BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan tentunya tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar atau sering di sebut dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Setting a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Lentera Ambarawa, yaitu sekolah dasar yang terletak di kota Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis lokasi SD Kristen Lentera terletak di Jln. Dr. Cipto Mangunkusumo 20 Ambarawa. Lokasi SD Kristen Lentera Ambarawa sngatlah strategis karena berada di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau oleh para siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten. 4.1.2 Gambaran Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V SD Kristen Lentera Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 27 yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. 4.1.3 Kondisi Pra Siklus Berdasarakan hasil observasi dan wawancara terhadap guru kelas V pada SD Kristen Lentera Ambarawa tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 27 pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dapat dilihat bahwa banyak siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan yaitu 75. Dimana jumlah siswa kelas V pada sekolah tersebut adalah 27 siswa, dan siswa yang mencapai KKM hanya 45% atau sekitar 12 siswa mencapai ketuntasan dan 55% atau sekitar 15 siswa belum mencapai KKM (lihat halaman berikut). 37

38 Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan (KKM=75) Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) < 75 Tidak Tuntas 15 55 % 75 Tuntas 12 45 % Jumlah 27 100 % Dilihat dari Tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pelajaran IPA kelas V SD Kristen Lentera Ambarawa pada pra siklus pembelajaran belum efektif dikarenakan jumlah siswa yang belum mencapai nilai sesuai KKM masih lebih banyak dibanding siswa yang sudah sesuai dengan KKM yaitu 75. Diketahui skor nilai < 75 frekuensinya ada 15 siswa (55 % dari jumlah keseluruhan siswa) dan skor nilai 75 frekensinya ada 12 (45 % dari jumlah keseluruhan siswa) Jumlah keseluruhan siswa adalah 27 dengan nilai rata-rata 69,4, nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah adalah 33. Sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Kristen Lentera Ambarawa. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat digambarkan dalam Gambar Grafik 4.1 16 14 12 10 8 6 4 2 0 75 <75 Gambar 4.1 Grafik Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan

39 Berdasarkan Gambar Tabel 4.1 bisa dilihat bahwa frekuensi nilai ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA, siswa yang memiliki nilai kurang dari 75 ada 15 siswa atau 55% sedangkan yang sudah mencapai KKM ada 12 siswa atau 45%. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Sebelum Tindakan 45% 55% < 75 Tidak Tuntas 75 Tuntas Berdasarkan Gambar 4.2 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum tindakan adalah 55% dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas dan masih dibawah KKM yaitu 75 dan hanya 45% dari jumlah keseluruhan siswa yang telah tuntas. Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh kegiatan belajar sikap siswa yang dinilai masih kurang baik dalam menerima pelajaran seperti sikap egois yang masih tinggi sehingga siswa sering tidak mau berbagi dengan temannya,serta kepedulian terhadap sesama yang juga kurang, ketika pembagian kelompok masih banyak siswa yang memilih milih teman, selain itu siswa juga belum dapat menerima pelajaran karena faktor usia yang mengakibatkan sikap siswa kekanak kanakan dan belum mampu menggunakan logika sesuai anak anak seusianya, selain sikap sikap tersebut sikap kesopanan siswa terhadap guru juga sangat berpengaruh, karena siswa sering membantah apa yang dikatakan guru. Dalam pembelajaran IPA kelas V SD Kristen Lentera tersebut sudah menggunakan model dan metode belajar yang cukup kreatif dan variatif seperti mengajak siswa untuk melakukan percobaan, diskusi kelompok, TGT. Namun model pembelajaran Role Playing memang belum pernah diterapkan dalam pembelajaran IPA kelas V di SD Kristen Lentera ini. Dengan kondisi

