Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

No Nama RT Area k Asym N (USP)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

n = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Gambar 2. Daun Tempuyung

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

VALIDATION METHOD OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY DETERMINATIONN OF CONTENTT IN AMBROXOL HCl TABLET

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

Hasil Penetapan Kadar Baku Ibuprofen (PT.Mutifa) Secara Alkalimetri. Volume Larutan NaOH 0,1056 N

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

III. BAHAN DAN METODE

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

Transkripsi:

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg Dexchlorpheniramin maleate... 2 mg 2. Ocuson (Sanbe) No. Reg : DKL9722221010A1 Expire Date : September 2016 Komposisi : Betametason... 0,25 mg Dexchlorpheniramin maleate... 2 mg 2. Polacel (Medikon) No. Reg : DKL9114803410A1 Expire Date : Desember 2016 Komposisi : Betametason... 0,25 mg Dexchlorpheniramin maleate... 2 mg 53

Lampiran 2. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1. Tablet Celestamin Gambar 2. Tablet Ocuson Gambar 3. Tablet Polacel. 54

Lampiran 3. Gambar Alat Gambar 4. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800) dan Seperangkat PC dengan Software UV Probe Gambar 5. Neraca analitik (Mettler Toledo) Gambar 6. Sonikator (Branson 1510). 55

Lampiran 4. Bagan Alir Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Larutan Induk Baku Betametason Baku Betametason ditimbang sebanyak 50 mg dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol LIB I Betametason 1000 μg/ml LIB II Betametason 500 μg/ml Betametason 11 μg/ml dipipet 12,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol dipipet 1,1 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm λ Betametason = 239 nm 56

Lampiran 4. (Lanjutan) 2. Pembuatan Larutan Induk Baku Deksklorfeniramin maleat Baku Deksklorfeniramin maleat ditimbang sebanyak 50 mg LIB I Deksklorfeniramin maleat dipipet 1000 12,5 μg/ml dipipet 12,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol LIB II Deksklorfeniramin maleat 500 μg/ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol dipipet 1,2 ml Deksklorfeniramin maleat 12 μg/ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol λ Deksklorfeniramin maleat = 282 nm diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm 57

Lampiran 4. (Lanjutan) 3. Pembuatan Larutan Standar Betametason dan Deksklorfeniramin maleat LIB II Betametason 500 μg/ml Standar 1 6 μg/ml dipipet 0,6 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol Standar 3 12 μg/ml dipipet 1,2 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol Standar 5 18 μg/ml dipipet 1,8 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol Standar 2 9 μg/ml dipipet 0,9 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol Standar 4 15 μg/ml dipipet 1,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol LIB II Deksklorfeniramin maleat 500 μg/ml Standar 1 7 μg/ml dipipet 0,7 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol Standar 3 13 μg/ml dipipet 1,3 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol Standar 5 19μg/mL dipipet 1,9 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25mL dicukupkan dengan metanol Standar 2 10 μg/ml dipipet 1,0 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol Standar 4 16 μg/ml dipipet 1,6 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan metanol 58

Lampiran 4. (Lanjutan) 4. Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Betametason dan Deksklorfeniramin maleat Larutan Standar Betametason (6; 9; 12; 15; 18 μg/ml) λ Betametason = 219,4 nm Persamaan Regresi diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm ditransformasikan ke serapan derivat kedua ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis dibuat kurva kalibrasi Larutan Standar Deksklorfeniramin maleat (7; 10; 13; 16; 19 μg/ml) diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm ditransformasikan ke serapan derivat kedua ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis λ Deksklorfeniramin maleat = 249,6 nm Persamaan Regresi dibuat kurva kalibrasi 59

Lampiran 4. (Lanjutan) 5. Penentuan Kadar Sediaan Tablet 20 tablet ditimbang digerus dalam lumpang sampai halus dan homogen Serbuk Analit ditimbang setara 4,5 mg deksklorfeniramin maleat dihitung kesetaraan betametason yang terkandung didalamnya (penimbangan dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan) dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml ditambahkan dengan methanol sampai garis tanda sambil dikocok dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit disaring dibuang ± 10 ml filtrat pertama dan filtrat selanjutnya ditampung dipipet 1,35 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda diukur pada λ 249,6 nm dan 219,4 nm Nilai Absorbansi dihitung Kadar 60

Lampiran 5. Kurva Serapan Betametason pada Berbagai Konsentrasi Gambar 7. Kurva serapan betametason 6 μg/ml Gambar 8. Kurva serapan betametason 9 μg/ml Gambar 9. Kurva serapan betametason 12 μg/ml 61

Lampiran 6. (Lanjutan) Gambar 10. Kurva serapan betametason 15 μg/ml Gambar 11. Kurva serapan betametason 18 μg/ml 62

Lampiran 6. Kurva Serapan Deksklorfeniramin maleat pada Berbagai Konsentrasi Gambar 12. Kurva serapan deksklorfeniramin maleat 7 μg/ml Gambar 13. Kurva serapan deksklorfeniramin maleat 10 μg /ml Gambar 14. Kurva serapan deksklorfeniramin maleat 13 μg/ml 63

Lampiran 6.(Lanjutan) Gambar 15. Kurva serapan deksklorfeniramin maleat 16 μg/ml Gambar 16. Kurva serapan deksklorfeniramin maleat 19 μg/ml 64

