PUTUSAN Nomor 23/Pdt.G/2015/PTA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang, dalam persidangan majelis untuk mengadili perkara tertentu pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara : Pembanding, umur 40 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Kota Palembang, dalam hal ini memberi kuasa khusus kepada H. Anwar Mashuri, SH, dan Ahmad Hassan, SH. Beralamat di Kantor Hukum Yudhistira, Jalan Jendral Sudirman, Lrg. Sepakat, No. 16191/1107, Rt. 20, Rw. 04, Kelurahan Sei Pangeran, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 23 Maret 2015, sebagai Pembanding, dahulu sebagai Penggugat; Melawan Terbanding, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di OKU Selatan, sebagai Terbanding, dahulu sebagai Tergugat; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara dan surat- surat yang berhubungan dengan perkara ini; DUDUK PERKARA Mengutip segala uraian sebagaimana termuat dalam putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Palembang Nomor 2019/Pdt.G/2014
/PA.Plg., Tanggal 02 Maret 2015 M. bertepatan dengan Tanggal 11 Jumadil Awal 1436 H., yang amarnya berbunyi sebagai berikut : MENGADILI 1. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima; 2. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.336.000,- (Tiga ratus tiga puluh enam ribu rupiah); Bahwa, terhadap putusan Pengadilan Agama Palembang tersebut, Penggugat telah mengajukan permohonan banding, sesuai Akta Permohonan Banding Nomor 2019/Pdt.G/ 2014/PA.Plg., tanggal 03 Maret 2015 dan disusul dengan memori banding bertanggal 7 April 2015, yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Pengadilan Agama Palembang telah salah dalam menerapkan hukum dengan menyimpulkan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima dengan hanya mendasarkan pada Surat Keterangan domisili yang tidak dibuat oleh pejabat yang berwenang. Seharusnya Pengadilan Agama Palembang mempertimbangkan juga adanya izin mencari nafkah dari Tergugat dan mengapa Penggugat mengajukan cerai. 2. Bahwa pertimbangan Pengadilan Agama Palembang tidak mempertimbangkan ketentuan Pasal 132 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan bahwa gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya pada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal Penggugat, kecuali istri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami. 3. Bahwa dalam perkara perceraian adalah pengecualian dari azas umum Actor Sequitur Forum Rei, karena untuk melindungi pihak istri, gugatan perceraian diajukan ke Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat. Terbukti di persidangan karakter Tergugat membahayakan Penggugat dan Tergugat pernah dipidana karena perkara penganiayaan pada bulan April tahun 2000.
Bahwa, berdasarkan Surat Keterangan Panitera Nomor 2019/Pdt.G/2014/ PA.Plg, tanggal 16 April 2015, Pembanding tidak melakukan pemeriksaan berkas (inzage) sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Palembang; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara yang ditentukan dalam Pasal 7 Ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947, karenanya permohonan banding tersebut dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama Palembang sebagai pengadilan ulangan, agar dapat memberikan putusan yang benar dan adil, maka perlu untuk memeriksa ulang perkara antara Penggugat/ Pembanding dengan Tergugat/Terbanding, membaca, meneliti dan mempelajari memori banding, serta apa yang telah diperiksa, dipertimbangkan dan diputus pada tingkat pertama, untuk kemudian dipertimbangkan dan diputus pada tingkat banding. Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah berusaha mendamaikan kedua belah pihak di depan persidangan dan selanjutnya memerintahkan untuk mengikuti proses mediasi namun tidak terjadi perdamaian, oleh karena itu Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa upaya damai tersebut telah dianggap cukup dan proses penyelesaian perkara secara litigasi dapat dilanjutkan. Dalam Eksepsi: Menimbang, bahwa Tergugat/Terbanding pada jawaban pertama telah mengajukan eksepsi, yang pada pokoknya keberatan perkara ini diperiksa di Pengadilan Agama Palembang karena Penggugat / Pembanding masih penduduk OKU Selatan. Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding tidak sependapat dengan Majelis Hakim tingkat pertama yang dalam pertimbangannya
menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima ( Niet Ontvankelijk verklaard ) karena alat bukti yang diajukan oleh Penggugat berupa Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Ketua RT dan surat keterangan mana tidak termasuk dalam tatanan khirarki pejabat pemerintahan, maka dinyatakan tidak sah. Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa meskipun Penggugat/Pembanding menyatakan terdaftar sebagai warga/penduduk kelurahan 12 Ulu, kota Palembang, tidak dengan sendirinya dapat dianggap bahwa Penggugat/Pembanding berdomisili/ bertempat tinggal di Kelurahan 12 Ulu, Kota Palembang, tanpa mempertimbangkan azas hukum perdata tentang domisili bagi seorang perempuan yang telah bersuami. Menimbang, bahwa Pasal 17 KUHPerdata menegaskan bahwa Setiap orang dianggap mempunyai tempat tinggal di mana ia menempatkan kediaman utamanya. Dalam hal seseorang tidak mempunyai tempat kediaman utama maka tempat tinggal dimana ia benar-benar berdiam adalah tempat tinggalnya atau Tempat tinggal yang bergantung pada orang lain, misalnya: wanita bersuami mengikuti suaminya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap orang dianggap selalu mempunyai tempat tinggal di mana ia sehariharinya melakukan kegiatannya atau di mana ia berkediaman pokok. Menimbang, bahwa oleh karena sebelum berangkat ke Arab Saudi dan ke Taiwan, Penggugat/Pembanding menjadikan kediaman utamanya di Simpang Sender OKU Selatan (mengikuti suaminya), dengan demikian maka Penggugat/Pembanding hingga kini tetap dianggap bertempat tinggal di Simpang Sender OKU Selatan. Menimbang, bahwa Pasal 132 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau kuasanya pada Pengadilan Agama, yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal Penggugat kecuali isteri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami.