40 seperti pada Gambar 4.2 yaitu siswa yang belum mencapai ketuntasan sekitar 45%, peneliti merancang penelitian tindakan kelas sesuai rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing yang akan diterapkan dalam dua Siklus dan setiap Siklus memuat dua kali pertemuan. 4.1.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) materi Mengidentifikasi jenis-jenis tanah, peneliti mempelajari serta mempersiapkan materi, media dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu agar menguasai materi yang akan diajarkan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti juga menyiapkan Perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar evaluasi Siklus I, lembar observasi sikap siswa. b. Tindakan dan Observasi 1. Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Maret 2014, beberapa kegiatan seperti berikut: i. Kegiatan Awal: Pertemuan pertama berlangsung pada pukul 09.45 10.55 WIB. Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa akan dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok berjumlah 6-7 siswa. Siswa duduk di kursi semula mereka duduk. Untuk mengawali pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, absensi kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa apakah di muka bumi ini semua tanah jenisnya sama? kemudian dilanjutkan dengan memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari yaitu Jenis-Jenis Tanah dan menyebutkan

41 tujuan pembelajaran serta kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Setelah itu dilanjutkan dengan menjelaskan Model pembelajaran yang digunakan yakni Model Role Play. ii. Kegiatan Inti: Pada kegiatan inti, dimulai dengan menjelaskan tentang jenis-jenis tanah. Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang jenisjenis tanah yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari-hari. guru membagikan macam-macam tanah sesuai dengan jenis tanah dalam kelompoknya. Siswa diminta mengamati tanah yang dibagikan oleh guru di luar kelas, dan setiap kelompok mencatat hasil pengamatan mereka untuk mencari ciri-ciri tanah sesuai dengan kelompok mereka. Siswa kembali ke kelas dan mencocokkan hasil dari pengamatan mereka dengan ciri-ciri tanah yang terdapat pada naskah drama. Siswa berdiskusi untuk mempersiapkan pementasan Role Play. iii. Kegiatan Akhir: Guru membantu siswa dalam membuat rangkuman dan menyamakan persepsi siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar. 2. Pertemuan Kedua Tindakan ini dilakukan pada hari Jumat 28Maret 2014, 20, beberapa kegiatan sebagai berikut: I. Kegiatan Awal: Pertemuan ini berlangsung pada pukul 09.45 10.55 WIB. Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai dengan persiapan pembelajaran. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya pada sesuai pertemuan pertama dimana satu kelompok beranggotakan 6-7 orang. Untuk mengawali pembelajaran, guru mengucapkan salam, absensi kelas, dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa Ketika kita membangun rumah tanah jenis apakah yang kita gunakan untuk membangun rumah? guru menjelaskan bahwa Model pembelajaran yang

42 digunakan yakni Model Role Play. Guru juga menyampaikan tujuan serta kompetensi yang hendak dicapai peserta didik. II. Kegiatan Inti: Guru menjelaskan tentang jenis-jenis tanah yaitu tanah humus dan tanah pasir. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang jenis-jenis tanah yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru mempersiapkan kelompok tanah humus dan tanah pasir untuk memeranannya di depan kelas. kelompok yang maju pertama adalah kelompok tanah humus sedangkan siswa yang tidak maju memberikan penilaian dan mencatat halhal penting sesuai dengan cerita dalam pementasan Role Play yang ditampilkan oleh kelompok penyaji. Setelah pementasan selesai siswa yang tidak maju menyampaikan hasil penilaian. III. Kegiatan Akhir: Guru membantu siswa dalam membuat rangkuman dan menyamakan persepsi siswa.. Guru membagikan lembar evaluasi Siklus I untuk dikerjakan oleh siswa secara individu. c. Hasil Observasi Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh peneliti. Untuk mengukur keberhasilan penerapan menggunakan model pembelajaran Role Play, dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi yang diambil dari lembar observasi aktivitas guru mengajar (yang dalam hal ini kegiatan mengajar dilakukan oleh peneliti) dan lembar observasi aktifitas siswa. Data hasil observasi guru (dalam hal ini yang melakukan proses pembelajaran adalah peneliti) dan observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2 (lihat Halaman Berikut)