Lampiran 7. Kurva Serapan Derivat Pertama Betametason pada Berbagai Konsentrasi Gambar 17. Kurva serapan derivat pertama betametason 6 μg/ml Gambar 18. Kurva serapan derivat pertama betametason 9 μg/ml Gambar 19. Kurva serapan derivat pertama betametason 12 μg/ml 65

Lampiran 7. (Lanjutan) Gambar 20. Kurva serapan derivat pertama betametason 15 μg/ml Gambar 21. Kurva serapan derivat pertama betametason 18 μg/ml 66

Lampiran 8. Kurva Serapan Derivat Pertama Deksklorfeniramin maleat pada Berbagai Konsentrasi Gambar 22. Kurva serapan derivat pertama deksklorfeniramin maleat 7 μg/ml Gambar 23. Kurva serapan derivat pertama deksklorfeniramin maleat 10 μg/ml Gambar 24. Kurva serapan derivat pertama deksklorfeniramin maleat 13 μg/ml 67

Lampiran 8. (Lanjutan) Gambar 25. Kurva serapan derivat pertama deksklorfeniramin maleat 16 μg/ml Gambar 26. Kurva serapan derivat pertama deksklorfeniramin maleat 19 μg/ml 68

Lampiran 9. Kurva Serapan Derivat Kedua betametason pada Berbagai Konsentrasi Gambar 27. Kurva serapan derivat kedua betametason 6 μg/ml Gambar 28. Kurva serapan derivat kedua betametason 9 μg/ml Gambar 29. Kurva serapan derivat kedua betametason 12 μg/ml 69

Lampiran 9. (Lanjutan) Gambar 30. Kurva serapan derivat kedua betametason 15 μg/ml Gambar 31. Kurva serapan derivat kedua betametason 18 μg/ml 70

Lampiran 10. Kurva Serapan Derivat Kedua deksklorfeniramin maleat pada Berbagai Konsentrasi Gambar 32. Kurva serapan derivat kedua deksklorfeniramin maleat 7 μg/ml Gambar 33. Kurva serapan derivat kedua desklorfeniramin maleat 10 μg/ml Gambar 34. Kurva serapan derivat kedua deksklorfeniramin maleat 13 μg/ml 71

Lampiran 10. (Lanjutan) Gambar 35. Kurva serapan derivat kedua deksklorfeniramin maleat 16 μg/ml Gambar 36. Kurva serapan derivat kedua deksklorfeniramin maleat 19 μg/ml 72

Lampiran 11. Kurva Serapan Panjang Gelombang Analisis Gambar 37. Kurva serapan derivat kedua betametason 6 μg/ml Gambar 38. Kurva serapan derivat kedua deksklorfeniramin maleat 12,1 μg/ml Gambar 39. Kurva serapan derivat kedua campuran betametason 6 μg/ml dan deksklofeniramin maleat 12,1 μg/ml 73

Lampiran 12. Data Kalibrasi Baku Betametason, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0 0,00000 2. 6 0,00044 3. 9 0,00063 4. 12 0,00084 5. 15 0,00104 6 18 0,00123 No X Y (10-4 ) XY (10-3 ) X 2 Y 2 (10-7 ) 1 0 0 0 0 0 2 6 4,4 2,64 36 1,9 3 9 6,3 5,67 81 3,9 4 12 8,4 10,08 144 7,06 5 15 10,4 15,60 225 10,8 6 18 12,3 22,14 324 15,1 Σn=6 ΣX =60 X=10 ΣX= 4,18.10-3 Y= 6,97.10-4 ΣXY=56,13.10-3 ΣX 2 =810 ΣY 2 = 38.10-7 ( XY) ( X)( Y)/n (0,05613) (60)(0,00418)/6 a = = = 6,82. 10 ( X 2 ( 5 X)2 (810) (60)²/6 ) n Y = ax + b b = Y ax = (16,97. 10 4 ) (6,82. 10 5 )(10) = 1,43. 10 5 Maka, persamaan garis regresinya adalah Y = (6,82X + 1,43). 10 5 74

Lampiran 12. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = ( XY) ( X)( Y)/n ( X 2 ) ( X) 2 /n ( Y 2 ) ( Y) 2 /n = (0,05613) (60)(0,00418) /6 [(810) (60) 2 /6][(38,9.10 7 ) (0,00418) 2 /6] = 0,01433 0,014335 = 0,9996 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan derivat kedua betametason pada panjang gelombang 219,4 nm adalah 0,9996 75

Lampiran 13. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Betametason Persamaangaris regresinyaadalah Y = (6,82X + 1,43). 10 5 No. X Y(10-4 ) Yi (10-5 ) Y-Yi (10-5 ) (Y-Yi) 2 ( 10-10 ) 1 0 0 1,43-1,43 2,0449 2 6 4,4 42,35 1,65 2,7225 3 9 6,3 62,81 0,19 0,0361 4 12 8,4 83,27 0,73 0,5329 5 15 10,4 103,73 0,27 0,0729 6 18 12,3 124,19-1,19 1,4161 Σ = 6,8254.10-10 SB = (Y Yi)2 n 2 = 6,8254.10 10 6 2 = 1,3062.10-4 LOD = 3 SB slope LOQ = 10 SB slope = 3 1,3062.10 4 6,82.10 5 = 0,5745 μg/ml = 10 1,3062.10 5 6,82.10 5 =1,9152 μg/ml 76

