Pengkajian Pengembangan Model Pabrikasi Pupuk Organik..., Agus Ruswandi

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN

ANALISIS PEMANFAATAN KREDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMARINDA

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG. Bobby Satria

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1)

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Vitrianingsih Abstrak. Kata Kunci: Stimulasi, Air Susu Ibu, Inisiasi Menyusu Dini, Perkembangan Bayi.

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model

Analisis Rangkaian Listrik

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

PEMODELAN PENGGUNAAN SEPEDA DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Selviana Walsen *) Abstract

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 2 September

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

PENINGKATAN PRODUKSI PADI MELALUI SL-PTT DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

Prusahaan ini mmiliki skala produksi yang luas shingga mmrlukan kinrja manajrial yang fktif dan fisin untuk dapat tumbuh dan brkmbang. Manajmn modal k

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

Uci Sri Sundari STIE Kusuma Negara Indra Isharyanto.

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL PADA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi Kasus di Desa Tonggara Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal)

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Reduksi data gravitasi

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

Kata Kunci : Contingent Valuation Method (CVM), Fuzzy MCDM, kualitas air sungai, kesanggupan membayar masyarakat/ willingness to pay (WTP).

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

Debuging Program dengan EasyCase

BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. colleague. family

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

Jurnal Spektran Vol. 2. No. 2, Juli 2014

Kata kunci : Probabilitas pemilihan bus, Logit binner, Stated Preference

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

Umitri Astuti 1), Siti Wahyuningsih 2), Chumdari 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta 1)

DIANDRA PARAMITA TIMUR

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

DATA INDIVIDU DAN KELUARGA INDONESIA

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia

1. Proses Normalisasi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISWA AKSELERASI MAN 3 PALEMBANG. Fara Hamdana 1 * dan Alhamdu²* UIN Raden Fatah Palembang.

Transkripsi:

Pngkajian Pngmbangan Modl Pabrikasi Pupuk Organik: Studi Kasus di i Kota Tasikmalaya, Jawa Barat Agus Ruswandi Badan Prncanaan Pmbangunan Darah Provinsi Jawa Barat Jl. Ir. H Juanda No 278- Bandung 40132 Tlp. (022) 2516061 Korspondnsi: wandi_ngi@yahoo.com ABSTRACT Organic Frtilizr Manufacturing Modl Dvlopmnt Asssmnt: Cas Study in Tasikmalaya District, Wst Java Organic frtilizr manufacturing modl has bn introducd to th Wst Java. On of th modl has bn dvlopd in Tasikmalaya District. Th dvlopmnt of modl facd som thrats, such as institutional problm of organic frtilizr manufacturing and farmrs bhaviour. Th objctiv of study was 1) to valuat financial fasibility of organic frtilizr manufacturing in rural ara; 2) to find out dtrmining factor in organic frtilizr manufacturing dvlopmnt in rural ara; and 3) to find out main factor which influncs farmrs bhaviour in th us of frtilizr. Data wr collctd through intrviw to 42 farmrs, and xprt mting. Data was analysd by using financial analysis, Margin BCR analysis, and Binary Logistic Rgrssion. Rsarch rsults indicatd that rural-scal organic frtilizr manufacturing by using introducd tchnology, was fasibl. Th main problm in rural organic frtilizr manufactur was lowr production lvl than thrshold bcaus of wak markting. Th probability of farmrs to us organic frtilizr was influncd by proportion of annual plants that bn producd, cattl ownrship and skill in organic frtilizr mainly in th knowldg of th usd of dcomposr. Ky words: Fasibility study, organic frtilizr manufacturing, rural ara ABSTRAK Di bbrapa lokasi di Jawa Barat tlah diintroduksikan modl pabrikasi pupuk organik skala pdsaan antara lain di Kcamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Dalam pngmbangan modl trsbut masih mnmui bbrapa hambatan, yaitu prmasalahan dalam pngmbangan klmbagaan produksi pupuk organik, srta trkait dngan prilaku ptani (pngguna). Pngkajian brtujuan 1) Mngvaluasi tingkat klayakan usaha pabrikasi pupuk organik di pdsaan; 2) Mngtahui faktor pnntu pngmbangan produksi pupuk organik di pdsaan; 3). Mngtahui faktor yang mmpngaruhi prilaku ptani mnggunakan pupuk. Pngumpulan data dilakukan mlalui Exprt Mting dan survi wawancara trhadap 42 ptani rspondn. Data diolah scara dskriptif, analisis Margin Bnfit Cost Ratio, dan analisis rgrsi logistik binari. Hasil pngkajian mnunjukkan bahwa usaha pabrikasi pupuk organik skala pdsaan dngan modl introduksi mmpunyai klayakan usaha yang lbih tinggi, shingga layak dikmbangkan. Prmasalahan utama pabrik pupuk organik pdsaan yaitu tingkat produksinya masih di bawah kapasitas produksi optimum disbabkan pmasaran hasil yang kurang baik. Pluang ptani mnggunakan pupuk organik dipngaruhi olh bbrapa faktor yaitu proporsi tanaman smusim yang diusahakan, kpmilikan trnak, srta ktrampilan dalam mmbuat pupuk kompos trutama dalam pngtahuan pnggunaan dkomposr. Kata kunci: Studi klayakan, Pabrik pupuk organik, Pdsaan. 68