43 Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Peneliti dan Siswa Siklus I Hasil Observasi No Pertemuan Peneliti Siswa Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria 1 1 63 B (Baik) 48 C (Cukup) 2 2 67 A (sangat Baik) 57 B (Baik) Dari data tabel 4.2 untuk Siklus I dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan Model role play yang diterapkan oleh peneliti memperoleh jumlah 63 dengan kategori B (Baik) hal ini dikarenakan peneliti masih belum begitu mengenal siswa. Peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Model role play, tetapi belum maksimal karena masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri, tidak berdiskusi tentang materi pelajaran tetapi berbicara hal lain. Observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru kelas dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan Model role play memperoleh jumlah 48 dengan kategori C (Cukup) hal ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang tidak ikut berdiskusi dalam kelompoknya. Masih terlihat beberapa siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, berbicara sendiri, bermain sendiri. Pada pertemuan ke-ii pembelajaran menggunakan Model role play memperoleh jumlah 67 dengan kategori A (Sangat baik). Ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan peneliti sudah menggunakan Model Role Play secara maksimal dan sudah terbiasa dengan siswa. Siswa juga mau mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Meskipun masih ada sebagian dari siswa yang masih suka berbicara sendiri dan bercanda dengan temannya. Observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru kelas dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II pembelajaran menggunakan Model Role

44 Play memperoleh jumlah 57 dengan kategori B (Baik). Aktivitas siswa sudah meningkat dibandingkan dengan pertemuan I. Meskipun tetap ada beberapa siswa yang kurang bersikap pasif dalam kelompoknya. 4.1.5 Hasil Analisis Data Siklus I Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Model Role Play yang terdiri dari 2 pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil belajar pada pertemuan ke-2 seperti pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Siklus I (KKM 75) Skor Kriteria Frekuensi Persentase % < 75 Tidak Tuntas 6 23 % 75 Tuntas 21 77 % Jumlah 27 100 % Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model Role Play ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada Pra Siklus, untuk skor nilai < 75 terdapat 6 siswa dengan persentase 23% dan skor nilai 75 terdapat 21 siswa dengan persentase 77%. Jadi dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 75 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa. Untuk lebih jelasnya data nilai pada Tabel 4.3 dapat dilihat pada distribusi frekuensi diagram batang pada Gambar 4.3 25 20 15 10 Series 1 5 0 < 75 75 Gambar 4.3 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus I

45 Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa Siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 6 siswa. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa. Persentase belajar siswa pada Tabel 4.3 dapat dilihat pada Gambar 4.4 Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus I 77% 23% < 75Tidak Tuntas 75 Tuntas Berdasarkan pada Gambar 4.4 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Role Play siswa yang belum tuntas atau di bawah KKM sebanyak 6 siswa dengan persentase 23% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 21 siswa dengan persentase 77%. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa diatas KKM yaitu 75 diperlukan Siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan Model Role Play dapat meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki sikap siswa dalam mata pelajaran IPA. 4.1.6 Refleksi Siklus I Setelah melakukan perbaikan pembelajaran, guru kelas melakukan diskusi dengan peneliti yang telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Model Role Play untuk meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki sikap siswa pada mata pelajaran IPA dari awal sampai akhir dan juga telah mencatat semua temuan dalam perbaikan pembelajaran Siklus I. Yang selanjutnya akan digunakan untuk menyusun perbaikan pembelajaran Siklus II. Setelah selesai perbaikan pada Siklus I, maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar KKM = 75, maka diperoleh dari siswa

