BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Paparan Hasil belajar Hasil penelitian diperoleh dari tes formatif berupa penyelesaian soal-soal cerita tentang hitung campuran. Adapun hasil belajar berupa tes formatif siklus I dalam pembelajaran Matematika soal cerita dengan metode pemecahan masalah dapat dlihat pada lampiran hasil penelitian b. Pelaksanaan Try Out Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah Sebelum dilakukan tindakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan tindakan try out, Try out adalah uji coba mengajar dengan metode yang akan diteliti, sehingga kita sebagai peneliti nanti bisa mengetahui kesiapan guru dalam menggunakan metode yang akan diteliti. Di dalam try out guru mengajar dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode pemecahan masalah. tujuan utama melakukan try out adalah untuk mengetahui kesiapan guru dalam menggunakan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran. Selain ada guru, peneliti sebagai observer ikut mengamati try out tersebut. Try out penerapan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2012 di SD N Kapencar 1 Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Guru menerapkan metode pemecahan masalah dengan menyelesaikan soal cerita operasi hitung campuran. Guru membimbing siswa yang kesulitan menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Kendala yang terjadi saat pelaksanaan try out adalah siswa belum terbiasa mengerjakan operasi hitung campuran dengan menggunakan metode pemecahan masalah. tetapi secara keseluruan kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode pemecahan masalah berjalan dengan lancar. Hasil yang diperoleh setelah peneliti melakukan try out adalah guru siap untuk melakukan pembelajaran 42

43 dengan penerapan metode pemecahan masalah pada soal operasi hitung campuran. c. Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan kegiatan hasil observasi hasil belajar mata pelajaran Matematika di kelas III SD N Kapencar 1 Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo sebelum dilaksanakan penelitian pada semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 menunjukkan nilai hasil belajar siswa rendah, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya menggunakan metode konvesional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga maupun metode menarik saat guru menjelaskan materi pembelajaran. Pada ulangan semester II dengan Standar Kompetensi Memahami kebebasan Berorganisasi, terdapat beberapa siswa mendapatkan nilai rendah dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Matematika kelas III adalah 65. Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang nilainya tuntas tetapi terlalu dekat dengan nilai KKM sehingga rata-rata kelas menjadi rendah. Adapun hasil ulangan harian sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. 1 Hasil Nilai Pra Siklus No Nilai Pra Siklus Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 < 50 1 2.63 Belum tuntas 2 50 54 25 65.79 Belum tuntas 3 55 59 - - Belum tuntas 4 60 64 8 21.05 Belum tuntas 5 65 69 - - Tuntas 6 70 74 3 2.89 Tuntas 7 75 79 - - Tuntas 8 80 84 1 2.63 Tuntas 9 85 89 - - Tuntas 10 90 94 - - Tuntas 11 95 100 - - Tuntas Jumlah 38 100 Rata-rata 54 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 40

44 Dari tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang belum tuntas belajarnya mencapai 89.58% dan hanya 10. 42% yang mampu mencapai ketuntasan minimal. Adapun siswa yang mendapatkan nilai < 50 atau 40 adalah 1 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang antara 50 54 adalah 25 siswa dengan persentase 65.79, tidak ada siswa yang mendapatkan rentang nilai pada 55 59, 65 69, 75 79 dan rentang 85 100. Siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 60 64 berjumlah 8 siswa dengan persentase 21.05 dan siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai antara 70 74 berjumlah 3 siswa. Perolehan terendah berada pada nilai 40 dan perolehan tertingi berada pada nilai 80, dengan nilai rata-rata 54. Mengacu pada KKM = 65, maka persentase keseluruhan siswa yang telah mencapai kriteria KKM dan belum mencapai kriteria KKM disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4. 2 Persentase Ketuntasan Pra Siklus Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Nilai < 65 Nilai 65 Tuntas Belajar Tidak Tuntas Belajar Jumlah Siswa 26 12 Jumlah Siswa 12 26 Pra Siklus Persentase 68% 32% Persentase 68 % 32% Jumlah Nilai 2.060 4.1.2 Siklus I a. Tahap Perencanaan Sebelum dilaksanakan tidakan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, antara lain:

