trader?

Bab II LANDASAN TEORI

PENULISAN ILMIAH TEKNIKAL MODERN DALAM INVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI. INTERNATIONAL, Tbk)

ANALISIS TEKNIKAL GRAFIS POLA GRAFIK LILIN (CANDLESTICK)

ANALISIS POLA GRAFIK CANDLESTICK PADA PERGERAKAN EUR/USD

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Dalam trading, istilah momentum

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

Rizky Watuseke

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.

1) Petakan Trend dan Ikuti

INDOTRADERPEDIA MENENTUKAN BREAK POINT PADA CHART PATTERN INSIDE THIS ISSUE : KOMBINASI DOJI & GAP. Hal. 7 TIGA TIPS TRADING MARKET YANG SIDEWAYS

BAB II LANDASAN TEORI. tempat judi. Benarkah demikian? Memang banyak investor yang bertransaksi saham

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT ADARO ENERGY TBK DENGAN METODE CANDLESTICK DAN MOVING AVERAGE PERIODE 1 JUNI DESEMBER 2010

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. instrument pasar uang adalah jangka pendek, mudah diperjual belikan serta likuid.

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi

Analisa Investasi. Analisa Fundamental. Analisa Fundamental. Objek Analisa. Laporan Keuangan 3/19/2015. Analisa Teknikal. Analisa Fundamental

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan menggunakan grafik Candlestick dan pola Elliott Wave yang

Stochastic Trader. Stochastic Oscillator

MY-4X TRADING SYSTEM. Identifikasi trend, support dan resistance. Kenali peluang beli atau menjual dengan analisa teknikal

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Fungsi Saham

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan

KUMPULAN TRADING STRATEGY

Data yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah data pergerakan harga

SEKOLAH FOREX SEMESTER 2

Technical Analisys Dan Bitcoin Traders

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 2 : Maret April 2016

ANALISIS MARKET TIMING DENGAN ELLIOTT WAVE PADA SAHAM BUMI PERIODE 1 DESEMBER 31 JANUARI TAHUN

ANALISIS TEKNIKAL MODERN MENGGUNAKAN METODE MACD, RSI, SO, DAN BUY AND HOLD UNTUK MENGETAHUI RETURN SAHAM OPTIMAL PADA SEKTOR PERBANKAN LQ 45

SIMPLE TRADE WITH POWER CANDLE AUTHOR: ANDRO BEDJO OZORA -=ZORK SOROSS=-

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

Bab 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan secara studi literatur, dan dengan mengikuti seminarseminar

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT MNC INVESTAMA, TBK (BHIT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCHASTIC OSCILLATOR,

ANALISIS MOMENTUM PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PASCA KRISIS. David Sukardi Kodrat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI Software Engineering (Rekayasa Piranti Lunak) Menurut Fritz Bauer (Pressman, 2001, p19), rekayasa piranti lunak adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Valuta asing atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan

ANALISIS TEKNIKAL UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK PADA BURSA EFEK INDONESIA

FOREX TRADING GUIDE TEHNIKAL ANALYS

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TEKNIKAL MODERN DENGAN INDIKATOR

mengambil keputusan kapan beli atau kapan jual saham.

Candle Pattern. Part Introduction 2. Doji 3. Piercing Dark Cloud Cover 4. Hanging Man dan Shooting Star 5. Bullish and Bearish Engulfing

BAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dian Dwi Parama Asthri Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

