Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

dokumen-dokumen yang mirip
Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut:

Aljabar Linier. Kuliah

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Pertemuan 2 Matriks, part 2

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 27

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATRIKS DAN OPERASINYA. Nurdinintya Athari (NDT)

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

Aljabar Linier. Kuliah 2 30/8/2014 2

Matematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi

1 P E N D A H U L U A N

Determinan. Untuk menghitung determinan ordo n terlebih dahulu diberikan cara menghitung determinan ordo 2

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

Oleh : Winda Aprianti

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

Trihastuti Agustinah

Part II SPL Homogen Matriks

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1

DIKTAT MATEMATIKA II

Mendeskripsikan Himpunan

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

Aljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand

Mendeskripsikan Himpunan

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATRIKS. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

Definisi : det(a) Permutasi himpunan integer {1, 2, 3,, n}:

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

ALJABAR LINEAR ELEMENTER

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

Pengantar Teori Bilangan

M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 26

Soal-soal Latihan Pra UTS MATDAS. 1. Periksalah apakah argumen berikut valid secara logis atau tidak? p q q. ( p)

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS

2. MATRIKS. 1. Pengertian Matriks. 2. Operasi-operasi pada Matriks

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

BAB 3 FUNGSI. 1. Pengertian Fungsi. dengan satu dan hanya satu elemen B; f disebut fungsi dari A ke B, ditulis f : A

6 Sistem Persamaan Linear

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

Diktat Kuliah. Oleh:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

RELASI FUNGSI. (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi)

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

Aljabar Linear Elementer MA SKS. 07/03/ :21 MA-1223 Aljabar Linear 1

Hasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan terurut (a, b) untuk a A dan b B.

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

MATRIKS. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris dan kolom)

TEORI HIMPUNAN. Bahan Ajar - PS S1 Matematika - FMIPA UGM. Sri Wahyuni. Tahun Laboratorium ALJABAR, Jurusan MATEMATIKA, FMIPA UGM

Vektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor

MATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER INTISARI

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

BAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi.

BAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Aljabar Linier Lanjut Kuliah 1

Materi Kuliah (Review) Multiset Matriks Polinomial Relasi Ekivalensi Kardinal Aritmatika 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 2

Multiset Definisi Misalkan S himpunan tak kosong. Suatu multiset M pada himpunan S adalah himpunan pasangan terurut M = s i, n i s i S, n i Z +, s i s j untuk i j Bilangan n i dissebut sebagai multiplisitas dari unsur s i di M. Jika pada himpunan dari suatu multiset adalah berhingga, dikatakan bahwa multiset adalah berhingga. Ukuran dari multiset M adalah jumlah dari multiplisitas dari semua unsur-unsurnya. Contoh Misalkan M = a, 2, b, 3, c, 1 adalah multiset pada himpunan S = a, b, c. Unsur a mempunyai multiplisitas 2, b mempunyai multiplisitas 3, dan c mempunyai multiplisitas 1. Himpunan M dapat juga ditulis dalam bentuk M = a, a, b, b, b, c 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 3

Matriks Himpunan matriks m n dengan entri-entri dalam lapangan F, disimbolkan dengan M m,n (F), yaitu: M m,n F = A = a ij i = 1,, m; j = 1, n; a ij F Catatan: M m,n F dapat ditulis M m,n atau M Jika m = n maka ditulis M n,n F atau M n F atau M n Matriks identitas berukuran n n disimbolkan dengan I n 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 4

Definisi : Misalkan A M m,n (F). Transpos dari matriks A, ditulis dengan A T adalah matriks berukuran n m yang didefinisikan dengan A T = a ij T = aji. Jika A = A T maka matriks A dikatakan simetri. Jika A T = A maka matriks A dikatakan skew-simetri. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 5

Teorema 0.1 (Sifat-sifat Transpos) Misalkan A, B M m,n (F), maka: 1. A T T = A 2. A + B T = A T + B T 3. ra T = ra T untuk semua r F 4. AB T = B T A T ( AB perkalian matriks, ingat definisinya!) 5. det A T = det(a) 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 6

Partisi dan Perkalian Matriks Misalkan M matriks berukuran m n. Jika B 1,2,, m dan C 1,2,, n maka submatriks M B, C adalah matriks yang diperoleh dari M dengan baris-baris tetap dalam indeks di B dan kolom-kolom dengan indeks di C. Dengan demikian, baris dan kolom untuk M B, C mempunyai ukuran B C Catatan: Perkalian matriks dapat dilakukan dengan menggunakan partisi dari suatu matriks (dengan asumsi ukuran partisi matriks dapat dilakukan perkalian matriks) 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 7

