PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Vera Fadila¹, Ninit Alfianika², Ria Satini² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Verafadillah19@gmail.com ABSTRACT This research is to find out by following problem (1) student perceive are hard while pour is or its idea. (2) proprietary vocabulary student stills less,(3)indonesian spelling purpose (EBI) student in inscriptive argument paragraph was correct. (4) tech and learning method those are utilized learns to be still was effective. (5)it s reducing is medium and pre medium at schooled as book of print and any other as it. This observational type is observational quantitative by use of experiment method with type Quasi - experiment. This observational design is randomized control is posstest only design's group. This observational population total 250 person with total sample 64 students. Data in observational it is ability score write student argument paragraph. Result of this research is (1) ability write argument paragraph by use of model examples non examples at i. experiment class student brazes X SMA N 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan get average value 80,64 lie on elongation 76 85% by numeric good. (2 ) ability write argument paragraph by use of model picture and picture at experiment class II. student X SMA N 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan get average value 62,36 lie on elongation 56 65% by numeric enough. (3 ) available compare which signifikan learning model purpose examples non examples with picture and picture to ability writes student argument paragraph braze X SMA N 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan because t computing (5,62) >t table (1,67). Keywords: Compare, examples non examples, picture and picture, writing argument paragraph. PENDAHULUAN Pelajaran bahasa Indonesia sudah dipelajari mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.atmazaki (2009: 106) menyatakan bahwa argumentasi digunakan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar tentang gagasan atau pernyataan yang dikemukakan.dalam pembelajaran argumentasi terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah atas (SMA) kelas X semester II, siswa dituntut terampil menulis paragraf argumentasi. Hal ini tercantum dalam Standar Kompetensi (SK) 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Kompetensi Dasar (KD) 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragrafargumentasi. Tercantumnya KD menulis paragraf argumentasi didalam kurikulum, maka siswa dituntut untuk mampu menulis paragraf argumentasi sesuai dengan unsur pembangun dalam paragraf argumentasi. Menurut Darmawati (2014:50), menjelaskan bahwa argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, terdapat pernyataan, ide atau pendapat yang dikemukakan penulis. Kedua, terdapat alasan, data, dan fakta yang mendukung. Ketiga, terdapat pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Keempat, terdapat kelogisan tulisan. Berdasarkan wawancara diperoleh informasi bahwarendahnya kemampuan menulis cerpen siswa dipengaruhi oleh empat faktor berikut ini. Pertama, siswa masih sulit menuangkan ide atau gagasannya. Hal ini disebabkan karena siswa kurang termotivasi untuk menulis paragraf argumentasi. Kedua, kosa kata yang dimiliki siswa masih kurang, hal ini disebabkan rendahnya minat baca siswa. Ketiga,masih banyak terdapat kesalahan ejaan bahasa Indonesia (EBI) dalam menulis paragraf argumentasi, Keempat,metode dan teknik yang digunakan guru masih belum efektif yaitu masih mengunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa jenuh saat proses pembelajaran berlangsung. Selain pernyataan guru di atas, siswa juga mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya ketika menulis paragraf argumentasi, permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, siswa sulit memulai kalimat pertama saat menulis, hal ini disebabkan karena siswa kurang tertarik dalam menulis. Kedua, guru saat mengajar hanya menggunakan metode ceramah dan kurang menggunakan media, sehingga membuat siswa jenuh
dalam belajar. Ketiga, sarana dan prasarana di sekolah tidak lengkap seperti buku dan lainnya.sehingga minat belajar siswa masih kurang. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan beberapa tindakan yang dapat membantu siswa dalam menulis paragraf argumentasi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaranyang dapat membantu siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah dengan menggunakan model examples non examples. Melalui model examples non examples ini, dapat membantu imajinasi siswa dan mengembangkan ide-ide, gagasan, serta pendapatnya untuk menulis paragraf argumentasi karena diberi suatu gambar yang utuh dan menarik. Gambar tersebut dapat berupa bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, kecelakaan, gempa dan lain-lain sebagainya. Model lain yang dapat digunakan untuk membantu dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi yaitu model picture and picture. Dalam menggunakan model picture and picture ini, siswa diajak menulis untuk lebih kreatif dan imajinatif karena siswa diberi kesempatan untuk berfikir sendiri untuk mengurutkan gambar-gambar yang belum utuh, melalui diskusi dengan kelompoknya terhadap beberapa susunan gambar yang belum utuh. Siswa dituntut berfikir lebih kreatif untuk menyusun gambar-gambar tersebut.penggunaan model picture and pictureini sekaligus dapat membuat siswa untuk berfikir lebih kreatif dan menumbuhkan sikap kerjasama didalam kelompok. Berdasarkan fenomena tersebut, maka perlu dilakukan penelitian di SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan dengan judul Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Examples non Examples dengan Picture and Picture terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.Tujuan Penulis melakukan penelitian dengan judul tersebut untuk mengetahui perbedaan mengenai kemampuan
