Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

Jumlah 21

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Selanjutnya data yang terkumpul diuraikan melalui analisa deskriptif. Yaitu analisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture sesuai dengan analisis masalah. d. Merancang tes formatif perbaikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jml=N * F Jumlah Rata-rata 67.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran IPA, siswa terlihat kurang semangat dan sebagian besar hasil belajar siswa kurang memuaskan, yaitu banyak nilai dibawah KKM. Hasil dari observasi awal ini, diperoleh informasi mengenai masalah yang terjadi yaitu : 1. Menurunnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan ditandai sedikitnya pertanyaan yang muncul dari siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA 2. Tidak semua siswa memiliki buku ajar sesuai dengan yang dianjurkan guru 3. Nilai rata-rata setiap ulangan berkisar 53 dengan tingkat ketuntasan belajar 33 % yang berarti belum mencapai tuntas belajar 4. Fasilitas alat peraga kurang lengkap, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar guru cenderung menggunakan penbelajaran model ceramah sehingga siswa menjadi jenuh. Faktor-faktor yang mengakibatkan hasil pembelajaran menjadi rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran IPA yaitu 75. Adapun tingkat ketuntasan hasil belajar IPA pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut: No Nilai Frekuensi Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/2013-2014 Pra Siklus Persentase (%) Ketuntasan Nilai Rata-rata Nilai Maksimal Nilai Minimal 1 <75 16 89 Belum tuntas 61 78 37 2 75 2 11 Tuntas Jml 18 100 29

30 Berdasarkan tabel tingkat ketuntasan hasil belajar IPA, pra siklus di atas menunjukkan bahwa terdapat 2 siswa yang tuntas (mendapat nilai di atas KKM) atau dengan persentase 11% dan terdapat 16 siswa yang tidak tuntas (mendapat nilai di bawah KKM) atau dengan persentase 89%. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini: Tuntas 11% Tidak Tuntas 89% Gambar 4.1 Diagram Distribusi Ketuntasan Siswa Pra Siklus Berdasarkan diagram tentang tingkat ketuntasan siswa pra siklus di tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA sangat tidak memuaskan. Hal tersebut dikarenakan guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan senang dalam mengikuti pelajaran. Hasil refleksi di atas sebagai dasar peneliti untuk menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang dapat mengatasi masalah dengan tindakan-tindakan yang tepat. Beberapa tindakan tersebut meliputi peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan Model Pembelajaran STAD, membangkitkan semangat belajar dan keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran melalui pemberian motivasi. 4.1.1. Deskripsi Siklus I 1. Rencana Tindakan Siklus I Berdasarkan temuan permasalahan pada pra siklus, peneliti kemudian menyusun rencana pembelajaran IPA materi sruktur dan fungsi bagian tumbuhan melalui Model

31 Pembelajaran STAD. Peneliti membuat lembar pengamatan tentang Model Pembelajaran STAD, lembar pengamatan aktivitas peserta didik, lembar diskusi kelompok, dan lembar evaluasi. Lembar pengamatan tentang model pembelajaran STAD ada 6 aspek yang diamati yaitu: (1) Guru menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, (2) Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (3) Guru membimbing pelatihan kepada siswa, (4) Guru mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik, (5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan dan (6) Guru memberikan kesimpulan. Dengan penafsiran skor 1 = sangat kurang, skor 2 = kurang, skor 3 = sedang, skor 4 = baik dan skor 5 = amat baik. Lembar pengamatan aktivitas peserta didik memuat 6 aspek pengamatan; (1) Siswa bersemangat mengikuti pelajaran sampai selesai; (2) Siswa berani menjawab; (3) Siswa berani bertanya; (4) Siswa mengerjakan tugas tepat waktu; (5) Siswa mampu bekerjasama dengan teman; (6) Siswa menjawab pertanyaan dengan tepat. Lembar diskusi kelompok berisi permasalahan yang berkaitan dengan materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Lembar evaluasi berisi soal-soal yang sesuai dengan materi pada setiap tahap dalam pembelajaran IPA. Peneliti juga menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada siklus I pertemuan I pelaksanaan tindakan tersebut berdasakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Adapun urutan RPP siklus I adalah sebagai berikut: a. Pertemuan Pertama 1). Kegiatan Awal Kegiatan awal ini dimulai dari guru memberi salam kemudian berdo a bersama. Guru mengabsen siswa dan melakukan apersepsi. Selanjutnya guru mengondisikan kelas agar siap menerima pelajaran dan guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

