BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN Tengaran 01 dengan jumlah siswa 38 orang didapatkan data bahwa minat belajar IPA siswa kelas V kurang, yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru mata pelajaran, hasil nilai ulangan harian IPA siswa sebanyak 26 siswa ( 68,5%) mendapatkan nilai dibawah KKM. Hal ini disebabkan oleh metode mengajar guru yang masih monoton dan tidak mengaktifkan siswa. Siswa hanya mendengarkan guru dan kurang adanya kegiatan belajar yang mengikut sertakan siswa di dalamnya. Hal ini yang menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurang berminat untuk belajar IPA. 4.1.2 Deskripsi Siklus I Pada Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan uraian sebagai berikut: 4.1.2.1 Perencanaan Sebelum penulis melakukan penelitian Siklus I, penulis membuat perencanaan terlebih dahulu. Pada tahap ini RPP pertemuan pertama, kedua dan ketiga telah tersusun, penulis hanya mengkoordinasikan dengan guru mata pelajaran kelas V mengenai jalannya pembelajaran. Selain itu penulis juga telah menyiapkan media yang dibutuhkan berupa gambar-gambar sesuai dengan materi ajar pada setiap pertemuan yang mendukung proses pembelajaran. Untuk mengamati kinerja guru dan respon siswa selama proses pembelajaran telah disusun lembar instrumen observasi tindakan guru dan respon siswa selama pembelajaran. Selain itu, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa telah dibuat 44

45 lembar evaluasi siswa berupa lembar kerja kelompok untuk kegiatan diskusi, soal individu dan lembar evaluasi siswa. Selain itu untuk mengamati besar minat belajar IPA siswa, telah disusun angket minat belajar siswa. Guru juga telah membagi siswa dalam 7 kelompok secara heterogen. 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu (2x35 menit) untuk setiap pertemuan. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan juga dilakukan observasi dengan bantuan rekan guru sejawat yaitu Catharina Haryani, S.Pd. SD, selaku observer. Pengamatan difokuskan pada kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran IPA berlangsung. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran pada pagi itu, selanjutnya guru mengajak siswa berdoa dan kemudian mempresensi kehadiran siswa. Guru telah memberikan memotivasi kepada siswa melalui apersepsi dengan menanyakan Siapa yang pernah merasakan gempa bumi atau gempa akibat gunung meletus? dan menanyakan kapan kalian pernah merasakan peristiwa tersebut?. Selanjutnya guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi, siswa diberi waktu (5 menit) untuk membaca materi pada buku paket IPA kelas V. Kemudian guru telah menjelaskan tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan menunjukkan gambar peristiwa alam seperti banjir, gunung meletus dan tanah longsor. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa tentang peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia dan termasuk bencana alam yang dapat dicegah atau tidak dapat dicegah. Pada kegiatan elaborasi, siswa telah dibagi kedalam 7 kelompok secara heterogen oleh guru mata pelajaran IPA kelas V. Siswa telah duduk secara berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Masing-masing

46 kelompok telah diberi Lembar Kerja Kelompok dengan topik yang berbeda-beda untuk didiskusikan bersama anggota kelompok yang telah di bentuk oleh guru. Dalam proses diskusi, guru telah bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing jalannya diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok melalui wakilnya telah mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, lembar kerja kelompok kemudian di tempel pada papan tulis. Kelompok lain memberi tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan oleh kelompok yang maju di depan kelas. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi guru bersama siswa membahas hasil diskusi masing-masing kelompok yang telah dipresentasikan di depan kelas. Kemudian hasil diskusi kelompok di tempel pada papan tulis diberi nilai (point) oleh guru. Selanjutnya untuk memperdalam pemahaman materi, siswa diberi soal untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa mengerjakan soal, guru bersama siswa membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan dan memberi penilaian. Penilaian hasil diskusi dan hasil tes evaluasi di akumulasikan, kemudian kelompok yang mendapat nilai tertinggi diberi penghargaan berupa medali dan siswa yang mendapat nilai tertinggi yang kemudian diberi penghargaan berupa mahkota. Pada kegiatan akhir atau penutup, guru menanyakan kepada siswa apakah ada pertanyaan untuk materi yang belum dipahami oleh siswa. Kemudian guru bersama dengan siswa telah membuat kesimpulan dari pelajaran dengan materi Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Untuk mengakhiri pelajaran pada hari ini guru menyampaikan salam penutup selamat siang. Pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus I dilakukan pada hari Senin tanggal 10 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran pada pagi itu, selanjutnya guru mengajak siswa berdoa dan kemudian mempresensi kehadiran siswa. Guru telah memotivasi siswa melalui apersepsi dengan menanyakan Siapa yang rumahnya pernah kebanjiran? dan menanyakan apa yang dilakukan pada saat terjadi banjir?. Selanjutnya guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

