BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture sesuai dengan analisis masalah. d. Merancang tes formatif perbaikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini.

BAB IV % Tuntas % 3 Tidak tuntas % %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dari dua siklus. 4.1.1 Prasiklus Penelitian ini dilakukan di SDN Sumogawe 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Dalam hal ini siswa kelas V yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan data hasil nilai ulangan siswa memperoleh hasil belajar yang kurang. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil ulangan siswa pada pokok bahasan Tokohtokoh Kemerdekaan Indonesia yaitu 63% atau 17 siswa belum belajar sesuai dengan KKM (60) yang ditetapkan dan yang sesuai dengan KKM hanya 37% atau 10 siswa. Nilai rata-rata kelas hanya mencapai 49. 4.1.2 Siklus I 1. Hasil Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti merancang rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus I, menyiapkan alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan materi peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yaitu gambar pahlawan. Instrumen perlengkap yang dibutuhkan antara lain lembar observasi, lembar soal tes formatif dan lembar analisa penilaian. Semua rencana sudah peneliti persiapkan dan dapat terlaksana dengan baik. Adapun data-data selengkapnya terlampir.

46 2. Hasil Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I 5 April 2012 dengan mata pelajaran IPS materi pokok peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Prosedur pelaksanaannya melalui tahap-tahap sesuai dengan rencana pembelajaran pada umumnya. Dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang ditandai dengan evaluasi pembelajaran dengan tes formatif. Hasilnya dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Dari hasil analisa tes formatif siklus I menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena nilai terendah 30 yang diperoleh siswa dan nilai tertinggi 90. Dari 27 siswa yang mencapai KKM hanya 17 siswa dan 10 siswa belum dapat mencapai KKM 60. Nilai rata-rata kelas mencapai 59. Berdasarkan perolehan nilai siklus I yang belum mencapai kean belajar maka Peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Berikut ini adalah data nilai sebelum perbaikan (prasiklus) dan perbaikan pembelajaran siklus I. Berikut ini adalah data nilai prasiklus dan perbaikan pembelajaran 1. Tabel 4.1 Hasil Perolehan Nilai Evaluasi Prasiklus dan Siklus 1 No Interval Prasiklus Ket Siklus 1 Ket 1 20-29 3 0 2 30-39 5 17 siswa 1 (63%) tidak 3 40-49 8 5 10 siswa (37%) tidak 4 50-59 1 4 5 60-69 4 10 siswa 10 6 70-79 3 (37%) 5 17 siswa (63%)

47 7 80-89 1 1 8 90-99 2 1 Jumlah 27 27 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari siswa sebanyak 27 siswa, hasil perolehan nilai tes formatif sebelum perbaikan 10 siswa yang, sehingga masih ada 17 siswa yang belum. Tetapi setelah diadakan perbaikan siklus I terdapat 17 siswa yang belajar, dan 10 anak yang belum. 12 10 Banyak siswa 8 6 4 2 Prasiklus Siklus 1 0 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 Nilai Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Perbaikan Pembelajaran Prasiklus dan Siklus I Gambar 4.1 di atas mendeskripsikan hasil belajar pada siklus I yaitu dari 27 siswa tidak ada siswa yang mendapat nilai pada rentang 20-29, tetapi pada rentang nilai 90-99 hasil belajar siswa menurun 1 siswa yang dikarenakan kurangnya perhatian pada pelajaran dan kurangnya persiapan yang dilakukan oleh guru.