DAFTAR ISI. Danareksa Research Institute Press

MEMPREDIKSI TREND HARGA SAHAM DENGAN ANALISIS TEKNIKAL

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

Darma Hasudungan Siahaan

SCREENING TEKNIKAL Menggunakan Telegram

TEKNIK ANALISA FOREX ~TEORI 123 ~ ~ TEORI ELLIOT WAVE ~ ~ FIBONACCI RATIO ~

1. Introduction 2. Head and Shoulder 3. Symmetrical Triangle 4. Ascending Triangle 5. Descending Triangle

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham

I. Trend. The Secret Technical Analysis Direct You To Be A Professional Trader

The direction of market the way the market is moving

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Bagian 1 Keajaiban Lilin

~TEORI 123 ~ ~ TEORI ELLIOT WAVE ~ ~ FIBONACCI RATIO ~

6 POLA CANDLESTICK YANG PALING MENGUNTUNGKAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1 Latar Belakang Analisa Saham Dedhy dan Liliana (2007) menyatakan bahwa pergerakan harga saham pada dasarnya dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan dan penawaran. Harga saham akan naik jika semakin banyak pihak ingin membeli suatu saham, sedangkan harga akan turun jika yang terjadi adalah sebaliknya. Jadi sebenarnya harga saham ditentukan oleh investor yang bertransaksi di pasar modal dan harga tersebut sekaligus mewakili pendapat kebanyakan investor. Meskipun harga ini adalah konsensus dan ekspektasi pasar, bukan berarti harga saham tidak bisa berubah, di pasar modal terdapat berbagai macam informasi, seperti laporan keuangan, kebijakan manajemen, rumor di pasar modal, propektus, saran dari broker, dan informasi lainnya. Jadi sebelum investor melakukan investasi pada pasar modal ada baiknya bila investor terlebih dulu menginvestasikan waktunya untuk mempelajari pergerakan harga saham tersebut. Intinya, investasikan waktu sebelum menginvestasikan uang. 2.2.2 Analisis Teknikal Dedhy dan Liliana (2007) menuliskan bahwa analisa teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Analisis teknis ini menawarkan pengembangan teknik perdagangan saham 9

(investasi jangka pendek) berdasarkan pengamatan dan pergerakan harga serta volume perdagangan masa lalu. Dengan membuat suatu trend atau pola atas grafik historis, seorang investor saham bisa membuat suatu keputusan untuk membeli atau menjual saham. Motto dasar yang bisa digunakan dalam analisis teknikal adalah buy low sell high atau buy high sell higher. Sesuai dengan tema skripsi, maka penulis akan membahas lebih lanjut tentang analisis teknikal. 2.2.1 Dasar Pemikiran Analisis Teknikal Menurut Murphy (1999) terdapat tiga asumsi / anggapan dasar dalam analisis teknis, yaitu: Market price discounts everything Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya. Hal itu terjadi karena harga pasar saham tersebut secara alami ditentukan oleh permintaan dan penawaran para pelaku pasar. Price moves in trend Harga saham akan bergerak dalam suatu trend. Prinsip dasar saham dalam penggunaan analisis teknis adalah jangan pernah mangambil keputusan transaksi yang melawan trend harga. Pengguna analisis ini percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar saham, sehingga trend tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar/ investor atas suatu saham. 10

History repeats itself Data historis dapat digunakan untuk memprediksikan data/ harga saham di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis ini mengingat adanya faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama. 2.2.2 Jenis-jenis Indikator a. Trendline Indicator Trendline indicator merupakan suatu alat penting dalam analisis teknis untuk mengidentifikasi trend harga saham dan juga untuk memastikan suatu trend dalam pergerakan harga saham. Appel (2005). Trendline adalah garis lurus yang menghubungkan dua atau lebih dari titik-titik harga dan akan membentuk garis-garis untuk support dan resistance dimasa yang akan datang. Lihat gambar 2.1 11

Gambar 2.1 Trendline (Program Streamster Metastock 9) b. Support dan Resistance Dedhy dan Liliana (2007) menyatakan bahwa support dan resistance hampir sama dengan supply dan demand. Support didefinisikan sebagai level dimana minat beli cukup besar untuk menahan tekanan jual sehingga penurunan harga akan tertahan dan harga akan kembali naik. Sementara resistance merupakan kebalikan dari support dimana tekanan jual sangat besar muncul mengalahkan minat beli akibatnya kenaikan harga akan tertahan dan harga cenderung akan turun. Support dan resistance akan digunakan sebagai standar penetapan trend baru dan akan mengindikasikan kapan grafik MACD membentuk convergence (bearish) ataupun divergence (bullish). 12

Nilai dari Support dan Resistance berupa angka yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga penulis tidak mengubah angka dari support yaitu 20 dan resistance yaitu 80. Lihat gambar 2.2 Gambar 2.2 Support dan Resistance (Program Streamster Metastock 9) c. Reversal Point Merupakan sebuah perubahan drastis dari arah harga saham yang sering juga disebut sebagai trend reversal. Reversal dapat merupakan perubahan dari gerak saham yang positif ataupun negatif terhadap trend pasar. Lihat gambar 2.3 13

