BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

DAFTAR KUISIONER Komoditi: Kelapa sawit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

KEMAKNAAN TRYOUT TERHADAP KELULUSAN UJIAN KOMPETENSI PADA PROGRAM D-III KEPERAWATAN DI JAWA TIMUR (Suatu Analisis Pendekatan Statistik)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Syarat mutu dendeng sapi (SNI 2908:2013. Dendeng Sapi) No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Bau - Normal 2 Warna - Normal 3 Kadar Air %

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

Validitas & Reliabilitas (Sert)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 : Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Jhonson Pascal Test sebelum dan sesudah diberi teh hitam.

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

PENGUKURAN VERTICAL JUMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ujian Nasional merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

Uji Perbandingan Rata-Rata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibangun pada tahun 1975 dan pada tahun 1976, P.T Timatex salatiga diresmikan

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami stres kerja, namun demikian gejala stres kerja tidak muncul dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Lainnya 5. Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa TNI/POLRI Pegawai Swasta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, maka objek penelitian adalah Labuhanbatu sebelum pemekaran dan Labuhanbatu Selatan. Labuhanbatu sebelum pemekaran terdiri dari 22 kecamatan yaitu; Bilah Barat, Bilah Hilir, Bilah Hulu, Padai Hilir, Padai Hulu, Pada Tengah, Pangkatan, Rantau Selatan, Rantau Utara, Aek Kuo, Aek Natas, Kualu Hilir, Kualu Hulu, Kualu leidong, Kualah Selatan, Marbau, Kampung Rakyat, Kota Pinang, Silangkitang, Sungai Kanan, Torgamba. Dari seluruh kecamatan ini, maka bagian dari kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kecamatan yaitu: Kampung Rakyat, Kota Pinang, Silangkitang, Sungai Kanan, Torgamba. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data time series dari tahun 2003-2014. 3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya data yang dikumpulkan dalam bentuk kuantitatif. Berikut sumber data yang diperoleh dari : Sumatera Utara dalam angka tahun 2003-2015. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara tahun 2003-2015 Labuhanbatu Selatan dalam angka tahun 2003-2015 Labuhanbatu dalam angka tahun 2003-2015 Data PDRB Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan 42

3.3. Definisi dan pembagian aspek-aspek penelitian 3.3.1. Sosial Aspek sosial merupakan salah satu aspek yang berguna dalam perekonomian daerah. Turunan aspek sosial memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan industri di daerah tersebut. Adapun variabel yang dipilih dalam aspek sosial adalah tenaga kerja, banyak sekolah, dan jumlah pusat kesehatan. 3.3.1.1. Tenaga kerja Tenaga kerja adalah syarat efektif dalam alokasi sumber daya manusia pada proses produksi atau bisa juga tenaga kerja merupakan orang-orang yang mengerjakan atau orang-orang yang mengoperasikan berjalannya suatu industri disuatu wilayah. Dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang tergabung dalam indutri besar dan sedang di Labuhanbatu Selatan sebelum pemekaran dan setelah pemekaran. 3.3.1.2. Banyak sekolah Dalam hal ini yang dimaksud oleh peneleti adalah jumlah sekolah dari swasta dan negeri. Karena program Indonesia wajib 12 tahun, maka untuk mendapatkan datanya, peneliti merangkum data dalam tiga tingkatan yaitu mulai dari SD,SMP dan SMA/SMK yang ada di kabupaten Labuhanbatu Selatan. 3.3.1.3. Jumlah pusat kesehatan Jumlah pusat kesehatan, yang temrasuk di dalamnya adalah banyaknya pusksmas, BPU, pos kesdes, dan posyandu di Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebelum dan setelah pemekaran dengan time series 2003-2014. 43

3.3.2. Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu aspek perkembangan sebuah wilayah. Merupakan kemampuan ekonomi yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko, 2002 dalam Nudiatulhuda Mangun:2007). 3.3.2.1. PDRB Aspek ekonomi khususnya PDRB merupakan salah satu indikator pembangunan suatu wilayah. Maka, dari sekian banyaknya turunan dari aspek ekonomi tersebut. Indikator PDRB yang digunakan adalah PDRB perkapita yang menunjukkan menunjukkan tingkat kesejahteraan pada daerah kabupaten Labuhanbatu Selatan. WELFI i,t = Keterangan: Y : PDRB per kapita Labuhanbatu (2003-2008) dan Labuhanbatu Selatan (2009-2014) f : Jumlah penduduk labuhanbatu (2003-2009) dan Labuhanbatu Selatan (2009-2014) 3.3.2.2. Jumlah Industri besar dan sedang Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak 44

pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut (BPS Sumatera Utara, 2016). Perkembangan jumlah industri besar dan sedang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melihat pertumbuhan, pemusatan industri besar dan sedang di daerah kabupaten Labuhanbatu Selatan dari time series sebelum dan setelah pemekaran dari tahun 2003-2014. 3.3.3. Infrastruktur Sirojuzilam (2015:88) publik menyediakan dan menyajikan barangbarang tercakup dalam konsep infrastruktur yang berkenaan dengan pembangunan kota. Infrastruktur daerah menjadi pendorong ke dalam suatu aktivitas konsumsi dan produksi yang lebih luas. 3.3.3.1. Panjang jalan Panjang jalan merupakan aspek yang dilihat oleh para pengusaha menetukan apakah layak atau tidak didirikan sebuah indutri disuatu wilayah. Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah data panjang jalan berdasarkan kondisi sebelum dan setelah pemekaran di kabupaten Labuhanbatu Selatan. 3.3.3.2. Daya terpasang listrik Daya terpasang listrik yang dimaksud oleh peneliti adalah perkembangan day aterpasang pembangkit tenaga listrik PLN menurut pembangkitnya yang digunakan oleh masyarakat di kabupaten Labuhanbatu Selatan baik sebelum pemekaran maupun setelah pemekaran. 45

3.4. Metode Analisis Analisis data berarti kategorisasi, penataan, manipulasi, dan peringkasan data untuk memperoleh jawab bagi pertanyaan penelitian (Kelinger 1986:217-218 dalam Marzuki 2005:89). Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: DAMPAK PEMEKARAN SEBELUM PEMEKARAN (2003-2008) SETELAH PEMEKARAN (2009-2014) EKONOMI PDRB Pertumbuhan industri besar dan sedang SOSIAL Tenaga kerja Banyaknya sekolah Jumlah pusat kesehatan INFRASTRUKTUR Panjang jalan Daya terpasang listrik ANALISIS DESKRIPTIF Uji beda T-Test Gambar 3.1 Kerangka Konseptual dengan alat analisis 46