47 Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi, siswa diberi waktu (5 menit) untuk membaca materi pada buku paket IPA kelas V. Kemudian guru menjelaskan tentang dampak banjir bagi kehidupan manusia, hewan, dan lingkungan. Selanjutnya guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang cara pencegahan bencana alam. Pada kegiatan elaborasi, siswa telah dibagi kedalam 7 kelompok secara heterogen oleh guru mata pelajaran IPA kelas V. Siswa telah duduk secara berkelompok bersama kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Kelompok dengan topik yang di tentukan oleh guru untuk didiskusikan bersama anggota kelompok yang telah di bentuk oleh guru. Setelah diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok melalui wakilnya telah mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, lembar kerja kelompok kemudian di tempel pada papan tulis. Kelompok lain memberi tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan oleh kelompok yang maju di depan kelas. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi guru bersama siswa membahas hasil diskusi masing-masing kelompok yang sudah dipresentasikan di depan kelas. Kemudian hasil diskusi kelompok di tempel pada papan tulis diberi nilai (point) oleh guru. Selanjutnya untuk memperdalam pemahaman materi, siswa mengerjakan soal individu. Setelah siswa mengerjakan soal, guru bersama siswa membahas soal evaluasi dan memberi penilaian. Penilaian hasil diskusi dan hasil tes evaluasi yang telah dikerjakan diakumulasikan, kemudian kelompok yang mendapat nilai tertinggi diberi penghargaan berupa medali dan siswa yang mendapat nilai tertinggi diberi penghargaan berupa mahkota. Pada kegiatan akhir atau penutup, guru menanyakan kepada siswa apakah ada pertanyaan untuk materi yang belum dipahami oleh siswa. Kemudian guru bersama siswa telah membuat kesimpulan dari pelajaran dengan materi Dampak Peristiwa Alam. Untuk mengakhiri pelajaran pada hari ini guru menyampaikan salam penutup selamat siang. Pelaksanaan pertemuan ketiga pada siklus I dilakukan pada hari Sabtu tanggal 15 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Karena pada siklus I pertemuan

48 ketiga ini hanya difokuskan pada tes formatif saja, jadi tidak dikenai tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam. Guru telah memberi apersepsi dengan bertanya kepada siswa Anak-anak apakah kalian masih ingat pelajaran pada dua pertemuan yang lalu?. Guru mengingatkan bahwa hari ini akan diadakan evaluasi siklus I. Kegiatan inti dimulai dengan kegiatan eksplorasi yaitu guru bertanya jawab tentang materi sebelumnya. Pada kegiatan elaborasi guru menjelaskan kembali materi tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampak peristiwa alam bagi manusia, hewan dan lingkungan. Siswa tampak sangat antusias mengangkat jari berebut dalam tanya jawab dengan guru. Pada kegiatan konfirmasi siswa telah diberi lembar tes formatif siklus I. Siswa diberi waktu 45 menit untuk mengerjakan 20 soal pilihan ganda. Setelah siswa selesai mengerjakan, lembar tes formatif ditukarkan dengan siswa lainnya dan dikoreksi bersama-sama dengan guru. Pada kegiatan konfirmasi siswa mengumpulkan lembar soal tes formatif kepada guru. Kemudian guru bersama siswa telah mengoreksi hasil jawaban dan memberikan nilai. Pada kegiatan akhir guru telah memberitahukan bahwa siklus I selesai, kemudian guru mengarahkan siswa untuk lebih giat belajar agar pada siklus II nilai mereka semakin lebih baik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 4.1.2.3 Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, sedangkan pada pertemuan ketiga hanya dilakukan evaluasi. Oleh karena itu, lembar observasi hanya diberikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama masih terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilakukan oleh guru. Kurang optimalnya tindakan guru selama proses pembelajaran juga berdampak pada respon siswa selama proses pembelajaran.

49 Pada awal kegiatan guru tidak menyiapkan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran, akibatnya siswa menjadi gaduh. Selain itu guru tidak menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sehingga siswa tidak mengerti materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti, guru tidak menyampaikan cara kerja selama diskusi, akibatnya selama proses diskusi siswa menjadi gaduh dan hanya mengandalkan teman yang lain. Namun pada pertemuan kedua, hasil observasi tindakan guru menunjukkan peningkatan selama proses pembelajaran. Hanya terdapat satu kegiatan yang tidak dilakukan oleh guru yaitu tidak membimbing siswa selama proses diskusi. Siswa hanya dijelaskan tentang cara kerja kelompok namun tidak diberi bimbingan. Meningkatnya tindakan guru juga berpengaruh terhadap respon siswa selama proses pembelajaran, siswa menunjukkan aktivitas yang positif sehingga mendukung suasana pembelajaran. 4.1.2.4 Refleksi Refleksi dilakukan oleh guru kelas dan penulis. Dilihat dari siklus pembelajaran I yang telah dilakukan, perlu adanya bimbingan yang berkesinambungan antara guru dan siswa. Bimbingan dilakukan untuk meminimalisir hambatan-hambatan belajar yang terjadi pada siswa. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terjadi proses pembelajaran tutor sebaya, namun karena kurangnya pemahaman siswa, yang terjadi beberapa siswa cenderung mengandalkan siswa yang dirasa pandai untuk mengerjakan lembar kerja kelompok. Begitu juga dengan perwakilan kelompok yang maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya adalah siswa yang di anggap pandai oleh anggota kelompok yang lain. Meninjau kondisi siswa yang masih bingung, guru perlu merancang solusi yang akan digunakan pada proses pembelajaran selanjutnya supaya guru dapat meminimalisir hambatan-hambatan belajar yang terjadi pada siswa. Salah satu solusi yang dilakukan adalah dengan memperkecil komposisi anggota kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 3-4 orang. Selain itu dari pihak guru diperlukan kesiapan yang benar-benar matang sebelum pembelajaran, agar tidak ada yang terlupa kembali.