Gambar 2.3 Reversal Point (Program Streamster Metastock 9) 2.3 Moving Average Convergence Divergence (MACD) Murphy (1999), MACD adalah metode analisis teknis modern yang dikembangkan oleh Gerald Appel. Metode ini menggunakan perpotongan dua Exponential Moving Average (EMA). Kombinasi dari beberapa prinsip dari Oscillator Indicator dengan pendekatan Moving Average Crossover akan terlihat garis-garis di dalam grafik dan pergerakan garis EMA (slow) dengan EMA (fast), dan yang membedakan MACD dengan Exponentially Smoothed Moving Average dari harga penutupan (biasanya parameter dengan skala waktu yang digunakan adalah 12 hari dan 26 hari terakhir, atau kombinasi 8 dan 17 hari yang juga telah diperkenalkan oleh Gerald Appel atau dalam mingguan). Garis dengan pergerakan lebih cepat (fast) disebut sebagai signal line atau garis indikasi yang biasanya menggunakan parameter 9 hari dari garis MACD, dapat juga digunakan 14

garis indikasi parameter 14 hari. MACD mengidentifikasikan Moving Averages yang berindikasi dimulainya trend baru, MACD dapat melihat 3 buah indikator. Pertama adalah garis EMA periode pendek (fast), kedua adalah garis EMA periode panjang (slow) dan ketiga adalah susunan histogram atau garis yang menggambarkan ukuran jarak antara kedua EMA tersebut. Lihat Gambar 2.4 Gambar 2.4 Moving Average Convergence Divergence (Program Streamster Metastock 9) Tanda-tanda untuk menjual atau membeli saham yang ditunjukan oleh MACD ketika kedua garis dalam grafik MACD saling berpotongan. Seperti garis yang bergerak cepat milik MACD yang bergerak ke atas dan memotong garis yang lebih lambat sebagai sebuah tanda atau indikasi untuk membeli saham bagi para investor, dan sebaliknya bila garis MACD bergerak ke bawah dan 15

memotong garis yang lebih lambat maka hal ini merupakan sebuah tanda atau indikasi jual bagi para investor. 2.3.1 MACD Crossover Karena kedua moving average (EMA) memiliki kecepatan yang berbeda, EMA fast akan lebih cepat bereaksi mengikuti perubahan harga dibandingkan EMA slow. Ketika trend baru terbentuk EMA fast akan menyilang (cross) EMA slow. Saat terjadi crossover tersebut menandakan bahwa trend baru mulai terjadi. Dan indikasi kedua yaitu apabila EMA pada MACD telah menembus garis tengah atau 0 (nol) MACD. Kelemahan dari MACD adalah lambat dalam memberikan indikasi, karena bagaimanapun MACD terbentuk dari rata-rata harga yang terjadi sebelumnya. Kelebihannya yaitu MACD jarang memberikan indikasi yang salah karena lebih halus geraknya. MACD tidak mengindikasikan kondisi oversold atau overbought. 2.3.2 MACD Overbought dan Oversold Pergerakan dari MACD berfluktuasi di atas ataupun di bawah garis 0 (nol) dan pada saat itulah indikator Oscillator digunakan guna menentukan apakah pergerakan nilai saham berada pada kondisi overbought atau oversold. Overbought terjadi ketika pergerakan MACD jauh berada diatas garis nol, dan sebaliknya oversold terjadi ketika pergerakan MACD jauh berada di bawah garis 0 (nol). 16

2.3.3 Divergence Menurut Oleg (2006), divergence merupakan sebuah akhir dari trend saat ini yang mungkin terjadi ketika harga saham bergerak berlawanan arah dari teknikal indikator. Dan Murphy (1999), menuliskan bahwa divergence terjadi diantara grafik MACD dengan grafik harga. Bearish divergernce terjadi ketika garis MACD menunjukan kondisi sedang overbought tetapi terus mengalami penurun dan pada saat bersamaan harga saham terus menguat atau naik, hal ini digunakan sebagai pertanda dari pergerakan nilai saham yang tertinggi pada pasar. Bullish divergernce terjadi ketika garis MACD menunjukan kondisi sedang oversold tetapi terus mengalami kenaikan dan harga saham terus melemah, hal ini sebagai pertanda dari pergerakan nilai saham yang terendah dari pasar. Dengan menggunakan garis trend yang sederhana dapat digambarkan dalam grafik MACD untuk mengidentifikasi perubahan trend yang terjadi akibat divergence yang dinilai penting. Lihat gambar 2.5 17

