BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang digambarkan peneliti dengan perhitungan manual sebagai berikut : Tabel 4.1. Gambaran Partisipan Berdasarkan Usia Usia Frekuensi % 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 29 37 53 31 19 25 35 21 Total 150 100 Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas partisipan usia 17 tahun yaitu sebesar 53 orang atau 35%, diikuti partisipan dengan usia 16 tahun berjumlah 37 orang atau 25%, partisipan dengan usia 18 tahun atau 21%, dan partisipan 15 tahun berjumlah 29 orang atau 19%. Kemudian gambaran umum partisipan berdasarkan jenis kelamin dijelaskan sebagai berikut : 1
2 Tabel 4.2. Gambaran Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki Perempuan 86 64 57 43 Total 150 100 Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas partisipan adalah lakilaki yaitu berjumlah 86 orang atau 57%, diikuti partisipan perempuan berjumlah 64 orang atau 43%. Kemudian berikut ini dijelaskan jumlah partisipan berdasarkan pembagian wilayah : Wilayah Tabel 4.3. Gambaran Partisipan Berdasarkan Pembagian Jenis Kelamin Frekuensi % Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Utara Jakarta Pusat Total 150 100 Dari data diatas menunjukkan bahwa jumlah partisipan dibagi sama rata perwilayah yaitu orang atau sebesar % pada setiap wilayah.
3 4.2. Norma Kekerasan Verbal & Motivasi Berprestasi 4.2.1. Kekerasan Verbal Tabel 4.4 Norma Kekerasan Verbal Kategori Skor Rendah 53-113 Tinggi 114-212 Pada tabel di atas dijelaskan bahwa, untuk kategori tinggi kekerasan verbal berada pada rentang 114 212 dan untuk kategori rendah dengan rentang 53 113 dan mean 113. Artinya, apabila partisipan memperoleh rentang total skor 53 113, maka dapat dikatakan kekerasan verbal rendah dan apabila partisipan memperoleh rentang skor 114 212, maka kekerasan verbal termasuk tinggi. Dari data yang diperoleh, terdapat 81 remaja yang mendapat kekerasan verbal tinggi, dan 69 remaja mendapat kekerasan verbal rendah. 4.2.2. Motivasi Berprestasi Tabel 4.5 Norma Motivasi Berprestasi Kategori Skor Rendah 36-109 Tinggi 110-144 Hasil pada tabel di atas dijelaskan bahwa, untuk kategori motivasi berprestasi tinggi berada pada rentang skor 110 144 dan untuk kategori motivasi berprestasi rendah dengan rentang skor 36 109 dan mean 109.
4 Artinya, apabila partisipan memperoleh rentang total skor 36 109, maka dapat dikatakan motivasi berprestasinya rendah dan apabila partisipan memperoleh rentang skor 110 144, maka motivasi berprestasinya tinggi. Dari data yang diperoleh, terdapat 71 remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan 79 remaja yang memiliki motivasi berprestasi rendah. 4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu cara untuk mengukur apakah data yang sudah didapat berdistribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik. Cara yang dipakai untuk uji normalitas penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov Test. Tujuan dari uji persyaratan adalah apakah bersifat normal atau tidak. Kaidah digunakan adalah jika p > 0.05, maka dapat dikatakan normal dan sebaliknya jika p < 0.05, maka dapat dikatakan tidak normal. Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan program SPSS 21.0 diperoleh hasil Sig. (2-tailed) untuk variabel kekerasan verbal memiliki nilai sebesar 0.087 dan motivasi berprestasi sebesar 0.725. Data dianggap bersifat normal jika memiliki nilai lebih dari signifikan 0.05 yang berarti data yang sudah didapat untuk variabel konflik peran ganda bersifat normal.
5 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Total Kekerasan Verbal Total Motivasi Berprestasi N 150 150 Normal Parameters a,b Mean 113.03 109.16 Std. Deviation 24.514 11.549 Most Extreme Differences Absolute.102.056 Positive.091.043 Negative -.102 -.056 Kolmogorov-Smirnov Z 1.252.692 Asymp. Sig. (2-tailed).087.725 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 4.3.2. Uji Korelasi Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Korelasi Pearson. Korelasi Pearson merupakan teknik pengukuran tingkat hubungan antara dua variabel. Hasil uji korelasi dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Pearson Correlations Motivasi Berprestasi Kekerasan Verbal Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Motivasi 1.000.2 Kekerasan Verbal.2 1.000 Motivasi..003 Kekerasan Verbal.003. Motivasi 150 150 Kekerasan Verbal 150 150 Hasil dari uji Korelasi Pearson (tabel 4.5) menunjukkan nilai korelasi (r) sebesar 0.2 dan nilai sig. sebesar 0.003. Hipotesis yang dikemukakan adalah :
6 Hipotesis Alternatif (H a ) : Terdapat hubungan yang signifikan antara kekerasan verbal orangtua dengan motivasi berprestasi remaja. Hipotesis Null (H o ) : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kekerasan verbal orangtua dengan motivasi berprestasi remaja. Tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0.05. Berdasarkan output di atas diperoleh nilai korelasi (r) sebesar 0.2. Nilai signifikansi 0.003 lebih kecil dari 0.05, maka H a diterima (H a diterima jika signifikansi < 0.05). Kesimpulannya adalah karena nilai signifikansi 0.003 lebih kecil dari 0.05, maka H a diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara kekerasan verbal orangtua dengan motivasi berprestasi remaja. Mengacu pada tabel interval kekuatan korelasi Pearson menurut Martono (10), maka tingkat korelasi yang ditunjukkan sebesar 0,2 adalah korelasi rendah. Berikut tabel interval kekuatan korelasi : Tabel 4.8 Tabel Interval Kekuatan Korelasi r Interpretasi 0 Tidak berkorelasi 0,01 0, Korelasi sangat rendah 0,21 0, 40 Rendah 0,41 0, 60 Agak rendah 0,81 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi
7 4.4. Pembahasan Dari hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat dijelaskan sabagai berikut. Pertama, pada hasil analisis korelasi, hasil tersebut menggambarkan bahwa hubungan yang signifikan antara kekerasan verbal orangtua dengan motivasi berprestasi remaja DKI Jakarta dengan nilai korelasi sebesar 0.2, artinya variabel kekerasan verbal mempunyai hubungan yang rendah dengan motivasi berprestasi. Lalu uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test mendapatkan hasil sebesar 0.087, artinya berdistribusi normal. Kedua, dalam menganalisa mengapa hubungan yang dihasilkan bersifat lemah atau rendah antara kekerasan verbal orangtua dengan motivasi berprestasi remaja DKI Jakarta dapat dikembalikan lagi ke hasil korelasi yang telah didapat oleh penulis. Penulis menyadari akan hal-hal yang ada, kepada peneliti selanjutnya diharapkan apabila bermaksud mengadakan replikasi terhadap penelitian ini hendaknya memperhatikan hal-hal tersebut untuk mencapai kesempurnaan penelitian.
8