3.4.1. Analisis Deskriptif Deskriptif adalah metode statiska yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulakan menjadi sebuah informasi. Data deskriptif tersebut yang termasuk dalam penelitian ini adalah data kuantitatif artinya data-data yang dikumpulkan berdasarkan angka-angka. Untuk data deskriptif ini adapun data-data yang saling berkesinambungan dengan uji komperatif untuk metode analisa adalah mean dan standar deviasi. 3.4.1.1. Mean Mean adalah rasio antara jumlah data yang telah dikumpulkan dengan banyak data yang telah dikumpulkan. Pengertian ini searah dengan pengetian yang dikemukan oleh Hartono (2004:34) mean adalah jumlah keseluruhan angka dibagi dengan banyaknya angka. Rumus mencari mean: M ( Sos,Ek,Inf) = Keterangan: M : Rata-rata sebelum dan setelah pemekaran pada aspek sosial, ekonomi dan infrastruktur di Labuhanbatu dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan time series 2003-2014. Sos : Merupakan aspek sosial sebelum dan setelah pemekaran dimana penelitian ini yang terdiri dari dari tenaga kerja, banyak sekolah dan banyak pusat kesehatan time series 2003-2014. Ek : Merupakan aspek ekonomi sebelum dan setelah pemekaran yang terdiri dari PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku, jumlah 47

industri besar dan sedang di kabupaten Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan time series 2003-2014. Inf : Merupakan Infrastruktur (panjang jalan, dan daya terpasang) sebelum dan setelah pemekaran time series 2003-2014. N : Banyaknya pertumbuhan dibidang sosial, ekonomi dan infrastruktur di kabupaten Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan sebelum dan setelah pemekaran time series 2003-2014. Hipotesis: H a >H 0 : Jumlah rata rata-rata dari aspek sosial (tenaga kerja, banyaknya sekolah, jumlah pusat kesehatan), ekonomi (PDRB, jumlah industri besar dan sedang), infrastruktur (panjang jalan, daya terpasang listrik) setelah pemekaran lebih tinggi daripada sebelum pemekaran di Labuhanbatu Selatan dengan time series 2003-2014. H a < H 0 : Jumlah rata rata-rata dari aspek sosial (tenaga kerja, banyaknya sekolah, jumlah pusat kesehatan), ekonomi (PDRB, jumlah industri besar dan sedang), infrastruktur (panjang jalan, daya terpasang listrik) setelah pemekaran lebih rendah daripada sebelum pemekaran di Labuhanbatu Selatan dengan time series 2003-2014 H a = H 0 : Jumlah rata rata-rata dari aspek sosial (tenaga kerja, banyaknya sekolah, jumlah pusat kesehatan), ekonomi (PDRB, jumlah industri besar dan sedang), infrastruktur (panjang jalan, daya terpasang listrik) setelah sama dengan sebelum pemekaran di Labuhanbatu Selatan dengan time series 2003-2014. 48

3.4.2. Analisis Komparatif ( Uji beda T-test) Komparasi berasal dari kata comparison yang mempunyai arti perbandingan atau pembandingan. Teknik analisis komparasi yaitu salah satu teknik analisis kuantitatif yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada atau tidaknya perbedaan antar variabel atau sampel yang diteliti. Jika ada perbedaan, apakah perbedaan itu signifikan ataukah perbedaan itu hanya kebetulan saja. Dari kerangka konseptual diatas, maka untuk mencari apakah ada perbedaan sebelum dan setetelah pemekaran di labuhanbatu Selatan secara signifikan atau tidak. Maka dalam penelitian ini uji T sebagai perbandingan. Uji-T atau t-test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol/nihil (Ho) yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang ada memiliki perbedaan secara signifikan. Pada analisis t- test berkorelasi dengan metode analisis deskriptif. Karena pada penelitian ini difokuskan 2 hal penting yang berasal dari deskriptif yaitu mean dan standar deviasi yang digunakan untuk mencari nilai t pada analisis komparatif. Setelah memperoleh nilai t dari hasil perhitungan maka t tabel digunakan sebagai dasar dari pengambilan keputusan apakah ada perbedaan setiap variabel yaitu PDRB per kapita, tenaga kerja dan panjang jalan sebelum dan setelah pemekaran secara signifikan di kabupaten Labuhanbatu Selatan dari time series 2001-2014. 49

Marzuki (2005:99) Perhitungan komparatif dari penelitian ini diolah dengan rumus berikut: t = Hipotesis: t hitung < t tabel : H a diterima, artinya ada perbedaan secara signifikan dari aspek sosial (tenaga kerja,banyaknya sekolah, jumlah pusat kesehatan), ekonomi (PDRB, jumlah industri besar dan sedang), infrastruktur (panjang jalan, daya terpasang listrik) setelah pemekaran di kabupaten Labuhanbatu Selatan (2009-2014) dengan sebelum pemekaran di Labuhanbatu (2003-2009). t hitung > t tabel : H 0 diterima, artinya tidak ada perbedaan secara signifikan dari aspek sosial (tenaga kerja, banyaknya sekolah, jumlah pusat kesehatan), ekonomi (PDRB, jumlah industri besar dan sedang), infrastruktur (panjang jalan, daya terpasang listrik) setelah pemekaran di kabupaten Labuhanbatu Selatan (2009-2014) dengan sebelum pemekaran di Labuhanbatu (2003-2008). 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan kabupaten yang dimekarkan pada tahun 2008 dari Labuhanbatu. Labuhanbatu memiliki merupakan kabupaten yang diapit oleh 4 kabupaten dan 1 provinsi. Berikut tabel batas wilayah kabupaten Labuhanbatu: Tabel 4.1 Batas wilayah kabupaten Labuhanbatu Bagian Wilayah Perbatasan Utara Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Selat Malaka Selatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Barat Kabupaten Padang Lawas Utara Timur Provinsi Riau Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2016 Kabupaten Labuhanbatu memiliki 9 kecamatan, diantaranya: Bilah Barat, Bilah hilir, Bilah hulu, Panai hilir, Panai hulu, Panai Tengah, Pangkatan, Rantau Selatan, dan Rantau Utara. Kabupaten ini terletak pada koordinat 10 260-20 110 LU dan 910 010-950 530 BT. Untuk luas kabupaten 2.562,01 km 2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah 857.692 jiwa. Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki 5 kecamatan. Adapun kelima kecamatan tersebut adalah Sungai kanan, Torgamba, Kotapinang, Silangkitang, Kampung rakyat. Secara geografis kabupaten Labuhanbatu Selatan berda pada 1 0 26 00-2015 55 LU dan 99 0 40 00 100 0 26 00 BT. Kabupaten Labuhanbatu 51

Selatan menempati wilayah seluas 3116,00 km 2. Adapun batas wilayah kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Batas wilayah kabupaten Labuhanbatu Selatan Bagian Wilayah Perbatasan Utara Kabupaten Labuhanbatu Selatan Kabupaten Padang Lawas Barat Kabupaten Padang Lawas Utara Timur Provinsi Riau Sumber: Labuhanbatu Selatan dalam angka 2016 Jumlah penduduk kabupaten Labuhanbatu Selatan pada tahun 2015 adalah 313.884 jiwa dengan kepadatan penduduk 100 jiwa per km. 4.2. Analisis Deskriptif 4.2.1. Aspek Sosial 4.2.1.1. Tenaga Kerja Tabel 4.3 Presentase jumlah tenaga kerja di kabupaten Labuhanbatu 2002-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Tahun Labuhanbatu (%) Tahun Labuhanbatu Selatan (%) 2003 18.11 2009 14.69 2004 18.09 2010 16.32 2005 17.32 2011 18.19 2006 15.37 2012 14.85 2007 15.56 2013 17.96 2008 15.55 2014 17.99 Jumlah 100 Jumlah 100 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2015 (data diolah). 52