Gambar 2.5 Divergence (Program Streamster Metastock 9) 2.3.4 Formula Exponentially Moving Average (EMA) Perhitungan EMA: Perhitungan EMA pada hari pertama: EMA S = (P S x ESF) + (MA S-1 x (1-ESF) ESF = 2 / (n+1) Perhitungan EMA pada hari kedua dan seterusnya: EMA S = EMA S-1 + (ESF x (P S - EMA S-1 )) Keterangan: EMA S : EMA sekarang atau hari ini P S : Harga saham sekarang atau hari ini ESF : Exponential Smoothing Factor MA S-1 : MA sebelumnya 18

n : Jumlah hari yang diperhitungkan dalam MA EMA S-1 : EMA sebelumnya 2.3.5 Formulasi MACD Standar penggunaan MACD terletak pada perbedaan antara parameter waktu yang digunakan yaitu 26 hari dan 12 hari EMA. Pengaplikasian MACD dengan pengaturan waktu yang sebenarnya atau tanpa diubah atau dimodifikasi MACD baik digunakan pada pergerakan saham cepat dan lambat, MACD tradisional 12/ 26 akan digunakan sebagai penjelas dalam pengaplikasiannya pada moving average jangka pendak dan moving average jangka panjang. Dua garis moving average yang membentuk MACD merupakan indikator EMA 12 hari yang digunakan untuk indikator cepat, dan EMA 26 hari digunakan untuk menghasilkan indikator yang lebih lambat menghasilkan harga penutupan digunakan untuk membentuk grafik moving average. Biasanya EMA 9 hari sebagai pembentuk parameter garis pemicu. Bullish ketika MACD bergerak naik ke atas melebihi garis EMA 9 hari. Pada grafik harga PTBA dibawah menunjukan garis EMA 12 hari (garis hijau) dengan garis EMA 26 hari (garis biru) bergerak menutupi harga saham, pada grafik MACD seperti garis tebal dan EMA 9 (garis biru). Histogram terbentuk dikarenakan perbedaan antara garis MACD dan EMA 9 hari. Histogram dikatakan positif atau bearish ketika garis MACD berada di atas garis EMA 9 hari dan dikatakan negatif atau bullish ketika garis MACD berada di bawah garis EMA 9 hari. 19

Hendarto (2005). MACD histogram dikembangkan pertama kali oleh Thomas Aspray pada tahun 1986, Aspray menemukan bahwa MACD terkadang bergerak sedikit terlambat dari pergerakan nilai saham terutama pada analisis pergerakan saham mingguan. Awal mula dari MACD histogram adalah Aspray mengubah indikator moving average menjadi untuk jangka pendek dan ia menyadari bahwa moving average jangka pendek mempunyai pergerakan yang lebih cepat dibanding jangka panjang. Dengan tujuan utama untuk mengantisipasi terjadinya MACD crossover dan ditemukanlah MACD histogram itu sendiri. Lihat gambar 2.6 Gambar 2.6 Moving Average Convegenve Divergence Histogram (Program Streamster Metastock 9) 20

Formula yang digunakan dalam software Metastock 9 untuk menghasilkan MACD histogram adalah sebagai berikut; MACD()-Mov(MACD(),9,E) Formula tersebut dimasukan dalam tools function, dan digunakan untuk menghasilkan sebuah grafik MACD histogram. MACD histogram berfungsi untuk mengetahui akhir dari sebuah trend atau akan terjadinya perubahan trend sehingga akan sangat membantu investor untuk menetapkan keputusan beli atau jual. 2.3.6 Karakter Moving Average Convergence Divergence Setiap indikator tentulah punya karakter masing-masing. Begitu juga dengan indikator satu ini. MACD merupakan indikator momentum yang juga dapat menunjukan trend pergerakan nilai saham dengan menggunakan kombinasi parameter 12, 26 dan 9 atau dengan parameter waktu EMA 12 hari, EMA 26 hari, dan EMA 9 hari. MACD juga dapat diaplikasikan dalam beberapa jenis grafik dalam jangka waktu perdagangan seperti harian, mingguan, dan bulanan. Berikut adalah karakter umum yang berlaku pada MACD: MACD adalah indikator yang terbentuk dari dua moving average. Pada umumnya perubahan trend dapat ditelusuri hanya dengan mengamati pergerakan garis MACD yang dibandingkan dengan garis EMA 9 hari. MACD juga masih dinilai cukup lambat untuk menyampaikan indikasi mengingat pergerakannya ditentukan oleh dua garis moving average tetapi hal ini dapat ditutupi dengan mengaplikasikan MACD histogram pada grafik MACD. 21