Lampiran 14. Data Kalibrasi Baku Deksklorfeniramin maleat, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0 0,00000 2. 7 0,00146 3. 10 0,00209 4. 13 0,00262 5. 16 0,00326 6 19 0,00387 No. X Y(10-3 ) XY (10-2 ) X 2 Y 2 1. 0 0 0 0 0 2. 7 1,46 1,022 49 2,1 3. 10 2,09 2,090 100 4,3 4. 13 2,62 3,406 169 6,8 5. 16 3,26 5,216 256 10,6 6. 19 3,87 7,353 361 15 Σn=6 ΣX= 65 X = 10,833 ΣY= 1,33.10-2 ΣY 2 =0,19087 ΣX 2 = 935 ΣY 2 = 39.10-6 Y =2,217.10-3 ( XY) ( X)( Y)/n (0,19087) (65)(0,0133)/6 a = = = 2,03. 10 ( X 2 ( 4 X)2 (935) (65)²/6 ) n Y = ax + b b = Y ax = (0,002217) (2,03. 10 4 )(10,833) = 2,09. 10 5 Maka, persamaan garis regresinya adalah Y = (20,3X + 2,09). 10 5 77

Lampiran 14. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = ( XY) ( X)( Y)/n ( X 2 ) ( X) 2 /n ( Y 2 ) ( Y) 2 /n = (0,19087) (65)(0,0133) /6 [(935) (65) 2 /6][(39.10 6 ) (0,0133) 2 /6] = 0,046787 0,04687 = 0,9997 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan derivat kedua deksklorfeniramin maleat pada panjang gelombang 249,6 nm adalah 0,9997. 78

Lampiran 15. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Deksklorfeniramin maleat Persamaan garis regresi nya adalah Y = (20,3X + 2,09). 10 5 No. X Y(10-3 ) Yi (10-5 ) Y-Yi (10-5 ) (Y-Yi) 2 ( 10-10 ) 1 0 0 2,09-2,09 4,3681 2 7 1,46 144,19 1,81 3,2761 3 10 2,09 205,09 3,91 15,2880 4 13 2,62 265,99-3,99 15,9201 5 16 3,26 326,89-0,89 0,7921 6 19 3,87 387,791-0,79 0,6241 Σ = 40,2686.10-10 SB = (Y Yi)2 n 2 = 40,2686.10 10 6 2 = 3,1728.10-5 LOD = 3 SB slope = 3 3,1728.10 5 20,3.10 5 = 0,4688 μg/ml LOQ = 10 SB slope = 10 3,1728.10 5 20,3.10 5 = 1,5629 μg/ml 79

Lampiran 16. Kurva Serapan Derivat Kedua Penetapan Sampel Gambar 40. Kurva Serapan Tablet Celestamin ke-1 Gambar 41. Kurva Serapan Tablet Celestamin ke-2 Gambar 42. Kurva Serapan Tablet Celestamin ke-3 80

Lampiran 16. (Lanjutan) Gambar 43. Kurva Serapan Tablet Celestamin ke-4 Gambar 44. Kurva Serapan Tablet Celestamin ke-5 Gambar 45. Kurva Serapan Tablet Celestamin ke-6 81

Lampiran16.(Lanjutan) Gambar 46. Kurva Serapan Tablet Ocuson ke-1 Gambar 47. Kurva Serapan Tablet Ocuson ke-2 Gambar 48. Kurva Serapan Tablet Ocuson ke-3 82

Lampiran16. (Lanjutan) Gambar 49. Kurva Serapan Tablet Ocuson ke-4 Gambar 50. Kurva Serapan Tablet Ocuson ke-5 Gambar 51. Kurva Serapan Tablet Ocuson ke-6 83

Lampiran 16. (Lanjutan) Gambar 52. Kurva Serapan Tablet Polacel ke-1 Gambar 53. Kurva Serapan Tablet Polacel ke-2 Gambar 54. Kurva Serapan Tablet Polacel ke-3 84

Lampiran 16. (Lanjutan) Gambar 55. Kurva Serapan Tablet Polacel ke-4 Gambar 56. Kurva Serapan Tablet Polacel ke-5 Gambar 57. Kurva Serapan Tablet Polacel ke-6 85

Lampiran 17. Hasil Analisis Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin maleat dalam Sampel 1. Kadar Betametason dalam Sediaan tablet Nama Sediaan Penimban gan(g) Setara (mg) Absorbans i pada λ = 219,4 nm Konsentra si teoritis (μg/ml) Konsent rasi praktek (μg/ml) Kadar % 0,4452 0,5623 0,00040 6,0166 5,6554 93,71 0,4453 0,5625 0,00042 6,0187 5,9486 98,53 Celestamin (scheringplough) 0,4452 0,5023 0,00040 6,0166 5,6554 93,71 0,4453 0,5626 0,00040 6,0198 5,6554 93,66 0,4456 0,5628 0,00041 6,0219 5,8020 96,05 0,4455 0,5627 0,00041 6,0208 5,8020 96,07 0,4251 0,5624 0,00041 6,0176 5,8020 96,12 Ocuson (Sanbe) 0,4250 0,5622 0,00042 6,0155 5,9486 98,88 0,4253 0,5626 0,00041 6,0198 5,8070 96,09 0,4249 0,5621 0,00040 6,0144 5,6554 93,74 0,4247 0,5618 0,00040 6,0112 5,6554 93,79 0,4248 0,5620 0,00040 5,9973 5,6554 94,01 0,4463 0,5624 0,00040 6,0176 5,6510 92,13 0,4465 0,5625 0,00039 6,0187 5,5087 91,25 Polacel (Medikon) 0,4465 0,5625 0,00040 6,0187 5,5087 93,68 0,4467 0,5629 0,00040 6,0219 5,6554 93,63 0,4468 0,5630 0,00039 6,0241 5,5087 91,17 0,4464 0,5625 0,00039 6,0187 5,5087 91,25 86