32 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi Pada kegiatan ini guru menerapkan metode pembelajaran STAD. Guru mencoba untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukan. Siswa dibentuk kelompok yang anggotanya 4-5 siswa. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan. Serta anggotanya menjelaskan pada anggota lain samapi semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Kemudian guru membimbing dan memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran. b) Elaborasi Pada kegiatan elaborasi ini guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas secara bergantian. Kemudian eminta perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas secara bergantian. Kegiatan ini dilanjutkan dengan memeriksa hasil kerja kelompok. Dan setelah itui melakukan tes secara individu. Setelah selesai memeriksa hasil tes individu. Dan tahap terakhir emberian penghargaan kepada kelompok dengan kualifikasi super, hebat. c) Konfirmasi Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dipahami, kemudian menjelaskan secara rinci materi yang telah dipelajari. 3) Kegiatan Akhir Siswa dibimbing guru dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Sebelum pelajaran diakhiri, guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. b.pertemuan kedua 1) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal ketua kelas memimpin berdo a, guru memberi salam, melakukan presensi, memotivasi siswa dan apersepsi.

33 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru melakukan ulangan formatif tentang materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Guru bersama siswa membahas soal ulangan formatif yang telah dikerjakan oleh siswa. Guru memberikan soal perbaikan kepada siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM dan memberikan soal pengayaan kepada siswa yang mendapat nilai diatas KKM. 3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 3. Pengamatan Kegiatan observasi atau pengamatan terhadap obyek penelitian dilakukan secara langsung oleh satu orang pengamat pada saat proses pembelajaran IPA. Pengamat adalah rekan sejawat dan tim kolaborasi. Berdasarkan data pengamatan pada siklus I tentang tindakan guru dan siswa dapat diidentifikasikan bahwa aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan antara lain guru dalam memberikan penjelasan tentang materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan masih terlalu cepat dan terburu-buru sehingga siswa belum dapat memahami penjelasan tersebut. Guru kurang menanggapi pertanyaan dari siswa serta kurang memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil belajar siswa aspek kognitif pada pembelajaran IPA dengan materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan sudah ada peningkatan dibandingkan pada saat pra siklus. Namun masih perlu adanya perbaikan agar mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Sedangkan hasil belajar siswa aspek keterampilan sosial menunjukkan perilaku siswa yang belum bersemangat dalam mengajukan pertanyaan. Siswa masih tergolong kurang berani dalam mengungkapkan pendapatnya.

34 Untuk mengetahui tingkat ketuntasan hasil belajar IPA perbaikan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: pada pembelajaran No Nilai Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Frekuensi Semester 1/2013-2014 Siklus 1 Persentase (%) Ketuntasan Nilai Rata-rata Nilai Maksimal Nilai Minimal 1 <75 10 56 Belum tuntas 67 78 50 2 75 8 44 Tuntas Jml 18 100 Berdasarkan tabel tingkat ketuntasan hasil belajar IPA siklus I dengan menggunakan model pembelajaran STAD di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 siswa yang tuntas atau mendapat nilai di atas 66,8 dengan persentase 44% dan terdapat 10 siswa yang tidak tuntas atau mendapat nilai di bawah 75 dengan persentase 56%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai minimal 50 dan nilai maksimal 78,0 serta nilai ratarata 66,8. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini: Tidak Tuntas 56% Tuntas 44%

35 Gambar 4.2 Diagram Diskripsi Ketuntasan Siswa Siklus I Berdasarkan gambar tentang diagram tingkat ketuntasan siswa siklus I tersebut menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran STAD(Student Teams Achievement Division) telah mengalami peningkatan dari pra siklus. Namun masih perlu adanya perbaikan pembelajaran pada siklus II agar hasilnya sesuai dengan indikator keberhasilan. 4. Refleksi Peneliti bersama observer melakukan diskusi mengenai kekurangan ataupun kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I. Pada saat pelaksanaan pembelajaran observer menemukan beberapa kekurangan sebagai berikut: a. Guru kurang memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran. b. Guru kurang memberikan respon terhadap siswa yang bertanya. c. Guru tidak memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar. d. Siswa kurang memahami materi yang dijelaskan oleh guru. e. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya. f. Siswa yang meraih nilai di atas KKM yaitu 75 baru berjumlah 8 siswa atau 44%, yang belum mencapai KKM berjumlah 10 siswa atau 56%. Secara garis besar, pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik. Namun demikian, kegiatan pembelajaran pada siklus I masih perlu perbaikan karena hasil pengamatan tentang hasil belajar IPA dengan materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan hanya mendapat nilai rata-rata kelas 66,8 dengan rincian siswa yang tuntas 44% dan yang belum tuntas 56%. Dari temuan beberapa permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran di siklus I, maka peneliti dan observer melakukan perencanaan ulang pembelajaran di siklus II.