PENDAHULUAN Pupuk organik adalah pupuk yang brasal dari bahan organik, dimana bahan organik mrupkan salah satu snyawa pnting pnyusun tanah. Bahan organik adalah sisa-sisa tanaman atau binatang yang tlah mngalami plapukan sprti pupuk kandang, pupuk hijau, atau kompos (Tandisau, 2005). Saat ini ptani lbih suka mnggunakan pupuk anorganik karna volum aplikasi pupuk organik lbih bsar shingga mmrlukan biaya transportasi yang lbih tinggi (Simanungkalit, 2006). Akibat pmakaian pupuk anorganik yang trus mnrus dan kurang diimbangi dngan pupuk organik, tlah mnurunkan ksuburan lahan. Mnurut Suriadikarta & Simanungkalit (2006) sbagian bsar lahan prtanian di Indonsia mmpunyai kandungan bahan organik < 2%. Bahkan mnurut Adiningsih (2005) banyak lahan prtanian Indonsia yang mmpunyai kadar bahan organik < 1%. Padahal kadar bahan organik optimum untuk prtumbuhan tanaman skitar 3% 5%. Tanah-tanah dngan kandungan bahan organik rndah mngakibatkan struktur tanah kurang baik untuk prtumbuhan akar tanaman, kapasitas tukar kation mnurun, daya sangga tanah trhadap air mnurun, aktivitas jasad mikro trhambat dan ktrsdiaan unsur hara yang mudah trsdia sprti N, P, K dan S hasil plapukan bahan organik mnjadi mnurun (Susanto, 2005). Dngan kondisi trsbut sharusnya prmintaan trhadap pupuk organik akan tinggi ttapi knyataanya tidak dmikian (Simanungkalit, 2006). Di tngah klangkaan pupuk buatan srta brkmbangnya prtanian organik, produksi pupuk organik smakin trasa pntingnya. Kcamatan Tamansari mrupakan sntra produksi trnak, trutama domba, di Kota Tasikmalaya yang brpotnsi untuk mnjadi sumbr pndapatan mlalui pngolahan kotoran trnak mnjadi pupuk kompos. Mnurut Styorini t al. (2006) pupuk organik dari kotoran trnak mrupakan bahan pmbnah tanah yang paling baik dibandingkan bahan pmbnah lainnya karna mnydiakan unsur hara scara lambat dalam jumlah trbatas dan mmprbaiki ksuburan dan kshatan lahan. Hasil pnlitian Baharudin (2006) bahwa pmbrian pupuk bokasi dari kotoran kambing + EM4 + Jrami + Ddak mmbrikan prospk yang baik dalam pningkatan produksi lada. Sabran (2008) dalam hasil pnlitianya mngmukakan bahwa pmbrian pupuk kandang sampai 3 ton/ha mningkatkan hasil kdlai di lahan pasang surut brtanah sulfat masam dari 1,3 ton/ha mnjadi 1,9 ton/ha. Pmbrian pupuk kandang ayam 2 Kg/polibag brpngaruh nyata trhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diamtr batang, brat dan volum buah tanaman mlon (Hidayanto, 1999). Saat ini masih banyak ptani yang mnggunakan pupuk kandang tanpa dikomposkan trlbih dahulu. Kotoran domba brbntuk butiran akan sulit hancur karna mmpunyai nilai C/N yang cukup tinggi di atas 30 (Hartatik dan Widowati 2006). Pnggunaan pupuk kandang yang blum dikomposkan akan kurang fktif karna sulit disrap tanaman dan mudah trbawa aliran air hujan. Slain itu, kotoran trnak blum dianggap barang konomis untuk mnambah pndapatan ptani-ptrnak. Dalam upaya pngmbangan produksi pupuk organik, di bbrapa Lokasi di Jawa Barat, trmasuk Kcamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, tlah diintroduksikan modl pabrikasi pupuk organik pdsaan mlalui Program Rintisan dan Akslrasi Pmasyarakatan Inovasi Tknologi Prtanian (Prima Tani). Program ini juga brtujuan untuk mngupayakan prbaikan trknologi pmbuatan kompos yang brorintasi pabrikasi (Tabl 1). Pngmbangan modl trsbut masih mnmui bbrapa hambatan, yang diduga trkait Tabl 1. Prbdaan tknologi antara pola ptani dan pola prbaikan Uraian Tknologi Pola Ptani Tknologi Pola Prbaikan Bahan Utama Kotoran domba 75 % Kotoran domba 80 % Hijauan tanaman 25 % Arang skam padi 10 % Srbuk grgaji Dolomit 5 % Ura 2,5 % SP-36 2,5 % Dkomposr Dkomposr cara awal : 1 litr Dkomposr cara prbaikan (Pro Bion) : 1,25 Kg Orintasi Tradisional (subsistn) Pabrikasi 69