Lampiran 17. (Lanjutan) 2. Kadar Deksklorfeniramin maleat dalam Sediaan tablet Nama Sediaan Penimban gan(g) Setara (mg) Absorba nsi pada λ=249,6 nm Konsentr asi teoritis (μg/ml) Konsentra si praktek (μg/ml) Kadar % 0,4452 4,4990 0,00234 12,1473 11,4241 93,76 0,4453 4,5000 0,00234 12,1500 11,4241 94,74 Celestamin (Scheringplough) 0,4452 4,4990 0,00234 12,1473 11,4241 93,76 0,4453 4,5010 0,00235 12,1527 11,4733 93,66 0,4456 4,5030 0,00236 12,1581 11,5226 94,48 0,4455 4,5020 0,00236 12,1554 11,5226 96,07 0,4251 4,4992 0,00238 12,1473 11,6704 95,78 0,4250 4,4981 0,00239 12,1446 11,6704 95,80 Ocuson (Sanbe) 0,4253 4,5013 0,00239 12,1535 11,6704 95,73 0,4249 4,4971 0,00237 12,1421 11,5719 96,23 0,4247 4,4950 0,00237 12,1365 11,6211 95,46 0,4248 4,4960 0,00237 12,0492 11,6211 96,10 0,4463 4,4997 0,00236 12,1486 11,5226 94,56 0,4465 4,5012 0,00236 12,1527 11,6822 94,49 Polacel (Medikon) 0,4465 4,5012 0,00236 12,1527 11,6822 94,49 0,4467 4,5036 0,00234 12,1581 11,4241 93,68 0,4468 4,5045 0,00235 12,1608 11,4753 94,06 0,4464 4,5007 0,00235 12,1500 11,4733 94,14 87

Lampiran 18. Contoh Perhitungan Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin maleat dalam Sampel Berat 20 tablet = 3,9582 g Ditimbang serbuk setara dengan 4,5 mg deksklorfeniramin maleat, maka jumlah serbuk yang ditimbang adalah : x 1 = 4,5 mg (20 x 2 mg) x 3,9582 g = 0,4453 g Selanjutnya dari desklorfeniramin maleat dihitung kesetaraan betametason yang terkandung dalam 0,4453 g adalah: x 2 = 0,4453 g x (20 x 0,25 mg) (3,9582 g) = 0,5625 mg Jadi secara teoritis kadarnya betametason dalam analit adalah 0,5625 mg. Dilarutkan dengan metanol dengan kuantitatif dalam labu tentukur 50 ml sampai garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan dengan pengaduk ultrasonik selama 15 menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 ml filtrat pertama dibuang. Filtrat selanjutnya ditampung. Konsentrasi desklorfeniramin maleat = 4,5 mg x 1000 μg = 90 μg/ml (50 ml) 0,5625 mg Konsentrasi betametason = x 1000 μg = 11,25 μg/ml (50 ml) Kemudian dari larutan filtrat ini, dipipet 1,35 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan metanol hingga garis tanda. 88

ampiran 18. (Lanjutan) Konsentrasi deksklorfeniramin maleat sampel = 90 µg/ml x 1,35 ml (10 ml) = 12,1 μg/ml Konsentrasi betametason sampel = 11,25 x 1,35 ml (10 ml) = 1,51 μg/ml Dari konsentrasi diatas deksklorfeniramin maleat 12,1 μg/ml dan betametason 1,51 μg/ml (8:1) untuk menjadikan perbandingan (2:1) maka, di tambahkan baku betametason yang diambil dari LIB III (11,25 μg/ml) yaitu : Konsentrasi betametason dari LIB III = 500 µg/ml x 2,25 ml (100 ml) = 11,25 μg/ml Dari LIB III (11,25 μg/ml), dipipet 4 ml di masukkkan dalam labu tentukur 10 ml. Maka volume analisis betametason adalah = ( betametason awal + betametason yang ditambahkan) = 1,35 ml+ 4 ml = 5,35 ml Jadi = 11,25 µg/ml x 5,35 ml (10 ml) = 6 μg/ml 89

Lampiran 18. (Lanjutan) Misalnya berat yang ditimbang adalah 0,4452 g, maka terlebih dahulu dihitung kesetaraan dengan deksklorfeniramin maleat dan betametason. 0,4452 mg Kesetaraan dengan desklorfeniramin maleat = 3,9582 x (20 x 2mg) = 4,4990 g Konsentrasi = 4,4990 g 50 ml x 1000 μg = 89,99 μg/ml Konsentrasi akhir teoritis deksklorfeniramin maleat = 89,99 µg/ml 10 ml x 1,35 ml = 12,1473 μg/ml Kesetaraan dengan betametason = 0,4990 g 3,9582 g x (20 x 0,25 mg) = 0,5623 mg 0,5623 mg Konsentrasi = 50 ml x 1000 μg = 11,2460 μg/ml 11,2460 µg/ml Konsentrasi akhir teoritis betametason = x 5,35 ml = 6,0166 μg/ml 10 ml Absorbansi deksklorfeniramin maleat pada derivat kedua pada panjang gelombang 249,6 nm adalah 0,00234. Kadar dihitung dari persamaan regresi pada panjang gelombang analisis deksklorfeniramin maleat Y= (20,3 x 10-5 )X + (2,09 x 10-5 ) Konsentrasi praktik : Y = (20,3 x 10-5 )X + (2,09 x 10-5 ) 0,00234 = (20,3 x 10-5 )X + (2,09 x 10-5 ) 0,00234-0,0000209 = (20,3 x 10-5 )X X = 231,91x 10 5 20,3 x 10 5 X = 11,4241 μg/ml 90