36 4.1.2. Deskripsi Siklus II 1) Rencana Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka kemudian peneliti mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan pemecahan masalah. Peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat (obsever) untuk memperbaiki langkah-langkah pembelajaran, meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan materi. Peneliti memeriksa dan menyiapkan rencana pembelajaran, lembar pengamatan tentang model pembelajaran STAD, lembar pengamtan aktivitas peserta didik, lembar diskusi kelompok, dan lembar evaluasi. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan tes formatif. Dilakukan tanggal 7 november 2013. Pada siklus ini guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahannya terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus dalam pembelajaran. Adapun tahap perencanaan dari kegiatan siklus II: pertemuan I 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal ini dimulai dari guru mengkondisikan kelas sebelum guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama. Guru mengecek kehadiran siswa, melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru juga menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi Sebelum membahas materi, guru dan siswa membahas pembelajaran yang lalu untuk meninjau ulang materi yang telah disampaikan. Pada kegiatan ini, guru menjalin komunikasi yang baik dengan siswa sehingga siswa mau memperhatikan guru di depan kelas.

37 b) Elaborasi Pada kegiatan ini guru menerapkan metode belajar kelompok model STAD, yaitu siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 5 anak. Mereka mengerjakan lembar kerja, Setelah selesai mengerjakan lembar kerja kelompok, maka salah satu dari anggota kelompok mempresentasikannya di depan kelas. c) Konfirmasi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dipahami, kemudian menjelaskansecara rinci materi yang telah dipelajari. 3) Kegiatan Akhir Siswa dibimbing guru dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Sebelum pelajaran diakhiri, gurumemberikan motivasi kepada siswa yang belum aktif untuk lebih aktif dan siswa yang sudah aktif diberi pujian. Guru juga memberikan pesan kepada siswa untuk rajin belajar agar prestasinya meningkat. c. Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.pada tahap pengamatan, yang bertugas menjadi observer adalah Ibu Ngatmi. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembarobservasi yang telah disiapkan sebelumnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam pembelajaran IPA dengan metode belajar kelompok model STAD. Kegiatan guru yang diamati adalah pelaksanaan kegiatan awal seperti membuka pelajaran, mengkondisikan siswa, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyampaikan kegiatan pelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan inti pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan metode belajar kelompok model STAD. Kegiatan akhir dimana guru membuat kesimpulan dan menutup pelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Guru mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa serta membuat

38 kondisi kelas yang aktif. Pada siklus II ini guru dinilai cukup berhasil dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA. d. Refleksi Kekurangan yang ditemukan pada siklus I pertemuan I dan II telah dapat diatasi pada siklus II pertemuan I. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran dan meningkatnya nilai hasil belajar IPA siswa. Peningkatan tersebut merupakan pengaruh positif yang muncul saat diterapkan metode belajar kelompok model STAD. Dalam kegiatan pada siklus II, didapatkan hasil refleksi sebagai berikut 1) Perhatian siswa kurang sudah terfokus ke dalam kegiatan pembelajaran dan penjelasan guru. 2) Nilai hasil belajar siswa meningkat. 3) Saat mengerjakan tugas IPA, siswa terlihat tenang dan berkonsentrasi dengan tugas masing masing. 4) Guru cukup mampu mengkondisikan kelas dengan baik dibanding siklus I. e. Hasil Pelaksanaan Tindakan Pada siklus II pertemuan I suasana belajar mengajar di kelas sudah membaik, komunikasi antara guru dan siswa juga terjalin baik. Perhatian siswa belum terfokus kepada penjelasan guru. Hasil dari pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I dapat dikatakan mengalami peningkatan dibanding pelaksanaan tindakan siklus I terbukti dengan adanya nilai hasil belajar siswa sudah banyak yang memenuhi KKM 75. Kekurangan yang ditemukan pada siklus I pertemuan I dan II telah dapat diatasi pada siklus II pertemuan I. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran dan meningkatnya nilai hasil belajar IPA siswa. Peningkatan tersebut merupakan pengaruh positif yang muncul saat diterapkan metode belajar kelompok model STAD. b.pertemuan Kedua 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal ini dimulai dari guru mengkondisikan kelas sebelum guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama. Guru mengecek kehadiran siswa, melakukan