50 Hal tersebut untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan kesiapan untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. 4.1.3 Deskripsi Siklus II Pada Siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan uraian sebagai berikut: 4.1.3.1 Perencanaan Sebelum penulis melakukan penelitian Siklus II, penulis membuat perencanaan terlebih dahulu. Pada tahap ini RPP pertemuan pertama, kedua dan ketiga telah tersusun, penulis hanya mengkoordinasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas V mengenai jalannya pembelajaran. Selain itu penulis juga telah menyiapkan media yang dibutuhkan berupa gambar-gambar sesuai dengan materi ajar pada setiap pertemuan yang mendukung proses pembelajaran. Untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran telah disusun lembar instrumen observasi tindakan guru dan respon siswa selama pembelajaran. Selain itu, untuk mengetahui tingkat pemahaman materi telah dibuat lembar evaluasi siswa berupa lembar kerja kelompok untuk kegiatan diskusi, soal individu dan lembar evaluasi siswa. Selain itu untuk mengamati besar minat belajar IPA siswa, telah disusun angket minat belajar siswa. Guru juga telah membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 3-4 orang secara heterogen. 4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu (2x35 menit) untuk setiap pertemuan. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan juga dilakukan observasi dengan bantuan rekan guru sejawat yaitu Catharina Haryani, S.Pd. SD, selaku observer. Pengamatan difokuskan pada kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran IPA berlangsung. Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama pada siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal 17 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pada kegiatan awal guru

51 telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran pada pagi itu, selanjutnya guru mengajak siswa berdoa dan kemudian mempresensi kehadiran siswa. Guru telah memberikan memotivasi kepada siswa melalui apersepsi dengan menanyakan siapakah yang pernah rekreasi ke puncak gunung? dan menanyakan bagaimana sistem perkebunan dan pertanian disana?. Selanjutnya guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi, siswa diberi waktu (5 menit) untuk membaca materi pada buku paket IPA kelas V. Kemudian guru telah menjelaskan tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dengan menunjukkan gambar kegiatan manusia seperti perkebunan, pertanian, pertambangan dan perkotaan. Pada kegiatan elaborasi, siswa telah dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 3-4 orang secara heterogen oleh guru mata pelajaran IPA kelas V. Siswa telah duduk secara berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Masing-masing kelompok telah diberi Lembar Kerja Kelompok dengan topik yang berbeda-beda untuk didiskusikan bersama anggota kelompok yang telah di bentuk oleh guru. Dalam proses diskusi, guru telah bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing jalannya diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok melalui wakilnya telah mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, lembar kerja kelompok kemudian di tempel pada papan tulis. Kelompok lain memberi tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan oleh kelompok yang maju di depan kelas. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi guru bersama siswa membahas hasil diskusi masing-masing kelompok yang sudah dipresentasikan di depan kelas. Kemudian hasil diskusi kelompok di tempel pada papan tulis dan diberi nilai (point) oleh guru. Selanjutnya untuk memperdalam pemahaman materi, siswa diberi soal untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa mengerjakan soal, guru bersama siswa membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan dan memberi penilaian. Penilaian hasil diskusi dan hasil tes evaluasi di akumulasikan, kemudian kelompok yang mendapat nilai tertinggi diberi penghargaan berupa

52 medali dan siswa yang mendapat nilai tertinggi diberi penghargaan berupa mahkota. Pada kegiatan akhir atau penutup, guru bersama dengan siswa telah membuat kesimpulan dari pelajaran dengan materi Kegiatan Manusia yang Dapat Mengubah Permukaan Bumi. Untuk mengakhiri pelajaran pada hari ini guru menyampaikan salam penutup selamat siang. Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua pada siklus II dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pada kegiatan awal guru telah mengajak siswa berdoa dan kemudian mempresensi kehadiran siswa. Guru telah memotivasi siswa melalui apersepsi dengan Siapa yang pernah melihat bahan baku membuat jalan berupa aspal? dan menanyakan aspal termasuk sumber daya alam atau bukan?. Selanjutnya guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi, siswa diberi waktu (5 menit) untuk membaca materi pada buku paket IPA kelas V. Kemudian guru menjelaskan tentang sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Selanjutnya guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi Pada kegiatan elaborasi, siswa telah dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 3-4 orang secara heterogen oleh guru mata pelajaran IPA kelas V. Siswa telah duduk secara berkelompok bersama kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Kelompok dengan topik yang di tentukan oleh guru untuk didiskusikan bersama anggota kelompok yang telah di bentuk oleh guru. Selama proses diskusi, guru telah bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing jalannya diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok melalui wakilnya telah mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, lembar kerja kelompok kemudian di tempel pada papan tulis. Kelompok lain memberi tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan oleh kelompok yang maju di depan kelas.