Lampiran 18. (Lanjutan) Kadar deksklorfeniramin maleat = 11,4241µg/mL 12,1473 µg/ml x 99,7 % = 93,76% Absorbansi betametason pada derivat kedua pada panjang gelombang 219,4 nm adalah 0,00040. Kadar dihitung dari persamaan regresi pada panjang gelombang analisis betametason Y = (6,82 x 10-5 )X + (1,43 x 10-5 ) Konsentrasi praktik: Y = (6,82 x 10-5 )X + (1,43 x 10-5 ) 0,00234 = (6,82 x 10-5 )X + (1,43 x 10-5 ) 0,00040-0,0000143 = (6,82 x 10-5 )X X = 38,57x 10 5 6,82 x 10 5 X = 5,6554 μg/ml Kadar betametason = 5,6554 µg/ml 6,0166 µg/ml x 99,7 % = 93,71% 91

Lampiran 19. Perhitungan Statistik Betametason pada Tablet Celestamin No. X Kadar (%) (X X) (X X) 2 1 93,71-1,57 2,4649 2 98,53 3,25 10,5625 3 93,71-1,57 2,4649 4 93,66-1,62 2,6244 5 96,05 0,77 0,5929 6 96,07 0,79 0,6241 X = 95,28 Σ(X X) 2 = 19,3337 SD = X X 2 n 1 = 19,3337 6 1 = 19,3337 5 = 1,9664 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 = X X 1,57 = - 1,9558 1,9664 6 3,25 = 4,0480 (ditolak) 1,9664 6 1,57 = - 1,9558 1,9664 6 92

Lampiran 19. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 t hitung 6 1,62 = -2,0181 1,9664 6 0,77 = 0,9592 1,9664 6 0,79 = 0,9841 1,9664 6 93

Lampiran 19. (Lanjutan) Karena data ke-2 ditolak maka dilakukan perhitungan tanpa menyertakan data ke-2 No. X Kadar (%) (X X) (X X) 2 1 93,71-0,93 0,8649 2 93, 71-0,93 0,8649 3 93,66-0,98 0,9604 4 96,05 1,41 1,9881 5 96,07 1,43 2,0449 X = 94,64 Σ(X X) 2 = 7,6836 SD = X X 2 n 1 = 7,6836 5 1 = 7,6836 4 = 1,3859 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 = X X 0,93 = -1,5007 1,3859 5 0,93 = -1,5007 1,3859 5 0,98 = -1,5814 1,3859 5 94

Lampiran 19. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 1,41 = 2,2752 1,3859 5 1,43 = 2,3075 1,3859 5 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar Betametason dalam Tablet Celestamin : μ = X ± (t α/2, dk) x SD/) = 94,84 ± (4,0321 x 1,9696/ 5) = 94,84 ± (4,0321 x 0,8040) = (94,84 ± 2,4980)% 95

Lampiran 20. Perhitungan Statistik Deksklorfeniramin maleat pada Tablet Celestamin No. X Kadar (%) (X X) (X X) 2 1 93,76-0,30 0,0900 2 93,74 0,32 0,1024 3 93,76-0,30 0,0900 4 94,12 0,06 0,0036 5 94,48 0,42 0,1764 6 94,50 0,44 0,1936 X = 94,06 Σ(X X) 2 = 0,6560 SD = X X 2 n 1 = 0,6560 6 1 = 0,6560 5 = 0,3622 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 = X X 0,30 =- 2,0297 0,3622 6 0,32 = -2,1650 0,3622 6 0,30 = -2,0297 0,3622 6 96

Lampiran 20. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 t hitung 6 0,06 = 0,4059 0,3622 6 0,42 = 2,8416 0,3622 6 0,44 = 2,9769 0,3622 6 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima Kadar Deksklorfeniramin maleat dalam Tablet Celestamin : μ = X ± (t α/2, dk) x SD/) = 94,06 ± (4,0321 x 0,3622/ 6) = 94,06 ± (4,0321 x 0,1478) = (94,06 ± 0,5959) % 97

Lampiran 21. Perhitungan Statistik Betametason pada Tablet Ocuson No. X Kadar (%) (X X) (X X) 2 1 96,12 0,69 0,4761 2 98,88 3,45 11,9025 3 96,09 0,66 0,4356 4 93,74-1,69 2,8561 5 93,79 1,64 2,6896 6 94,01-1,42 2,0164 X = 95,43 Σ(X X) 2 = 20,3764 SD = X X 2 n 1 = 20,3764 6 1 = 20,3764 5 = 2,0187 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 t hitung 4 0,69 = 0,8372 2,0187 6 3,45 = 4,1863 (ditolak) 2,0187 6 0,66 = 0,8008 2,0187 6 1,69 = -2,0507 2,0187 6 98