menulis paragraf argumentasi siswa dengan menggunakan kedua model tersebut, serta mengetahui model manakah yang lebih tepat digunakan untuk dapat membantu siswa dalam kegiatan menulis khususnya menulis paragraf argumentasi. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut ini, Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Kedua, Mendeskripsikan argumentasi dengan menggunakan model picture and picture siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Ketiga, mendeskripsikan perbandingan penggunaan model pembelajaran examples non examples dengan picture and picture terhadap argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Atmazaki (2009: 106) menyatakan bahwa argumentasi digunakan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar tentang gagasan atau pernyataan yang dikemukakan. pada dasarnya, argumentasi termasuk bidang retorika atau kemampuan berbahasa yang memberikan keyakinan kepada pendengar atau pembaca berdasarkan alasan (argumen) yang tepat. Alasan yang tepat itu mungkin berasal dari fakta dan hubungan logis antara fakta dengan fakta atau antara fakta dengan pendapat. Melalui argumentasi, penulis atau pembicara berusaha meyakinkan pembaca atau pendengar. Senada dengan pendapat Atmazaki di atas, Keraf (2005:3) juga menyatakan bahwa argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar
yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Menurut Darmawati (2014:50), menjelaskan bahwa argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, terdapat pernyataan, ide atau pendapat yang dikemukakan penulis. Kedua, terdapat alasan, data, dan fakta yang mendukung. Ketiga, terdapat kebenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Keempat, penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis. Menurut Darmawati (2014:52) langkah-langkah menulis argumentasi sebagai berikut. Pertama, menentukan topik karangan argumentasi. Kedua, mengumpulkan bahan karangan. Ketiga, menyusun kerangka karangan, dan Keempat, Mengembangkan kerangka karangan. Menurut Dalman (2014:140), langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menulis argumentasi adalah sebagai berikut. Pertama, menentukan topik/tema. Kedua, menetapkan tujuan. Ketiga, mengumpulkan data dari berbagai sumber. Keempat. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih. Kelima, mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitif. Menurut Arikunto (2010: 27) mengemukakan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, kemudian penafsiran data, dan terakhir ditampilkan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.alfianika (2016: 131), mengemukakan metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai melakukan uji coba atau memberikan perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu randomized controlgroup posstest only design. Lufri (2007:68-69), menyatakan bahwa rancangan ini lebih sederhana dan tidak melakukan pretest pada kedua kelas. Pada langkah awal peneliti memilih dua kelompok eksperimen.
Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2013: 82) Simple random sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas X2 berjumlah 31siswa dan kelas X4 berjumlah 31 siswa. Penelitian ini memiliki dua variabel bebas ( yaitu penggunaan model examples non examples dan model picture and picture.variabel terikat (Y) yaitu kemampuan menulis paragraf argumentasi.data dalam penelitian ini ada dua, yaitupertama, skor hasil tes kemampuan menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples, dan Kedua, skor hasil tes kemampuan menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Pertama,pengumpulan data kelas eksperimen I dilakukan denan cara berikut: (1) guru menyiapkan gambar dengan tema Bahaya Merokok bagi Kesehatan. (2)guru menempelkan gambar di papan tulis. (3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada pesera didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. (4) Melalui diskusi kelompok 2 orang peserta didik, hasil diskusi dari tersebut dicatat pada kertas., (5)tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. (6)Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru menjelaskan materi paragraf argumentasi. (7) Kesimpulan. Kedua, melakukan tes di kelas eksperimen I, yaitu (1) Pembagian instrumen, (2) siswa membaca instruksi instrumen, (3) melaksanakan tes, yaitu siswa
menulis paragraf argumentasidengan tema Bahaya Narkoba bagi Kesehatan.(4) Setelah selesai mengerjakan tes, hasil tulisan siswa dikumpulkan. kemudian di evaluasi sesuai dengan indikator penilaian. Ketiga, pengumpulan data kelompok II dilakukan dengan cara berikut: (1)guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2)guru menyajikan materi paragraf argumentasi sebagai pengantar. (3) guru menunjukkan/memperlihatkan potongan-potongan gambar dengan tema Bahaya Merokok bagi Kesehatan. (4) guru menunjuk/memanggil peserta didik secara berganti-gantian untuk memasang/mengurutkan gambargambar menjadi urutan yang logis. (5)guru menanyakan alasan pengurutan gambar bahaya merokok bagi kesehatan tersebut. (6)Dari alasan tersebut, guru menjelaskan materi tentang paragraf argumentasi. (7) kesimpulan.hari berikutnya masih di kelas eksperimen II yaitu melakukan tes, dengan cara. Pertama,pembagian instrumen, Kedua, siswa membaca instruksi instrumen. Ketiga, melaksanakan tes, yaitu siswa disuruh menulis paragraf argumentasi dengan tema bahaya narkoba bagi kesehatan. Ketiga, Setelah selesai mengerjakan tes, hasil tulisan siswa dikumpulkan.kemudian di evaluasi sesuai dengan indikator penilaian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu berikut ini.pertama, pemeriksaan hasil tes, Kedua, Pengubahan skor menjadi nilai.ketiga, Mencari nilai rata-rata. Keempat, Pengklasifikasian. Keenam, Pembuatan histogram Ketujuh, Melakukan uji persyaratan hipotesis, dengan carauji normalitas dan uji homogenitas. Kedelapan, Uji hipotesis, Kesembilan, Membahas hasil analisis data. Kesepuluh, Menyimpulkan hasil analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.Penelitian ini dilaksanakan selama 4 hari terhitung dari tanggal 8 s/d 12 Mei 2017.Hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini.