45 1. Memeriksa RPP yang telah disusun, sambil mencermati kembali setiap butir yang direncanakan akan dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan. 2. Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan. 3. Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan guru kelas. b. PelaksanaanTindakan Setelah menusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, pengajar bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga kali pertemuan pembelajaran yaitu: Pertemuan I 1. Kegiatan Awal Sebelum dilakukan pembelajaran pada siklus pertama ini guru kelas membagikan angkaet yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan apa yang biasanya dilakukan pada saat proses pembelajaran matematika dikelas. Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam perencanaan pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, dan melakukan apersepsi. Kegiatanapersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan kembali kepada para siswa tentang materi operasi hitung campuran, sekaligus menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh pengajar adalah menjelaskan materi pembelajaran yaitu operasi hitung campuran, pada kegiatan inti ini maka guru kelas membahas tentang operasi hitung penjumlahan sebagai dasar untuk menghitung operasi hitung campuran. Siswa menulis soal cerita yang sudah ditulis oleh guru dipapan tulis. Untuk menganalisis dan mempermudah memahami soal maka siswa diminta untuk menggunakan metode pemecahan masalah. Saat siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita dengan metode pemecahan masalah suasana kelas menjadi agak ribut, karena masih banyak siswa belum memaham benar cara mengerjakannya. Sehingga kelas menjadi gaduh karena siswa saling bertanya kepada temannyabagaimana caranya

46 menghitung ddengan menghitung dengan menggunakan metode pemecahan masalah dan disertai pendampingan dan penjelasan dari guru kelas. Setelah siswa mengerti bagaimana menghitung soal cerita dengan metode pemecahan masalah maka siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara individual. Lembar kerja tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa mulai memahami materi pelajaran yang sedang dipelajarai dengan menggunakan metode pemecahan masalah. 3. Kegiatan Penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dengan menggunakan metode pemecahan masalah, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum memahami materi tersebut dirumah, karena masih akan dilakukan lagi pertemuan berikutnya, dan memberikan PR. Pertemuan II 1. Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengapsensi siswa, mengatur suasana diruang,kelas, dan apersepsi. Kemudian guru bertanya kepada siswa siapa yang belum mengerjakan PR guru bersama siswa mencocokan PR dan mengingatkan kembali tentang materi operasi hitung penjumlahan. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini yang dilakukan oleh guru kelas adalah menjelaskan materi pembelajaran tentang operasi hitung pengurangan untuk dijadikan dasa menhitun operasi hitung campuran. Untuk memberikan penjelasan bagaimana mengerjakan soal cerita operasi hitung pengurangan siswa digunakan metode pemecahan masalah supaya siswa lebih mudah memahami soal cerita tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita operasi hitung pengurangan dengan mengguanakan metode pemecahan masalah. Guru kelas mendampingi selama siswa mengerjakan soal cerita tersebut sambil membantu siswa yang belum memahami bagaimana cara mengerjakan soal cerita dengan menggunakan metode pemecahan masalah.

47 pada pertemuan kedua ini siswa masih terlihat gaduh karena masih ada siswa yang belum memahami cara mengerjakan soal cerita menggunakan metode pemecahan masalah. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup ini siswa diberikan evaluasi untuk dikerjakan secara individual. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran termasuk metode pembelajaran untuk bertanya, guru bersama dengan siswa mengambil kesimpulan dan siswa diingatkan untuk mempelajari kembali dirumah materi yang sudah dipelajari. Pertemuan III 1. Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan III guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengapsensi siwa, mengatur suasana diruang kelas, dan apersepsi. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini yang dilakukan oleh guru kelas adalah menjelaskan materi pembelajaran tentang operasi hitung campuran antara penjumlahan dan pengurangan. Untuk memberikan penjelasan bagaimana mengerjakan soal cerita operasi hitung campuran kepada siswa digunakan metode pemecahan masalah supaya siswa lebih mudah memahami soal cerita tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita operasi hitung campuran dengan mengguanakan metode pemecahan masalah. Guru kelas mendampingi selama siswa mengerjakan soal cerita tersebut sambil membantu siswa yang belum memahami bagaimana cara mengerjakan soal cerita dengan menggunakan metode pemecahan masalah. pada pertemuan kedua ini siswa sudah terlihat tenang 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup ini siswa melaksanakan evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus 1. Evaluasi yang akan diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal isian dan jumlah soal 14.