53 Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi guru bersama siswa membahas hasil diskusi masing-masing kelompok yang sudah dipresentasikan di depan kelas. Kemudian hasil diskusi kelompok di tempel pada papan tulis dan diberi nilai (point) oleh guru. Selanjutnya untuk memperdalam pemahaman materi, siswa telah diberi soal untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa mengerjakan soal, guru bersama siswa membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan dan memberi penilaian. Penilaian hasil diskusi dan hasil tes evaluasi di akumulasikan, kemudian kelompok yang mendapat nilai tertinggi mendapat hadiah berupa medali dan siswa yang mendapat nilai tertinggi mendapat penghargaan berupa mahkota. Pada kegiatan akhir atau penutup, guru menanyakan kepada siswa apakah ada pertanyaan untuk materi yang belum dipahami oleh siswa. Kemudian guru bersama siswa telah membuat kesimpulan dari pelajaran dengan materi Sumber Daya Alam. Untuk mengakhiri pelajaran pada hari ini guru menyampaikan salam penutup. Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 April 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Karena pada siklus II pertemuan ketiga ini hanya difokuskan pada tes formatif saja, jadi tidak dikenai tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam. Guru telah memberi apersepsi dengan bertanya kepada siswa Anak-anak apakah kalian masih ingat pelajaran pada dua pertemuan yang lalu?. Guru mengingatkan bahwa hari ini akan diadakan evaluasi siklus II. Kegiatan inti dimulai dengan kegiatan eksplorasi yaitu guru bertanya jawab tentang materi sebelumnya. Pada kegiatan elaborasi guru menjelaskan kembali materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dan jenis-jenis sumber daya alam yang ada dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperaharui. Setelah itu guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi tersebut dan siswa tampak antusias dengan mengangkat jari berebut menjawab pertanyaan dari guru. Pada kegiatan konfirmasi siswa dibagikan lembar tes formatif siklus II. Siswa diberi waktu 45 menit untuk mengerjakan 20 soal pilihan

54 ganda. Setelah siswa selesai mengerjakan, lembar tes formatif ditukarkan dengan siswa lainnya dan dikoreksi bersama-sama dengan guru. Pada kegiatan konfirmasi siswa mengumpulkan lembar soal tes formatif kepada guru. Kemudian guru bersama siswa telah mengoreksi hasil jawaban dan memberikan nilai. Pada kegiatan akhir guru memberitahukan bahwa siklus II telah selesai, kemudian guru mengarahkan siswa untuk lebih giat belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 4.1.3.3 Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, sedangkan pada pertemuan ketiga hanya dilakukan evaluasi. Oleh karena itu, lembar observasi hanya diberikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua masih terdapat kegiatan yang tidak dilakukan oleh guru. Kurang optimalnya tindakan guru selama proses pembelajaran juga berdampak pada respon siswa selama proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama guru tidak melakukan tanya jawab untuk menggali kemampuan siswa, akibatnya siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Pada pertemuan kedua, masih terdapat tindakan yang tidak dilakukan oleh guru yaitu pada kegiatan awal guru tidak mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Hal ini berakibat siswa menjadi gaduh dan kurang optimal dalam memulai pelajaran. Kurang siapnya siswa mengikuti pembelajaran dapat terlihat ketika guru memberikan pertanyaan pada kegiatan apersepsi, siswa kurang berkonsentrasi sehingga jawaban yang diberikan kurang tepat. Namun secara keseluruhan tindakan guru dan respon siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan. Tindakan guru selama proses pembelajaran pada siklus II dikategorikan sangat baik dan respon siswa selama pembelajaran berlangsung dikategorikan baik. Oleh karena itu tindakan yang dilakukan pada siklus II dapat dikatakan baik dan berhasil.

55 4.1.3.4 Refleksi Dilihat dari pengamatan proses pembelajaran pada siklus II dengan Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang diterapkan dari pertengahan pembelajaran sampai akhir pembelajaran membuat siswa menjadi aktif dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Siswa sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mengangkat tangan selama proses tanya jawab, selain itu siswa semakin tertarik untuk belajar dalam kelompok dapat dilihat dalam antusias siswa selama diskusi dilakukan. Dengan demikian dapat dikatakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II telah sesuai dengan yang diharapkan yaitu hasil observasi tindakan guru dan respon siswa selalu mengalami peningkatan serta ketuntasan hasil belajar IPA dan persentase minat belajar IPA siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. 4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Analisis Lembar Hasil Observasi 4.2.1.1 Observasi Siklus I Observasi terhadap tindakan siklus I dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan oleh observer. Selama proses pembelajaran juga dilakukan observasi oleh guru kelas IV yaitu Catharina Haryani, S.Pd. SD sebagai observer untuk mengetahui kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setiap aspek yang diamati dijabarkan ke dalam indikator-indikator Lembar Obervasi Tindakan Guru dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Pada lembar observasi tindakan guru, penilaian dilakukan dengan memberi centang pada kolom ya atau tidak. Centang pada kolom ya diberi nilai 1 dan centang pada kolom tidak diberi nilai 0. Pada lembar respon siswa setiap indikator dinilai berdasarkan skor penilaian 1-4. Skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti sangat baik.

56 Skor yang diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Berdasarkan hasil lembar observasi tindakan guru pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Observasi Tindakan Guru pada Siklus I Pertemuan Tindakan Guru Kategori Pertemuan 1 77,7% Pertemuan 2 88,8% Observasi Tindakan Guru pada Siklus I 83,25% ( Baik) Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui persentase tindakan guru pada pertemuan 1 sebesar 77,7%. Sedangkan hasil lembar observasi tindakan guru pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 88,8%. Setelah dirata-rata, hasil observasi tindakan guru pada siklus I sebesar 83,25% yang menduduki kategori Baik. Selanjutnya untuk mengetahui persentase respon siswa selama proses pembelajaran pada siklus I, disajikan data tentang hasil observasi respon siswa dalam tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Observasi Respon Siswa pada Siklus I Pertemuan Respon siswa Kategori Pertemuan 1 72,2% Pertemuan 2 83,3% Observasi Respon Siswa pada siklus I 77,75% (Baik) Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui persentase respon siswa selama pembelajaran pada pertemuan pertama sebesar 72,2%. Sedangkan hasil lembar observasi respon siswa pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 83,3%. Setelah dirata-rata, diketahui hasil observasi respon siswa pada siklus I sebesar 77,75% yang dikategorikan Baik.

