BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Studi Lapangan Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah pengamatan langsung terhadap perusahaan dan juga untuk mengetahui pemasalahan yang dihadapi perusahaan. Studi lapangan ini dilakukan dengan melakukan pengamatan di departemen packing FSBP PT. ISM Bogasari Flour Mills. Pengamatan pada proses produksi ini dilakukan dari bulan Mei Juli 2007 dan beberapa tambahan pengamatan real sejak penulis magang dan melakukan riset disana. 3.1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak pihak terkait khususnya karyawan pada bagian Flour Silo Bulk and Packing PT. ISM Bogasari Flour Mills diketahui bahwa perusahaan memiliki beberapa permasalahan di bidang kualitas (quality control) yaitu: 1. Kadar zat kandungan tepung yang tidak sesuai standar 2. Berat produk tepung dalam kemasan yang tidak sesuai standar 3. Gagal jahit dalam penjahitan kemasan tepung berupa karung
77 3.1.3. Studi Pustaka Setelah melakukan studi lapangan di perusahaan dan melakukan identifikasi masalah yang timbul pada perusahaan tersebut, maka dilakukan studi pustaka untuk menambah wawasan, konsep dasar serta teori teori yang dapat digunakan untuk menjadi landasan teori dalam memecahkan masalah tersebut. Studi pustaka ini dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari sumber sumber yang dapat dijadikan pedoman untuk pemecahan masalah seperti literatur bahan kuliah, buku buku dan sumber pustaka lain khususnya internet (http://id.wikipedia.org/wiki/six_sigma). 3.1.4. Pengumpulan Data Data data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut : 1. Data Umum Perusahaan yang meliputi : Sejarah Perusahaan. Struktur Organisasi. Five Force Porter Perusahaan. Produk dan Hasil Olahan. Peralatan yang digunakan. Tahapan Produksi. 2. Data bagian divisi FSBP produksi packing, meliputi : Data produksi packing dari bulan Mei Juli 2007. Down Time Flour Packing (DTP) bulan Juni Juli 2007 Data gagal jahit bulan Juni 2007.
78 3.2. Teknik Pengumpulan Data dan Penentuan Parameter Pengumpulan data ini dilakukan dengan empat teknik yaitu : 1. Pengamatan langsung di lantai produksi (Overview) Dilakukan dengan cara meninjau langsung ke lapangan yaitu ke Divisi packing FSBP dari PT. ISM Bogasari Flour Mills untuk mengetahui proses packing dan sistem kerja yang berlaku disana. 2. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan teori teori yang mendukung untuk memecahkan permasalahan dari data yang didapat seperti bahan kuliah, buku buku six sigma dan situs internet (http://id.wikipedia.org/wiki/six_sigma).. 3. Wawancara Wawancara dilakukan langsung dengan depatemen packing bagian FSBP. 4. Brainstorming Brainstorming dilakukan dengan pihak perusahaan yang berwenang terhadap permasalahan yang ada disana. Data yang telah diperoleh digunakan untuk pengolahan data pada tahap selanjutnya.
79 Gambar 3.1 Metodologi Penyelesaian Masalah Bagian 1
80 Gambar 3.2 Metodologi Penyelesaian Masalah Bagian 2
Gambar 3.3 81
82 Metodologi Penyelesaian Masalah Bagian 3 3.2.1. Define Pemilihan Objek Pemilihan objek masalah berdasarkan dari hasil wawancara yang kemudian ditemukan 3 masalah dalam bidang quality control. Untuk menentukan objek yang akan dianalisa maka penulis menggunakan table project selection yang kemudian diimplementasikan kedalam project selection graph. Berdasarkan project selection graph maka penulis memilih objek Karung Terjahit Sempurna sebagai bahan analisa kualitas dengan Six Sigma karena memiliki impact yang cukup besar dengan effort serta risk yang paling kecil. Atau dengan kata lain proyek tersebut paling feasible dikerjakan. DMAIC Project Charter Setelah memilih objek, maka tahapan berikutnya adalah penulis mengidentifikasi dan merumuskan proyek yang lebih jelas sebagai acuan sekaligus arahan dalam mengerjakan proyek kedepannya. Tools yang digunakan ialah Project Charter. SIPOC Diagram Untuk dapat mengetahui dan memahami lebih jelas mengenai proses serta pihak maupun material yang terlibat dalam proses produksi di FSBP maka penulis membuat diagram SIPOC diagram dilengkapi dengan High Level Process Map untuk memahami sequence (alur) proses produksi yang terjadi.
83 3.2.2. Measure Pada tahap ini kebutuhan pelanggan didefinisikan, menentukan critical to quality (CTQ) untuk produk tersebut, lalu pembuatan peta kendali Measurement Assessment Tree (MAT) berdasarkan data yang telah didapatkan, kemudian setelah mendapat data maka penulis merekapitulasi data sesuai MAT, dan yang terakhir adalah menghitung besarnya DPMO (Defect Per Million Opportunities). 3.2.3. Analyze Pada tahap ini setelah semua data yang didapat hasil pengukurannya akan dibuat analisa untuk menemukan inti permasalahan dengan dibantu tool Minitab 12 yang akan membuat diagram chart dan hipotesa yang kemudian akan dilanjutkan dengan hitungan menggunakan metode Two-Way Anova dan Fishbone diagram. 3.2.4. Improve Pada tahapan ini penulis melakukan pematangan ide dengan menyusun gagasan-gagasan berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya gagal jahit dalam sebuah Interrelationship Diagram. Setelah diimplementasikan usulan usulan tersebut dievaluasi kedalam solusi yang terlihat dalam Impact/Effort Matrix.
84 3.2.5. Control Pada tahap ini penulis melakukan penerapan dan sosialisasi dari usulan yang diberikan. Dan melakukan perhitungan untuk data yang telah didapat berdasarkan penerapan dari usulan tersebut. 3.2.6. Problem Domain Analysis Problem Domain Analysis ini meliputi pembuatan dua buah diagram yaitu class diagram dan state chart diagram. Untuk membuat class diagram, pertama kali perlu ditentukan objek dan event dari system definition yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian dari objek-objek yang ada, ditentukan objek mana saja yang merupakan class. Setelah itu, event table dibuat untuk membantu menentukan event-event mana saja yang dimiliki masing-masing class, dan langkah terakhir adalah menghubungkan class-class yang ada menjadi sebuah skema. State chart diagram berfungsi untuk menggambarkan event-event yang terjadi atau dilakukan oleh masing-masing class. Dengan demikian, setiap class akan memiliki sebuah state chart diagram. 3.2.7. Application Domain Analysis Application domain analysis meliputi pembuatan use case diagram, function list, sequence diagram, dan navigation diagram. Pembuatan use case diagram dimaksudkan untuk menggambarkan hubungan actor dengan sistem yang dikembangkan, sehingga dapat terlihat
85 interaksi antara user dengan sistem melalui setiap use case. Setiap use case menggambarkan fungsi dari sistem yang akan dikembangkan berdasarkan pada user requirements yang telah dijelaskan dalam system definition yang dibuat sebelumnya. Function list merupakan sebuah tabel yang berisi kumpulan fungsi-fungsi yang terdapat dalam setiap use case berserta tingkat kesulitan pembuatannya. Pembuatan daftar fungsi dimaksudkan untuk membantu menentukan fungsifungsi apa saja yang harus ada dalam perancangan interface sistem. Sequence diagram menggambarkan hubungan antara actor dan objek. Dengan menggunakan sequence diagram, maka dapat terlihat aliran atau urutan aktivitas yang dilakukan actor terhadap objek dalam menjalankan suatu use case. Dan langkah terakhir adalah pembuatan navigation diagram. Navigation diagram merupakan skema yang berisi hubungan antar interface atau tampilan dari sistem yang akan dikembangkan. Software yang akan dibuat berdasarkan interface pada navigation diagram ini. 3.2.8. Architecture Design Pada architecture design akan dilakukan beberapa hal yaitu penentuan criteria, pembuatan component diagram, pembuatan deployment diagram. 3.2.9. Component Design Pada tahap ini akan dibuat revised class diagram, jika class diagram yang telah dibuat sebelumnya perlu direvisi.
86 3.2.10. Perancangan Interface dan Database Pada tahap ini dirancang sebuah database yang berguna untuk menyimpan data jumlah produksi, data jumlah cacat. Pembuatan database yang mendukung sistem quality control ini dilakukan dengan menggunakan Microsoft Access, dan interface sistem dibuat dengan menggunakan Microsoft Studio 2005 (VB.Net) 3.2.11. Pengujian Pengujian yang dimaksud disini adalah pengujian software dan juga pencarian bug dalam program aplikasi ini untuk mengetahui apakah sistem aplikasi yang telah dibuat telah memenuhi user requirements yang telah ditentukan pada awal proses analisis sistem. Jika ternyata program aplikasi tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan penggunanya, maka harus dilakukan analisa ulang mengenai kebutuhan user tersebut.