MY-4X TRADING SYSTEM. Identifikasi trend, support dan resistance. Kenali peluang beli atau menjual dengan analisa teknikal

Transkripsi

1 Trading di forex adalah tentang mencari keuntungan dan manajemen modal. Untuk bisa mendapatkan keuntungan maximal yang kita harus lakukan adalah mengetahui secara spesifik level entry dan exit dari setiap transaksi yang kita lakukan dan penyusunan system trading yang tepat. Langkah langkah penting Trading adalah: Amati pasar Identifikasi trend, support dan resistance Kenali peluang beli atau menjual dengan analisa teknikal Rancang sebuah trading plan Masuk pasar dengan target dan stop yang sudah ditentukan RESISTANCE and SUPPORT LEVEL Resistance dan Support Level adalah level tahanan atau level Overbought atau level Oversold suatu pergerakan harga. Untuk dapat melampauinya dibutuhkan waktu atau kekuatan, sehingga saat harga bertemu dengan level level ini harga akan berbalik arah (rebound) Support adalah level dimana harga mendapatkan tahanan ketika harga mengalami penurunan. Harga lebih sering berbalik setelah menemui level ini dibanding melampauinya. Setelah terlampaui Support akan menjadi Resistance. Resistance level dimana harga mendapatkan tahanan ketika harga mengalami kenaikan. Setelah terlampaui resistance akan menjadi support. Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk menentukan Level Resistance dan Support, antara lain : Fibonacci Retracement Fibonacci Retracement adalah sebuah cara untuk menentukan tahanan dengan menggunakan hitungan Fibonacci. Fibonacci Retracement dapat digunakan untuk mengetahui level koreksi dari pergerakan harga dan level tahanan saat pergerakan itu di lanjutkan. 1

2 Untuk membuat Fibonacci Retracement yang perlu kita lakukan hanyalah menarik Fibonacci Retracement dari peak sampai trough untuk trend Bullish dan dari trough sampai peak untuk Bearish. Contoh : Support dan Resistance Level dengan Fibonacci Retracement Pivot Point Pivot point adalah suatu cara untuk mencari support dan resistance dengan cara menentukan nilai tengah (Pivot). Pivot point biasanya digunakan untuk mencari level support dan level berdasarkan pergerakan harga hari sebelumnya. Untuk menentukan support dan resistance dengan pivot point kita hanya butuh Higher (Harga Tertinggi), Lowest (Harga Terendah), dan Close (Harga Penutupan) hari sebelumnya. High + Low + Close Pivot = R1 = Pivot + (High - Low) S1 = Pivot (High - Low) R2 = Pivot + 2 * (High - Low) S2 = Pivot 2 * (High - Low) R3 = Pivot + 3 * (High - Low) S3 = Pivot 3 * (High - Low) 3 2

3 Pola Harga Cara menentukan Resistance dan Support dengan melihat pola harga adalah cara yang paling sulit untuk dilakukan karena membutuhkan pengalaman dari sang trader. Cara untuk menentukan harga dengan, dengan cara : * Menghubungkan garis horizontal pada grafik yang pada saat tersentuh berbalik arah, baik pada saat harga turun maupun harga naik. Pembalikan grafik tesebut minimal terjadi sebanyak 3 kali, * Semakin banyak grafik yang berbalik di satu harga, maka semakin kuat tahanan tersebut. * Garis yang berada di atas harga saat ini (Running) dijadikan Resistance sedangkan garis yang berada di bawah harga saat ini (Running) di jadikan support. IDENTIFIKASI TREND Dalam pasar forex pergerakan harga yang terjadi biasanya akan mengikuti trend yang sedang terjadi. Trend ini terbentuk dari factor fundamental dan factor teknikal. Analisis Peak and Trough Analisa peak and trough adalah suatu analisa yang digunakan untuk melihat perubahan trend dari trend bulish ke trend bearish, dan sebaliknya. Dengan mengetahui tanda tanda perubahan trend ini maka kita dapat menentukan level entry yang tepat sebelum tren itu terlalu jauh bergerak, dan memudahkan kita dalam menyusun strategy transaksi yang akan kita gunakan. Trend Naik (Bullish) Trend naik dapat dikatakan mulai naik jika terjadi kenaikan puncak (peak) dan lembah (Trough) sedikitnya dua kali, atau telah terjadi Higher High (HH) dan Higher Low (HL) sedikitnya dua kali. Kondisi seperti ini adalah kondisi yang baik untuk mengambil posisi Buy pada harga puncak yang tertembus, dengan target profit pada peak sebelum peak yang tertembus dan level stoploss pada trough pertama dimulainya trend naik tersebut 3