Dari tabel di atas di atas terlihat perbedaan sebelum dan setelah pemekaran antara Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Terlihat persentase jumlah tenaga kerja sebelum pemekaran di kabupaten Labuhanbatu tahun 2003 memiliki jumlah tenaga kerja yang tergabung dalam industri besar dan kecil sebanyak 18,11%, tahun 2004 mengalami penurunan kembali menjadi 18,09%. Tahun 2005 turun menjadi 17,32%. Berbeda hal pada tahun 2006-2008 berada pada kisaran 15.37%, selanjutnya mengalami kenaikan menjadi 15,56%. Kemudian pada akhir 2008 turun kembali menjadi 15,55%. Pada tahun 2009 setelah pemekaran dengan kabupaten Labuhanbatu Selatan mengalami kenaikan secara signifikan. Pada awal tahun 2009 jumlah tenaga kerja yang tergabung dalam industri besar dan sedang adalah 14,69%, naik kembali pada tahun 2010 menjadi 16,32%. Tahun 2011 naik kembali menajdi 18,19 %. Berbeda hal pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 14,85% namun pada tahun 2013 dan 2014 berada pada posisi 17,96% dan naik terus menjadi 17,99%. Kenaikan dan penurunan ini pada sebelum pemekaran diakibatkan karena bertambah atau berkurangnya jumlah industri besar dan sedang. Tentu sebelum pemekaran Labuhanbatu Selatan masih tergabung pada Labuhanbatu Induk. Tetapi setelah pemekaran tentu membentuk daerah baru. Sehingga secara otomatis jumlah industri di Labuhanbatu menurun dan memberikan penambahan pada Labuhanbatu Selatan setelah pemekaran. Berikut grafik perubahan jumlah industri besar dan sedang dari tahun 2002-2014: 53

Perbandingan banyaknya industri besar dan sedang sebelum pemekaran di Labuhanbatu 2003-2014 dan setelah pemekaran di Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Labuhanbatu Labuhanbatu Selatan 46 053 049 051 047 056 058 058 22 22 23 23 17 20 19 19 19 20 25 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2014 (data diolah) Gambar 4.1 Perbandingan banyaknya industri besar dan sedang sebelum pemekaran di Labuhanbatu 2002-2008 dan setelah pemekaran di Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah industri besar dan kecil adalah salah satu penyebab terjadinya penurunan di kabupaten Labuhanbatu dan penambahan jumlah tenaga kerja di Labuhanbatu Selatan dari tahun 2003-2014. Terlihat 2002 jumlah industri sebanyak 53 industri, namun pada tahun 2003 mengalami penurunan menjadi 49 industri. Begitu pula dari tahun 2004-2008 mengalami fluktuasi setiap tahun. Tahun 2004 jumlah industri sebanyak 51 industri, tahun 2005 adalah 47 industri, tahun 2006 adalah 56 industri kemudian tahun 2007-2008 jumlah industri stabil pada angka 58 industri. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah tenaga kerja di Labuhanbatu. Sedangkan pada saat setelah pemekaran 2009-2014 tentu memberikan sumbangan jumlah industri pada daerah setelah pemekaran. Seperti yang terlihat pada gambar 4.3, setelah pemekaran jika dibandingkan dengan Labuhanbatu tahun 54

2009-2014. Labuhanbatu Selatan masih pada posisi teratas, tahun 2009 Labuhanbatu Selatan unggul 2 industri, tahun 2010 naik kembali unggul menjadi 3 industri. Sedangkan tahun 2011 dan 2012 mengalami penambahan industri sehingga masing-masing unggul 4 industri. Berbeda hal tahun 2013 Labuhanbatu unggul menjadi 3 industri. Dan tahun 2014, Labuhanbatu jauh tertinggal. Sehingga memberikan sumbangan industri besar dan sedang lebih banyak pada kabupaten Labuhanbatu Selatan, sehingga unggul sebanyak 21 industri. Hingga tahun 2010-2013 yang dirilis dalam Labuhanbatu Selatan dalam angka bahwa adapun dua jenis industri urutan tertinggi yaitu tahun 2010 adalah makanan dan minuman dengan jumlah industri yaitu 124 industri dengan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 152 orang. Jenis industri selanjutnya adalah kayu, barang dari kayu dan barang-barang anyaman dengan jumlah industri sebanyak 25 dengan tenaga kerja sebanyak 66 orang. Pada tahun 2011 urutan jenis industri paling berkembang adalah alat angkutan, selain kendaraan bermotor roda empat atau lebih sebanyak 157 industri dengan tenaga kerja yang berhasil diserap adalah 314 orang, jenis industri makanan dan minuman sebanyak 62 industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 66 orang. Tahun 2013 jenis industri yang berkembang adalah makanan dan minuman dengan jumlah industri sebanyak 76 industri dan tenaga kerja sebanyak 203 orang. 55

4.2.1.2. Banyak Sekolah Tabel 4.4 Presentase jumlah sekolah Negeri dan Swasta tingkat SD, SMP dan SMA sederajat di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Tahun Labuhanbatu (%) Tahun Labuhanbatu Selatan (%) 2003 17.71 2009 17.84 2004 18.73 2010 19.37 2005 18.31 2011 19.85 2006 18.35 2012 21.39 2007 18.71 2014 21.55 2008 8.20 Jumlah 100 Jumlah 100 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2015, (data diolah). Dari tabel di atas, terlihat presentase jumlah sekolah SD-SMA Negeri dan Swasta sebelum pemekaran tahun 2003-2008 dan setelah pemekaran tahun 2009-2012 dan 2014. Dari tabel di atas presentase jumlah sekolah sebelum pemekaran lebih rendah dibandingkan dengan setelah pemekaran. Dimana sebelum pemekaran presentase jumlah sekolah tahun 2003 sebanyak 17.71%, sedangkan tahun 2004 naik menjadi 18,73%,. Tahun 2005-2007 berada pada kisaran 18,31%, naik lagi 18,35% dan penghujung tahun 2007 naik menjadi 18,71% namun pada tahun 2008 mengalami penurunan yang sangat drastis menjadi 8,20%. Berbeda hal dengan setelah pemekaran. Dimana presentase jumlah sekolah mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tahun 2009 sebagai awal tahun tercatat jumlah presentase sekolah sebanyak 17,84%, tahun 2010 naik menjadi 19,37% dan tahun 2011 juga mengalami perubahan menjadi 19,85%. Kemudian tahun 2012 dan tahun 2014 juga mengalami kenaikan secara 56

signifikan. Sehingga masing-masing presentase setiap tahun yaitu 21,39% dan 21.55%. Penurunan dan kenaikan ini disebabkan karena terjadinya pemekaran. Seperti yang terlihat pada tabel 4.4 dimana sebelum pemekaran lebih rendah presentasenya dibandingkan dengan setelah pemekaran namun jumlah sekolah lebih tinggi sebelum pemekaran dibandingkan dengan setelah pemekaran. Namun persamaannya mengalami kenaikan secara signifikan setiap tahun kecuali pada tahun 2008 sebelum pemekaran justru turun drastis pada tahun tersebut. Berikut grafik jumlah murid yang bersekolah dari SD-SMA di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan: Perbandingan jumlah siswa SD-SMA yang bersekolah di Labuhanbatu 2003-2014 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Labuhanbatu Labuhanbatu Selatan 203048 203048 203994 160291 206301 178044 79797 79797 79797 93906 51609 51609 51609 56316 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Sumatera Utara dalam angka 2003-2008 dan 2010-2012 serta tahun 2015 (data diolah) Gambar 4.2 Perbandingan jumlah siswa SD-SMA yang bersekolah di Labuhanbatu 2003-2014 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 57