57 Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tindakan guru dan respon siswa yang berarti proses belajar mengajar semakin membaik. 4.2.1.2 Observasi Siklus II Observasi terhadap tindakan siklus II dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan oleh observer. Berikut ini disajikan tabel 4.3 tentang hasil observasi tindakan guru pada siklus II. Tabel 4.3 Hasil Observasi Tindakan Guru pada Siklus II Pertemuan Tindakan Kategori Guru Pertemuan 1 88,89% Pertemuan 2 94,4% Observasi Tindakan Guru pada Siklus II 91,6% (Sangat Baik) Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui persentase tindakan guru pada pertemuan pertama sebesar 88,89%. Hasil observasi tindakan guru pada pertemuan kedua meningkat menjadi 94,4%. Setelah dirata-rata diketahui hasil observasi tindakan guru pada siklus II sebesar 91,6% yang menduduki kategori sangat baik. Data tentang hasil observasi respon siswa selama proses pembelajaran pada siklus II disajikan pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Observasi Respon Siswa pada Siklus II Pertemuan Respon siswa Kategori Pertemuan 1 88,8% Pertemuan 2 94,4% Observasi Respon Siswa pada Siklus II 91,6% (Sangat Baik) Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui persentase respon siswa selama pembelajaran pada pertemuan pertama sebesar 88,8%. Hasil observasi respon siswa pada pertemuan kedua sebesar 94,4%. Setelah dirata-rata, diperoleh hasil observasi respon siswa selama proses pembelajaran pada siklus II sebesar 91,6% yang menduduki kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

58 peningkatan tindakan guru dan respon siswa yang berarti proses belajar mengajar semakin membaik. 4.2.2 Minat Belajar 4.2.2.1 Minat Belajar pada Kondisi Awal Berdasarkan hasil angket minat belajar siswa yang telah disebar pada kondisi awal (pra-siklus) untuk mengukur minat belajar IPA siswa diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Persentase Minat Belajar IPA pada Kondisi Awal No. Kategori Interval Frekuensi Persentasi 1. Sangat berminat 80% - - 2. Berminat 60% 79% 10 26,3% 3. Kurang berminat 40% 59% 20 52,6% 4. Tidak berminat 39% 8 21,1% Jumlah 38 100% Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada rentang 40% 59%. Hal ini berarti tingkat minat belajar IPA siswa sebelum tindakan termasuk kategori kurang berminat dan siswa sebanyak 8 siswa terdapat pada rentang 39% termasuk tidak berminat. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan model pembelajaran pada siklus I untuk meningkatkan minta belajar siswa, dari yang tidak berminat dan kurang berminat menjadi berminat, dan sangat berminat. Adapun data rekapitulasi minat belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: PERSENTASE MINAT BELAJAR IPA 21% 53% 0% 26% SANGAT BERMINAT BERMINAT KURANG BERMINAT TIDAK BERMINAT Gambar 4.1 Persentase Minat Belajar IPA pada Kondisi Awal

59 Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa persentase minat belajar IPA siswa tertinggi terdapat pada kategori kurang berminat yaitu sebesar 53%. Sedangkan pada kategori tidak berminat sebesar 21% dan berminat sebesar 26%. 4.2.2.2 Minat Belajar Siklus I Berdasarkan hasil angket minat belajar IPA diperoleh data tentang minat belajar IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang disajikan dalan tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Persentase Minat Belajar IPA Siswa pada Siklus I No. Kategori Interval Banyak Siswa Persentase 1 SANGAT BERMINAT 80% 2 5% 2 BERMINAT 60% - 79% 24 63% 3 KURANG BERMINAT 40% - 59% 12 32% 4 TIDAK BERMINAT 39% 0 0% Jumlah 38 100% Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat diketahui sebanyak 2 siswa atau 5% dari siswa menduduki kategori sangat berminat, sebanyak 24 siswa atau 63% berada pada kategori berminat, dan sebanyak 12 siswa atau 32% pada kategori kuang berminat. Jika dibandingkan dengan minat belajar IPA pada kondisi awal (pra siklus) terdapat peningkatan minat belajar pada siklus 1. Pada tabel 4.7 disajikan perbandingan minat belajar IPA siswa pada kondisi awal dengan siklus I sebagai berikut: Tabel 4.7 Perbandingan Minat Belajar IPA Siswa pada Kondisi Awal dengan Siklus I Kategori Sangat Berminat Kurang Tidak Berminat Berminat Berminat Kondisi Awal 0 26,3% 52,6% 21,1% Siklus I 5% 63% 32% 0