48 c. Observasi Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan yang mengacu pada kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada pertemuan berikutnya. Tabel 4. 3 Observasi Guru No. Aktivitas Guru Siklus I 1. Guru menyapaikan materi tentang pemecahan masalah secara detail 4 2. Guru memberikan contoh cara menyelesaikan masalah soal cerita tentang operasi hitung campuran 4 3. Guru menjelaskan soal cerita tentang hitung campuran dengan menggunakan metode pemecahan masalah 4 dengan benar 4. Guru meminta siswa membuat perencanaan penyelesaian pada masalah tentang operasi hitung 2 campuran 5. Guru meminta untuk melaksanakan rencana penyelesaian pada masalah operasi hitung campuran 2 6. Guru meminta siswa untuk berpikir mandiri dalam menyelesaikan masalah operasi hitung campuran 1 7. Guru memberikan pertanyaan tentang operasi hitung campuran 3 Jumlah 20 1. Paparan Hasil Belajar Siklus I Hasil observasi hasil belajar dan keaktifan siswa pada siklus I yang diperoleh selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pemecahan masalah kelas III SDN Kapencar 1 Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:

49 Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I No Nilai Siklus I Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 < 50 - - Belum tuntas 2 50 54 1 3% Belum tuntas 3 55 59 6 16% Belum tuntas 4 60 64 12 32% Belum tuntas 5 65 69 8 21% Tuntas 6 70 74 7 18% Tuntas 7 75 79 1 3% Tuntas 8 80 84 2 6% Tuntas 9 85 89 - - Tuntas 10 90 94 - - Tuntas 11 95 100 - - Tuntas Jumlah 38 100 Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada interval <50, 50-54, 65-69, 75 79 dan 85 89. Dari tabel ini juga diketahui bahwa ada 1 siswa yang mendapatkan nilai pada interval 50 54 atau persentase sebesar 3%; ada 6 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 55 59 dengan persentase sebesar 16%; ada 12 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 60 64 dengan persentase sebesar 32%; ada juga 8 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65 69 dengan persentase 21% ;7 siswa mendapatkan nilai pada rentang 70 74 dengan persentase sebesar 18%. 1 siswa mendapatkan nilai pada rentang 75 79 dengan persentase 3 % dan 2 siswa mendapatkan nilai pada rentang 80 84 dengan persentase 6 % perolehan nilai terendah pada hasil akhir siklus I ini adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 80, dengan nilai rata-rata yaitu 64. Berikut ini akan dipaparkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

50 Tabel 4.5 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Siklus I Presentase Nilai < 65 Nilai 65 19 19 50% 50% Siklus I Jumlah Siswa Presentase Tuntas Belajar Tidak Tuntas Belajar 19 19 50% 50% Jumlah Nilai 2.420 2. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Siklus I Berdasarkan pengamatran, setelah diadakan penelitian tindakan siklu I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena siswa mulai merasa senang dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa mulai menguasai cara mengerjakan soal cerita dengan menggunakan metode pemecahan masalah. dari hasil ini tampak bahwa pada saat pembelajaran siklus I dengan enggunakan metode pemecahan masalah, siswa mulai menunjukkan semangat didalam belajar. Untuk mengtahui terjadinya peningkatan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berikut disajikan dalam tabel nilai siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Adapun perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4. 6 Persentase Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I No. Nilai Jumlah Siswa Tuntas Persentase Jumlah Siswa Belum Tuntas Persentase 1 Pra Siklus 12 32% 26 68% 2 Siklus I 19 50% 19 50%

51 30 25 20 15 10 Tuntas Tidak Tuntas 5 0 Pra Siklus Siklus I Grafik 4.1 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I Mengacu pada tabel diatas, maka terjadi peningkatan hasil belajar dari sebelum siklus hingga setelah siklus I yaitu terjadi peningkatan 18%. 3. Analisis Angket Keaktifan Siklus I Sama seperti pada siklus I, untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam belajar dilakukan dengan cara menghitung sebagai berikut: Untuk mengetahui bahwa hasil yang diperoleh dari penghitungan ini, berikut akan disajikan dalam tabel kriteria keaktifan siswa berikut ini: Tabel 4. 7 Rentang Nilai Angket Siklus I Nilai Kriteria 74,8 x 88 Sangat Tinggi 61,6 x < 74,8 Tinggi 48,4 x < 61,6 Sedang 35,2 x < 48,4 Rendah 22 x < 35,2 Sangat Rendah