Penurunan jumlah sekolah salah satu penyebabnya adalah disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah siswa SD-SMA di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Pemekaran tersebut memberikan dampak pada kedua kabupaten tersebut. Seperti yang terlihat pada grafik di atas, pada tahun 2003-2004 sama-sama berada pada posisi jumlah siswa yaitu 203.048 siswa. Namun tahun 2005 naik menjadi 203.994 siswa. Pada tahun 2006 justru turun menjadi 160.291 siswadan naik kembali pada tahun 2007 menjadi 206.301 siswa. Kebijakan pemekaran mengakibatkan penurunan pada tahun 2008 menjadi 178.044. Setelah pemekaran Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan sama-sama mengalami kenaikan setiap tahunnya. Namun perbedaannya Labuhanbatu lebih tinggi jumlah siswa yang bersekolah dari SD-SMA dari pada Labuhanbatu Selatan. Tidak hanya jumlah siswa dari SD-SMA, rata-rata lama sekolah juga mengambil peranan di dalamnya. Seperti yang dirilis pada BPS Labuhanbatu bahwa di labuhanbatu tahun 2011 rata-rata lama bersekolah adalah 8,32 selanjutnya tahun 2012 adalah 8,46 itu artinya 0,14 adalah keunggulan pencapaian yang berhasil dinaikan dari tahun sebelumnya. Tahun 2013 adalah 8,60 itu artinya kembali naik sebanyak 0,14, selain itu tahun 2014-2015 masing-masing rata-rata lama bersekolah adalah 8,68 dengan selisih tahun sebelumnya sebanyak 0,08 dan 8,75 pada tahun 2015 dengan selisih 0.07. Dari data rata-rata lama bersekolah di Labuhanbatu di atas, terlihat trennya positif. Setiap tahun mengalami kenaikan. Sedangkan untuk Labuhanbatu Selatan tertinggal sedikit jika dibandingkan dibawah Labuhanbatu namun persamaan adalah setiap tahunnnya mengalami kenaikan secara signifikan. Seperti pada tahun 2011 rata-rata lama bersekolah 58

adalah 7,73 sedangkan tahun 2012 sebanyak 7,95, artinya ada selisih sebesar 0,22 dari tahun sebelumnya yang berhasil dicapai dan tahun 2013 adalah 8,25 dengan pencapaian yang lebih baik dari tahun sebelumnya sebanyak 0,30. Untuk tahun 2014-2015 masing-masing adalah 8,67 dengan selisih tahun sebelumnya sebanyak 0,42 dan 8,68 untuk tahun 2015 dengan selisih pada tahun sebelumnya adalah 0.01. 4.2.1.3. Jumlah Pusat Kesehatan Tabel 4.5 Presentase banyaknya pusat kesehatan di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Tahun Labuhanbatu (%) Tahun Labuhanbatu Selatan (%) 2003 19.08 2009 14.96 2004 19.09 2010 13.25 2005 18.87 2011 16.37 2006 18.04 2012 16.59 2007 18.24 2013 16.07 2008 6.68 2014 22.76 Jumlah 100 Jumlah 100 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2015, (data diolah). Dari tabel di atas, terlihat presentase perbedaan jumlah pusat kesehatan di Labuhanbatu dan Labuhanbaru Selatan. dari tabel tersebut terlihat perbedaan secara signifikan. Perbedaan ini memberikan penurunan presentase pada Labuhanbatu diakibatkan karena adanya pemekaran. Seperti sebelum pemekaran pada tahun 2003 jumlah pusat kesehatan yaitu 19,08%, pada tahun 2004 naik menjadi 19,09%. Namun pada tahun 2005 mengalami penurunan sehingga pusat kesehatan menjadi 18.87%, kemudian tahun 2006 turun kembali sehingga 59

menjadi 18,04% dan tahun 2007 naik kembali 18,24%. Pada tahun 2008, turun drastic menajdi 6.68%. Berbeda hal dengan Labuhanbatu Selatan, mengalami fluktuasi setiap tahunnya tahun 2009 tercatat jumlah pusat kesehatan sebanyak 14,96%, tahun 2010 turun menajdi 13,25%, naik kembali pada tahun 2011-2012 masing-masing sebesar 16,37% dan 16,59%. Untuk tahun 2013 turun sedikit sehingga jumlah pusat kesehatan menjadi 16.07 % dan tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 22,76%. Kenaikan dan penurunan ini selain disebabkan karena adanya pemekaran, juga disebabkan karena kesadaran pemerintah setempat dan pusat dalam kesehatan masyarakat, seperti yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan poin A menyatakan Bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Untuk mewujudkan wacana ini maka pemerintah menambah jumlah pekerja kesehatan supaya memberikan kesehatan kepada masyarakat. Seperti yang dirilis di BPS Sumatera Utara, pada tahun 2013 di Labuhanbatu jumlah perawat dan bidan pada pusat kesehatan yang bekerja adalah 876 orang, tahun 2014 naik menjadi 929 orang, tahun 2015 sebanyak 931 orang. Sedangkan di Labuhanbatu Selatan jumlah pekerja pada pusat kesehatan khususnya untuk perawat dan bidan tahun 2013 adalah 448 orang, tahun 2014 turun menajdi 376 orang dan tahun 2015 yaitu 812 orang. 60

Selain dari kesadaran pemerintah, pembangunan pusat kesehatan adalah melihat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Sehingga dengan kesadaran tersebut, maka pemerintah akan meningkatkan jumlah pusat kesehatan. Untuk melihat apakah naik atau turun jumlah pusat kesehatan di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan maka berikut angka harapan hidup. Di Labuhanbatu angka harapan hidup tahun 2012 adalah 69,22 tahun, tahun 2013 yaitu naik 69,24 tahun, dan tahun 2014 menjadi 69,26 tahun. Begitu pula dengan Labuhanbatu Selatan yang mengalami mengalami kenaikan angka harapan hidup setiap tahunnnya secara perlahan. Tahun 2012 adalah 68,01 tahun, tahun 2013 adalah 68,03 tahun dan tahun 2014 adalah 68,06 tahun. 4.2.2. Aspek Ekonomi 4.2.2.1. PDRB Perkapita Berdasarkan Harga Berlaku Tabel 4.6 Laju Pertumbuhan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 ( Rupiah) Tahun Labuhanbatu (%) Tahun Labuhanbatu Selatan (%) 2003 15.58 2009-2004 -2.10 2010 16.12 2005 13.56 2011 11.88 2006 11.21 2012 93.30 2007 11.84 2013 8.48 2008 13.35 2014 7.50 Jumlah 63.45 Jumlah 137.28 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2015, (data diolah). Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah presentase PDRB penduduk Labuhanbatu Selatan lebih tinggi dibandingkan dengan Labuhanbatu. Pada tahun 2003, besar laju PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku 15,58%, sedangkan 61