Frekuensi Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Menggunakan Model Examples non Examples di Kelas Eksperimen I Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung argumentasi menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan untuk keseluruhan indikator sebesar 80,64 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi baik (B). Klasifikasi kemampuan menulis paragraf argumentasi menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 4 orang (12,90%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sekali berjumlah 7 orang (22,58%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik berjumlah 6 orang (19,35%). Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 11 orang (35,48%). Kelima, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik berjumlah 6 orang (19,35%). Keenam, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup berjumlah 2 orang (6,45%). Ketujuh, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi hampir cukup berjumlah 1 orang (3,22%). Hal tersebut tergambar dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut. Langkah selanjutnya membuat histogram kemampuan menulis paragraf argumentasi menggunakan model examples non examples di kelas eksperimen I siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir berikut ini. 31 28 25 22 19 16 13 10 7 4 1 Selatan seperti Kualifikasi
Frekuensi Histogram Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Menggunakan Model Picture and Picture di Kelas Eksperimen II Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1 SuteraKabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung argumentasi menggunakan model picture and picture siswa kelas X SMA N 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan untuk keseluruhan indikator sebesar 62,36 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Klasifikasi kemampuan menulis paragraf argumentasi menggunakan model picture and picture siswa kelas X SMA N 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut ini.pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik(b) berjumlah 3 orang (9,68%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 13 orang (41,94%).Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Cukup (C) berjumlah 7 orang (22,58%). Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Hampir Cukup (HC) berjumlah 5 orang (16,12%). Kelima, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang (K) berjumlah 2 orang (6,46%), Keenam, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 1 orang (3,22%). Langkah selanjutnya, membuat histogram kemampuan menulis paragraf argumentasi menggunakan model picture and picture siswa kelas X.4 SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan seperti berikut ini. 31 28 25 22 19 16 13 10 7 4 1 Kualifikasi Histogram Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Menggunakan Model Picture and Picture di Kelas Eksperimen II
Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Perbandingan Eksperimen I dan Eksperimen II Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan menggunakan Model Pembelajaran Examples non Examples dengan Picture and Picture Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa rata-rata argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan kelas eksperimen I berada pada kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 80,64 sedangkan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan kelas eksperimen II berada pada kualifikasi Cukup (C) dengan perolehan rata-rata 62,36. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan menggunakan model examples non examples lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan menggunakan model picture and picture. Hal tersebut juga terbukti dalam pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan suasana yang tenang dan fokus dalam menulis paragraf argumentasi. Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Hı) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk = n1 + n2 2 karena (5,62 > 1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model examples non examples dan picture and picture terdapat perbandinganyang signifikan terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.Oleh karena itu, penggunaan model examples non examples cocok digunakan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis paragraf argumentasi.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini, Pertama, kemampuan menulis paragraf argumentasi menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 80,64. Kedua, argumentasi menggunakan model picture and picture siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi Cukup (C) dengan perolehan rata-rata 62,36. Ketiga, argumentasi menggunakan model examples non examples lebih baik digunakan daripada menggunakan model picture and picture. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji-t yang disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Hı) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk = n1+n2-2 karena karena (5,62 > 1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran examples non examples dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan membantu siswa agar lebih mudah dalam menemukan ide atau gagasan yang dijadikan dalam kemampuan menulis paragraf argumentasi.selain itu, siswa juga tertarik karena pembelajaran menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Atmazaki. 2009. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press. Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Darmawati, Uti. 2014. Ensiklopedia Bahasa dan Sastra Indonesia Ragam Teks. Klaten: PT. Intan Pariwara. Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia.