BAB II MODEL EVAPORASI DALAM INTI MAJEMUK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERBANDINGAN HASIL DAN ANALISA NUMERIK SPEKTRA EMISI NEUTRON DARI PENEMBAKAN HAMBURAN PROTON

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan X. Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha

BAB III STATIKA FLUIDA

Ensembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

Jawaban. atau 1 xkt. h c = = = atau. 4,965k

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

PELURUHAN RADIOAKTIF

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti

PEMBAHASAN SOAL PRA UAN SOAL PAKET 2

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

Statistik + konsep mekanika. Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah:

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

Integral dan Persamaan Diferensial

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B.

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

BAB V MOMENTUM ANGULAR Pengukuran Simultan Beberapa Properti Dalam keadaan stasioner, momentum angular untuk elektron hidrogen adalah konstan.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam

Fisika EBTANAS Tahun 1991

( v 2 0.(sin α) 2. g ) 10 ) ) 10

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah.

Chap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1)

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

Muatan Listrik. Kelistrikan yang teramati dapat dipahami karena pada masing-masing benda yang berinteraksi mempunyai muatan listrik.

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2.

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

LATIHAN UJIAN NASIONAL

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

MEKANIKA KUANTUM DALAM TIGA DIMENSI

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

2. Tiga buah gaya setitik tangkap, besar dan arahnya seperti pada gambar di bawah ini.

Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev

Listrik Statik. Agus Suroso

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN

BAB IV OSILATOR HARMONIS

Listrik Statik. Agus Suroso

ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN

Persamaan Diferensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si.

, ω, L dan C adalah riil, tunjukkanlah

GERAK HARMONIK SEDERHANA

Bab 1 -Pendahuluan Hitung Vektor.

RADIASI BETA (β) RINGKASAN

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB GEJALA GELOMBANG

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe.

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

BAB II RADIASI PENGION

Transkripsi:

BAB II MODL VAPORASI DALAM INTI MAJMUK. Model Weiskof-wing Pada akhir dari taha re-equilibrium, recidual nucleus seharusnya tertinggal ada taha equilibrium., dimana energi eksitasi * terbagi oleh banyaknya umlah nucleon. Seerti ada keseimbangan ikatan nucleus ditentukan oleh massanya, muatan dan energi eksitasi terarah ada embentukannya. Jika energi eksitasi lebih tinggi dibanding dengan energi emisahanya, hal itu daat menolak nucleon dan artikel cahaya (d, t, 3 He,α). Hal-hal embentuk ini ada energi rendah dan hamir seluruh dari kelimahan emisi artikel ada keadaan normal dari recidual nucleus. Partikel-artikel emisi dari eksitasi ikatan nucleus daat digambarkan secara teat dengan membandingkan nucleus molekul evaorasi dari fluida. Teori statistik ertama tentang eluruhan ikatan nuklir dikemukakan oleh weiskof- wing. Pendaat Weiskof adalah alikasi dari rinsi keseimbangan dimana robabilitas dari suatu kedaan awal i menuu keadaan lain d ada keraatan keadaan dalam dua sistem. P ρ() i = P ρ( d) (.) i d d i dimana Pd i adalah raat robabilitas dari nucleus d menangka arikel dan dari ikatan nucleus i dimana sebanding dengan cross-section ikatan nucleus σ INV. Oleh karena itu robabilitas dimana inti induk I dengan energi eksitasi * memancarkan artikel ada keadaan setimbang dengan energi kinetik ε adalah 4