4 Contoh : Analisa Peak and Trough Trend Bullish Trend Turun (Bearish) Tren penurunan dapat dikatakan mulai jika terjadi penurunan peak & trough paling sedikit dua kali, atau terjadi Lower High (LH) dan Lower Low (LL) sedikitnya dua kali. Kondisi seperti ini adalah kondisi yang baik untuk mengambil posisi Sell pada harga lembah yang tertembus, dengan target profit pada lembah sebelumnya dan level stoploss pada puncak pertama dimulainya trend turun tersebut. Contoh : Analisa Peak and Trough Trend Bearish 4

5 Trend Line Trend juga dapat dikenali melalui penggunaan garis yang dihubungkan antara titik tertinggi atau terendah suatu pergerakan harga yang terjadi minimal dua kali. Dengan menggunakan trend line ini kita juga dapat menentukan resistance dan support. Trend Line untuk Trend Bullish Untuk membuat trend line bullish yang kita butuhkan hanyalah menghubungkan trough atau lower dari sebuah pergerakan harga, yang terjadi minimal 2 kali. Garis trend line yang kita buat tersebut dapat menjadi support sekaligus indicator bagi kita untuk mengambil posisi buy, target profitnya sama dengan peak trough, sedangkan posisi stoplossnya adalah level trough di bawah trend line. Contoh : Trend Line Bullish Dan aplikasi pengambilan posisi Catatan : Target = Peak 1 Trough 1 Trend Line untuk Trend Bearish Untuk membuat trend line bearish yang kita butuhkan hanyalah menghubungkan peak atau higher low dari sebuah pergerakan harga, yang terjadi minimal 2 kali. 5

6 Garis trend line yang kita buat tersebut dapat menjadi resistance sekaligus indicator bagi kita untuk mengambil posisi sell, target profitnya sama dengan trough peak, sedangkan posisi stoplossnya adalah level peak di atas trend line. Contoh : Trend Line Bearish dan aplikasi Pengambilan posisi Trend Channel Trend channel hampir sama dengan trend line, namun pada trend channel memiliki beberapa garis yang secara langsung menunjukkan resistance dan support, antara lain : Fibonacci Trend Channel Fibonacci Trend Channel terdiri dari 6 garis yang mampu nenunjukkan resistance dan support, garis tersebut memiliki definisi sebagai berikut : Garis Pertama, adalah garis trend line Garis Kedua (Target 1), menunjukkan 50% dari range Garis Ketiga (Target 2), menunjukan 61,8% dari range Garis keempat (Target 3), menunjukkan 100% dari range Garis kelima (Target 4), menunjukkan 161,8% dari range Garis keenam (Target 5), menunjukkan 261,8 dari range 6

7 Adapun penggunaan Fibonacci trend channel dalam pengambilan posisi dan strategy transaksi adalah, sebagai berikut : Fibonacci trend channel untuk Trend Bullish Untuk membuat Fibonacci trend channel Bullish sama dengan membuat Trend line Bullish. Yang bebeda hanyalah penempatan garis kedua, yang kita harus lakukan adalah, meletakkan garis kedua pada peak 1 yang merupakan permulaan dari trend. Garis trend line yang kita buat tersebut dapat menjadi support sekaligus indicator bagi kita untuk mengambil posisi buy Contoh : Penggunaan Fibonacci Trend Channel Bullish Fibonacci trend channel untuk Trend Bearish Untuk membuat Fibonacci trend channel Bearish sama dengan membuat Trend Line Bearish. Yang bebeda hanyalah penempatan garis kedua, yang kita harus lakukan adalah, meletakkan garis kedua pada trough 1 yang merupakan permulaan dari trend. Garis trend line yang kita buat tersebut dapat menjadi resistance sekaligus indicator bagi kita untuk mengambil posisi sell. 7

8 Contoh : Penggunaan Fibonacci Trend Channel Bearish Equidistant Trend Channel Equidistant Trend Channel terdiri dari dua garis, Garis Pertama adalah garis yang menunjukkan Trend Line dari pergerakan harga dan Garis Kedua adalah garis yang menunjukkan Target Cara pemakaian Equidistant Trend Channel, sebagai berikut Equidistant Trend Channel Bullish Untuk membuat Equidistant Trend Channel Bullish sama dengan cara membuat Fibonacci Trend Channel Bullish. Contoh : Penggunaan Equidistant Trend Channel Bullish 8