dngan pngmbangan klmbagaan pabrikasi pupuk organik srta prilaku ptani dalam mnggunakan pupuk. Olh karna itu pngkajian ini brtujuan untuk mngtahui 1) tingkat klayakan usaha pabrikasi pupuk organik skala pdsaan, 2) masalah pngmbangan pabrikasi pupuk organik (kompos) di pdsaan dan 3) faktor yang mmpngaruhi prilaku ptani dalam pnggunaan pupuk. BAHAN DAN METODE Pngkajian dilakukan di Kcamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, pada Bulan Mi- Dsmbr 2009. Lokasi pngkajian ditntukan scara purposiv, dngan prtimbangan bahwa Kcamatan Tamansari mrupakan salah satu sntra produksi trnak dan prnah diintroduksikan modl pabrikasi pupuk kompos. Pngumpulan dan Analisis Data Ada dua jnis data yang dikumpulkan yaitu data primr dan data skundr. Data skundr dikumpulkan dari instansi trkait, data primr dikumpulkan mlalui wawancara dan xprt mting. Data primr yang dikumpulkan mlalui wawancara trhadap 42 ptani rspondn mliputi data input-output pabrikasi produksi pupuk kompos, data prilaku ptani dalam pnggunaan pupuk organik. Sdangkan data faktor pnntu pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik dikumpulkan mlalui xprt mting. Untuk mngtahui tingkat klayakan usaha dilakukan analisis finansial, sdangkan untuk mngukur tingkat klayakan tknologi mnggunakan analisis Margin Bnfit Cost Ratio (MBCR). Analisis ini prnah digunakan olh Hndayana (2006) untuk mngukur klayakan tknologi yang diprbaiki dibandingkan dngan tknologi ptani pada usahatani padi. Ktntuan analisis MBCR adalah sbagai brikut: MBCR Pndapatan usaha pupuk pola prbaikan pndapatan usaha pupuk pola ptani Biaya usaha pupuk pola prbaikan biaya usaha pupuk pola ptani dimana: Jika nilai MBCR > 1, maka tambahan pndapatan tknologi prbaikan lbih tinggi daripada tambahan biaya. Dngan kata lain, tknologi prbaikan lbih mnguntungkan dari ada tknologi ptani, Jika nilai MBCR < 1, maka tambahan pndapatan tknologi prbaikan lbih kcil dari pada tambahan biaya. Dngan kata lain, tknologi ptani lbih mnguntungkan dari pada tknologi prbaikan. Jika nilai MBCR 1, maka tambahan pndapatan tknologi prbaikan sama dngan tambahan biaya. Dngan kata lain, tknologi prbaikan tidak mmbrikan tambahan pndapatan. Untuk mngtahui potnsi dan faktor pnntu pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik, digunakan data yang diprolh mlalui xprt mting, kmudian data dianalisis scara dskriptif dan diintrprtasikan. Sdangkan untuk mngtahui faktor yang mmpngaruhi prilaku ptani dalam pnggunaan pupuk organik, digunakan analisis modl Rgrsi Logistik Binari (Hosmr dan Lmshow t al., 1989) dan (Nachrowi t al., 2002). Dalam analisis ini, yang ingin diktahui adalah sbrapa bsar pluang ptani mnggunakan pupuk kompos (dinotasikan dngan W1), dan brapa bsar pluang ptani tidak mnggunakan pupuk kompos (W0), dngan formulasi sbagai brikut : 1 Pi W ; 1 + dimana : Wi βo + β1v1 + β2v 2 +... + βivi + ε maka, 1 Pi 1 + 1 1 + 1 + Pi 1 Pi 1 1 + 1 + 1 + 1 Shinggga prsamaannya dapat dituliskan, Wi βo +β1v 1+β2V 2 +... +βivi + ε Modl yang lbih sdrhana dapat dituliskan sbagai brikut : P(W 1) Dngan dmikian, P(W 0 ) Wi 70