Lampiran 21. (Lanjutan) t hitung 5 t hitung 6 1,69 = -1,9900 2,0187 6 1,58 = -1,7230 2,0187 6 99

Lampiran 21. (Lanjutan) Karena data ke-2 ditolak maka dilakukan perhitungan tanpa menyertakan data ke-2 No. X Kadar (%) (X X) (X X) 2 1 96,12 1,37 1,8769 2 96,09 1,37 1,7956 3 93,74-1,01 1,0201 4 96,79-0,96 0,9216 5 94,01-0,74 0,5476 X = 94,75 Σ(X X) 2 = 6,1618 SD = X X 2 n 1 = 6,1618 5 1 = 6,1618 4 = 1,2411 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 = X X 1,37 = 2,468 1,2411 5 1,34 = 2,4144 1,2411 5 1,01 = -1,8198 1,2411 5 100

Lampiran 21. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 0,96 = -1,7297 1,2411 5 0,74 = -1,3333 1,2411 5 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar Betametason dalam tablet Ocuson : μ = X ± (t α/2, dk) x SD/) = 94,75 ± (4,0321 x 1,2411/ 5) = 94,75 ± (4,0321 x 0,5550) = (94,75 ± 2,2378)% 101

Lampiran 22. Perhitungan Statistik Deksklorfeniramin maleat pada Tablet Ocuson No. X Kadar (%) (X X) X X 2 1 95,78 0,04 0,0016 2 95,80 0,06 0,0036 3 95,73 0,01 0,0001 4 96,23 0,49 0,2401 5 95,46-0,28 0,0784 6 95,43-0,31 0,0961 X = 95,43 Σ X X 2 = 0,4199 SD = X X 2 n 1 = 0,4199 6 1 = 0,4199 5 = 0,2897 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 = X X 0,04 = 0,3384 0,2897 6 0,06 = 0,0036 0,2897 6 0,01 = - 0,0846 0,2897 6 102

Lampiran 22. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 t hitung 6 0,49 = 4,1455 (ditolak) 0,2897 6 0,28 = 2,3688 0,2897 6 0,31 = 2,6226 0,2897 6 103

Lampiran 22. (Lanjutan) Karena data ke-4 ditolak maka dilakukan perhitungan tanpa menyertakan data ke-4 No. X Kadar (%) (X X) (X X) 2 1 95,78 0,14 0,0196 2 95,80 0,16 0,0256 3 95,73 0,09 0,0081 4 95,46-0,18 0,0324 5 95,43-0,21 0,0441 X = 95,64 Σ(X X) 2 = 0,1298 SD = X X 2 n 1 = 0,1298 5 1 = 0,1298 4 = 0,1801 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 = X X 0,14 = 1,7391 0,1801 5 0,16 = 1,9875 0,1801 5 0,09 = 1,1180 0,1801 5 104

Lampiran 22. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 0,18 = -2,2360 0,1801 5 0,21 = -2,6080 0,1801 5 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar Desklorfeniramin maleat dalam Tablet Ocuson : μ = X ± (t α/2, dk) x SD/) = 95,64 ± (4,0321 x 0,1801/ 5) = 95,64 ± (4,0321 x 0,0805) = (95,64 ± 0,3245)% 105

Lampiran 23. Perhitungan Statistik Betametason pada Tablet Polacel No. X Kadar (%) X X X X 2 1 92,13 0,05 0,0025 2 91,25-0,93 0,8649 3 93,68 1,50 2,2500 4 93,63 1,45 2,1025 5 91,17-1,01 1,0201 6 91,25-0,93 0,8649 X = 92,18 Σ X X 2 = 7,1049 SD = X X 2 n 1 = 7,1049 6 1 = 7,1049 5 = 1,1920 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 0,05 = - 0,1027 1,1920 6 0,93 = -1,9112 1,1920 6 1,50 = 3,0826 1,1920 6 106

Lampiran 23. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 t hitung 6 = X X 1,45 = 2,9708 1,1920 6 1,01 = -2,0756 1,1920 6 0,93 = -1,9112 1,1920 6 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar Betametason dalam Tablet Polacel : μ = X ± (t α/2, dk) x SD/) = 92,18± (4,0321 x 1,1920/ 6) = 92,18 ± (4,0321 x 0,4866) = (92,18 ± 1,9620)% 107

Lampiran 24. Perhitungan Statistik Deksklorfeniramin maleat pada Tablet Polacel No. X Kadar (%) X X X X 2 1 94,56 0,32 0,1024 2 94,49 0,25 0,0625 3 94,53 0,29 0,0841 4 93,68-0,56 0,3136 5 94,06-0,18 0,0324 6 94,14 0,10 0,0100 X = 94,24 Σ X X 2 = 0,6050 SD = X X 2 n 1 = 0,6050 6 1 = 0,6050 5 = 0,3470 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 t hitung 2 t hitung 3 0,32 = 2,1680 0,3470 6 0,25 = 1,7655 0,3470 6 0,29 = 2,0480 0,3470 6 108

Lampiran 24. (Lanjutan) t hitung 4 t hitung 5 t hitung 6 0,56 = -3,9548 0,3470 6 0,18 = -1,2711 0,3470 6 0,10 = -0,7062 0,3470 6 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar Deksklorfeniramin maleat dalam Tablet Polacel : μ = X ± (t α/2, dk) x SD/) = 94,24± (4,0321 x 0,3047/ 6) = 94,24 ± (4,0321 x 0,1416) = (94,24 ± 0,5709) % 109