9 Equidistant Trend Channel Bearish Untuk membuat Equidistant Trend Channel Bearish sama dengan cara membuat Fibonacci Trend Channel Bearish. Contoh : Penggunaan Equidistant Trend Channel Bear Seteleh kita mengetahui bagaimana mengidetifikasi trend serta menentukan Support dan Resistance sekarang saatnya untuk kita belajar bagaimana menentukan Entry dan Exit Level, Untuk mendapatkan level entri dan stop yang harus kita lakukan adalah : Cari trend bulanan/mingguan, untuk mendapatkan trend ini dengan cara mencari trend dengan timeframe H4 atau D1. Tarik Fibonacci Retracement dari harga tertinggi (Higher) ke harga terrendah (Lower) dan sebaliknya dari bulan sebelumnya untuk dapat menentukan level 0%, 28,3%, 38,2%, 50%, 61,8%, 100%, serta 161,8%, dan 261,8% atas dan bawah. Berikan warna putih pada garis Cari trend harian dengan menggunakan time frame H1. Tarik Fibonacci Retracement dari harga tertinggi (Higher) ke harga terrendah (Lower) dan sebaliknya dari hari sebelumnya untuk dapat menentukan level 0%, 26,3%, 38,2%, 50%, 61,8%, 100%,(Kuning) serta 161,8%, dan 261,8% atas (Merah) dan bawah (Hijau). ingat tahanan bulanan lebih kuat dari pada tahanan harian. 9

10 Setelah kita mendapatkan trend serta level entry dan stop, ada dua cara yang dapat kita lakukan untuk masuk posisi berdasarkan trend dan pola transaksi yang kita inginkan, yaitu : Trend Following Trend following trading adalah system transaksi yang mengikuti trend yang sedang terjadi. Keputusan untuk pengambilan posisi diambil berdasarkan keberhasilan harga dalam menembus level Support / Resistance tertentu. Adapun cara untuk menentukan posisi entry dan stop adalah, sebagai berikut : Masuk posisi BUY saat harga menembus (Open diatas) garis kuning paling atas. Dengan Taking Profit pada resistant yang terdekat, dan stop loss apabila harga (Open dibawah) menembus garis kuning tengah/paling bawah. Masuk posisi SELL saat harga menembus (Open dibawah) garis kuning paling bawah. Dengan Taking Profit pada support yang terdekat, dan stop loss apabila harga (Open diatas) menembus garis kuning tengah/paling atas. Dengan catatan saat trend turun (Bearish) maka sebaiknya masuk posisi SELL, dan sebaliknya Counter Trend Counter trend adalah suatu system transaksi yang memanfaatkan masa jenuh sebuah trend atau masa istirahat trend. Umumnya transaksi ini dilakukan saat harga koreksi. Entry levelnya adalah : Adapun cara untuk menentukan posisi entry dan stop adalah, sebagai berikut : Masuk posisi BUY saat harga tidak dapat menembus (Open dibawah) garis kuning paling atas. Dengan Taking Profit pada garis kuning tengah, dan stop loss apabila harga (Open diatas) menembus garis kuning paling atas. Masuk posisi SELL saat harga menembus (Open diatas) garis kuning paling bawah. Dengan Taking Profit pada garis kuning yang ditengah, dan stop loss apabila harga (Open dibawah) menembus garis kuning paling bawah. 10

11 Pola Grafik (Graphics Pattern) Analisa grafik menurut Pola Grafik membutuhkan skill yang sangat tinggi, karena analisa ini hanya dapat dilakukan dengan mengerti kebiasaan grafik. Trader professional pun jarang melakukan analisa dengan menggunakan pola grafik hal ini dikarenakan banyaknya pola dan syarat syarat yang harus terpenuhi sebelum pengambilan posisi. Namun dari sekian banyak pola grafik yang ada, ada beberapa pola yang tingkat keberhasilanya mencapai 90%, pola pola tersebut antara lain : HEAD AND SHOULDER PATTERN Yang pertama adalah Head and Shoulder Pattern, sesuai namanya, adalah formasi yang mirip dengan bentuk kepala dan bahu, yang memiliki implikasi reversal. Pola ini merupakan salah satu pola klasik yang memiliki validitas tinggi. Pola Grafik Head and Shoulder Syarat syarat yang harus di penuhi, antara lain : Bentuk: Struktur pola H&S, tentunya harus memiliki dua bahu (A dan C), dan kepala yang harus lebih tinggi dari kedua bahu. Breakout terjadi ketika harga setelah membentuk bahu kanan (C) menembus garis neckline. Efek: Reversal, sesuai arah breakout. 11