dimana: P(W 1) ln Wi ; P(W 0 ) Wi βo + β1v 1 + β2v 2 +... + βivi + ε P(W ln P(W dimana: 1) βo + β1v1 + β2v 2 +... βivi + ε 0 ) W : Pnggunaan pupuk organik (Variabl trikat) β 1...Bi : Kofisin variabl tidak trikat V1..Vi : Variabl bbas Є : Galat HASIL DAN PEMBAHASAN Karaktristik Bio-Fisik dan Klmbagaan Agribisnis Wilayah Pngkajian Sbagian bsar wilayah kcamatan Tamansari brupa lahan kring (49,06 %), dan lahan sawah (39,87 %), dngan topografi yang cukup brglombang. Salah satu masalah pada jnis lahan trsbut adalah mudah rosi, ksuburan lahan dapat cpat mnurun, shingga prlu adanya konsrvasi lahan srta asupan hara yang cukup. Masalah trsbut dapat diatasi antara lain mlalui pmbrian pupuk organik. Dngan dmikian pada wilayah dngan kondisi sprti itu, kbradaan pupuk organik mrupakan aspk pnting dalam upaya mningkatkan pmakaian pupuk brimbang dan konsrvasi ksuburan lahan, shingga diharapkan akan trcipta pningkatan pndapatan usahatani scara brklanjutan. Hal ini ssuai dngan pndapat Krismawati t al., (2005) bahwa pmupukan brdasarkan prinsif ksimbangan hara mrupakan salah satu usaha untuk mningkatkan pktivitas mupun fisinsi pmupukan. Karaktristik Rspondn Karaktristik rspondn mrupakan gambaran karaktristik ptani di lokasi pngkajian, sbagai bahan prtimbangan dalam upaya pmanfaatan hasil pngkajian ini k lokasi lain yang tntunya akan lbih baik apabila ditrapkan di wilayah yang karaktristik rspondnnya hampir sama. Tabl 2. Jnis lahan Karaktristik rspondn di Kcamatan Tamansari Kabupatn Tasikmalaya Status lahan garapan rspondn Milik (bata) Garap (bata) Jumlah (bata) Prsn (%) sawah 91,24 21,95 113,19 33,92 darat 199,67 20,83 220,50 66,08 jumlah 290,90 42,78 333,69 100,00 Prsn (%) 87,18 12,82 100,00 Rata-rata jumlah pngusahaan lahan adalah 333,69 bata atau 0,47 ha pr kpala kluarga (KK), yang dapat dikatagorikan sbagai ptani brlahan smpit. Brdasarkan jnis lahannya, sbagian bsar (66,08%) mrupakan lahan darat, hal ini ssuai dngan agrokologi dominan di Wilayah Kcamatan Tamansari brupa lahan kring dataran rndah. Brdasarkan status lahan, sbagian bsar (87,18 %) mrupakan lahan milik. Hal ini cukup pnting dalam upaya prbaikan tknologi di wilayah trsbut, dimana ptani yang brusaha pada lahan milik, akan lbih lluasa mnntukan pilihan altrnatif tknologi. Lain halnya pada lahan garapan, pngambilan kputusan akan dipngaruhi olh pmilik lahan. Tingkat Klayakan Modl Pabrikasi Pupuk Organik Di Pdsaan Modl pabrikasi produksi pupuk kompos skala pdsaan diintroduksikan dngan tujuan mmprbaiki tknologi dan klmbagaan usaha produksi pupuk organik. Pada Tabl 3 disajikan analisis finansial produksi pupuk organik cara ptani dan cara introduksi. Untuk mlaksanakan tknologi prbaikan prlu tambahan biaya produksi, namun dari sisi pndapatan trjadi pningkatan dngan slisih Rp. 174.872 ton -1. Pningkatan pndapatan ini disbabkan kualitas pupuk yang dihasilkan mnjadi lbih baik dan dapat mningkatkan harga jual dari Rp 500 kg -1 mnjadi Rp 700 kg -1. Brdasarkan ktrangan ptani pnglola, prbaikan tknologi slain mmprbaiki kualitas dan harga jual juga mningkatkan volum pnjualan. Dari sisi klayakan usaha, produksi pupuk kompos baik dngan tknologi ptani maupun dngan tknologi prbaikan cukup mnguntungkan, yang ditunjukkan dngan nilai R/C yang lbih dari 1. Namun dmikian, tingkat klayakan tknologi prbaikan lbih tinggi dibandingkan tknologi 71