60 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pada siklus I minat belajar IPA siswa kelas V semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori tidak berminat pada siklus I namun terdapat 5% dari siswa yang masuk pada kategori sangat berminat. Perbandingan minat belajar IPA siswa pada kondisi awal dengan siklus I dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini: Perbandingan Minat Belajar IPA Siswa Kondisi Awal Siklus I 63% 52.60% 0 5% 26.30% 32% 21.10% 0% Sangat Berminat Berminat Kurang Berminat Tidak Berminat Gambar 4.2 Perbandingan Minat Belajar IPA siswa pada Kondisi Awal dengan Siklus I 4.2.2.3 Minat Belajar Siklus II Berdasarkan hasil angket minat belajar IPA pada siklus II, diperoleh data tentang minat belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang disajikan dalam tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Persentase Minat Belajar IPA Siswa pada Siklus II Kategori Interval Banyak Siswa Persentase SANGAT BERMINAT 80% 33 87% BERMINAT 60% - 79% 5 13% KURANG BERMINAT 40% - 59% 0 0 TIDAK BERMINAT 39% 0 0 Jumlah 38 100% Dari tabel 4.8 diperoleh data tentang minat belajar IPA siswa pada siklus II bahwa terdapat 33 siswa dengan persentase 87% pada kategori sangat berminat dan 5 siswa dengan persentase 13% pada kategori berminat.

61 Jika dibandingkan dengan minat belajar IPA yang dilakukan pada siklus I, terjadi peningkatan minat belajar IPA pada siklus II. Pada tabel 4.9 disajikan perbandingan minat belajar IPA siswa pada siklus I dengan siklus II sebagai berikut: Tabel 4.9 Perbandingan Minat Belajar IPA Siswa pada Siklus I dengan Siklus II Kategori Sangat Berminat Kurang Tidak Berminat Berminat Berminat Siklus I 5% 63% 32% 0 Siklus II 87% 13% 0 0 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan minat belajar IPA siswa. Pada siklus I masih terdapat 12 siswa atau 32% dari siswa menduduki kategori kurang berminat. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan minat belajar dengan bertambahnya persentase siswa pada kategori sangat berminat yaitu sebanyak 33 siswa atau 87% dari siswa pada kategori sangat berminat. Hal ini dapat dikatakan persentase minat belajar telah mencapai indikator keberhasilan 80%. Untuk memperjelas perbandingan minat belajar IPA siswa, disajikan gambar 4.3 berikut ini: Perbandingan Minat Belajar IPA Siklus I dengan Siklus II 100% 80% 60% 40% 20% Siklus I Siklus II 0% sangat berminat berminat Kurang Berminat Tidak Berminat Gambar 4.3 Perbandingan Minat Belajar IPA siklus I dengan siklus II

62 4.2.2.4 Komparatif Minat Belajar IPA Antar Siklus Minat belajar IPA mengalami peningkatan setiap siklusnya. Perbandingan peningkatan persentase minat belajar IPA siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini: Peningkatan Minat Belajar IPA Tiap Siklus Kondisi Awal Siklus I Siklus II 0 5% 87% 26.30% 63% 13% 52.60% 32% 21.10% 0 0 0 Sangat Berminat Berminat kurang berminat tidak berminat Gambar 4.4 Perbandingan Minat Belajar IPA pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui bahwa pada kondisi awal persentase siswa pada kategori tidak berminat sebesar 21,1 %, pada kategori kurang berminat sebesar 52,6% dan sebesar 26,3% pada kategori berminat. Setelah dilaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, minat belajar siswa meningkat pada siklus I, diketahui bahwa sebesar 32% siswa pada kategori kurang berminat, sebesar 63% siswa pada kategori berminat dan 5% siswa pada kategori sangat berminat. Sedangkan pada siklus II, minat belajar siswa meningkat yaitu sebesar 13% siswa pada kategori berminat dan sebesar 87% siswa pada kategori sangat berminat. 4.2.3 Hasil Belajar 4.2.3.1 Hasil Belajar Kondisi Awal Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas V, diperoleh data tentang persentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa dalam bentuk tabel 4.10 berikut ini:

63 Tabel 4.10 Persentase Ketuntasan Hasil belajar pada Kondisi Awal No. Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 1 < 70 26 68,5% TIDAK TUNTAS 2 70 12 31,5% TUNTAS Jumlah 38 100% Ketuntasan 31,5% Rata-rata 58,7 Nilai Tertinggi 79 Nilai Terendah 40 Mengacu pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai tuntas berjumlah 12 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 26 siswa. Nilai rata-rata kelas sebesar 58,7 dengan perolehan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 79. KKM mata pelajaran IPA adalah 70. Adapun data rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA 31,5% 68,5% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.5 Hasil Belajar IPA pada Kondisi Awal 4.2.3.2 Hasil Belajar Siklus I Setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dengan 3 kali pertemuan, diperoleh hasil belajar IPA materi Peristiwa Alam di Indonesia dan Dampaknya Bagi Manusia, Hewan dan Lingkungan siswa kelas V SDN Tengaran 01 yang disajikan dalam tabel 4.11 sebagai berikut:

64 Tabel 4.11 Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I No Rentang Nilai Jumlah Presentase (%) 1 90-100 6 15,8 2 80-89 10 26,3 3 70-79 10 26,3 4 60-69 10 26,3 5 50-59 2 5,3 Jumlah 38 100 KKM 70 Rata-rata 73,9 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 50 Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 38 siswa terdapat 6 siswa atau 15,8% siswa mendapat nilai pada rentang 90-100, sebanyak 10 siswa atau 26,3% pada rentang 80-89, sebanyak 10 siswa atau 26,3% pada rentang 70-79, sebanyak 10 siswa atau 26,3% pada rentang 60-69 dan sebanyak 2 siswa atau 5,3% pada rentang nilai 50-59. Berdasarkan nilai hasil belajar IPA siswa kelas V pada tabel 4.11, maka dapat diketahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA yang disajikan pada tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa pada Siklus I No. Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 1 < 70 12 siswa 31,5% Tidak Tuntas 2 70 26 siswa 68,5% Tuntas 3 Jumlah 38 siswa 100% Ketuntasan 68,5% 4 Rata-rata 73,9 5 Maksimum 95 6 Minimum 50 Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 12 siswa yang berarti 31,5% tidak tuntas. Sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 26 siswa yang berarti 68,5% siswa tuntas dalam pembelajaran.