Lampiran 25. Kurva Serapan Ocuson pada Uji Perolehan Kembali Gambar 58. Kurva serapan perolehan kembali 80% pada tablet Ocuson ke-1 Gambar 59. Kurva serapan perolehan kembali 80% pada tablet Ocuson ke-2 Gambar 60. Kurva serapan perolehan kembali 80% pada tablet Ocuson ke-3 110

Lampiran 25. (Lanjutan) Gambar 61. Kurva serapan perolehan kembali 100% pada tablet Ocuson ke-1 Gambar 62. Kurva serapan perolehan kembali100% pada tablet Ocuson ke-2 Gambar 63. Kurva serapan perolehan kembali 100% pada tablet Ocuson ke-3 111

Lampiran 25. (Lanjutan) Gambar 64. Kurva serapan perolehan kembali 120% pada tablet Ocuson ke-1 Gambar 65. Kurva serapan perolehan kembali 120% pada tablet Ocuson ke-2 Gambar 66. Kurva serapan perolehan kembali 120% pada tablet Ocuson ke-3 112

Lampiran 26. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Betametason pada Tablet Ocuson dengan Metode Penambahan Baku (Standard Addition Method) No Konsen trasi (%) Absorban si pada λ = 239,60 nm Setelah penambahan baku (mg) Konsentrasi Sebelum penambahan baku (mg) Baku yang ditambah kan (mg) Persen perolehan kembali (%) 1 0,00033 0,4326 0,2990 0,1345 99,33 2 80 0,00033 0,4326 0,2990 0,1345 99,33 3 0,00033 0,4326 0,2990 0,1345 99,33 4 0,00041 0,5422 0,3730 0,1681 100,65 5 100 0,00041 0,5422 0,3730 0,1681 100,65 6 0,00041 0,5422 0,3730 0,1681 100,65 7 0,00049 0,6518 0,4475 0,2018 100,23 8 120 0,00049 0,6518 0,4475 0,2018 100,23 9 0,00049 0,6518 0,4475 0,2018 100,23 Rata-rata (% recovery) Standard Deviation (SD) Relative Standard Deviation (RSD) (%) 100,24 0,3465 0,3456 113

Lampiran 27. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Deksklorfeniramin malreat pada Tablet Ocuson dengan Metode Penambahan Baku (Standard AdditionMethod) No Konsen trasi (%) Absorban si pada λ = 239,60 nm Setelah penambahan baku (mg) Konsentrasi Sebelum penambahan baku (mg) Baku yang ditambah kan (mg) Persen perolehan kembali (%) 1 0,00193 3,4831 2,4101 1,0767 99,65 2 80 0,00193 3,4831 2,4101 1,0767 99,65 3 0,00193 3,4831 2,4101 1,0767 99,65 4 0,00240 4,3407 3,0126 1,3459 98,67 5 100 0,00241 4,3588 3,0126 1,3459 100,02 6 0,00241 4,3588 3,0126 1,3459 100,02 7 0,00290 5,2528 3,6151 1,6151 101,39 8 120 0,00290 5,2528 3,6151 1,6151 101,39 9 0,00289 5,2345 3,6151 1,6151 100,26 Rata-rata (% recovery) Standard Deviation (SD) Relative Standard Deviation (RSD) (%) 10007 0,8671 0,8664 114

Lampiran 28.Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (% recovery) Sampel yang digunakan adalah tablet Ocuson Berat 20 tablet Ocuson = 3,9582g Berat kesetaraan penimbangan sampel pada penetapan kadar = 4,5 mg Perolehan 80% Deksklorfeniramin maleat 80% = 80 x 4,5 mg = 3,6 mg 100 Analit deksklorfeniramin maleat 70% = 70 x 3,6 mg = 2,52 mg 100 Penimbangan serbuk setara 2,52 mg deksklorfeniramin maleat Sampel yang ditimbang = 2,52 x 3,9582 = 0,2493 g 20x2 mg Baku deksklorfeniramin maleat 30% = 30 x 3,6 = 1,08 mg 100 Jumlah betametason dalam serbuk yang ditimbang : = 0,2493 g x (20 x 0,25 mg) = 0,3149 mg 3,9582 g Baku betametason yang ditambahkan : 30 3, 6mg = 0,25mgx = 0,135 mg 100 2 mg Perolehan100% Deksklorfeniramin maleat 100% = 100 x 4,5 mg = 4,5 mg 100 Analit deksklorfeniramin maleat 70% = 70 x 4,5 = 3,15 mg 100 Penimbangan serbuk setara 2,52 mg deksklorfeniramin maleat 3,15 Sampel yang ditimbang = x 3,9582 = 0,3117 g 20 x 2 mg 115

Lampiran 28. (Lanjutan) Baku deksklorfeniramin maleat 30% = 30 x 4,5 = 1,35 mg 100 Jumlah betametason dalam serbuk yang ditimbang : = 0,3117 g x (20 x 0,25 mg) = 0,3937 mg 3,9582 g Baku betametason yang ditambahkan : = 30 100 0,25 3, 6mg mgx 2 mg = 0,1350 mg Perolehan 120% Deksklorfeniramin maleat 120% = 120 x 4,5 mg = 5,4 mg 100 Analit deksklorfeniramin maleat 70% = 70 x 5,4 mg = 3,78 mg 100 Penimbangan serbuk setara 3,78 mg deksklorfeniramin maleat Sampel yang ditimbang = 3,78mg x 3,9582 = 0,3740 g 20 x 2mg Baku deksklorfeniramin maleat 30% = 30 x 5,4 = 1,62 mg 100 Jumlah betametason dalam serbuk yang ditimbang : = 0,3740 g x (20 x 0,25 mg) = 0,4724 mg 3,9582 g Baku betametason yang ditambahkan : = 30 100 0,25 5, 4mg mgx 2 mg = 0,2025 mg 116