Tabl 3. Analisis usaha pupuk kompos cara ptani dan cara introduksi pr ton tahun 2009 pr priod produksi Uraian Biaya Jumlah Tknologi Ptani Harga (Rp) Nilai (Rp) Jumlah Tknologi Prbaikan Harga (Rp) Nilai (Rp) Pngluaran Biaya Bahan 204.700 242.328 Biaya Tnaga Krja 122.500 110.000 Pnyusutan 4.513 4.513 Total Biaya 331.712 356.840 Pnrimaan - Produksi (Kg) 1.000 500 500.000 1.000 700 700.000 Pndapatan Rp) 168.288 343.160 R/C 1,51 1,96 BCR 0,51 0,96 ptani. Nilai BCR pada tknologi prbaikan lbih tinggi dibanding tknologi ptani, yaitu 0,96. Dngan arti lain, dari modal yang diinvntasikan pada tknologi prbaikan mnghasilkan pndapatan sbsar 96%. Sdangkan dngan tknologi ptani mnghasilkan pndapatan sbsar 51 %. Analisis Margin Bnfit Cost Ratio (MBCR) Tknologi prbaikan dikatakan lbih unggul, bila mnghasilkan pndapatan yang lbih tinggi dibandingkan dngan tknologi ptani. Tingkat kunggulan tknologi prbaikan dibanding tknologi ptani dapat digambarkan olh nilai MBCR pada Tabl 4. MBCR brnilai 6,96 (> 1), artinya bahwa tknologi prbaikan lbih unggul dibandingkan tknologi ptani. Dngan kata lain, tambahan pndapatan pada tknologi prbaikan lbih tinggi dari tambahan biayanya. Tambahan satu unit biaya akibat pnggantian tknologi dari tknologi ptani k tknologi prbaikan, akan mnghasilkan tambahan pndapatan sbsar 6,96 kali dari biaya trsbut. Potnsi dan Faktor Pnntu Pngmbangan Modl Pabrikasi Pupuk Organik (Kompos) di i Pdsaan Potnsi pngmbangan pupuk organik Sjalan dngan smakin brkmbangnya prtanian organik, prmintaan trhadap pupuk kompos akan trus mningkat. Di pdsaan sntra produksi trnak umumnya trsdia cukup banyak kotoran trnak, yang pada bbrapa lokasi masih dianggap sbagai barang yang kurang brnilai konomis dan dianggap sbagai barang gratis. Pnggunaan kotoran trnak hanya sbatas untuk kprluan sndiri tidak diolah mnjadi barang yang lbih brnilai konomis Tabl 4. Analisis MBCR produksi pupuk organik pr ton tahun 2009 Uraian Biaya Tknologi Ptani Tknologi Prbaikan MBCR Pngluaran 1. Bahan (Rp) 204.700 242.328 2. Tnaga krja (Rp) 122.500 110.000 3. Pnyusutan alat dan msin (Rp) 4.513 4.513 Total Biaya 331.712 356.840 Pnrimaan 1. Produksi (Kg) 1000 1000 2. Harga (Rp/Kg)) 500 700 3. Pnrimaan (Rp) 500.000 700.000 4. Pndapatan (Rp) 168.288 343.160 5. R/C 1,51 1,96 6. BCR 0,51 0,96 6,96 72

mnjadi pupuk kompos. Ktrsdiaan kotoran trnak yang cukup brlimpah dipdsaan akan lbih konomis apabila dikmbangkan pabrik yang mmproduksi pupuk kompos dngan skala pdsaan. Tabl 5. Faktor potnsi dan faktor masalah dalam Pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik di Kcamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya tahun 2009. Faktor pnntu pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik di pdsaan Untuk mngidntifikasi faktor pnntu pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik di pdsaan, dikumpulkan data mlalui xprt mting yang mlibatkan bbrapa komponn antara lain Klompok Tani pnglola pabrik pupuk kompos, ptani, Balai Pngkajian Tknologi Prtanian (BPTP) Jawa Barat, Dinas Prtanian stmpat, pnyuluh prtanian, konsumn pupuk organik, aparat dsa dan Bappda Provinsi Jawa Barat. Dari hasil xprt mting trsbut tridntifikasi faktor utama yang mnntukan dalam pngmbangan modl pabrikasi produksi pupuk organik, yang dapat diklasifikasikan mnjadi dua faktor yaitu faktor potnsi dan faktor masalah di lokasi pngkajian (Tabl 5). Faktor Potnsi 1) Kbradaan trnak yang mncukupi sbagai pmasok bahan baku (kotoran) di tingkat lokasi 2) Ktrsdiaan tnaga krja yang cukup brlimpah di pdsaan 3) Kdkatan tmpat roduksi dngan produsn (pngguna pupuk kompos/ptani) 4) Trdapat lmbaga klompoktani, yang dapat dijadikan lmbaga basis pnglola pabrik pupuk kompos Faktor Masalah Tingkat produksi pupuk kompos masih jauh dibawah kapasitas produksi Pmasaran hasil produksi Kmampuan prmodalan di tingkat pdsaan/ptani 1. Kbradaan program/kgiatan rplikasi modl dari intansi trkait. 2. Ktrampilan ptani dalam produksi pupuk kompos. 3. Tingkat pngtahuan ptani dalam aplikasi pupuk, khususnya pupuk organik Gambar 1. Masalah pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik 73