52 Tabel 4. 8 Hasil Angket Keaktifan Nilai Banyaknya Siswa 74,8 x 88 13 61,6 x < 74,8 11 48,4 x < 61,6 6 35,2 x < 48,4 5 22 x < 35,2 - Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus I dikategorikan sangat tinggi sebanyak 13 siswa, 11 siswa dikategori tinggi, 6 siswa dikategori sedang, 5 siswa dikategori rendah dalam mengikuti pembelajaran Matematika. d. Refleksi Kendala yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran tentang menyelesaikan soal cerita yang mengandung pengerjaan hitung campuran dengan metode pemecahan masalah. Beberapa siswa belum bisa mengartikan kalimat soal cerita, tidak dapat menulis klimat Matematika, belum dapat melakukan kalimat perhitungan dan tidak dapat mencocokan antara hasil dengan soal seula hal ini sangat menghambat dalam proses pembelajaran siswa masih bingung dalam mengerjakan soal apakah akan dijumlahkan, dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan hal ini perlu diberikan kaliamat soal cerita inilah yang menjadi trefleksi untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II. Kegiatan pembelajaran perkalian ini dimulai dengan memberikan contoh soal cerita yang mengandung hitung campuran untuk mengetahui sejauh mana sisea dapat mengerrjakan soal cerita. guru melanjutkan dengan memberikan penjelasan tentang soal ceritasiswa dibagi kedalam beberapoa kelompok untuk mengerjakan soal LKS (Lembar Kerja Siswa). Pengelompokan ini dimaksudkan agar siswa saling membantu sama lain. Awalnya kegiatan berkelompok belum berjalan berjalan dengan baik. Beberapa siswa mengerjakan sendiri semua soal, ada juga yang tidak membantu teman yang lainnya. Setelah guru memberikan

53 penjelasan tentang tujuan berkelompok, maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Dengan mengerjakan tes formatif, siswa terfokus pada soal-soal yang telah diberikan oleh guru dan sisea nertanggung jawab dalam mengerjkakan tugasnya, dikerjakan sendiri-sendiri walaupun ada beberapa siswa yang bertanya kepada teman sebangkunya. Siswa dapat mengerjakan tes formatif dengan tepat waktu, kemudian guru menganalisa hasil tes. 4.1.3 Siklus II a. Tahap Perencanaan Bersama-sama dengan supervisor dan guru kelas peneliti yang berperan sebagai observer merevisi RPP dan menyiapkan kembali skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas dan refleksi siklus I maka dalam siklus II ini akan dilakukan upaya perbaikan pembelajaran, memandu siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk diasosikan dengan materi yang sedang dipelajari melalui metode pemecahan masalah dan memberikan reward atau penguatan kepada siswa yang menjawab benar. Selain itu peneliti juga menyiapkan kembali lembar kerja siswa, lembar evaluasi, dan menyiapkan alat peraga. Observer bersama guru juga menyepakati fokus observer dan kriteria yang akan digunakan. b. Pelaksanaan Pertemuan I 1. Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam perencanaan pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, dan melakukan apersepsi. Kegiatanapersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan kembali kepada para siswa tentang materi operasi hitung campuran, sekaligus menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh pengajar adalah menjelaskan materi pembelajaran yaitu operasi hitung campuran, pada kegiatan inti ini maka guru