46 yang berjumlah 27 sebanyak 21 siswa yang belum tuntas dengan persentase 77% dan 6 siswa yang telah tuntas dengan persentase 23%. Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah meningkat, semula 45% menjadi 77% dengan nilai maksimal 93 dan minimal 47, rata-rata semula 69,4 menjadi 77,574. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada Siklus I akan dilanjutkan pada Siklus II dengan penerapan pembelajaran menggunakan Role Play untuk meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki sikap siswa pada mate pelajaran IPA siswa kelas V SD Kristen Lentera. Diketahui hasil pengamatan dari guru kelas pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang dilakukan oleh guru kelas dan peneliti sebagai berikut: Hambatan: Penggunaan Model Role Play dalam penerapannya masih ada kekurangan yang terjadi. Dengan menggunakan model ini membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk tahap persiapan, siswa kurang mengerti benar perannya, sehingga masih terdapat kebingungan. Penyelesaian: Untuk mengatasi hal dimana penerapan model pembelajaran Role Play membutuhkan waktu yang relatif lama dalam persiapan maka naskah sudah dipersiapkan terlebih dahulu dan siswa tinggal mempelajarinya. Selain itu untuk memberi pemahaman yang benar pada siswa tentang perannya maka diberikan waktu khusus pada jam pelajaran pada masing-masing kelompok untuk berlatih terlebih dahulu. 4.1.7 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Dalam Siklus II terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) materi Mengidentifikasi Jenis-jenis Tanah, guru mempelajari materi serta mempersiapkan media dan alat terlebih dahulu agar menguasai materi yang akan diajarkan. Perangkat pembelajaran juga disiapkan seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar

47 evaluasi Siklus I, rubrik penilaian sikap dan penerapan pembelajaran Role Play. b. Tindakan dan Observasi 1. Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 1 April 2014, beberapa kegiatan sebagai berikut: i. Kegiatan Awal: Pertemuan ini berlangsung pada pukul 09.45 10.55 WIB. Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai dengan persiapan pembelajaran. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya kemarin pada Siklus I yang satu kelompok beranggotakan 6-7 orang. Untuk mengawali pembelajaran, guru mengucapkan salam, absensi kelas, dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tahukah kalian terbuat dari apakah guci yang indah ini? Guru menjelaskan bahwa Model pembelajaran yang digunakan yakni Model role play. Guru menyampaikan tujuan serta kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan ini ii. Kegiatan Inti: Guru menjelaskan tentang jenis-jenis tanah secara umum. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang jenis-jenis tanah khususnya jenis tanah liat dan tanah kapur. Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada setiap kelompok dan lembar penilaian untuk menilai kelompok yang maju untuk memerankan tanah liat dan tanah kapur. Guru mempersiapkan kelompok tanah liat dan tanah kapur untuk memeranannya di depan kelas. kelompok yang maju pertama adalah kelompok tanah liat, dan kelompok kedua adalah kelompok tanah kapur. Siswa yang tidak maju memberikan penilaian dan mencatat hal-hal penting sesuai dengan cerita dalam pementasan role play yang ditampilkan oleh kelompok penyaji. Setelah pementasan selesai siswa yang tidak maju menyampaikan

48 hasil penilaian serta memberikan kritik dan saran sesuai dengan apa yang sudah dicatat dalam lembar penilaian. iii. Kegiatan Akhir: Guru membantu siswa dalam membuat rangkuman dan menyamakan persepsi siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar. 2. Pertemuan Kedua Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 02 April 2014, beberapa kegiatan sebagai berikut: i. Kegiatan Awal: Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.45 08.10 WIB. Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai dengan persiapan pembelajaran. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya kemarin yang satu kelompok beranggotakan 6-7 orang. Untuk mengawali pembelajaran, guru mengucapkan salam, absensi kelas, dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa jenis-jenis tanah apa saja yang sudah kalian ketahui dan sering kalian jumpai di sekitar rumah kalian? Guru menjelaskan bahwa Model pembelajaran yang digunakan yakni Model Role Play. Guru menyampaikan tujuan serta kompetensi yang hendak dicapai dalam pertemuan ini. ii. Kegiatan Inti: Guru menjelaskan tentang jenis-jenis tanah sesuai dengan apa yang telah dipelajari siswa pada Siklus 1 dan pertemuan 1 pada Siklus 2. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang jenis-jenis tanah. Peneliti meminta setiap kelompok untuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil yang didapat dari pementasan jenis-jenis tanah pada pertemuan sebelumnya. Siswa lain mencatat dan menambahkan jika

