UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BOTOL SIRUP ABC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ENAM SIGMA DI PT. MULIA GLASS CONTAINER Nama Disusun Oleh : : Frans Surya Hadinata Npm : 33412035 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Rer. Pol. Ir. Sudaryanto, MSc. Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016
LATAR BELAKANG Perusahaan Proses Produksi Botol Sirup ABC Kecacatan Produk Metode Enam Sigma Harapan???
Perumusan masalah Permasalahan yang akan dipecahkan adalah mengidentifikasi terhadap jenis cacat proses produksi yang sering terjadi pada produk botol sirup ABC, serta mengimplementasikan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode enam sigma jika terdapat kecacatan pada produk. Pembatasan Masalah Adapun batasan-batasan tersebut dalam penelitian adalah jenis produk yang diamati hanya botol sirup ABC, pengamatan hanya berlangsung selama sebulan tepatnya pada tanggal 30 Juli 31 Agustus 2015 dan pengamatan hanya dilakukan di PT. Mulia Glass Container, Cikarang. Tujuan Penelitian Adapun batasan-batasan tersebut dalam penelitian adalah jenis produk yang diamati hanya botol sirup ABC, pengamatan hanya berlangsung selama sebulan tepatnya pada tanggal 30 Juli 31 Agustus 2015 dan pengamatan hanya dilakukan di PT. Mulia Glass Container, Cikarang.
METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi masalah Tujuan penelitian Pengumpulan Data Jenis cacat produk Jumlah cacat produk Penyebab cacat Tidak produk Data Cukup? Tidak Ya Pengolahan Data Define Measure Analyze Improve Control Tabel 5w + 1H Kesimpulan dan saran Selesai
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Pendefinisian Kelas Jenis Cacat Keterangan A Mulut Botol Tajam (Over Press) Over press biasa terjadi karena adanya kelebihan gelas tajam yang menonjol keatas pada lubang finish. Hal ini terjadi karena proses pencetakan (forming) terlalu kencang. Jenis kecacatan ini masuk kedalam klasifikasi jenis cacat kritis karena dapat membahayakan pengguna/ konsumen. B C C Retak (Crack Body) Lecet (Stone) Warna tak sama (Blister) Crack body merupakan cacat produk botol seperti retak. Hal ini disebabkan karena suhu botol terlalu panas. Jenis kecacatan ini masuk kedalam klasifikasi jenis cacat fungsional Stone merupakan cacat produk botol berupa goresan atau lecet. Jenis kecacatan ini masuk kedalam klasifikasi jenis cacat rupa. Blister merupakan cacat produk seperti warna yang tak sama antara botol yang satu dengan botol lainnya. Jenis kecacatn ini juga masuk dalam klasifikasi jenis cacat rupa karena mengurangi penampilan fisik produk tersebut.
No Jenis Cacat Jumlah Cacat % Kumulatif % Keseluruhan 1 Crack Body 232 12,9 34,5 2 Over Press 118 19,5 17,5 3 Blister 189 30,0 28,1 4 Stone 133 37,4 19,7 Total 672 100 100 Berdasarkan hasil dari diagram pareto tersebut dapat diketahui dua jenis kecacatan paling dominan pada produk botol sirup ABC yaitu jenis kecacatan Crack Body sebanyak 232 unit dan Blister sebanyak 189 unit.
Tahap Pengukuran Data jumlah produksi dan jumlah kecacatan produk botol sirup ABC selama bulan Agustus 2015
Tahap Pengukuran Hasil dari Peta kendali p dapat diketahui bahwa data yang ada masih berada dalam BKA dan BKB. BKA = 0,0327 BKB = 0,0200 BKB = 0,0073 Dapat dilihat juga proporsi kecacatan terbesar ada pada tanggal 22
Tahap Pengukuran Dengan melihat Tabel konversi DPMO ke nlai sigma, DPMO yang didapat sebesar 22.222 berada diantara nilai sigma 4,51 dengan sigma 4,52, maka digunakan rumus interpolasi untuk mencari nilai sigma dari DPMO tersebut. Setelah Nilai DPMO didapat, maka selanjutnya dapat mencari nilai sigma dengan menggunakan rumus interpolasi Hasil dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai sigma sebesar 3,51 pada hari pertama.
Dari hasil perhitungan bagian produksi botol sirup ABC memiliki tingkat sigma sebesar 3,57 dengan kemungkinan kerusakan sebesar 18.819 unit untuk sejuta produksi. Hal ini tentu menjadi sebuah kerugian yang besar apabila tidak ditangani.
Tahap Analisis
Tahap Analisis
Tahap Perbaikan Usulan Perbaikan Kecacatan Crack Body menggunakan 5w +1H
Tahap Perbaikan Usulan Perbaikan Kecacatan Crack Body menggunakan 5w +1H lanjutan..
Tahap Perbaikan Usulan Perbaikan Kecacatan Blister menggunakan 5w +1H
Tahap Perbaikan Usulan Perbaikan Kecacatan Blister menggunakan 5w +1H lanjutan...
Tahap Pengendalian Pengendalian yang dapat dilakukan perusahaan berdasarkan analisis metode 5W+1H adalah dimulai dari aspek operator itu sendiri, pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan kerja (trainning) operator selama 6 bulan untuk mengasah keterampilan operator sesuai bidang pekerjaanya. Pengendalian dari aspek metode perusahaan juga harus melakukan pengawasan yang cukup ketat terhadap metode kerja operator agar sesuai SOP yang berlaku dalam perusahaan, jika terdapat ada operator yang bekerja tidak sesuai SOP maka perusahaan bisa memberikan peringatan atau sanksi sesuai tingkat kesalahan yang dilakukan. Pengendalian dari aspek mesin juga dibutuhkan karena mesin berperan penting dalam proses produksi. Perlunya penggantian gunting atau cutter pemotong gob yang sudah tidak tajam atau tumpul dengan yang baru serta membuat jadwal perawatan mesin secara berkala dengan mengganti suku cadang mesin yang memang harus diganti, untuk hal ini pengendalian dapat dilakukan oleh pihak perawatan mesin. Selain itu melakukan mencocokkan kalibrasi mesin. Pengendalian dari aspek bahan baku dapat dilakukan dengan mengontrol dan mengawasi kuantitas bahan baku yang masuk dalam gudang bahan baku serta memastikan keadaan bahan baku tidak kotor dan memastikan bahan baku yang dikirim oleh produsen sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan perusahaan. Pengendalian dari aspek lingkungan sekitar khususnya pada lantai produksi seperti memastikan kebersihan terhadap sisa-sisa produksi, pengendalian yang penting lainnya adalah melakukan pencatatan terhadap hasil produksi, dan terakhir melakukan pengendalian terhadap proporsi kecacatan dengan mengunakan enam sigma.
Penutup Kesimpulan 1. hasil dari identifikasi penelitian terdapat empat jenis kecacatan yang sering ditemukan pada produk botol sirup ABC, diantaranya adalah jenis kecacatan retak (crack body), mulut botol tajam (over press), warna tak sama (blister), dan lecet (stone). Kecacatan yang paling dominan dari hasil produksi botol sirup ABC diperusahaan adalah jenis kecacatan retak (crack body) dengan frekuensi kecacatan sebesar 232 unit dari 33.459 unit yang diproduksi selama bulan Agustus 2015. 2. Faktor penyebab yang mempengaruhi 2 jenis kecacatan paling dominan dalam perusahaan seperti kecacatan retak (crack body) dan warna tak sama (blister) adalah faktor manusia, mesin, metode, bahan baku, dan lingkungan sekitar. Faktor manusia yaitu disebabkan operator tidak fokus dan tidak terampil dalam bekerja, faktor mesin disebabkan karena gunting pemotong gob tumpul, cetakan kasar dan mesin pendingin tidak stabil, faktor material disebabkan cullet flint dan pasir silika tidak homogen, faktor metode disebabkan karena SOP tidak diterapkan dengan baik, dan terakhir faktor lingkungan sekitar disebabkan area lingkungan produksi kotor. 3. Hasil pengukuran tingkat sigma dan DPMO didapat diketahui level nilai sigma produksi botol sirup ABC di PT. Mulia Glass Container adalah sebesar 3,57 dengan kemungkinan kecacatan sebesar 18.819 unti untuk sejuta produksi. 4. Usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas produksi botol sirup ABC yaitu pada faktor manusia dapat dilakukan pelatihan kerja kembali selama 6 ubulan untuk mengasah skill/ keterampilan kerja operator, dari faktor mesin perlunya penggantian gunting/ cutter gob secara berkala dan perusahaan bisa membuat jadwal perawatan mesin dalam jangka waktu harian, mingguan, ataupun bulanan secara berkala. Sedangkan dari faktor metode perlunya pengawasan yang ketat untuk mengawasi cara kerja operator yang tidak mengikuti SOP perusahaan bisa diberikan sangsi yang tegas. Pada faktor bahan baku perlunya perawatan dalam hal penyimpanan maupun pada saat pengiriman menuju perusahaan. Terakhir usulan perbaikan pada faktor lingkungan perlunya perbaikan dalam hal sirkulasi udara dan kebersihan lingkungan sekitar area mesin maupun produksi. Bisa dengan menambah hexos disetiap dinding area produksi.
Saran Saran yang dapat diberikan perusahaan oleh penulis sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk melakukan perbaikan atau peningkatan kualitas produk di PT. Mulia Glass Container adalah perlunya pengawasan lebih ketat lagi untuk memperhatikan cara kerja operator yang tidak mengikuti SOP, selain itu perlunya perawatan mesin secara berkala seperti penggantian suku cadang pada waktunya.
TERIMA KASIH