39 apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru juga menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi Sebelum membahas materi, guru dan siswa membahas pembelajaran yang lalu untuk meninjau ulang materi yang telah disampaikan. Pada kegiatan ini, guru menjalin komunikasi yang baik dengan siswa sehingga siswa mau memperhatikan guru di depan kelas. b) Elaborasi Pada kegiatan ini guru menerapkan metode belajar kelompok model STAD, yaitu siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 4-5 anak. Mereka mengerjakan lembar kerja tentang menaksir hasil operasi hitung. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja kelompok, maka salah satu dari anggota kelompok mempresentasikannya di depan kelas. c) Konfirmasi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanyaapabila ada yang belum dipahami, kemudian menjelaskansecara rinci materi yang telah dipelajari. 3) Kegiatan Akhir Siswa dibimbing guru dalam membuat kesimpulan mengenaimateri yang telah dipelajari. Sebelum pelajaran diakhiri, gurumemberikan motivasi kepada siswa yang belum aktif untuk lebihaktif dan siswa yang sudah aktif diberi pujian. Guru juga memberikan pesan kepada siswa untuk rajin belajar agar prestasinya meningkat. d. Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.pada tahap pengamatan, yang bertugas menjadi observer adalah Ibu Ngatmi. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembarobservasi yang telah disiapkan sebelumnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam pembelajaran IPA dengan metode belajar kelompok model STAD. Kegiatan guru yang diamati adalah pelaksanaan kegiatan awal seperti membuka pelajaran, mengkondisikan siswa, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyampaikan kegiatan pelajaran yang akan dilakukan.

40 Kegiatan inti pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan metode belajar kelompok model STAD. Kegiatan akhir dimana guru membuat kesimpulan dan menutup pelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan II, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Guru mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa serta membuat kondisi kelas yang aktif. Pada siklus II pertemuan II ini guru dinilai cukup berhasil dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA. e. Refleksi Kekurangan yang ditemukan pada siklus I pertemuan I dan II dan siklus II pertemuan I telah dapat diatasi pada siklus II pertemuan II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran dan meningkatnya nilai hasil belajar IPA siswa. Peningkatan tersebut merupakan pengaruh positif yang muncul saat diterapkan metode belajar kelompok model STAD. Dalam kegiatan pada siklus II pertemuan II, didapatkan hasil refleksi sebagai berikut 1) Perhatian siswa sudah terfokus ke dalam kegiatan pembelajaran dan penjelasan guru. 2) Nilai hasil belajar siswa sudah meningkat. 3) Saat mengerjakan tugas IPA, siswa terlihat tenang dan berkonsentrasi dengan tugas masing masing. 4) Guru cukup mampu mengkondisikan kelas dengan baik dibanding siklus II pertemuan I. f. Hasil Pelaksanaan Tindakan Pada siklus II pertemuan II suasana belajar mengajar di kelas sudah membaik, komunikasi antara guru dan siswa juga terjalin baik. Perhatian siswa belum terfokus kepada penjelasan guru. Hasil dari pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II dapat dikatakan mengalami peningkatan dibanding pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II terbukti dengan adanya nilai hasil belajar siswa sudah banyak yang memenuhi KKM 75.Nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA siklus II pertemuan II dapat dilihat dalam tabel di berikut ini

41 Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester 1/2013-2014 Siklus 2 Persentase No Nilai Frekuensi Ketuntasan (%) Nilai Rata-rata Nilai Nilai Maksimal Minimal 1 <75 2 89 Belum tuntas 88 100 80 2 75 16 11 Tuntas Jml 18 100 Dari tabel tingkat ketuntasan siswa siklus II di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 16 siswa yang tuntas dengan persentase 89% dan terdapat 2 siswa yang tidak tuntas dengan persentase 11%. Untuk lebih jelasnya tingkat ketuntasan siswa pada pembelajaran matematika siklus II dapat disajikan pada diagram berikut ini: Tidak Tuntas 11% Tuntas 89% Gambar 4.3 Diagram Distribusi Ketuntasan Siswa Siklus II Berdasarkan gambar tentang tingkat ketuntasan siswa siklus II di atas dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran STAD mengalami peningkatan dari siklus I. Hal itu menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan..