Brdasarkan faktor masalah dapat diidntifikasi bahwa pmasaran mrupakan masalah pokok yang mntukan tingkat produksi pabrik pupuk organik. Tingkat produksi yang dilakukan pabrik pupuk oragnik mnysuaikan prmintaan pasar mskipun pada umumnya pabrik trsbut masih mampu untuk mningkatkan kapasitas produksi. Ptani akan trtarik mmbuat pabrik apabila kmampuan tknologi mmadai, bahan baku trsdia, srta modal trsdia. Brdasarkan ktrangan dari psrta xprt mting, salah satu bahan pnting dalam produksi pupuk kompos adalah dkomposr yang dapat diprolh dari toko atau diproduksi sndiri. Ktrampilan ptani dalam mmproduksi dkomposr dari bahan baku lokal dapat mnjadi pmicu untuk mmproduksi pupuk organik (kompos). Namun saat ini, pngtahuan ptani trhadap dkomposr umumnya masih masih blum bgitu baik. Dngan dmikian, pningkatan kmampuan tknologi dkomposr mmgang pranan pnting dalam upaya pngmbangan pabrikasi pupuk organik di pdsaan. Hubungan antar masalah trsbut dapat diilustrasikan dalam bntuk pohon masalah pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik, sprti pada Gambar 1. Faktor yang Mmpngaruhi Prilaku Ptani Dalam Pnggunaan Pupuk Dari hasil analisis Modl Rgrsi Logistik Binari diprolh data hasil analisis sprti trlihat pada Tabl 6. Kofisin dtrminan (R 2 ) mmpunyai nilai yang cukup bsar yaitu 0,739. Hal yang paling pnting dalam hasil analisis dngan modl ini adalah nilai odd rationya, yang mrupakan ukuran pluang trjadinya suatu kjadian (Y1) dibanding dngan pluang kjadian lainnya (Y0). Dari hasil analisis di atas dapat diartikan bahwa, jika smua variabl bbas dalam kadaan catris paribus (brnilai 0), maka pluang trjadinya ptani mnggunakan pupuk kompos sbsar nilai intrspnya yaitu 0,41 %. Dngan kata lain, pluang ptani mnggunakan pupuk organik sangat kcil. Hal ini juga mngindikasikan kcocokan modl rgrsi yang ditrapkan ini. Hasil analisis sprti yang diprlihatkan pada tabl 6 mmpunyai nilai uji wald lbih bsar dari 0, yang brarti bahwa masingmasing variabl trsbut scara parsial signifikan mmpngaruhi motivasi ptani untuk mnggunakan pupuk organik. Brdasarkan hasil analisis trsbut, motivasi ptani dalam mnggunakan pupuk kompos scara signifikan dipngaruhi olh 1) prsntas tanaman palawija pada lahannya, 2) ktrampilan dalam mmbuat pupuk kompos, trutama pnggunaan dkomposr dan 3) jumlah pmilikan trnak. Smakin bsar proporsi luas tanaman smusim akan mningkatkan pluang mnggunakan pupuk kompos, tingkat pngtahuan ptani trhadap ktrsdiaan dkomposr scara lokal dapat mningkatkan pluang ptani untuk mnggunakan pupuk kompos. Smakin tinggi pluang ptani trsbut dalam mnggunakan pupuk kompos. SIMPULAN Usaha pabrikasi pupuk organik skala pdsaan dngan modl introduksi mmpunyai klayakan usaha yang lbih tinggi, shingga layak dikmbangkan mskipun R/C dan MBCR untuk pabrik modl introduksi lbih tinggi daripada modl ptani. Nilai MBCR untuk tknologi introduksi adalah 6.69 (>1) yang mngindikasikan bahwa modl Tabl 6. Analisis faktor yang mmpngaruhi ptani dalam mnggunakan pupuk kompos Variabl Bbas B S.E. Wald Sign. Odd Ratio Prsntas tanaman palawija pada lahannya (%) 0,092 0,040 5,188 0,023 *) 1,097 Mngtahui pktivitas kgunaan pupuk kompos (Dummy) -0,155 1,537 0,010 0,920 0,857 Ktrampilan produksi pukpos (dummy) 4,210 1,680 6,281 0,012*) 67,357 Jumlah pmilikan trnak (kor) 0.628 0,373 2,834 0,092*) 1,873 Konstanta -5,500 2,203 6,231 0,013*) 0,004 R 2 0,739.Ktrangan : variabl trikat : pnggunaan pupuk kompos (Y) *) Signifikan pada α < 10 % 74

tknologi lbih layak dan dapat dikmbangkan di wilayah lain. Masalah utama pndirian pabrik pupuk organik di pdsaan yaitu tingkat produksinya masih di bawah kapasitas produksi optimum karna pmasaran hasil yang kurang baik. Pluang ptani mnggunakan pupuk organik dipngaruhi olh bbrapa faktor yaitu proporsi tanaman smusim yang diusahakan, kpmilikan trnak, srta ktrampilan mmbuat pupuk kompos. SARAN Usaha pabrikasi pupuk organik di pdsaan cukup mnguntungkan, shingga layak dikmbangkan (dirplikasi) k wilayah lain. Tingkat produksi pabrik pupuk organik di pdsaan, sangat brgantung kapada kpastian pmasaran produk shingga prlu adanya pndampingan/pmbinaan dalam pmasaran pupuk organik yang dihasilkan, supaya pabrik trsbut dapat brproduksi ssuai kmampuan kapasitas produksinya. Untuk mmacu pnybaran modl pabrikasi pupuk organik di pdsaan prlu adanya kpmihakan yang lbih tinggi dari pmrintah yang diindikasikan dngan pningkatan kgiatan pngmbangan modl pabrikasi pupuk kompos. Pngmbangan modl pabrikasi pupuk organik harus diarahkan k wilayah yang dominan mngusahakan tanaman smusim, didukung olh ktrsdiaan trnak yang mmadai, srta harus disrtai dngan upaya pningkatan ktrampilan mngolah pupuk kompos, trutama pnggunaan dkomposr. DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, JS. 2005. Pranan bahan organik tanah dalam mningkatkan kualitas dan produktivitas lahan prtanian. Matri Workshop dan Kongrs Nasional II Maporina. Skrtariat Maporina, Jakarta (Tidak Dipublikasikan) Baharudin dan Sahardi. 2006. Kajian pnggunaan pupuk organik dan anorganik trhadap prtumbuhan dan produktivitas lada pada intgrasi lada trnak. Dalam Amiruddin Syam., Idris Hadadd., Entis Sutisna., Muh Alwi Mustaha., dan I Wayan Rusastra. 2006. Prosiding Sminar Nasional Akslrasi Inovasi Tknologi Spsifik Lokasi Mnuju Prtanian Brklanjutan, Kndari, 18-19 Juli 2005. Balai Bsar Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian, Bogor. Buku II hal: 661-671. Hartatik, W dan LR.Widowati. 2006. Pupuk Kandang. Dalam Simanungkalit, R.D.M., Didi Ardi Suriadikarta, Rasti Saraswati, Diah Styorini, dan Wiwik Hartatik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Bsar Pnlitian dan Pngmbangan Sumbr Daya Prtanian, Bogor. Hal. 59-82. Hndayana, R. 2006. Dampak pnrapan tknologi trhadap prubahan struktur biaya dan pndapatan usahatani padi. Dalam Amiruddin Syam., Idris Hadadd., Entis Sutisna., Muh Alwi Mustaha., dan I Wayan Rusastra. 2006. Prosiding Sminar Nasional Akslrasi Inovasi Tknologi Spsifik Lokasi Mnuju Prtanian Brklanjutan, Kndari, 18-19 Juli 2005. Balai Bsar Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian, Bogor. Buku I hal: 135-143. Hidayanto, M. 1999. Pngaruh pmbrian pupuk kandang ayam dan pngaruh SP-36 trhadap prtumbuhan dan produksi tanaman mlon (Cucumis mlo L). Jurnal Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian Volum 2 No 1, Tahun 1999. Pusat Pnlitian Sosial Ekonomi Prtanian, Bogor. Hal: 15-18. Hosmr DW and S Lmshow. 1989. Applid Logistic Rgrssion. John Wily and Sons, Nw York, USA. P. 307. Krismawati, Amik, M. Anang Firmansyah. 2005. Kajian pupuk altrnatif di lahan kring Kalimantan Tngah. Jurnal Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian Volum 8 Nomor 3, Nopmbr 2005. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kbijakan Prtanian, Bogor. Hal: 352-362. Nachrowi, NJ dan U Hardius. 2002. Pnggunaan Tknik Ekonomtri. Pndkatan Populr & Praktis Dilngkapi Tknik Analisis & Pngolahan Data dngan Mnggunakan Pakt Program SPSS. PT. Raja Grafindo Prsada. Jakarta. Sabran, M., Kosrini, dan Susilowati. 2008. Kajian pnggunaan pupuk kandang pada dua varitas kdlai adaptif di lahan sulfat masam. Jurnal Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian Volum 11 No 3, Nopmbr 2008. Balai 75

Bsar Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian, Bogor. Hal: 238-245. Styorini, D, R Saraswati dan EK Anwar. 2006. Kompos. Dalam Simanungkalit, R.D.M., Didi Ardi Suriadikarta, Rasti Saraswati, Diah Styorini, dan Wiwik Hartatik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Bsar Pnlitian dan Pngmbangan Prtanian, Bogor. hal: 11-40. Simanungkalit, RDM. 2006. Prospk Pupuk Organik dan Pupuk Hayati di Indonsia. Dalam Simanungkalit, R.D.M., Didi Ardi Suriadikarta, Rasti Saraswati, Diah Styorini, dan Wiwik Hartatik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Bsar Pnlitian dan Pngmbangan Sumbr Daya Prtanian, Bogor. Hal: 265-272. Simanungkalit, R.D.M., Didi Ardi Suriadikarta, Rasti Saraswati, Diah Styorini, dan Wiwik Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Bsar Pnlitian dan Pngmbangan Sumbr Daya Lahan Prtanian, Bogor. Hal: 1-10. Susanto, A.N. 2005. Pmtaan dan pnglolaan status ksuburan tanah di dataran Wai Apu, Pulau Buru. Jurnal Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian Volum 8 Nomor 3, Nopmbr 2005. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kbijakan Prtanian, Bogor. Hal: 315-332. Tandisau, Ptr., A. Darmawidah A., Warda, dan Idaryani. 2005. Kajian pnggunaan pupuk organik sampah Kota Makasar pada tanaman cabai (Capsicum annum L). Jurnal Pngkajian dan Pngmbangan Tknologi Prtanian Volum 8 Nomor 3, Nopmbr 2005. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kbijakan Prtanian, Bogor. Hal: 372-380. 76