49 masih ada yang kurang. Siswa menyimpulkan hasil dari semua yang sudah dipresentasikan. iii. Kegiatan Akhir: Guru membantu siswa dalam membuat rangkuman dan menyamakan persepsi siswa. Guru membagikan lembar evaluasi Siklus II untuk dikerjakan oleh siswa secara individu. c. Hasil Observasi Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh peneliti. Untuk mengukur keberhasilan penerapan menggunakan Role Play, dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi yang diambil dari lembar observasi aktivitas guru mengajar (yang dalam hal ini kegiatan mengajar dilakukan oleh peneliti) dan lembar observasi aktifitas siswa. Data hasil observasi guru (dalam hal ini yang melakukan proses pembelajaran adalah peneliti) dan observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Peneliti dan Siswa Siklus II Hasil Observasi Peneliti Siswa No Pertemuan Jumlah Kriteria Jumlah Kriteria Skor Skor 1 1 70 A ( Sangat Baik) 63 B ( Baik) 2 2 77 A ( Sangat Baik) 67 A ( Sangat Baik) Dari data Tabel 4.4 untuk Siklus II dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan Model role play yang diterapkan oleh peneliti memperoleh jumlah 70 dengan kategori A (Sangat Baik) hal ini dikarenakan peneliti sudah bisa adaptasi dengan kondisi siswa. Peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Model role play secara maksimal. Observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru kelas dapat disimpulkan

50 bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan Model role play memperoleh jumlah 63 dengan kategori B ( Baik), siswa sudah melakukan tugasnya dalam kelompok maupun peran individu yang dimainkannya dengan baik, namun dalam hal ini masih terlihat beberapa siswa yang kurang serius dalam menerima pelajaran dengan model role play ini. Namun jumlahnya sudah lebih sedikit dibanding dengan Siklus 1 Pada pertemuan ke-ii pembelajaran menggunakan Model role play yang diterapkan oleh peneliti memperoleh jumlah 77 dengan kategori A (Sangat Baik). Terjadi peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan peneliti sudah menggunakan Model role play secara maksimal dan sudah terbiasa dengan siswa serta dapat menguasai kelas. Siswa terlihat senang dalam mengikuti pembelajaran. Observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru kelas dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II pembelajaran menggunakan Model Role Play memperoleh jumlah 67 dengan kategori A (Sangat Baik). Aktivitas serta sikap siswa sudah lebih baik dibandingkan dengan pertemuan I. siswa dalam bekerjasama dengan kelompoknya terlihat kompak, baik siswa yang maju maupun tidak bisa saling menghargai dan ketika memberikan penilaian siswa bersikap objektif dan tidak saling menjatuhkan. 4.1.8 Hasil Analisis Data Siklus II Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Model Role Play yang terdiri dari 2 pertemuan pada Siklus II dan diperoleh hasil belajar pada pertemuan ke-2 seperti pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siklus II (KKM 75) Skor Kriteria Frekuensi Persentase % < 70 Tidak Tuntas 4 14 % 70 Tuntas 23 86 % Jumlah 36 100 %

51 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model Role Play ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada Siklus I, untuk skor nilai < 75 terdapat 4 siswa dengan persentase 14% dan skor nilai 75 terdapat 23 siswa dengan persentase 86%. Jadi dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 75 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa dari jumlah keseluruhan 27 siswa dengan rata-rata 82,8 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.5 dapat dilihat pada distribusi frekuensi diagram batang pada Gambar 4.5 25 20 15 10 5 0 < 75 75 Gambar 4.5 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus II Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa Siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 4 siswa. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa. Persentase belajar siswa pada Tabel 4.5 dapat dilihat pada Gambar 4.6 Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II 14% 86% < 75Tidak Tuntas 75 Tuntas Berdasarkan pada Gambar 4.6 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model role play. siswa yang belum tuntas atau di bawah KKM