2.4 Indikator Williams Percent Range Williams Percent Range atau disingkat Williams %R (gambar 2.7) dikembangkan oleh Larry Williams, Williams %R merupakan indikator momentum yang cara kerjanya menyerupai Stochastic Oscillator. Indikator ini kebanyakan digunakan untuk memastikan tingkat kemungkinan terjadinya overbought ataupun oversold, rentang skala yang digunakan mulai dari 0 hingga 100 (0-100). 0-20 merupakan indikasi terjadinya Overbought dan 80-100 merupakan indikasi terjadinya oversold. Umumnya Williams %R digunakan pada periode 14 hari dan dapat juga digunakan untuk periode harian, mingguan dan bulanan. Dedhy dan Liliana (2007), mengatakan bahwa fenomena yang menarik dari Williams %R adalah kemampuannya untuk mengantisipasi reversal dari harga saham. Indikator ini hampir selalu membentuk puncak dan berbalik beberapa hari sebelum harga saham mencapai puncak dan berbalik. Dan juga diungkapkan bahwa sinyal-sinyal yang dapat digunakan dalam Williams %R adalah: Sinyal beli: Grafik %R memotong ke atas garis horizontal 80. Sinyal jual: Grafik %R memotong ke bawah garis horizontal 20. 22

Gambar 2.7 Grafik Williams %R (Program Streamster Metastock 9) 2.4.1 Formula Williams %R Nilai dari %R selalu berada dalam skala 0 sampai dengan 100. Agar grafiknya bisa digunakan, maka grafik sebaiknya dilengkapi dengan garis support dan resistance untuk mengindikasikan terjadinya oversold ataupun overbought. Perhitungan Williams %R bawah ini: Contoh perhitungan dari formula tersebut dapat dilihat pada ilustrasi di 23

Tabel 2.1 Contoh Data Harga Saham PTBA Tanggal Open High Low Close 12/28/2007 12000 12150 11850 12000 12/27/2007 11600 12100 11500 12000 12/26/2007 11600 11700 11500 11550 12/19/2007 11700 11750 11400 11500 12/18/2007 11500 11650 11300 11600 12/17/2007 11750 11800 11200 11350 12/14/2007 11800 11950 11650 11850 12/13/2007 11950 12100 11700 11750 12/12/2007 12000 12050 11850 11950 12/11/2007 11950 12100 11950 12100 (Sumber: BEJ) 12150-12100 %R = 12150-11300 50 = 850 = 5,88 x 100 x 100 Dari contoh perhitugan diatas dengan hasil %R adalah 5,88 berarti Williams %R menunjukkan pasar sedang overbought dimana pada grafik Williams %R titik dimana berada pada skala 0 20 merupakan indikasi pasar sedang overbought dan bila berada pada skala 80 100 merupakan indikasi pasar sedang oversold 2.4.2 Kombinasi Pada Moving Avergace Convergence Divergence MACD mudah untuk digunakan atau diaplikasikan dalam sebuah analisis perdagangan saham, hanya saja MACD memiliki kekurangan seperti pergerakannya yang dinilai cukup lambat terhadap nilai saham: 24

Untuk menutupi kekurangan lambatnya pergerakan garis MACD terhadap pergerakan nilai saham maka investor dapat mengaplikasikan MACD histogram untuk meningkatkan keakuratan dalam perubahan trend yang mungkin terjadi. Penambahan indikator alternatif juga dapat menyempurnakan penggunaan dari MACD, maka penulis mengaplikasikan indikator alternatif seperti indikator Williams %R dimana indikator ini memiliki keunggulan dalam memberikan indikasi reversal sehingga membantu grafik MACD itu sendiri dalam menentukan trend yang baru. Penggunaan grafik volume dalam perdagangan dengan menggunakan MACD juga dapat membantu investor dalam menganalisis dan membantu dalam pengambilan keputusan jual atu beli dengan memperhatikan pergerakan garis nilai saham, garis MACD, garis exponentially moving average pada grafik saham serta volume jual-beli saham yang terjadi. 2.5 Candlestick Chart Stevens (2002). Candlestick, Grafik ini dipakai oleh orang Jepang pada abad ke 18 untuk menentukan pergerakan harga beras pada saat itu. Hampir sama dengan bar charts, candlestick atau disebut juga candle charts merupakan grafik yang menunjukkan harga tertinggi, harga terendah, harga pembukaan dan harga penutupan. Di samping itu candlestick secara mendalam mengungkapkan pola dorongan beli dan jual di balik perbentukan batang candle yang terjadi sehingga pengunanya dapat dengan mudah menganalisa perubahan trend yang terjadi, dan untuk mempermudah mempermudah mendeteksi suatu indikasi sebagai 25

konfirmasi dan disesuai dengan ruang lingkup penelitian maka penulis menambahkan formasi umum dari candlestick chart ini. Lihat gambar 2.10 Gambar 2.8 Candlestick chart (Program Streamster Metastock 9) 2.5.1 Formasi Umum Candlestick chart 2.5.1.1 Spinning Tops Inggrid (2008). Spinning tops merupakan candlestick dengan ekor atas dan ekor bawah yang panjang serta body yang kecil, ekor yang panjang mewakili pembalikan suatu trend. Spinning tops mewakili suatu aktivitas dari pengambilan keputusan dari market, pada situasi seperti ini investor sebaiknya menunggu konfirmasi dari pergerakan harga berikutnya. Lihat gambar 2.11 26

Gambar 2.9 Spinning Tops 2.5.1.2 Doji Star Doji merupakan salah satu candlestick yang penting untuk menunjukkan informasi dan bentuk dari doji itu sendiri merupakan bagian penting dari grafik. Bentuk dari doji menunjukkan bahwa nilai dari pembukaan dan penutupan sepanjang sesi adalah sama. Lihat gambar 2.12 Gambar 2.10 Doji Star 2.5.1.3 Doji Dan Trend Doji mengindikasikan daya beli dan daya jual adalah sama kuatnya dan dapat menjadi tanda bahwa awal perubahan trend sudah terjadi. Jika kenaikan nilai harga suatu saham yang terus bergerak naik ke atas dalam sebuah pola kecenderungan untuk naik/ up trend, atau setelah membentuk candlestick putih 27

dan panjang, kemudian disusul dengan terbentuknya doji pada hari berikutnya, hal ini mengindikasikan bahwa investor enggan untuk melakukan transaksi beli. Lihat gambar 2.13 Gambar 2.11 Doji + Trend 2.5.1.4 Long White Candle + Doji Long white candle + doji (gambar 2.14) merupakan doji yang terbentuk sesudah sebuah candle putih yang panjang merupakan sebuah indikasi negatif bagi sebuah pola kecenderungan untuk naik. Kronologinya adalah setelah terjadinya gerakan nilai harga yang meningkat dalam sebuah pola kecenderungan untuk naik/ uptrend dan membentuk candlestick putih dan panjang sebelumnya, pola doji yang kemudian terbentuk mengindikasikan bahwa investor enggan untuk melakukan transaksi beli dan terdapat kemungkinan up trend sudah mau berakhir. Dan bila terjadi konfirmasi positif dari pergerakan harga berikutnya yaitu sebuah batang candle hitam, maka pola ini disebut sebagai evening star (gambar 2.16), pola ini mengindikasikan pergerakan harga akan berbalik turun ke bawah, tetapi perlu dikonfirmasi pada pergerakan harga berikutnya. 28

Gambar 2.12 Long White Candle + Doji 2.5.1.5 Long Black Candle + Doji Long black candle + doji (gambar 2.15) menunjukkan bahwa gerakan nilai harga yang mengalami penurunan dan membentuk candlestick hitam dan panjang, maka pola doji yang terbentuk sesudahnya mengindikasikan bahwa investor enggan untuk menjual dan down trend kemungkinan sudah mau berakhir, walaupun mulai berkurangnya tekanan pasar dalam menekan nilai harga pasar, maka perlu diperhatikan akan terbentuknya konfirmasi pembalikan arah, dan bila terjadi konfirmasi positif dari pergerakan harga berikutnya yaitu sebuah batang candle putih, maka pola ini disebut sebagai morning star (gambar 2.16), pola ini mengindikasikan pergerakan harga akan berbalik naik ke atas, tetapi perlu dikonfirmasi pada pergerakan harga berikutnya. 29