pada tahun 2004 minus sebesar 2,20%. Tahun 2005 mengalami kenaikan sebanyak 13,56% dan turun kembali tahun 2006 sehingga menjadi 11,21%, tahun 2007 yaitu sebesar 11,84%. dan terahir pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 13,35%. Berbeda hal dengan Labuhanbatu Selatan yang justru laju PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku naik turun setiap tahunnya. Tahun 2010 tercatat presentase laju pertumbuhan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku yaitu 16,12%, tahun 2011 malah mengalami penurunan sehingga menjadi 11,88% dan tahun 2012 naik drastis menjadi 93.30%, turun kembali pada tahun 2013 dan 2014. Dimana, masing-masing laju pertumbuhan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku 8,48% dan 7,50%. Kenaikan dan penurunan ini salah satunya disebabkan karena kepadatan penduduk di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Kepadatan penduduk akan memberikan jumlah pembagi pada PDB yang semakin besar. Ditambah lagi dengan lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Untuk pertumbuhan industri saja dapat dilihat pada tabel 4.8 bahwa jumlah industri besar dan sedang yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi seperti sebelum pemekaran beberapa tahun terakhir yaitu 2006 presentase jumlah industri 17,55% namun naik pada tahun 2007 dan 2008 jumlah presentase industri sama yaitu 18,18%. Sedangkan setelah pemekaran tahun 2013 dan 2014 masing-masing presentase 11,11% dan 30,07%. Berikut tabel kepadatan penduduk di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan tahun 2012-2015: 62

Tabel 4.7 Kepadatan penduduk di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan tahun 2013-2014 Tahun Labuhanbatu Labuhanbatu Selatan 2012 166 91 2013 168 93 2014 210 85 2015 214 87 Sumber: BPS Sumatera Utara (data diolah) Dari tabel di atas terlihat jumlah kepadatan penduduk di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan dari tahun 2012-2015. Untuk tahun 2012 dilabuhanbatu jumlah kepadatan penduduk tahun 2012 adalag 166 orang/km 2, tahun 2013 naik kembali menjadi 168 orang/km 2. Tahun 2014 dan 2015 masing-masing berjumlah 210 orang/km 2 dan 214 orang/km 2. Untuk Labuhanbatu Selatan tahun 2012-2015 masih lebih rendah yang mengakibatkan jumlah PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku. Tahun 2012 sebanyak 91 orang/km 2, tahun 2013 dan 2014 adalah masing-masing 93 orang/km 2 dan 85 orang/km 2. Ditahun terakhir yaitu tahun 2015 jumlah kepadatan penduduk adalah 87 orang/km 2. 63

4.2.2.2. Jumlah Industri Besar dan Sedang Tabel 4.8 Presentase jumlah industri besar dan sedang di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Tahun Labuhanbatu (%) Tahun Labuhanbatu Selatan (%) 2003 15.36 2009 14.38 2004 15.99 2010 14.38 2005 14.73 2011 15.03 2006 17.55 2012 15.03 2007 18.18 2013 11.11 2008 18.18 2014 30.07 Jumlah 100 Jumlah 100 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2015, (data diolah). Pada tabel di atas, terlihat persentase jumlah industri besar dan sedang. Dari tabel di atas, tahun 2003 persentase jumlah industri besar dan sedang adalah 15,36%, tahun 2004 naik menjadi 15,99%. Tetapi tahun 2005 turun menjadi 17,55%, dan naik kembali pada tahun 2006 sehingga menjadi 17,55% dan tahun 2007-2008 tetap mengalami kenaikan sehingga sama-sama berada pada persentase 18,18%. Berbeda hal setelah pemekaran, dimana empat tahun berturut-turut mengalami kenaikan secara perlahan-lahan. Persentase kenaikan tersebut adalah tahun 2009-2010 sama-sama sebesar 14,38%, dan tahun 2011-2012 sebesar 15,03%. Namun pada tahun 2013 justru turun menjadi 11,11% dan naik secara tajam pada tahun 2014 yaitu 30,07%. Kenaikan dan penurunan jumlah industri besar dan sedang ini sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah akses jalan 64

menurut kondisi. Jika kondisi jalan yang baik tentu akan menarik minat para investor untuk berinvestasi di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Jumlah panjang jalan menurut kondisi di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan dalam Sumatera Utara dalam angka tahun 2015 dengan data yang diolah bahwa di Labuhanbatu jumlah panjang jalan yang baik yaitu 38,48%, kondisi sedang yaitu 21,92%, sedangkan untuk kondisi rusak yang merupakan dampak yang menyebabkan penurunan jumlah industri yaitu sebesar 25,13% dan rusak berat yaitu 14,48%. Sedangkan untuk kabupaten Labuhanbatu Selatan justru kondisi jalan yang rusak dan rudak berat lebih banyak dibandingkan dengan kondisin yang baik. Kondisi rusak berat sebanyak 32,36%, untuk kondisi rusak sebanyak 19,52%, sedangkan untuk kondisi baik dan sedang yaitu masing-masing 30,44% dan 17,69%. Selain dari penyebab di atas, batas wilayah sebelah Timur, dimana Labuhanbatu Selatan berbatasan dengan provinsi Riau. 4.2.3. Infrastruktur 4.2.3.1. Panjang Jalan Tabel 4.9 Presentase jumlah panjang jalan menurut kondisi di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Tahun Labuhanbatu (%) Tahun Labuhanbatu Selatan (%) 2003 15.08 2009 41.15 2004 15.44 2010 11.53 2005 15.50 2011 11.53 2006 16.87 2012 11.88 2007 18.48 2013 11.95 2008 18.62 2014 11.95 Jumlah 100 Jumlah 100 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2015, (data diolah). 65

Pada tabel di atas, ada perbedaan kondisi jalan antara labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Tahun 2003 jumlah panjang jalan menurut kondisi adalah 15,08%, tahun 2004 naik menjadi 15,44%, tahun 2005 naik lagi menjadi 15,50%. Tahun 2006-2008 selalu mengalami kenaikan setiap tahun secara perlahan yaitu masing-masing 16,87%, 18,48% dan 18,62%. Berbeda hal dengan Labuhanbatu Selatan yang justru turun pada tahun kedua setelah pemekaran. Dari 41,15% tahun 2009 justru turun tahun 2010 dan 2011 sama-sama sebesar 11,53%. Untuk tahun 2012 naik kembali menjadi 11,88% dan tahun 2013 sebanyak 11,95% dan terakhir tahun 2014 yaitu 11,95%. Peningkatan dan penurunan jumlah panjang jalan menurut kondisi jalan Labuhanbatu dan Labuhanbatu selatan didasari pada jumlah perkebunan yang berkembang diantara kedua kabupaten ini. Hal ini sesuai dengan berita yang dirilis pada berita di www.republika.co.id pada Rabu, 25 December 2013, 01:18 Wib, oleh Dedi (Kementerian PPN/ Bappenas) bahwa poin ke lima kendala pembangunan infrastruktur adalah industri serta perkebunan di pulau jawa dan sumatera utara. Seperti halnya juga dikabupaten Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Seperti yang dirilih oleh BPS Labuhanbatu untuk tahun 2013 luas perkebunan di Labuhanbatu yaitu 105.056 ha, pada tahun 2014 mengalami penurunan hampir kurang lebih 50% sehingga angka luas perkebunan menjadi 55.635 ha, tahun 2015 yaitu 61. 387 ha. Sedangkan Untuk Labuhanbatu Selatan dalam angka 2013 dan 2015 pada tahun 2012 jumlah luas perkebunan yaitu 68.201 ha dan pada tahun 2015 tercatat luas perkebunan yaitu 68.819 ha. Inilah 66