12 Double Top dan Double Bottom Double Top dan Double Bottom adalah salah satu bentuk grafik yang menandakan pembalikan harga. Syarat syarat yang harus trepenuhi, antara lain : Bentuk: Struktur Double Top harus memiliki dua peak yang sama, sedangkan Double Bottom harus memiliki 2 Trough ysng sama. Breakout pada Double Top terjadi ketika harga setelah membentuk dua peak yang sama dan menembus trough, sedangkan untuk Double Bottom terjadi ketika harga telah membentuk dua buah Trough dan menembus peak. Efek: Bullish Reversal untuk Double Top, dan Bearish Reversal untuk Double Bottom. Contoh : Double Top dan Double Bottom Triangle Triangle merupakan salah satu continuing candlestick pattern yang terbentuk karena adanya pergerakan harga dengan range semakin mengecil, hal ini dapat dengan mudah ditemui dengan menggunakan trend line. Saat harga dapat menembus triangle pattern kadang kala dapat menunjukkan adanya reversal namun biasanya menunjukkan continuing pattern. 12

13 Ada tiga bentuk triangle pattern yang selama ini sering digunakan dalam transaksi forex, yaitu : Symmetrical Triangle Pattern Symmetrical Triangle Pattern biasanya terbentuk karena adanya dua buah trend yang saling berlawanan. Pengambilan posisi biasanya dilakukan saaty salah satu trend tertembus. Symmetrical triangle pattern ini biasanya terbentuk karena kosolidasi dari trend besar dan trend korensi dari sebuah mata uang. Harga yang terdapat didalam symmetrical triangle ini merupakan harga konsolidasi untuk melanjutkan trend sebenarnya, namun kadang kala membenttuk reversal trend. Contoh : Symmetrical Triangle Pattern pada GBPUSD Ascending Triangle Pattern Ascending Triangle Pattern adalah salah satu bentuk dari tringle yang terjadi pada saat ada trend bullish dengan Ressistant yang kuat sehingga di butuhkan konsolidasi untuk menembus resistant tersebut. Ascending Triangle ini dapat dikenali dengan adanya trend line uptrend yang telah terbentuk sempurna dan adanya garis horizontal yang menunjukkan resistant. Bisanya ternd ini akan dilanjutkan saat ada harga yang menembus resistant tersebut, hal ini dikarenakan volume yang dibutuhkan untuk melanjutkan trend tersebut telah terpenuhi. 13

14 Contoh : Ascending Triangle Pattern Descending Triangle Pattern Descending Triangle Pattern adalah salah satu bentuk dari tringle yang terjadi pada saat ada trend Bearish dengan Support yang kuat sehingga di butuhkan konsolidasi untuk menembus resistant tersebut. Descending Triangle ini dapat dikenali dengan adanya trend line downtrend yang telah terbentuk sempurna dan adanya garis horizontal yang menunjukkan Support. Bisanya ternd ini akan dilanjutkan saat ada harga yang menembus support tersebut, hal ini dikarenakan volume yang dibutuhkan untuk melanjutkan trend tersebut telah terpenuhi. Contoh : Descending Triangle Pattern 14

15 Cara penentuan level entry dan stop dengan menggunakan Triangle Pattern, yaitu : Ambil posisi BUY pada saat harga menembus level trendline atas dan open diatas resistance sebelumnya. Target profit di atas harga open dengan jarak yang sama dengan range pada triangle. Ambil posisi SELL pada saat harga menembus level trendline bawah dan open bawah support sebelumnya. Target profit di bawah harga open dengan jarak yang sama dengan range pada triangle. Ingat : pada Symmetrical Triangle Pattern harga perpotongan kedua Trend line merupakan harga Pivot, yang nantinya pada saat harga sudah mampu menembus trend line namun belum mampu menembus support/resistance natinya ada kemungkinan harga tersebut akan dijemput kembali. Dan merupakan level harga penntuan atau dapat juga dujadikan Level Stop. Level stop loss pada descending Triangle adalah support dari triangle tersebut. Sedangkan level Stop Loss pada ascending Triangle adalah pada level Resistance. Contoh : Level entry pada Symmetrical Triangle Pattern 15

16 Contoh : Level Entry dan target pada Ascending Triangle Pattern Contoh : Level Entry dan target pada Ascending Triangle Pattern 16