48 Tabel 4.2. Perkembangan Penguasaan Pembelajaran IPS Siklus I Siswa yang belum Siswa yang No Uraian Frekuensi % Frekuensi % 1 Sebelum Siklus 10 37% 17 63% 2 Siklus I 17 63% 10 37% Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini: 70% 60% Prosentase 50% 40% 30% 20% Prasiklus Siklus 1 10% 0% Tuntas Kean belajar Tidak Gambar 4.2. Grafik Perbandingan tingkat Kean Pembelajaran Prasiklus, Siklus I Pada grafik di atas menunjukkan bahwa pada kegiatan prasiklus, grafik pada rentang nilai 0-100 dengan jumlah 17 siswa, yang berarti bahwa 63% siswa belum mencapai kean belajar. Kemudian pada grafik perbaikan siklus 1, dapat diunjukkan bahwa terjadi penurunan yang cukup signifikan pada jumlah siswa yang belum mencapai kean belajar yang berda pada rentang nilai 0-100 dengan jumlah 10 siswa atau 37%. Berdasarkan grafik di atas dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sebelum siklus tingkat kean klasikal yang dicapai siswa sebesar 37%

49 b. Pada siklus I tingkat kean klasikal yang dicapai siswa sebesar 63%. Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I terlihat adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. 3. Hasil Pengamatan Observer telah melakukan pengamatan dan mengumpulkan data tentang jalannya proses pembelajaran baik terhadap guru maupun terhadap siswa. Dari hasil pengamatan terhadap guru diperoleh data bahwa guru sudah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran tetapi penggunaan gambar pahlawan belum optimal, pemilihan metode masih kurang bervariasi jadi jalannya pembelajaran monoton. Guru tidak ikut aktif dalam diskusi kelompok sehingga banyak siswa yang tidak antusias melakukan diskusi kelompok. Dari hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh data bahwa dalam diskusi kelompok siswa kurang aktif. Siswa terlihat ragu-ragu dalam menjawab/mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan instruksi yang diberikan kurang dipahami siswa. Data hasil pengamatan selengkapnya ada pada lampiran. 4. Hasil Refleksi Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 1 terdapat kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: a. Kelebihan 1. Pemanfaatan media gambar berupa gambar pahlawan lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. 2. Penggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT secara maksimal, menjadikan hasil belajar siswa lebih baik dan berhasil. 3. Setelah pembagian kelompok siswa lebih antusias dan tertarik dengan adanya nomor yang dibagikan guru 4. Siswa dalam berdiskusi kelompok sudah aktif.

50 b. Kekurangan 1. Guru belum menjelaskan penggunaan media gambar pahlawan secara efektif. 2. Penggunaan metode dalam pembelajaran kurang maksimal. 3. Antusias belajar siswa masih rendah. 4. Pada waktu guru membagi kelas dalam kelompok masih ada siswa yang ramai dan berebut kelompok karena tidak cocok dengan anggota kelompok yang baru. Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I masih menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar yang rendah. Nilai yang diperoleh dari hasil tes formatif dari 27 siswa baru 17 siswa yang mencapai KKM dan 10 siswa belum mencapai KKM yaitu 60. Ketidakberhasilan proses perbaikan pembelajaran siklus 1 disebabkan oleh : 1. Penjelasan guru terhadap materi kurang dipahami siswa terutama dalam mempelajari gambar pahlawan. 2. Siswa masih ragu-ragu dalam menjawab soal karena pemahaman terhadap materi masih kurang. 3. Guru tidak aktif dalam pembelajaran/diskusi kelompok sehingga antusias belajar siswa kurang. 4.1.3 Siklus II 1. Hasil Perencanaan Perencanaan perbaikan untuk siklus II Peneliti merancang lebih matang dan lengkap dengan harapan tujuan pembelajaran akan tercapai. Kelemahan dan kekurangan yang telah teridentifikasi dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman

51 sejawat pada siklus I akan peneliti pecahkan pada proses perbaikan pembelajaran siklus II. Alat peraga yang dipergunakan lebih efektif penggunaannya. Instrumen yang dipersiapkan adalah lembar observasi, lembar kerja siswa, lembar soal, lembar analisa. Data lembar-lembar instrumen ada pada lampiran. 2. Hasil Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 April 2012 dengan materi Perjuangan para tokoh pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Prosedur pelaksanaannya melalui tahap-tahap yang telah direncanakan. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Penggunaan alat peraga gambar pahlawan lebih diefektifkan. Mulai dari mempelajari gambar pahlawan, riwayat perjuangannya, semua dijelaskan secara rinci dan jelas agar siswa memahaminya. Keefektifan diskusi kelompok dipantau oleh guru dalam kerja kelompok sehingga tidak ada siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Dari hasil tes formatif siklus II menunjukkan peningkatan baik dalam proses maupun dalam hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang dicapai oleh siswa. Dari 27 siswa ada 24 siswa yang dapat mencapai nilai kean belajar atau taraf serapnya mencapai 89% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 72. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ternyata merupakan pembelajaran yang cukup ideal memenuhi syarat-syarat proses pembelajaran yang diperlukan seperti: menerapkan model pembelajaran yang tepat, menggunakan alat/media pembelajaran secara efektif sehingga sangat membantu siswa dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru dalam hal ini adalah materi pelajaran. Peningkatan nilai hasil evaluasi pembelajaran IPS dapat digambarkan dalam tabel dan diagram batang di bawah ini mulai dari nilai sebelum perbaikan, perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II sebagai berikut:

52 Tabel 4.3. Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Sebelum Perbaikan, Perbaikan Siklus I dan Siklus II Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : V/2 No Interval Prasiklus Ket Siklus 1 Ket Siklus II Ket 1 2 3 4 20-29 30-39 40-49 50-59 3 5 8 1 17 siswa (63%) tidak 0 1 5 4 10 siswa (37%) tidak 0 0 0 3 5 60-69 4 10 5 10 17 6 70-79 3 siswa 5 siswa 11 7 80-89 1 (37%) 1 (63%) 6 8 90-99 2 1 2 3 siswa (11%) tidak 24 siswa (89%) Jumlah 27 27 27 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS pada siklus II adanya peningkatan penguasaan materi pelajaran yang cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif yang dicapai siswa. Di bawah ini peneliti gambarkan tentang grafis perbandingan nilai perbaikan pembelajaran sebelum siklus, siklus I dan siklus II pada mata pelajaran IPS.

53 Banyak siswa 12 10 8 6 4 2 Prasiklus Siklus I Siklus II 0 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 Nilai Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Perbaikan Pembelajaran Praiklus, Siklus I dan Siklus II Gambar 4.3 di atas mendeskripsikan hasil belajar pada siklus II yaitu dari 27 siswa tidak ada siswa yang mendapat nilai pada rentang 20-29, 30-39, 40-49. Pada rentang nilai 90-99 hasil belajar siswa meningkat 1 sama seperti di pembelajaran prasiklus yang dikarenakan guru sudah memaksimalkan metode NHT dan media gambar. Tabel 4.4. Perkembangan Penguasaan Pembelajaran IPS Sebelum Siklus, Siklus I dan II No Uraian Siswa yang Siswa yang belum Frekuensi % Frekuensi % 1 Sebelum Siklus 10 37% 17 63% 2 Siklus I 17 63% 10 37% 3 Siklus II 24 89% 3 11%

54 Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Tingkat Kean Pembelajaran Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sebelum siklus tingkat kean klasikal yang dicapai siswa sebesar 37%. b. Pada siklus I tingkat kean klasikal yang dicapai siswa sebesar 63%. c. Pada siklus II tingkat kean klasikal yang dicapai siswa sebesar 89%. Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II terlihat adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang sangat signifikan. Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat adanya peningkatan penguasaan terhadap materi pelajaran yang cukup. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang mencapai tingkat kean belajar sebanyak 10 siswa dari 27 siswa atau sekitar 37%, sedangkan siswa yang belum dalam belajar ada 17 anak dari 12 siswa atau sekitar 63%.