yang menyebabkan naik turunnya jumlah panjang jalan menurut kondisi disetiap daerah ini. 4.2.3.2. Daya Terpasang Listrik Tabel 4.10 Presentase daya terpasang listrik di kabupaten Labuhanbatu 2003-2007 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 Tahun Labuhanbatu (%) Tahun Labuhanbatu Selatan (%) 2003 7.46 2009 0.00 2004 7.46 2010 17.49 2005 9.91 2011 18.66 2006 31.64 2012 19.90 2007 32.72 2013 20.99 2008 10.81 2014 22.96 Jumlah 100 Jumlah 100 Sumber: Labuhanbatu dalam angka 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2015, (data diolah). Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2003 dan 2004 jumlah daya terpasang listrik di kabupaten Labuhanbatu adalah 7,46%. Pada tahun 2005 naik kembali menjadi 9.91%, tahun 2006 dan 2007 naik secara signifikan sehingga masing-masing menjadi 31,64% dan 32,72% dan turun drastis pada tahun 2008 sehingga menajdi 10,81%. Setelah pemekaran terlihat pada tahun 2010 persentase daya terpasang listrik adalah 17,49%, kemudian untuk tahun 2010-2014 mengalami kenaikan secara perlahan-lahan setiap tahunnnya yaitu 17,49%, naik lagi menajdi 19,66%, dan 2 tahun terakhir yaitu 2013 dan 2014 juga mengalami kenaikan yaitu 20,99% dan 22,96%. Faktor yang menyebabkan naik turunnya jumlah daya terpasang listrik di kabupaten labuhanbatu Selatan adalah karena sulitnya akses jalan menuju ke 67

daerah pendalaman di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Karena kondisi jalan yang tidak baik tersebut maka penyaluran listrik menjadi terhambat. Jumlah panjang jalan menurut kondisi di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan dalam Sumatera Utara dalam angka tahun 2015 dengan data yang diolah bahwa di Labuhanbatu jumlah panjang jalan yang baik yaitu 38,48%, kondisi sedang yaitu 21,92%, sedangkan untuk kondisi rusak yang merupakan dampak yang menyebabkan penurunan jumlah industri yaitu sebesar 25,13% dan rusak berat yaitu 14,48%. Sedangkan untuk kabupaten Labuhanbatu Selatan justru kondisi jalan yang rusak dan rudak berat lebih banyak dibandingkan dengan kondisi yang baik. Kondisi rusak berat sebanyak 32,36%, untuk kondisi rusak sebanyak 19,52%, sedangkan untuk kondisi baik dan sedang yaitu masing-masing 30,44% dan 17,69%. Selain dari kondisi jalan yang menyebabkan terhambatnya jumlah pemasangan listrik jumlah konsumsi (listrik terjual) adalah salah satu penyebab naik turunnya daya pemasangan listrik. Sebelum pemekaran yang dirilis pada Labuhnabtu dalam angka tahun 2005-2007 bahwa jumlah listrik yang terjual adalah sebagai berikut tahun 2005 sebanyak 15.787 MWH, tahun 2006 mengalami kenaikan sehingga menjadi 302.404 KWH, untuk tahun 2007 naik kembali menjadi 304.940 KWH. Setelah pemekaran pada tahun 2010 listrik yang terjual adalah 6.208.869 KWH, tahun 2011 naik kembali menjadi 7.059.100 KWH. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sehingga listrik yang terjual sebanyak 6.208.869 KWH. 68

4.3. Analisis komparatif (Uji beda t-test) Dari hasil regresi uji beda t-test menggunakan IBM SPSS 22 AMOS maka, berikut hasil regresi menggunakan uji beda t-test tersebut: Tabel 4.11 Hasil uji beda t-test dari jumlah tenaga kerja di kabupaten Labuhanbatu 2002-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 T-TEST GROUPS=Kelompok(1, 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=J.TK /CRITERIA=CI(.95). Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean J.TK Sebelum Pemekaran 6 11490.3333 908.16115 370.75524 Setelah Pemekaran 6 3326.6667 322.29903 131.57803 Levene's for equality of variances t- test for equality of means Equal Variances Assumed F 31.722 Equal Variances not Assumed Sig. 0.000 T 20.751 20.751 Df 10 6.24 Sig. (2 tailed) 0.000 0.000 Mean differences 8163.66667 8163.66667 Std. Error differences 393.41101 393.41101 95% Confidence interval 0f the differences Lower 7287.09231 7209.92213 Upper 9040.24102 9117.41121 Hasil regresi di atas memperlihatkan bahwa jumlah tahun sebelum pemekaran sebanyak 6 begitu pula dengan setelah pemekaran sebanyak 6 tahun. 69

Dari hasil tersebut terlihat rata-rata sebelum pemekaran lebih tinggi dibandingkan dengan setelah pemekaran yaitu sebelum pemekaran 11.490,3 dengan 3326,67, dengan standar deviasi sebelum pemekaran yaitu 908,16 dan setelah pemekaran 322,399. Untuk rata-rata standar error sebelum pemekaran yaitu 370,76 sedangkan setelah pemakaran mempunya rata-rata standar error yaitu 131,58. Sedangkan dari hasil regresi uji beda t-test terlihat nilai signifikan (2-tailed) pada kolom Equal Variances Assumed sebesar 0,000 artinya nilai signifikan lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (0.05). Sehingga ada perbedaan jumlah tenaga kerja secara signifikan sebelum 2003-2008 di labuhanbatu dengan setelah pemekaran di Labuhanbatu Selatan 2009-2014 dengan tingkat kepercayaan 95%. 70

Tabel 4.12 Hasil uji beda t-test dari jumlah sekolah Negeri dan Swasta tingkat SD,SMP dan SMA sederajat di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 T-TEST GROUPS=Kelompok(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=J.Sekolah /CRITERIA=CI(.95). J.Sekolah Group Statistics Kelompok N Mean Sebelum Pemekaran Std. Deviation Std. Error Mean 6 835.6667 208.86423 85.26846 Setelah Pemekaran 5 247.8000 19.01841 8.50529 Equal Variances Assumed Equal Variances not Assumed Levene's for equality of variances t- test for equality of means F 4.028 Sig. 0.076 T 6.216 6.86 Df 9 6.86 Sig. (2 tailed) 0.000 0.001 Mean differences 587.86667 587.86667 Std. Error differences 94.57996 85.6916 95% Confidence interval 0f the differences Lower 373.91194 368.87409 Upper 801.8214 806.85925 Dari hasil uji beda t-test di atas, terlihat pada tabel bahwa jumlah tahun sebelum pemekaran sebanyak 6 tahun sedangkan setelah pemekaran yaitu 5 tahun. Dari hasil regresi tersebut terlihat rata-rata sebelum pemekaran 835,67 lebih tinggi dibandingkan dengan setelah pemekaran 247,80. Untuk standar deviasi 71

sebelum pemekaran yaitu 208,86 dan setelah pemekaran yaitu 19,02. Untuk ratarata standar error sebelum pemekaran sebesar 85,27 dan setelah pemekaran ayitu 8,51. Untuk nilai signifikannya (2 tailed) pada kolom Equal Variances Assumed yaitu 0,000 lebih kesil dari pada t-tabel (0,05) artinya ada perbedaan jumlah sekolah negeri dan swasta tingkat SD, SMP, SMA/sederajat secara signifikan antara sebelum pemekaran di Labuhanbatu 2003-2008 dengan setelah pemekaran di Labuhanbatu Selatan tahun 2009-2014 dengan tingkat kepercayaan 95%. 72