Menimbang, bahwa Penggugat/Pembanding setelah pulang dari Taiwan pada bulan September 2014, Penggugat/Pembanding tidak kembali ke alamat sebelum berangkat ke Taiwan dimana Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding selama ini hidup berumah tangga suami isteri yaitu di Simpang Sender OKU Selatan, maka dengan demikian Penggugat/Pembanding dapat dianggap sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin. Menimbang, bahwa keberatan Penggugat/Pembanding karena untuk melindungi pihak istri, gugatan perceraian diajukan ke Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat. Terbukti di persidangan karakter Tergugat membahayakan Penggugat dan Tergugat pernah dipidana karena perkara penganiayaan pada bulan April tahun 2000, tidak dapat dipertimbangkan karena hal tersebut tidak terungkap dalam gugatan Penggugat/Pembanding. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas maka eksepsi Tergugat/ Terbanding telah cukup beralasan dan dapat diterima dan Pengadilan Agama Palembang harus dinyatakan tidak berwenang untuk mengadili perkara perkara tersebut. Dalam Pokok Perkara: Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat/Terbanding beralasan dapat diterima maka Hakim tingkat banding berpendapat bahwa pokok perkara harus dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang, bawa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 2019/Pdt.G/2014/PA Plg, Tanggal 02 Maret 2015 M, bertepatan dengan Tanggal 11 Jumadil Awal 1436 H., dapat dikuatkan dengan perbaikan amar, sebagaimana amar putusan ini. Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat ( 1 ) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan
kepada Penggugat dan pada tingkat banding dibebankan kepada Penggugat/Pembanding. Mengingat segala ketentuan dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Menyatakan permohonan banding Penggugat/Pembanding dapat diterima; 2. Menguatkan putusan Pengadilan Agama Palembang nomor : 2019/Pdt.G/2014/ PA.Plg, tanggal 2 Maret 2015 Masehi bertepatan dengan Tanggal 11 Jumadil Awal 1436 Hijriah, dengan perbaikan amar sebagai berikut : Dalam Eksepsi : - Menerima eksepsi Tergugat. - Menyatakan Pengadilan Agama Palembang tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut. Dalam Pokok Perkara : - Menyatakan gugatan Penggugat/Pembanding tidak dapat diterima. - Membebankan kepada Penggugat membayar biaya perkara pada tingkat pertama sebesar Rp. 336.000.00 (tiga ratus tiga puluh enam ribu rupiah).- - Membebankan kepada Penggugat/Pembanding membayar biaya perkara tingkat banding sebesar Rp. 150.000.00 (seratus lima puluh ribu rupiah).- Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari Rabu tanggal 10 Juni 2015 M., bertepatan dengan tanggal 23 Sya ban 1436 H., dengan Drs. Muallimin Ahmad, S.H., M.H.I, sebagai Ketua Majelis yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang sebagai Ketua Sidang, Drs. H. Muhyiddin, M.H., dan Drs. H. Usman.S,S.H., M.H., sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 11 Juni 2015 M. bertepatan dengan tanggal 24 Sya ban 1436 H., oleh Ketua Sidang, dengan dihadiri oleh Hakim Anggota tersebut,
dan didampingi oleh H. Minsyahril, S.H., sebagai Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak; Hakim Anggota, Ketua Majelis, Drs. H. MUHYIDDIN, M.H. Drs. MUALLIMIN AHMAD, S.H., M.H.I. Hakim Anggota, Drs. H. USMAN S, S.H., M.H. Panitera Pengganti, H. MINSYAHRIL, S.H. Perincian Biaya : - Biaya Proses Rp139.000.00 - Biaya Redaksi Rp 5.000.00 - Biaya Meterai Rp 6.000.00 Jumlah Rp 150.000.00