Blok Matriks Misalkan M matriks. Jika B i,j adalah matriks dengan ukuran tertentu, maka blok matriks dari M B 1,1 B 1,2 B 1,n M = B m,1 B m,2 B m,n blok Adalah matriks yang mempunyai submatriks kiri bawah adalah B 1,1 dan seterusnya. B i,j adalah submatriks dari M dan bukan entri. Matriks bujursangkar berbentuk B 1 0 0 0 M = 0 0 0 B n blok Di mana setiap B i adalah bujur sangkar dan 0 adalah submatriks nol, dan dikatakan blok matriks diagonal. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 8

Operasi Baris Elementer 1. Baris ke-i ditukar dengan baris ke-j 2. Baris ke-i dikalikan dengan suatu scalar yang tidak nol. 3. Baris ke-i ditukar dengan mengalikan dirinya dengan suatu scalar dan ditambah dengan k kali baris ke-j. Catatan: Matriks Elementer adalah matriks yang diperoleh dari matriks identitas yang dilakukan operasi baris elementer yang tunggal. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 9

Definisi Suatu matriks R dikatakan bentuk eselon baris tereduksi jika: 1. Unsur pertama tak nol di setiap baris adalah 1 (yang disebut leading/utama) 2. Untuk sebarang dua baris yang berurutan, unsur utama untuk baris yang di bawahnya terletak di sebelah kanan. 3. Baris nol di R - jika ada adalah baris terakhir. 4. Sebarang kolom yang memuat unsur utama mempunyai unsur 0 di posisi lainnya. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 10

Teorema 0.2 Misalkan A, B M m,n (F). Matriks A dikatakan ekivalen baris dengan matriks B jika matriks B dapat diperoleh dari matriks A dengan operasioperasi baris elementer. Ditulis A~B. 1. Reduksi baris adalah relasi ekivalensi, yaitu a. A~A b. Jika A~B, maka B~A c. Jika A~B dan B~C, maka A~C 2. Sebarang matriks ekivalen ke hanya satu matriks R, yaitu dalam bentuk eselon baris tereduksi. Matriks R disebut bentuk eselon tereduksi dari matriks A. Selanjutnya diperoleh A = E 1 E 2 E k R di mana matriks E i, i = 1,2,, k matriks yang mereduksi A ke bentuk eselon baris tereduksi. 3. Matriks A invertibel jika dan hanya jika R matriks identitas. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 11

Matriks segitiga Definisi Suatu matriks bujur sangkar disebut matriks segitiga atas jika semua entri di bawah diagonal utama adalah 0. Suatu matriks bujur sangkar disebut matriks segitiga bawah jika semua entri di atas diagonal utama adalah 0. Suatu matriks bujur sangkar disebut matriks diagonal jika semua entri selain entri di diagonal utama adalah 0. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 12

Teorema 0.3 Misalkan A M n (F). Maka determinan dari A (det(a)) adalah unsur dari F. 1. Untuk sebarang A, B M n F, det AB = det A det(b) 2. Matriks A nonsingular (invertibel) jika dan hanya jika det(a) 0. 3. Determinan dari matriks segitiga atas atau segitiga bawah adalah hasil kali unsur-unsur di diagonal utamanya. 4. Misalkan A(i, j) adalah matriks yang diperoleh dengan menghapus baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A. Adjoint dari A (adj(a)) didefinisikan sebagai berikut: adj(a) ij = 1 i+j det(a i, j ) 5. Jika A invertibel, maka A 1 = 1 det A adj(a) 6. Jika M matriks bujur sangkarnyang mempunyai bentuk blok diagonal B 1 0 0 Maka det M = det(b i ) M = 0 0 0 0 B n blok 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 13

Polinomial Jika F adalah lapangan, maka F x adalah himpunan semua polinomial dalam varibabel x, dengan koefisien-koefisien berada dalam F. F x = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + + a n 1 x n 1 + a n x n a i F Jika p x = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + + a n 1 x n 1 + a n x n adalah polinomial dengan a n 0, maka a n disebut koefisien utama dari p(x) dan derajat p(x) (ditulis deg(p x ) adalah n. Jika koefisien utama dari p x adalah 1, maka polinomial p(x) disebut monik. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 14