Tabel 4.13 Hasil uji beda t-test dari banyaknya pusat kesehatan di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 T-TEST GROUPS=Kelompok(1, 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES= J.Kesehatan /CRITERIA=CI(.95). Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean J.Kesehatan Sebelum Pemekaran 6 1317.5000 388.32860 158.53449 Setelah Pemekaran 6 378.6667 73.34485 29.94291 Levene's for equality of variances t- test for equality of means Equal Variances Assumed F 4.009 Equal Variances not Assumed Sig. 0.073 T 5.819 5.819 Df 10 5.356 Sig. (2 tailed) 0.000 0.002 Mean differences 938.83333 938.83333 Std. Error differences 161.33741 161.33741 95% Confidence interval 0f the differences Lower 579.35117 532.26384 Upper 1298.31549 1345.40283 Untuk melihat jumlah perbandingan jumlah pusat kesehatan sebelum dans etelah pemekaran maka, jumlah tahun yang diuji adalah sebelum pemekaran dan setelah pemekaran yaitu 6 tahun. Perbedaan rata-rata sebelum pemekaran 1317,50 lebih tinggi dibandingkan dengan setelah pemekaran 378,67. Untuk standart deviasi sebelum pemekaran sebanyak 388,33 dan setelah pemekaran 73

73,34. Untuk rata-rata standar error yaitu sebelum pemekaran 158,54 dan setelah pemekaran sebesar 29,94. Sedangkan untuk nilai signifikannya yaitu nilai signifikan (2 tailed) pada kolom Equal Variances Assumed yaitu 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (0,05). Artinya ada perbedaan secara signifikan banyaknya jumlah pusat kesehatan sebelum pemekaran 2003-2008 dengan setelah pemekaran tahun 2009-2014 dengan tingkat kepercayaan 95%. 74

Tabel 4.14 Hasil uji beda t-test PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 ( Rupiah) T-TEST GROUPS=Kelompok(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=PDRB /CRITERIA=CI(.95). Group Statistics Kelompok N Mean PDRB Sebelum Pemekaran Setelah Pemekaran 6 12515360.666 7 6 37788033.896 7 Std. Deviation Std. Error Mean 2377303.882 25 970530.24584 17046907.26 399 6959370.7482 2 Levene's for equality of variances t- test for equality of means Equal Variances Assumed F 94.367 Equal Variances not Assumed Sig. 0.000 T -3.597-3.597 Df 10 5.194 Sig. (2 tailed) 0.005 0.015 Mean differences -25272673.2-25272637.20 Std. Error differences 7026718.307 7026718.307 95% Confidence Lower -40929177.3-43133976.7 interval 0f the differences Upper -9616169.17-7411369.79 Pada tabel di atas terlihat jumlah tahun yang diuji sebanyak 6 tahun. Dengan nilai rata-rata yang berbeda. Rata untuk sebelum pemekaran sebanyak 12.515.360,67 lebih kecil dibandingkan dengan setelah pemekaran yaitu 37.788.033, 90. Dengan standar deviasi yaitu 2.377.303,88 dan setelah 75

pemekaran yaitu 17.046.907,26. Rata-rata standar error yaitu sebelum pemekaran 970.530,25 dan setelah pemekaran yaitu 6.959.370,75. Untuk nilai signifikan (2 tailed) pada kolom Equal Variances Assumed terlihat sebesar 0.005 lebih kecil dengan t-tabel (0,05). Artinya ada perbedaan secara signifikan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku di Labuhanbatu tahun 2003-2008 dengan setelah pemekaran di Labubanbatu Selatan tahun 2009-2014 dengan tingkat kepercayaan 95%. 76

Tabel 4.15 Hasil uji beda t-test dari jumlah industri besar dan sedang di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 T-TEST GROUPS=Kelompok(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=J.Industri /CRITERIA=CI(.95). Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean J.Industri Sebelum Pemekaran 6 53.1667 4.79236 1.95647 Setelah Pemekaran 6 25.5000 10.29077 4.20119 Levene's for equality of variances t- test for equality of means Equal Variances Assumed F 0.821 Equal Variances not Assumed Sig. 0.386 T 5.97 5.97 Df 10 7.071 Sig. (2 tailed) 0.000 0.001 Mean differences 27.66667 27.67 Std. Error differences 4.63441 4.63441 95% Confidence interval 0f the differences Lower 17.34055 16.73038 Upper 37.99278 38.60295 Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah industri besar dan sedang sebelum pemekaran memiliki rata-rata 53, 17 lebih tinggi dibandingan dengan rata-rata setelah pemekaran 25,50. Dengan standar deviasi sebelum pemekaran yaitu 4.80 dan setelah pemekaran sebesar 10,29. Rata-rata standar error sebelum 77

pemekaran yaitu 1,96 dan setelah pemekaran 4,20. Untuk nilai signifikannnya (2 tailed) pada kolom Equal Variances Assumed sebesar 0.000 lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (0,05). Artinya ada perbedaan secara signifikan antara junmlah industri besar dan sedang sebelum pemekaran tahun 2003-2008 dengan setelah pemekaran 2009-2014 dengan tingkat kepercayaan 95%. 78

Tabel 4.16 Hasil uji beda t-test dari jumlah panjang jalan menurut kondisi di Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 T-TEST GROUPS=Kelompok(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=J.Jalan /CRITERIA=CI(.95). Group Statistics Kelompok N Mean J.Jalan Sebelum Pemekaran Setelah Pemekaran Std. Deviation Std. Error Mean 6 1959.97650 186.009727 75.938153 6 767.56500 552.463988 225.54247 9 Levene's for equality of variances t- test for equality of means Equal Variances Assumed F 2.059 Equal Variances not Assumed Sig. 0.182 T 5.01 5.01 Df 10 6.119 Sig. (2 tailed) 0.001 0.002 Mean differences 1192.4115 1192.4115 Std. Error differences 237.983219 237.983219 95% Confidence Lower 662.151843 612.826799 interval 0f the differences Upper 1722.671157 1771.996201 Dari tabel uji beda t-test di atas, terlihat bahwa rata-rata sebelum pemekaran 1959,98 lebih tinggi dibandingkan dengan setelah pemkaran yaitu dengan rata-rata 767,57. Sedangkan untuk standar deviasi sebelum pemekran yaitu sebesar 186.01 dan setelah pemekaran yaitu 552,46. Untuk rata-rata standar 79

error sebelum pemekaran yaitu 75,94 dan setelah pemkaran yaitu 225,54. Sedangkan untuk nilai signifikan (2 tailed) pada kolom Equal Variances Assumed sebesar 0.001 lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (0,05). Artinya ada perbedaan secara signifikan jumlah panjang menurut kondisi di Labuhanbatu 2003-2008 dengan setelah pemekaran 2009-2014 dengan tingkat kepercayaan 95%. 80