65 Adapun data rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA 68,5% 31,5% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I Dilihat dari gambar 4.6 sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari Pra Siklus (kondisi awal) ke Siklus 1. Hal ini menunjukan bahwa penggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa. Dengan model ini, dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi dan hasil belajar. Peningkatkan hasil belajar IPA pada Siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 80% ketuntasan belajar, oleh karena itu dibutuhkan tindakan pada Siklus 2 untuk mampu mencapainya. Perbandingan hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal dengan siklus I disajikan pada gambar 4.7 berikut ini: Perbandingan Hasil Belajar IPA 30 68,5% 68,5% 20 10 31,5% 31,5% Tidak Tuntas Tuntas 0 Kondisi Awal Siklus I Gambar 4.7 Perbandingan Hasil Belajar IPA siswa pada Kondisi Awal dengan Siklus I

66 4.2.3.3 Hasil Belajar Siklus II Setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II dengan 3 kali pertemuan, diperoleh hasil belajar IPA materi Kegiatan Manusia yang dapat merubah permukaan bumi siswa kelas V SDN Tengaran 01 yang disajikan dalam tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Nilai Hasil Belajar IPA pada Siklus II No Rentang Nilai Jumlah Presentase (%) 1 90-100 20 52,8 2 80-89 4 10,5 3 70-79 11 28,9 4 60-69 3 7,8 Jumlah 38 100 KKM 70 Rata-rata 83,8 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 60 Berdasarkan data pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari 38 siswa terdapat 20 siswa atau 52,6% siswa mendapat nilai pada rentang 90-100, sebanyak 4 siswa atau 10,5% siswa pada rentang 80-89, sebanyak 11 siswa atau 28,9% siswa pada rentang 70-79, dan sebanyak 3 siswa atau 7,8% siswa pada rentang nilai 60-69. Berdasarkan nilai hasil belajar IPA siswa kelas V pada tabel 4.13, maka dapat diketahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA siklus II pada tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa pada Siklus II No. Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 1 < 70 3 siswa 7,9% Tidak Tuntas 2 70 35 siswa 92,1% Tuntas 3 Jumlah 38 siswa 100% Ketuntasan 68,5% 4 Rata-rata 83,8 5 Maksimum 100 6 Minimum 60

67 Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 3 siswa yang berarti 7,9% siswa tidak tuntas. Sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 35 siswa yang berarti 92,1% siswa tuntas dalam pembelajaran. Adapun data rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA 7,9% 92,1% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.8 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus II Dilihat dari gambar 4.8 dapat diketahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus II sebesar 92,1%. Hasil ini meningkat dari pada persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 68,5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 80% siswa tuntas. Perbandingan hasil belajar IPA siswa pada siklus I dengan siklus II disajikan pada gambar 4.9 berikut ini: Perbandingan Hasil Belajar IPA 92,1% 40 30 20 10 31,5% 68,5% 7,9% Tidak Tuntas Tuntas 0 Siklus I Siklus II Gambar 4.9 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siklus I dengan Siklus II

68 4.2.3.4 Komparatif Hasil Belajar IPA Antar Siklus Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat kondisi awal, pada siklus I, dan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini: Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus KONDISI AWAL SIKLUS I SIKLUS II KONDISI Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%) Tuntas 12 siswa 31,5% 26 siswa 68,5% 35 siswa 92,1% Tidak Tuntas 26 siswa 68,5% 12 siswa 31,5% 3 siswa 7,9% JUMLAH 38 siswa 100% 38 siswa 100% 38 siswa 100% Rata-rata 58,7 73,9 83,8 Maksimum 79 95 100 Minimum 40 50 60 Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II. Ketuntasan hasil belajar IPA pada kondisi awal (pra siklus) meningkat pada siklus I sebesar 37%. Sedangkan hasil belajar IPA pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 24,6% dari pada hasil belajar IPA siklus I. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal meningkat pada siklus I sebesar 15,2. Nilai rata-rata siswa dari 58,7 pada kondisi awal menjadi 73,9 pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari pada siklus I sebesar 9.9. Nilai rata-rata siswa dari 73,9 pada siklus I menjadi 83,8 pada siklus II. Persentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 80%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut ini:

69 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Tiap Siklus 35 30 25 20 15 10 5 0 92,1% 68,5% 68,5% 31,5% 31,5% 7,9% Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar IPA pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 4.3 Pembahasan Pada siklus I diperoleh data hasil observasi tindakan guru dan respon siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Diketahui hasil tindakan guru pada siklus I sebesar 83,25% yang menduduki kategori baik. Interaksi guru dan siswa kurang berjalan optimal, hal ini dikarenakan kurang matang dan siapnya guru dalam memahami langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga menimbulkan kebingungan pada siswa. Siswa yang masih merasa bingung, berdampak pada proses belajar mengajar. Siswa cenderung gaduh ketika berdiskusi dalam kelompok, sehingga materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut kurang dipahami oleh siswa. hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil observasi respon siswa pada siklus I sebesar 77,75% yang menduduki kategori baik. Walaupun masuk pada kategori baik, namun persentase respon siswa selama proses pembelajaran masih rendah. oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan proses pembelajaran untuk mengoptimalkan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II, hasil tindakan guru dan respon siswa semakin meningkat. Diketahui hasil tindakan guru pada siklus II sebesar 91,6% yang menduduki kategori sangat baik. Hasil observasi respon siswa selama proses pembelajaran siklus II meningkat menjadi 91,6% pada kategori sangat baik. Peningkatan respon

70 siswa selama proses pembelajaran tidak lepas dari peran guru dalam mengelola pembelajaran IPA. Kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah banyak yang berkurang dan berusaha diperbaiki di siklus II. Persentase minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa meningkat pada setiap siklusnya. Persentase minat belajar IPA siswa pada kondisi awal berdasarkan hasil angket sebelum tindakan (kondisi awal) diperoleh data sebesar 26,3% siswa berada pada kategori berminat, sebesar 52,6% berada pada kategori kurang berminat dan sebesar 21,1% pada kategori tidak berminat. Hasil ini mengalami peningkatan pada siklus I, yaitu sebesar 5% pada kategori sangat berminat, sebesar 63% pada kategori berminat, dan sebesar 32% pada kategori kurang berminat. Hasil ini dapat dikatakan baik namun belum mencapai indikator keberasilan sebesar 80% siswa memiliki minat belajar IPA. Pada siklus I masih terdapat 32% siswa pada kategori kurang berminat. Tindakan guru yang mengalami peningkatan setiap siklusnya, memberi pengaruh terhadap peningkatan minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa. Guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan optimal sehingga siswa semakin tertarik/berminat untuk belajar IPA. Ketertarikan siswa untuk belajar IPA mempengaruhi tingkat pemahaman siswa yang berdampak pada hasil belajar IPA. Hal ini dapat dibuktikan melalui angket minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa pada siklus II. Berdasarkan data pada siklus II persentase minat belajar IPA siswa semakin meningkat. Peningkatan minat belajar ditunjukkan dengan bertambahnya persentase siswa pada kategori sangat berminat menjadi 87% siswa dan 13% siswa masuk dalam kategori berminat. Hal ini berarti pada siklus II, tidak ada siswa yang masuk pada kategori tidak berminat dan kurang berminat. Oleh karena itu, dapat dikatakan persentase minat belajar telah mencapai indikator keberhasilan 80%. Selain minat belajar IPA yang meningkat, hasil belajar IPA siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus II diperoleh data sebesar 92,1% atau sebanyak 35 siswa telah tuntas dalam belajar dan sebesar 7,9% atau 3 siswa tidak tuntas dalam belajar. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas V diketahui bahwa 3 siswa mendapat nilai dibawah KKM 70 karena

71 ketiga siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam belajar sehingga berpengaruh pada kemampuan mereka mendalami materi. Menurut guru mata pelajaran IPA kelas V, ketiga siswa tersebut beberapa kali mendapatkan nilai dibawah KKM 70, hal ini juga terjadi pada beberapa mata pelajaran yang lain. Pada siklus II nilai rata-rata kelas semakin meningkat menjadi 83,8. Sehingga berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diputuskan bahwa penelitian ini selesai dan berhasil. Berdasarkan kajian penelitian lain yang relevan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD membuktikan adanya peningkatan minat belajar dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian Rio Aditya Dhanang Christianto (2012) peningkatan minat belajar siswa mencapai 89,6% dan peningkatan hasil belajar siswa mencapai 96%. Dalam penelitian ini peningkatan minat belajar mencapai 100% dan peningkatan hasil belajar mencapai 92,1%. Sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat berpengaruh pada peningkatan minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa. Tindakan guru yang semakin baik pada setiap pertemuan mendorong siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan respon yang baik dari siswa selama proses pembelajaran. Respon siswa yang semakin membaik menimbulkan ketertarikkan dalam diri siswa terhadap setiap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa memberikan perhatian yang lebih terhadap pembelajaran IPA. Besar ketertarikkan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan besar minat belajar IPA siswa. Minat belajar IPA siswa dapat dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan kajian teori sebelumnya bahwa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terjadi interaksi atau kerjasama antara guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar, siswa cenderung aktif dalam pembelajaran, siswa lebih memahami terhadap konsep pelajaran, kemampuan kerja sama siswa dapat terbangun, meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, dan menumbuhkan siswa berfikir kritis (Trianto, 2007: 5).

72 Oleh karena itu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa lebih mudah dalam mehami materi IPA yang disampaikan oleh guru dan proses belajar mengajar lebih menyenangkan daripada pembelajaran konvensional yang sering dilakukan sebelumnya. Berdasarkan data yang telah diuraikan sebelumnya, dengan adanya peningkatan minat belajar dan hasil belajar IPA siswa maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti telah berhasil meningkatkan minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Tengaran 01 semester II tahun pelajaran 2013/2014.