Fungsi Definisi Misalkan f fungsi dari himpunan S ke himpunan T, ditulis f: S T, maka: 1. Domain dari f adalah S 2. Image atau range dari f, ditulis Im(f) adalah himpunan Im f = f(s) s S 3. Fungsi f dikatakan injektif (satu-satu), jika x y, maka f(x) f(y). 4. Fungsi f dikatakan surjektif (onto atau pada), Im f = T. 5. Fungsi f dikatakan bijektif (korespondensi satu-satu) jika f injektif dan surjektif. 6. Asumsikan bahwa 0 T, support dari f adalah supp f = s S f(s) 0 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 15

Relasi Ekivalensi Definisi Misalkan S himpunan tak kosong. Relasi biner ~ pada S disebut relasi ekivalensi pada S jika memenuhi: 1. Refleksif; a~a untuk semua a S. 2. Simetri; jika a~b maka b~a untuk semua a, b S. 3. Transitif; jika a~b dan b~c maka a~c untuk semua a, b, c S. Definisi Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Untuk a S, himpunan a = b S b~a Disebut kelas ekivalensi dari a. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 16

Teorema 0.8 Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Maka: 1. b a jika dan hanya jika a a jika dan hanya jika a = b. 2. Untuk sebarang a, b S, diperoleh a = b atau a b. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 17

Definisi Misalkan S himpunan tak kosong. Suatu partisi dari S adalah koleksi himpunan bagian tak kosong A 1, A 2,, A n dari S, yang disebut blok-blok, di mana: 1. A i A j = untuk semua i j. n 2. S = i=1 A i 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 18

Teorema 0.9 1. Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Maka himpunan kelaskelas ekivalensi yang berbeda yang terkait dengan ~ adalah blok-blok partisi dari S. 2. Sebaliknya, jika P suatu partisi dari S, relasi biner ~ yang didefinisikan oleh a~b jika dan hanya jika a dan b berada diblok yang sama dari P adalahrelasi ekivalensi pada S, yang kelas-kelas ekivalensinya adalah blok-blok dari P. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 19

Definisi Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Fungsi f: S T, dimana T sebarang himpunan, disebut invariant dari ~ jika a~b maka f a = f b. Fungsi f: S T disebut invariant komplit jika a~b jika dan hanya jika f a = f b. Koleksi f 1, f 2,, f k yang invariant disebut sistem komplit invariant dari invariant-invariant jika a~b jika dan hanya jika f i a = f i (b) untuk semua i = 1,2,, n. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 20

Definisi Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Suatu himpunan bagian C S dikatakan himpunan bentuk kanonik ( atau bentuk kanonik) untuk ~ jika untuk setiap s S, terdapat tepat satu c C sehingga c~s. Dengan kata lain, setiap kelas ekivalensi pada ~ memuat tepat satu anggota dari C. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 21

Himpunan Terurut Parsial Definisi Himpunan terurut parsial (Partially Orderet Set = Poset) adalah himpunan tak kosong P, bersama dengan suatu urutan parsial pada P. Urutan parsial adalah relasi biner yang disimbolkan dengan dan dibaca dengan kurang dari atau sama dengan, dengan sifat-sifat sebagai berikut: 1. Untuk semua a P, a a (Refleksif). 2. Untuk semua a, b P, jika a b dan b a maka a = b (Antisimetris). 3. Untuk semua a, b, c P, jika a b dan b c maka a c. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 22

Definisi Jika P himpunan terurut parsial dan Jika m P mempunyai sifat m p mengakibatkan m = p, maka m disebut unsur maksimal di P. Jika n P mempunyai sifat bahwa tidak terdapat unsur lebih kecil di P, yaitu p P, p n maka p = n, disebut n unsur minimal 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 23

Definisi Misalkan P himpunan terurut parsial dan misalkan a, b P. 1. Jika terdapat u P dengan sifat: a u dan b u Jika a x dan b x, maka u x Maka dikatakan u batas atas terkecil dari a dan b, dan ditulis u = lub a, b. 2. Jika terdapat l P dengan sifat: l a dan l b Jika x a dan x b, maka x l Maka dikatakan l batas bawah terbesar dari a dan b, dan ditulis l = glb a, b 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 24