54 kelas membahas tentang operasi hitung perkalian sebagai dasar untuk menghitung operasi hitung campuran. Siswa menulis soal cerita yang sudah ditulis oleh guru dipapan tulis. Untuk menganalisis dan mempermudah memahami soal maka siswa diminta untuk menggunakan metode pemecahan masalah. Saat siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita dengan metode pemecahan masalah tampak bahwa tidak seperti pada siklus I, siswa sudah mulai tenang, ada siswa yang sudah berani mengangkat tangan dan bertanya tentang metode pemecahan masalah. Setelah siswa mengerti bagaimana menghitung soal cerita dengan metode pemecahan masalah maka siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara individual. Lembar kerja tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa mulai memahami materi pelajaran yang sedang dipelajarai dengan menggunakan metode pemecahan masalah. 3. Kegiatan Penutup Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual untuk dikerjakan dirumah, penulis sebagai pengajar memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran termasuk metode pembelajaran untuk bertanya, guru kelas bersama-sama dengan siswa mengampil kesimpulan dan pengajar mengingatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Tidak lupa, pengajar juga memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya, sambil mengingatkan pada siswa yang lain, bahwa bertanya adalah hal penting dan mendasar didalam belajar. Pertemuan II 1. Kegiatan Awal Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian guru memberikan kesempatan dari beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini yang dilakukan oleh guru kelas adalah menjelaskan materi pembelajaran tentang operasi hitung pembagian untuk

55 dijadikan dasa menhitun operasi hitung campuran. Untuk memberikan penjelasan bagaimana mengerjakan soal cerita operasi hitung pembagian siswa digunakan metode pemecahan masalah supaya siswa lebih mudah memahami soal cerita tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita operasi hitung pembagian dengan mengguanakan metode pemecahan masalah. Guru kelas mendampingi selama siswa mengerjakan soal cerita tersebut sambil membantu siswa yang belum memahami bagaimana cara mengerjakan soal cerita dengan menggunakan metode pemecahan masalah. pada pertemuan kedua ini terlihat siswa sangat tenang dlam mengerjakan tugassnya, siswa paham menggunakan metode pemecahan masalah. ini terlihat dengan beragam warna yang digunakan siswa dalam menentukan mana yang diketahui, ditanya, dan dijawab. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup ini siswa diberikan evaluasi untuk dikerjakan secara individual. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya, penulis memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Pertemuan III 1. Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan III guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengapsensi siwa, mengatur suasana diruang kelas, dan apersepsi. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini yang dilakukan oleh guru kelas adalah menjelaskan materi pembelajaran tentang operasi hitung campuran. Untuk memberikan penjelasan bagaimana mengerjakan soal cerita operasi hitung campuran kepada siswa digunakan metode pemecahan masalah supaya siswa lebih mudah memahami soal cerita tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita operasi hitung campuran dengan mengguanakan metode pemecahan masalah. Guru kelas mendampingi selama siswa mengerjakan soal cerita tersebut sambil membantu siswa yang belum

56 memahami bagaimana cara mengerjakan soal cerita dengan menggunakan metode pemecahan masalah. pada pertemuan kedua ini siswa sudah terlihat sangat tenang dan lebih memahami bagaimana cara mengerjakan soal cerita menggunakan metode pemecahan masalah. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup ini siswa melaksanakan evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus 1. Evaluasi yang akan diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal isian dan jumlah soal 5. Sebelum menutup pelajaran, pengajar melakukan penelitian. Pengajar juaga mengingatkan siswa untuk dapat menggunakan metode pemecahan masalah ketika mengerjakan soal cerita. c. Observasi Bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, observer melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan sebelunya. Berikut diuraikan hasil observasi yaitu hasil belajar siswa pada siklus II, guru ketika mengajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah, termasuk keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi operasi hitung campuran dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Setelah akhir pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II, maka didapatkan kinerja guru dalam mengajar dengan metode pemecahan masalah sebagai berikut. Tabel 4. 9 Observasi Guru No. Aktivitas Guru Siklus II 1. Guru menyapaikan materi tentang pemecahan masalah secara detail 4 2. Guru memberikan contoh cara menyelesaikan masalah soal cerita tentang operasi hitung campuran 4 3. Guru menjelaskan soal cerita tentang hitung campuran dengan menggunakan metode pemecahan masalah dengan benar 4 4. Guru meminta siswa membuat perencanaan penyelesaian pada masalah tentang operasi hitung campuran 3 5. Guru meminta untuk melaksanakan rencana penyelesaian pada masalah operasi hitung campuran 4 6. Guru meminta siswa untuk berpikir mandiri dalam menyelesaikan masalah operasi hitung campuran 3 7. Guru memberikan pertanyaan tentang operasi hitung campuran 4 Jumlah 2