ρ ( ε ) ε ε σ ε ε ε d max P( ) d = g INV( ) d ρi ( *) (.) dimana ρ ( *) adalah raat level dari evaorasi nucleus, ρ ( ε max ) adalah i inti anak setelah emisi dari ecahan dan max dibawa oleh artikel emisi. Dengan sin s dan massa d energi maksimum yang daat m dari artikel emisi, g antara lain ; g = (s + ) m / π h Cross-section untuk inverse reaction dieksresikan dengan rumus β σinv ( ε) = σgα( + ) ε (.3) dimana σ g = π R adalah geometric cross-section. 3 Dalam kasus α = 0,76 +, A dan 3 β = (,A 0,050) / α MeV. Pernyataan ini memberikan enelasan yang baik untuk enghitungan dari teori kekontinuan untuk energi ertengahan (intermediate energy) menurun menuu ε ~0,05 MeV. Untuk energi rendah σ INV, n( ε ) menuu tak terhingga. Untuk artikel bermuatan (, d, t, 3 He dan α ), α = ( + c ) dan β = V,dimana c adalah arameter erhitungan oleh Shairo dengan tuuan untuk melengkai kekontinuan teori dari cross-section dan adalah V gaya coulomb. V = k Z Ze R d c (.4) Rc = R + Rd dimana R = r A,dan /3 d, c d, r c + 0, 00603Z Zd =,73 + 0,009443 Z Z d (.5) 5

Definisi : entroi inti untuk energi diantara dan +d adalah S ( ) S = lnw (.6) ( i) i( i) S = lnw (.7) ( d ) d ( d ) W = σ g ex[ S S ] d (.) ( ) INV d( d) i( i*) Asumsi : Sd( ) = Si( ) S S = S S (.9) d( max ) i( i*) d( i* ( g + )) i( i*) Jika, i* ( g + ) dsi Sd( i* ( g + )) = Si( i*) ( g + ) d = i* (.0) dsi d = T i( i*) (.) T i( i*) adalah menyatakan temeratur atau titik ua dari inti i (inti induk) Sd( d) Si( i*) = ( g + ) T ( *) i i (.) Sehingga : g T i ( i *) T i ( i *) W ( ) d = σ g e e d INV (.3). Model vaorasi Pearlstein Perumusan dari roduksi neutron oleh radiasi alam dan emerceat roton energi medium sangat menarik erhatian ara ilmuwan dikarenakan alikasinya yang luas dan beragam antaralain terhada astrofisika, sumber-sumber neutron, terai 6

radiasi, roduksi isoto, efek radiasi, tahanan emerceat artikel, sektroskoi artikel-netral, dll Pearlstein melakukan ercobaan dengan melakukan erhitungan numerik secara teoritis terhada ekserimen reaksi nuklir enembakan inti dengan roton yang berenergi tertentu. Dari data sektrum emisi neutron yang menunukan ciri yang sama, ada energi yang rendah evaorasi mencaai uncak energi ~MeV dan diancarkan lebih isotroik dari target inti berat dibandingkan dengan target yang ringan. Aroksimasi enamang hamburan emisi neutron dari target dibagi dengan energi neutronya ada masing-masing sudut ada roses evaorasi didekati dengan ersamaan : N d σ (, xn) = an ex ddω n= tn (.4) = energi neutron yang diancarkan (MeV) a n, t n : aroksimasi arameter amlitudo ( µ b/sr.mev ) dan temeratur (MeV) Untuk melengkai kekontinuan dari double differential cross-section terhada sudut dan energi digunakan olinomial Legendre, antara lain ; = Ω ( θ ) 4 d σ (, xn) an( θ ) ex dd n= tn (.5) Dimana ; θ = sudut emisi neutron P( x) = cosθ P θ θ (cos ) = (3cos ) [ 3 ] [ ] a ( θ ) = a + a P( θ) + a P( θ) n n+ n+ n+ t ( θ) = t + t P( θ) + t P( θ) n n+ n+ n+ 3 7