42 3) Refleksi Peneliti dan observer mengamati perubahan aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II. Setelah melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat direfleksikan sebagai berikut: a. Guru sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan benar sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru. b. Siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran karena adanya penghargaan jika dapat menjawab pertanyaan dengan benar. c. Siswa yang meraih nilai di atas KKM yaitu 75 berjumlah 16 siswa atau 89%, yang belum mencapai KKM berjumlah 2 siswa atau 11%. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada saat pelaksanaan pembelajaran pra siklus dan siklusi. 4.1.3. Pembahasan Antarsiklus Sesuai dengan hasil yang dihadapi dalam pembelajaran yaitu adanya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran Matematika, maka siswa tersebut diberi perhatian dan kegiatan khusus dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Siklus 1 Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini masih ditemukan aktivitas guru dan pemahaman siswa masih rendah. Tidak terlaksananya pembelajaran yang direncanakan dikarenakan guru belum melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat dan belum adanya rasa keaktifan dalam diri siswa. Berdasarkan adanya kekurangan tersebut, maka penelitian dilanjutkan pada pembelajaran siklus 2. b. Siklus 2 Pada siklus 2 ditekankan penguasaan materi dengan menumbuhkan sikap keaktifan dan kreativitas siswa menggunakan model pembelajaran STAD. Melalui observasi teman sejawat, penelitian pelaksanaan kegiatan pembelajaran dicatat mulai dari proses sampai tahap akhir sesuai dengan rencana.

43 4.2. Hasil Analisis Data Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar IPA dengan materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Data tersebut diperoleh melalui tes formatif setiap akhir pembelajaran kemudian di analisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar atau tes formatif dari masing-masing siklus. Data kualitatif diperoleh melalui lembar pengamatan terhadap tindakan guru dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan respon siswa terhadap tindakan guru. Tabel 4.4 Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester 1/2013-2014 No Ketuntasan Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 f % f % f % 1 Tuntas 2 11% 8 44% 16 89% 2 Tidak Tuntas 16 89% 10 56% 2 11% Berdasarkan nilai siswa untuk mengukur hasil belajar IPA siswa kelas 4 pada siklus II pertemuan II diperoleh hasil 16 siswa telah memenuhi batas ketercapaian KKM ( 7,5) sehingga didapatkanpersentase pencapaian KKM hasil belajar 89 % dan masih ada 2 siswa atau 11 % siswa belum mencapai KKM. Data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA siswa mengalami peningkatan di banding siklus II pertemuan I. Data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA siswa mengalami peningkatan di banding

44 siklus I dan telah memenuhi indikator pencapaian keberhasilan sehingga tindakan kelas berhenti pada siklus II pertemuan II, karena pada siklus II pertemuan II proses penelitian telah mencapai indikator keberhasilan yang direncanakan.adapun lebih jelasnya dapat pada grafik berikut ini: 18 16 14 Banyak siswa 12 10 8 6 4 2 0 Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Tidak Tuntas 16 8 16 Tuntas 2 10 2 Gambar 4.4 Diagram Distribusi ketuntasan masing-masing siklus Berdasarkan gambar 4.4 tentang grafik ketuntasan masing-masing siklus di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA dari pra siklus sampai ke siklus II telah mengalami pengingkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri Tunggulsari. 4.3. Pembahasan Sebagian permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA pada kelas 4 SD Negeri Tunggulsari. Hal itu disebabkan guru belum menggunakan model pembalajaran yang tepat untuk membantu siswa mempelajari materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan sehingga siswa menganggap bahwa pelajaran IPA itu sulit, membosankan dan tidak menarik. Perlu pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran yangn dimaksud adalah Model STAD.

45 Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, penggunaan model pembelajaran STAD pada siklus I dan II dengan materi yang berbeda. Pada siklus I digunakan untuk materi struktur akar dan fungsinya sedangkan pada siklus II digunakan untuk materi struktur batang dan fungsinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD ternyata berdampak pada hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus I maupun siklus II membawa peningkatan baik aktivitas guru maupun hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA mengalami peningkatan dari rerata skor 60,6 pada kondisi awal menjadi 66,8 pada siklus I dan meningkat menjadi 88,4 pada kondisi akhir. Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dari 11% pada kondisi awal menjadi 44% pada siklus I dan meningkat menjadi 89% pada kondisi akhir. Meskipun pada kondisi akhir masih ada 2 siswa yang belum tuntas namun hasil penelitian sudah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu lebih dari 85%. Ketidaktuntasan ketiga siswa tersebut disebabkan beberapa faktor. Satu diantara siswa yang belum tuntas tersebut merupakan siswa yang berkebutuhan khusus. Siswa tersebut jarang masuk sekolah. Hal itu yang menyebabkan siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran secara optimal. Sedangkan dua diantaranya merupakan siswa yang berkesulitan belajar. Mereka sangat sulit memahami konsep pembelajaran. Tidak hanya pada mata pelajaran IPA namun hampir pada semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan bagi siswa kelas 4 SD Negeri Tunggulsari pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 dapat terbukti.