Lampiran 28. (Lanjutan) Misalnya absorbansi analisis (Y) pada perolehan 80% Deksklorfeniramin maleat (249,6 nm) = 0,00193 Betametason (219,4 nm) = 0,00033 Persamaan regresi pada panjang gelombang analisis deksklorfeniramin maleat (λ=249,6 nm): Y = (20,3 x 10-5 )X + (2,09 x 10-5 ) Konsentrasi deksklorfeniramin maleat: Y = (20,3 x 10-5 )X + (2,09 x 10-5 ) 0,00193 = (20,3 x 10-5 )X + (2,09 x 10-5 ) 0,00193-0,0000209 = (20,3 x 10-5 )X X = 190,91 x 10 5 20,3 x 10 5 X = 9,4044 μg/ml Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku (C F ): = Konsentrasi desklorfeniramin maleat (µg/ml) 1000 x faktor pengenceran 9,4044 µg/ml = x 370,37 1000 = 3,4831 mg Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku (C A ): = Baku deksklorfeniramin maleat 70% x kadar rata-rata sampel = 2,52 mg x 95,64% = 2,4101 mg 117

Lampiran 28. (Lanjutan) Jumlah Baku yang ditambahkan (C * A): = Baku deksklorfeniramin maleat 30% (yang ditambahkan) x % kadar baku deksklorfeniramin maleat = 1,08 x 99,7% = 1,0767 mg Maka % perolehan kembali deksklorfeniramin maleat: % perolehan kembali = C F C A C A x 100 % Keterangan: C F = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku C A = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku C * A = Konsentrasi baku yang ditambahkan % perolehan kembali = 3,4831 mg 2,4101 mg 1,0767 mg x 100% = 99,65% Persamaan regresi pada panjang gelombang analisis betametason (λ= 219,4 nm): Y = (6,82x 10-5 )X + (1,43 x 10-5 ) Konsentrasi betametason : Y = (6,82 x 10-5 )X + (1,43 x 10-5 ) 0,00037 = (6,82 x 10-5 )X + (1,43 x 10-5 ) 0,00033-0,0000143 = (6,82 x 10-5 )X X = X = 31,57 x 10 5 6,82 x 10 5 4,6290 μg/ml 118

Lampiran 28. (Lanjutan) Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku (C F ): = Konsentrasi betametason (µg/ml) 1000 x faktor pengenceran 4,6290 µg/ml = x 93,4579 1000 = 0,4326 mg Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku(c A ): = Jumlah betametason dalam serbuk yang ditimbang x % kadar rata-rata sampel = 0,3149 mg x 94,98% = 0,2990 mg Jumlah Baku yang ditambahkan (C * A): = Baku betametason yang ditambahkan x % kadar baku betametason = 0,1350 mg x 99,7% = 0,1345 mg Maka % perolehan kembali betametason % perolehan kembali = C F C A C A x 100 % Dimana : C F = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku C A = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku C * A = Konsentrasi baku yang ditambahkan 0,4326mg 0,2990 mg % perolehan kembali = x 100% = 99,33% 0,1345mg 119

Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Relatif Standar deviasi Kadar Perolehan Kembali Betametason pada Tablet Ocuson No Kadar Perolehan Kembali [X] (%) Xi-X (Xi X) 2 1. 99,33-0,74 0,2921 2. 99,33-0,74 0,2921 3. 99,33-0,74 0,2921 4. 100,65 0,58 0,3364 5. 100,65 0,58 0,3364 6. 100,65 0,58 0,3364 7. 100,23 0,16 0,0256 8. 100,23 0,16 0,0256 9. 100,23 0,16 0,0256 X=100,07 Ʃ = 1,9623 SD = (Xi X ) 2 n 1 = 1,9623 8 = 0,4952 RSD = SD X x 100% = 0,4952 100,07 x 100% = 0,4948% 120

Lampiran 30. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Relatif Standar deviasi Kadar Perolehan Kembali Deksklorfeniramin maleat pada Tablet Ocuson No Kadar Perolehan Kembali [X] (%) Xi-X (Xi X) 2 1. 99,65-0,45 0,176 2. 99,65-0,45 4 0,176 3. 99,65-0,45 40,176 4. 98,67-1,40 4 1,960 5. 100,02-0,05 0 0,002 6. 100,02-0,05 5 0,002 7. 101,39 1,32 51,742 8. 101,39 1,32 4 1,742 9. 100,26 0,19 4 0,036 X =100,07 Ʃ=6,0151 1 SD = (Xi X ) 2 n 1 = 6,0151 8 = 0,8671 RSD = SD X x 100% = 0,8671 100,07 x 100% = 0,8664% 121

Lampiran 31. Daftar Nilai Distribusi t 122

Lampiran 32. Sertifikat Pengujian Betametason 123

Lampiran 33. Sertifikat Pengujian Deksklorfeniramin maleat 124