57 1. Paparan Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siklus II Hasil observasi hasil belajar dan keaktifan siswa pada siklud II yang diperoleh selama proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode pemecahan masalah kelas III SDN Kapencar 1 Kecamatan Kertek Kabupaten Temanggung, adlah sebagai berikut: Setelah disajikan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1, 2 dan 3, berikut ini akan disajikan dalam tabel hasil belajar akhir siswa pada siklus II. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4. 10 Hasil Nilai Akhir Siklus II No Nilai Siklus II Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 < 50 - - Belum tuntas 2 50 54 - - Belum tuntas 3 55 59 - - Belum tuntas 4 60 64 1 3% Belum tuntas 5 65 69 3 8% Tuntas 6 70 74 3 8% Tuntas 7 75 79 10 26% Tuntas 8 80 84 9 24% Tuntas 9 85 89 5 13% Tuntas 10 90 94 1 3% Tuntas 11 95 100 5 13% Tuntas Jumlah 38 100 Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa siswa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang <50, 50 54, 55-59, 75 79 dan 85 89. 1 siswa mendapatkan nilai pada rentang 60 64 dengan persentase sebesar 3%, 3 siswa mendapatkan nilai pada rentang 65 69 dengan persentase 8%, 3 siswa mendapatkan nilai pada rentang 70 74 dengan persentase 8%, 10 siswa mendapatkan nilai pada rentang 75 79 dengan persentase 26%; 9 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 80 84 dengan persentase 24%; 5 siswa yang mendapatkan njilai pada rentang 85 89 dengan persentase 13%; 1 siswa yang memperoleh nilai dengan rentang 90 94 dengan persentase 3% dan 5 siswa memperoleh nilai dengan rentang 95 100 dengan persentase13%. Perolehan

58 nilai terendah pada siklus II yaitu 60 dan nilai tertinggi 100; dengan nilai rata-rata kelas 79. Berikut akan disajikan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Persentase ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar berikut ini: Hasil Belajar Siswa Nilai < 65 Nilai 65 Tuntas Belajar Tidak Tuntas Belajar Tabel 4. 11 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siklus II Jumlah Siswa 1 37 Siklus II Jumlah Siswa 37 1 Presentase 3% 97% Presentase 97% 3% Jumlah Nilai 2.420 Berikut ini akan disajikan perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan ini dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut dipaparkan dalam tabel perbandingan hasil ketuntasan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II Tabel 4.12 Persentase Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas No Pembelajaran Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Siklus I 31 82% 7 18% 2. Siklus II 37 100% 1 38 Berdasarkan tabel 4.13 di atas terlihat jelas peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi operasi hitung campuran, dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Dari siklus I ke siklus II peningkatan

59 yang terjadi mencapai 18%. Di bawah ini akan disajikan dalam tabel, perbandingan keseluruhan ketuntasan hasil belajar mulai dari kondisi awal, siklus I, sampai siklus II. 40 35 30 25 20 15 Tuntas Tidak Tuntas 10 5 0 Siklus I Siklus II Grafik 4.2 Perbandingan Siklus I dan Siklus II No. Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Nilai Jumlah Siswa Tuntas Persentase Jumlah Siswa Belum Tuntas Persentase 1 Pra Siklus 4 5.53% 34 94.47 % 2 Siklus I 19 3 Siklus II 37 5% 19 5% 97%% 1 3% Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang tuntas hasil belajarnya pada pra siklus adalah 4 siswa atau sebesar 5.53%. Perubahan ketuntasan belajar terjadi setelah siswa diberikan tindakan pada siklus I yaitu meningkat menjadi 19 siswa atau sebesasr 50%. Ketuntasan hasil belajar ini meningkat lagi setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 37 siswa yang tuntas hasil belajarnya dengan persentase sebesasr 97%. Dengan data ini dapat dikatakan bahwa dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan metode pemecahan masalah, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