Tabel 4.17 Hasil uji beda t-test dari daya terpasang listrik di kabupaten Labuhanbatu 2003-2008 dan Labuhanbatu Selatan 2009-2014 T-TEST GROUPS=Kelompok(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=J.Listrik /CRITERIA=CI(.95). Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation J.Listrik Sebelum Pemekaran Setelah Pemekaran 6 211713527.3333 153628548.47898 5 48861549.6000 5164381.77139 Std. Error Mean 62718592.282 99 2309581.7405 2 Levene's for equality of variances t- test for equality of means Equal Variances Assumed F 27.534 Equal Variances not Assumed Sig. 0.001 T 2.348 2.595 Df 9 5.014 Sig. (2 tailed) 0.043 0.048 Mean differences 162851977.7 162851977.70 Std. Error differences 69369347.4 62761102.49 95% Confidence interval 0f the differences Lower 5927611.634 1650565.563 Upper 319776343.8 324053389.9 Dari tabel di atas terlihat jumlah tahun yang di uji yaitu sebelum pemekaran sebanyak 6 tahun dan setelah pemekan yaitu 5 tahun. Dari hasil regresi tersebut terlihat rata-rata sebelum pemekaran 211.713.527,33 lebih tinggi 81

dibandingan dengan setelah pemekaran 48.861.549,60. Untuk nilai standar deviasi sebelum pemekaran yaitu 153.628.548,48 dan setelah pemekaran sebesar 5.164.381,77. Sedangkan untuk stadar error sebelum pemekaran 62.718.592,28 dan setelah pemekaran sebesar 2.309.581,74. Untuk nilai signifikan (2 tailed) pada kolom Equal Variances Assumed sebesar 0,043 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t-tabel (0,05). Artinya ada perbedaan secara signifikan jumlah daya terpasang listri sebelum pemekaran tahun 2003-2008 dengan setelah pemekaran tahun 2009-2014 dengan tingkat kepercayaan 95%. 4.4. Dampak Positif dan Negatif Melihat hasil analsis deskriptif dan regresi di atas, terlihat bahwa sebelum pemekaran memiliki rata-rata lebih tinggi dari pada setelah pemekaran. Untuk aspek sosial (tenaga kerja, jumlah sekolah, dan jumlah pusat sekolah), ekonomi (jumlah industri besar dan sedang), dan infrastruktur (panjang jalan, jumlah daya terpasang listrik) sebelum pemekaran 2003-2008 lebih tinggi dibandingkan dengan setelah pemekaran 2009-2014. Berbeda hal pada salah satu aspek ekonomi yaitu PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku memiliki rata-rata lebih tinggi setelah pemekaran 2009-2014 dari pada sebelum pemekaran 2003-2014. Namun berbanding terbalik pada nilai signifikan (2-tailed). 4.4.1. Dampak Positif Perbandingan sebelum pemekaran 2003-2008 dengan setelah pemekaran 2009-2014 tentu menyatakan bahwa Labuhanbatu Selatan masih belum layak untuk dimekarkan. Karena dari nilai rata-rata dan nilai signifikan menunjukkan bahwa sebelum pemekaran masih lebih tinggi. Namun jika dibandingkan dengan 82

setelah pemekaran yaitu tahun 2009-2014 ternyata kabupaten Labuhanbatu Selatan masih memiliki nilai tertinggi pada aspek ekonomi dibandingkan dengan Labuhanbatu pada tahun 2009-2014. Itu artinya bahwa Labuhanbatu Selatan memiliki peranan yang sangat besar pada bidang ekonomi khususnya pada PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku hal disebabkan karena rendahnya jumlah kepadatan penduduk namun dari segi pertumbuhan industri yang meningkat. Untuk kepadatan penduduk tahun 2013 mencapai 93 orang/km 2, untuk tahun selanjutnya yaitu tahun 2014 turun menajdi 85 orang/km 2. Selain dari itu, jumlah pertumbuhan industri besar dan sedang juga meningkat dari tahun 2013 sebesar 11,11% dan naik kembali pada tahun 2014 sebesar 30.07. sehingga memberikan sumbangan yang besar pada PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku. Berikut grafik perbandingan jumlah PDRB perkapita berdasarkah harga berlaku dan jumlah pertumbuhan industri besar dan sedang: 83

Perbandingan jumlah PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan tahun 2009-2014 PDRB Perkapita berdasarkan harga berlaku Labuhanbatu PDRB Perkapita berdasarkan harga berlaku Labuhanbatu Selatan 53136015.68 48980140.82 45130182.35 41325449.22 57119470.88 48784359.13 19504391 15946001 22648778 18333913 25339407 20406918 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2010 Grafik 4.3 Perbandingan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku di kabupaten Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan tahun 2009-2014 Dari grafik diatas, terlihat bahwa PDRB perkapita Labuhanbatu lebih rendah dibandingkan dengan Labuhanbatu Selatan. Tahun 2009 adalah PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku paling rendah yaitu Rp15.946.001, sedangkan tahun 2010 naik menjadi Rp18.333.913, naik lagi tahun 2011 sehingga menajdi Rp20.406.918. naik secara signifikan pada tahun 2012 yaitu Rp41.325.449.22, tahun berikutnya yang menjadi urutan kedua tertinggi yaitu 84

Rp45.130.182.35, dan tahun yang menjadi rangking pertama adalah tahun 2014 yaitu Rp48.784.359.13. Dari grafik di atas terlihat bahwa Labuhanbatu Selatan tahun 2014 memiliki jumlah PDRB tertinggi sebesar Rp57.119.470,88. Tahun kedua tertinggi berikutnya adalah tahun 2013 yaitu sebesar Rp53.136.015,68. Posisi ketiga yaitu tahun 2012 sebanyak Rp48.980.140,82. Untuk posisi keempat terendah yaitu tahun 2011 sebanyak Rp25.339.407. Untuk tahun kelima yang paling rendah dari data grafik di atas yaitu tahun 2010 sebesar Rp22.648.778. Tahun terendah 2009 yaitu Rp19.504.391. Perbandingan Jumlah Industri besar dan sedang di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan tahun 2009-2014 Jumlah industri besar dan sedang Labuhanbatu Jumlah industri besar dan sedang Labuhanbatu Selatan 46 20 22 22 23 23 19 19 19 20 17 25 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan dalam angka 2009-2010 Grafik 4.4 Perbandingan jumlah indutri besar dan sedang di labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan tahun 2009-2014 Dari grafik di atas terlihat bahwa Labuhanbatu Selatan masih unggul dalam pertumbuhan industri besar dan sedang. Untuk labuhanbatu pada tahun 85