misi neutron dari enembakan roton memungkinan teradi ada energi roton rendah yaitu dibawah 00 MeV, sedangkan untuk energi roton diatas 00 MeV hal ini sangat sulit dirediksi. Neutron yang dieroleh dari inti target berat bertambah seiring dengan bertambahnya energi roton datangnya yang diaroksimasi ada log energi roton dan ada ekstraolasi skala makroskoik dari nol samai 00 MeV, untuk itu erlu ditambahkan renormalisasi energi bebasnya, yaitu : ln o R = (.6) r ln dimana ; o o = kstraolasi dari neutron yang dihasilkan, 00MeV = nergi roton datang (MeV) r = nergi roton referensi, 590 MeV Pada erhitungan model = Ω ( θ ) 4 d σ (, xn) an ( θ ) ex dd n= tn, dikembangkan untuk memotong model evaorasi neutron dimana diekstraolasi diatas energi roton enumbuk, dengan menggunakan acuan dari fungsi Fermi, hamburan neutron ada uncak sektrum evaorasi terhada energi sama dengan energi relativistik hamburan neutron dari enembakan roton. Pembatasan dari energi neutron tersebut digambarkan dengan ersamaan :

a k ( θ ) ex + W k 4 ( θ) t4 ( θ)ex t4( θ) t4( θ) Wk k ( θ ) + ex W k, (.6) Dimana ; θ = sudut emisi dari netron W k = lebar resolusi energi (MeV) dari embatasan energi neutron dan bernilai sekitar 0. sinθ k = energi relativistik dari hamburan elastik neutron oleh energi roton yang datang yang didasarkan ada ersamaan ; tan + Mc + tan Mc θ θ (.7) Maka secara keseluruhan, ersamaan double differential cross-section yang dieroleh adalah : d σ (, xn) = q.(.6) [q.(.5) + q.(.6)] ddω (.).3 Polinomial Legendre Persamaan differensial Legendre antara lain : ( ) d y dy X x + l( l + ) y = 0 dx dx (.9) 9

Dimana l adalah konstan. Persamaan ini muncul ada solusi dari ersamaan differensial arsial dalam koordinat bola. Kita asumsikan solusi seri untuk y adalah ; 3 4 5 n y=a 0+ax+a x +a3x +a 4x +a5x...+a nx +..., 3 4 n- y=a +a x +3a3x +4a 4x +5a5x +...+na nx +..., 3 n- y=a +6a3x+a 4x +0a5x +...+n(n-)a nx +..., (.0) Substitusi ersamaan (.0) ke (.9), maka didaatkan l(l+) a +l(l+)a 0=0 a = - a0 (l-)(l+) 6a +(l +l-)a =0 a = - a 6 3 3 (.) ( l )( l+ 3) l( l )( l+ )( l 3) a + ( l+ l 6) a = 0 a = a = a 4! 4 4 0 Dari koefisien x n, kita daatkan : (n+)(n+)a n+ +(l + l - n - n)a n = 0 (.) Koefisien a n daat difaktorkan l n l n l n l n l n l n l n + = ( = )( ) + ( ) = ( )( + + ) (.3) Sehingga kita daat dituliskan rumus umum dari a n+ dalam bentuk a n : a n+ ( l n)( l+ n+ ) = a ( n+ )( n+ ) n (.4) Persamaan Legendre (.9) daat dinyatakan dalam ernyataan baku olinomial Legendre orde- : [ l /] (l r)! P ( x) = ( ) x r!( l r )!( l r )! r= 0 r l r l (.5) 0

Dan ilihan istimewa koefisien tertinggi : y l ( l!) = l ()! l (.6) Berikut beberaa olinomial Legendre terendah : P( x ) = 3 0 P3 ( x) = (5x 3 x) P( x) = x 4 P4 ( x) = (35x 30x + 3) (.7) P x ( ) = (3x ) P x x x x 5 3 5( ) = (63 70 + 5 ) Berkaitan dengan model evaorasi Pearlstein, olinomial Legendre muncul dengan kosinus sudut azimut x = cosθ, dengan demikian : P( x) = cosθ P θ = θ (cos ) (3cos ) P θ = θ θ 3 3(cos ) (5cos 3cos ) (.) P θ = θ θ + 4 4(cos ) (35cos 30 cos 3) P θ = θ θ + θ 5 3 5(cos ) (63cos 70 cos 5cos )