60 pelajaran Matematika materi operasi hitung campuran pada siswa kelas III SDN I Kapencer Kecamatan Kertek Kab Wonosobo tahun pelajaran 2011/2012. Berikut ini akan disajikan dalam grafik ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Grafik 4.3 Perbandingan nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 3. Analisis Angket Keaktifan Siklus II Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, digunakan lembar keaktifan siswa, dimana lembar keaktifan ini digunakan bersamaan dengan lembar pengamatan yang lain, yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik pada siklus I maupun pada siklus II. Acuan untuk mengetahui tingkat keaktifan digunakan dengan menggunakan kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Acuan untuk mengetahui bahwa tingkat keaktifan siswa berada pada kategori sangat tinggi apabila skor yang diperoleh mencapai 74,8 x 88; berada pada kategori tinggi apabila skor yang diperoleh mencapai 61,6 x < 74,8; sedang apabila skor yang diperoleh mencapai 48,4 x < 61,6; rendah apabila skor yang diperoleh mencapai 35,2 x < 48, 4; dan sangat rendah apabila skor yang diperoleh mencapai 22 x < 35,2. Penghitungannya adalah seperti berikut ini:

61 Untuk mengetahui bahwa hasil yang diperoleh dari penghitungan ini, berikut akan disajikan dalam tabel kriteria keaktifan siswa berikut ini: Tabel 4.14 Rentang Nilai Angket Siklus II Nilai Kriteria 74,8 x 88 Sangat Tinggi 61,6 x < 74,8 Tinggi 48,4 x < 61,6 Sedang 35,2 x < 48,4 Rendah 22 x < 35,2 Sangat Rendah Hasil angket keaktifan belajar siswa dada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.15 Hasil Nilai Angket Siklus II Nilai Banyaknya Siswa 74,8 x 88 26 61,6 x < 74,8 3 48,4 x < 61,6 6 35,2 x < 48,4 3 22 x < 35,2 - Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus II dikategorikan sangat tinggi sebanyak 26 siswa, 3 siswa dikategori tinggi, 6 siswa dikategori sedang, 3 siswa dikategori rendah dalam mengikuti pembelajaran Matematika. d. Refleksi Siswa telah dapat menyelesaikan soal cerita yang mengandung hitung campuran melalui metode pemecahan masalah. Kegiatan pembelajaran diawali dengan penjelasan guru tentang pengerjaan soal cerita yang mengandung soal cerita dengan memberika contoh soal agar siswa paham.

62 Siswa dibagi beberapa kelompok untuk mengerjakan soal LKS. Kegiatan pembelajaran sudah berjalan baik dan mendapat hasil yang optimal. Dalam mengrjakan soal formatif, siswa terfokus pada soal-soal yang yang diberikan oleh guru dan siswa bertanggung jawab dalam mengrerjakan soal sendiri-sendiri.l siswa selesai mengerjakan tes formatif dengan tepat waktu. Kemudian guru menganalisis hasil tersebut. 4.2 Pembahasan Pemahaman Temuan Penelitian Hasil pada Pra siklus nilai rata-rata baru mencapai 54. Sebanyak 3 65 atau sebesar 8%. Adapun target yang ditetapkan penulis adalah nilai rata-rata kelas 65 atau sebesar 75%. Sedangkan hasil pada Siklus 1 mencapai 64. Sebanyak 19 65 atau sebesar 50%. Hasil tersebut belum mencapai target yang ditetapkan. Pada siklus II rata-rata kelas mencapai 79 sebanyak 37 siswa memperoleh nilai 65 atau sebesar 97%. Hasil nilai rata-rata kelas siklus II sudah melebihi target yang ditetapkan. Peningkatan siklus I ke II sebesar 18 yang berarti meningkat sebesar 47%. 2. Implikasi Hasil Penelitian Dari penjelasan diatas didapatkan melalaui pembelajaran materi pokok sal cerita memeuat hitung campuran dengan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Tetapi dalam pelaksanaanya masih terdapat kelemahan, diantaranya yaitu: a. Proses pembelajaran berjalan kurang efektif dikarenakan siswa belum bisa menyimpulkan sendiri materi yang telah disampaikan, siswa masih perlu bimbingan penuh dari guru. b. Siswa masih takut apabila ditunjuk guru untuk maju mengerjakan/mempresentasikan hasil diskusinya serta semua siswa belum aktif pada kelompoknya saat diskusi. Untuk selanjutnya disarankan agar indikator tersebut harus diperhatikan. c. Siswa masih ada yang belum memahami cara menyelesaikan soal cerita menggunakan metode pemecahan masalah.