55 2. Siklus I siswa yang mencapai tingkat kean belajar sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau sekitar 63%, sedangkan siswa yang belum dalam belajar ada 10 siswa dari 27 siswa atau kurang lebih 37%. 3. Pada siklus II siswa yang mencapai tingkat kean belajar sebanyak 24 anak dari 27 siswa atau sekitar 89%, sedangkan siswa yang belum dalam belajar sebanyak 3 siswa dari 27 siswa atau sekitar 11%. 3. Hasil Pengamatan Pada tahap pengamatan pembelajaran siklus II observer memperoleh data bahwa dalam pembelajaran guru sudah menggunakan media gambar dengan baik dan menjelaskan penggunaannya secara jelas. Metode yang dipilih dan digunakan dalam pembelajaran sangat maksimal. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa observer menemukan hal bahwa dalam diskusi kelompok berjalan lancar. Siswa terlihat antusias karena mendapat bimbingan dari guru. Dalam menggunakan media gambar siswa tidak ragu-ragu karena penjelasan dari guru sudah dipahami. Data-data dari hasil pengamatan dan pengumpulan data dapat dilihat pada bagian lampiran. 4. Hasil Refleksi Peneliti melakukan renungan atas kegagalan dan keberhasilan selama proses pembelajaran. Ternyata keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II terdapat kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : 1. Kelebihan a. Pemanfaatan media gambar berupa gambar pahlawan lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. b. Penggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT secara maksimal, menjadikan hasil belajar siswa lebih baik dan berhasil.

56 c. Siswa lebih aktif dalam bekerja secara kelompok. d. Setelah pembagian kelompok siswa lebih antusias dan tertarik dengan adanya nomor yang dibagikan guru. 2. Kekurangan a. Masih ada 3 siswa yang belum dapat mencapai KKM 60. b. Pada waktu guru membagi kelas dalam kelompok masih ada siswa yang ramai dan berebut kelompok karena tidak cocok dengan anggota kelompok yang baru. Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan tingkat pemahaman materi ajar semakin meningkat dari pembelajaran siklus I. Nilai yang diperoleh dari hasil tes formatif siklus II dari 27 siswa, 24 siswa berhasil mencapai KKM atau nilai 60 dan 3 siswa belum mencapai KKM. 4.2 Pembahasan Per Siklus Berdasarkan hasil yang diperoleh dari sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan II terbukti bahwa pembelajaran memerlukan kompetensi yang tinggi dari seorang guru. Banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan suatu pembelajaran. Dari beberapa kajian teori mengenai pembelajaran, yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran itu meliputi cara memilih model pembelajaran, strategi, metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran. SIKLUS I Pembelajaran pada siklus I masih banyak hal-hal yang belum dilaksanakan oleh guru secara optimal seperti penggunaan metode dan pemanfaatan media sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar masih rendah.

57 Pelaksanaan diskusi kelompok masih kurang menarik minat siswa. Hal ini disebabkan kurang jelasnya penjelasan/instruksi guru kepada siswa dalam menyelesaikan tugas sehingga siswa tampak ragu-ragu dalam menyelesaikan tugas. Hasil analisa penilaian menunjukkan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari 27 siswa yang mendapat nilai baru 17 siswa dan 10 siswa belum mencapai nilai. Nilai rata-rata kelas 59. Dengan demikian peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II. SIKLUS II Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II peneliti merancang pembelajaran dengan persiapan yang lebih matang. Model dan media yang akan digunakan dipersiapkan lebih maksimal dalam pembelajaran. Hasil analisa penilaian menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada perbaikan pembelajaran siklus I. Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan media secara baik dan disertai penjelasan materi dengan jelas. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together sangat maksimal. Karena pembelajaran sudah dirancang dengan baik, sehingga semua siswa akan aktif dalam belajar. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas akan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian seperti yang dikemukakan pada kajian teori bahwa pembelajaran akan menyenangkan dan bermakna apabila dalam prosesnya guru terampil dalam memilih dan menentukan model, metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi ajar. Sebagai bukti bahwa pembelajaran itu berhasil adalah adanya hasil evaluasi yang mencapai nilai kean belajar yang telah ditetapkan. Pada pembelajaran IPS ini siswa yang ada 24 dari 27 siswa. Ada 3 siswa yang tidak dapat mencapai nilai 60. Hal ini disebabkan karena faktor kelambanan belajar. Nilai rata-rata kelas mencapai 72. Ini terbukti bahwa hipotesa tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sumogawe 03 dengan

58 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT dan memanfaatkan media berupa gambar-gambar pahlawan menjadikan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan bisa dikatakan sudah berhasil.