Catatan: 1. Dalam himpunan terurut parsial mungkin saja tidak semua unsur dapat dibandingkan. Dengan kata lain, mungkin diperoleh x, y P dengan sifat x y dan y x. 2. Dalam suatu himpunan terurut parsial dimana semua pasangan unsur-unsurnya dapat dibandingkan disebut himpunan terurut total atau himpunan terurut linier. 3. Sebarang himpunan bagian dari himpunan terurut total P disebut rantai di P. 4. Misalkan S himpunan bagian dari himpunan terurut parsial P. Dikatakan unsur u P batas atas untuk S jika s u untuk semua s S. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 25

Teorema 0.10 (Lemma Zorn) Misalkan P himpunan terurut parsial dimana setiap rantainya mempunyai batas atas. Maka P mempunyai unsur maksimal. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 26

Kardinalitas Dua himpunan S dan T dikatakan mempunyai kardinalitas yang sama dan ditulis S = T jika terdapat fungsi bijektif antara himpunan S dan T. Jika S berkorespondensi satu-satu dengan suatu himpunan bagian dari T, ditulis S T. Jika S berkorespondensi satu-satu dengan himpunan bagian sejati dari T, dan jika S T, ditulis S < T. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 27

Catatan: Kardinalitas himpunan. dalam hal ini adalah merepresentasikan ukuran dari suatu Lebih mudah membicarakan dua himpunan yang memiliki sama atau berbeda ukuran (kardinalitas)-nya daripada menentukan secara ekplisit ukuran (kardinalitas) dari himpunan yang diberikan. Jadi, dikaitkan setiap himpunan S suatu bilangan cardinal, ditulis dengan S atau card(s), yang dimaksudkan untuk mengukur ukuran dari suatu himpunan. Suatu himpunan S disebut berhingga jika dapat dibuat korespondensi satu-satu dengan himpunan yang berbentuk Z n = 0,1,, n 1 untuk suatu bilangan bulat positif n. Bilangan kardinal (kardinalitas) dari himpunan berhingga adalah jumlah unsurunsur dalam himpunan tersebut. Bilangan cardinal dari himpunan bilangan asli N adalah ℵ 0 (dibaca aleph nought). Oleh karena itu N = Z = Q = ℵ 0. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 28

Catatan Sebarang himpunan berhingga terhitung. dengan kardinalitas ℵ 0 disebut himpunan tak Sebarang himpunan berhingga atau terhitung disebut himpunan terhitung. Jika S dant himpunan berhingga, maka jika S T dan T S maka S = T Ingat himpunan kuasa P(S) dari himpunan S adalah himpunan semua himpunan bagian dari S. Jika S berhingga, maka himpunan kuasa dari S selalu lebih besar dari dirinya sendiri, yaitu: Jika S = n maka P(S) = 2 n 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 29

Teorema 0.11 (Well-ordering principle) Setiap himpunan tak kosong mempunyai suatu pengurutan yang baik. Teorema 0.11 (Teorema Schr oder-berntein) Untuk sebarang himpunan S dan T, jika S = T. S T dan T S maka (Teorema Cantor s) Jika P(S) P(S). adalah himpunan kuasa dari himpunan S, maka S < Jika P 0 (S) adalah himpunan semua himpunan bagian dari S, dan S himpunan tak berhingga, maka S = P 0 (S). 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 30

Definisi Misalkan κ dan λ bilangan cardinal. Jumlah κ + λ adalah bilangan kardinal dari S T, di mana S dan T adalah himpunan yang saling asing, dengan S = κ dan T = λ. Hasil kali κλ adalah bilangan kardinal dari S T, dimana S dan T sebarang himpunan dengan S = κ dan T = λ, dan S T (produk kartesian) adalah himpunan pasangan-pasangan terurut S T = s, t s S, t T κ λ adalah bilangan cardinal dari S T, di mana S dan T adalah sebarang himpunan, dengan S = κ dan T = λ, dan S T adalah himpunan semua fungsi dari T ke S. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 31

Teorema 0.13 Misalkan κ, λ dan μ bilangan cardinal, maka berlaku sifat-sifat berikut ini: 1. Assosiatif: κ + λ + μ = κ + λ + μ dan κ λ μ = (κλ)μ. 2. Komutatif: κ + λ = λ + κ dan κλ = λκ. 3. Distributif: κ λ + μ = κλ + κμ 4. Sifat eksponen: κ λ+μ = κ λ κ μ κ λ μ = κ λμ κλ μ = κ μ λ μ 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 32