52 sebanyak 4 siswa dengan persentase 14% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 23 siswa dengan persentase 86% yang berarti indikator kinerja penelitian pada Siklus II telah tercapai dengan baik. 4.1.9 Refleksi Siklus II Setelah selesai pembelajaran pada Siklus II maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar nilai 75 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 27 siswa dalam belajarnya sebanyak 23 siswa yang tuntas dengan mendapat nilai 75 dan 86% dari jumlah keseluruhan siswa telah mencapai nilai diatas KKM. Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah meningkat, semula 77% menjadi 86% dengan nilai maksimal 100 dan minimal 60, rata-rata semula 77,57 menjadi 82,88. Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada Siklus II telah mencapai indicator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan Siklus I. Diketahui hasil pengamatan pada Siklus I yaitu penggunaan Model Role Play, dalam penerapannya masih banyak kekurangan yang terjadi, saat siswa melakukan persiapan Role Play guru kurang memantau djalannya persiapan Role Play, siswa cenderung berbicara dengan teman dan membicarakan hal yang lain diluar materi pembelajaran. Selain itu waktu yang dibutuhkan harus relatif lebih lama, serta siswa kurang memahami perannya. Pada Siklus II ini telah dilakukan perbaikan yaitu saat siswa melakukan persiapan dengann latihan yang dilakukan pada minggu sebelumnya. peneliti berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk memantau dan membimbing siswa dalam mempersiapkan Role Play., peneliti menjelaskan tugas masing-masing siswa sehingga perannya dapat dipahami dan siswa dapat bersikap positif. 4.1.10 Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, Siklus I dan Siklus II ( lihat halaman berikut)

53 Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal, Silus I dan Siklus II N Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II o frekuensi persen frekuensi persen frekuensi persen 1 Tdk Tuntas 15 55% 6 23% 4 14% 2 Tuntas 12 45% 21 77% 23 85% Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.6 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi tuntas sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 12 siswa. Sedangkan setelah Siklus I siswa yang tuntas ada 21 siswa dan setelah Siklus II yang tuntas ada 23 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Model Role Play dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum tindakan terdapat 15 siswa yang tidak tuntas, setelah Siklus I ada 6 siswa yang tidak tuntas dan setelah Siklus II ada 4 siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.7 25 20 15 10 tidak tuntas tuntas 5 0 sebelum tindakan Siklus I Siklus II Gambar 4.7 Grafik Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD Kristen Lentera Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang ditemukan bahwa hasil

54 belajar IPA masih rendah atau belum memenuhi KKM. Hal ini disebabkan karena kurangnya sikap siswa yang masih pasif dan ramai sendiri yang terjadi selama proses pembelajaran. Siswa cenderung bermain sendiri dan tidak memperhatikan proses pembelajaran. Siswa cenderung mendengarkan ceramah guru sehingga siswa terkesan bosan pada proses pembelajaran. Siswa masih bekerja secara individual dan terkadang siswa bersikap egois ketika bekerja dalam kelompok, sehingga hal ini mengakibatkan siswa yang aktif dapat menerima pelajaran dengan baik namun siswa yang pasif kurang mendapat perhatian lebih. Selain itu model pembelajaran harus dapat bervariasi. Karena siswa cenderung bosan ketika guru hanya menerapkan model pembelajaran yang sama sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA menjadi rendah. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 69,4 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 33. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 12 siswa atau 45% sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 15 siswa atau 55%. Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas maka pembelajaran diperbaiki dengan menggunakan Model Role Play yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dengan penerapan Model Role Play siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau 77% dan yang belum mencapai KKM ada 6 siswa atau 23%. Nilai rata-rata adalah 77,57 sedangkan nilai tertinggi adalah 93 dan nilai terendah adalah 47 Siklus II dengan penerapan Model Role Play siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa atau 86% dan yang belum mencapai KKM ada 4 siswa atau 14%. Nilai rata-rata adalah 82,88 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 67.