Gambar 2.13 Long Black Candle + Doji Gambar 2.14 Evening Star dan Morning Star 2.5.1.6 Long Legged Doji Pola long legged doji, merupakan pola yang terbentuk jika mempunyai ekor atas dan bawah yang hampir sama panjang. pola yang terbentuk mengindikasikan bahwa nilai harga diperdagangkan setara ke atas dan ke bawah 30

dengan sesi level pembukaannya, namun akhirnya nilai harga tersebut ditutup hampir sama dengan nilai harga pembukaannya. Lihat gambar 2.17 Gambar 2.15 Long Legged Doji 2.5.1.7 Dragonfly Doji Dragonfly doji terbentuk jika nilai harga pembukaan, nilai harga tertinggi, dan nilai harga penutupan sebuah saham adalah sama, sementara nilai harga terendahnya membentuk ekor yang panjang. Bentuk dari candlestick-nya berbentuk huruf T dengan ekor bawah yang panjang tanpa ekor di atas. Dragonfly doji mengindikasikan bahwa trader penjual mendominasi pada awal sesi trading dan membawa nilai harga turun pada sepanjang sesi. Namun, pada akhir sesi trader pembeli mulai bergerak dan mendorong nilai harga kembali ke harga pembukaan dan sesi tertinggi, ekor bawah yang panjang menunjukkan bahwa investor mempunyai minat beli yang cukup besar. Lihat gambar 2.18 2.5.1.8 Gravestone Doji Gravestone doji terbentuk jika nilai harga pembukaan, nilai harga terendah dan penutupannya adalah sama, sementara nilai harga tertingginya 31

membentuk ekor yang panjang di atas. Bentuk dari candlestick-nya berbentuk huruf T terbalik dengan ekor atas yang panjang tanpa ekor di bawah, gravestone doji mengindikasikan bahwa trader pembeli mendominasi pada saat awal sesi perdagangan dan menaikkan harga pada sepanjang sesi. Namun, pada akhir sesi, trader penjual mulai bergerak dan membawa harga kembali ke level pembukaan dan sesi terendah. Lihat gambar 2.18 Gambar 2.16 Dragonfly Doji dan Gravestone Doji 2.5.1.9 Shooting Star dan Hanging Man Shooting star merupakan pola yang terbentuk di atas pergerakan harga pada kondisi uptrend yang terjadi dan mencerminkan pada pertengahan sesi perdagangan transaksi jual mendominasi hingga akhir perdagangan, pola ini juga merupakan indikasi awal pembalikan trend menjadi downtrend, sama halnya dengan pola hanging man yang terbentuk ketika pergerakan harga sedang dalam kondisi downtrend, hanging man terjadi pada titik terendah dari downtrend 32

mengindikasikan akan terjadinya pembalikan arah trend menjadi uptrend. Tetapi kedua pola ini tidak memberikan kepastian akan terjadinya perubahan atau pembalikan trend maka perlu konfirmasi dari pergerakan harga berikutnya. Lihat gambar 2.19 2.17 Shooting Star dan Hanging Man 2.5.1.10 Three White Soldier Dan Three Black Crows Three white soldier (gambar 2.20) merupakan bentuk candlestick berkelompok yang terbentuk dari 3 batang candlestick berwarna putih yang berurutan ke atas dengan nilai penutupan harga selalu lebih tinggi daripada nilai penutupan sebelumnya. Pola ini mencerminkan bahwa transaksi beli mulai mendominasi sesi perdagangan secara berturut-turut, sehingga pola ini mengindikasikan akan terjadinya uptrend, dimana pola ini biasanya muncul pada kondisi downtrend. Tetapi perlu konfirmasi pada pergerakan harga berikutnya untuk menghindari resiko salah mengambil keputusan, dan sebaliknya bila terjadi 3 batang candlestick berwarna hitam yang berututan ke bawah dengan nilai penutupan harga selalu lebih rendah daripada nilai penutupan sebelumnya, pola 33

ini disebut sebagai three black crows (gambar 2.21). Pola ini mencerminkan bahwa transaksi jual mulai mendominasi sesi perdagangan secara berturut-turut, sehingga pola ini mengindikasikan akan terjadinya downtrend, dimana pola ini biasanya muncul pada kondisi uptrend. Tetapi pola ini juga perlu di konfirmasi lebih lanjut untuk menghindari resiko. Gambar 2.18 Three White Soldier Gambar 2.19 Three Black Soldier 34