PUTUSAN Nomor 0012/Pdt.G/2018/PA.Pbr

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor 0012/Pdt.G/2018/PA.Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara Perdata pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara cerai gugat antara pihakpihak: PEMBANDING, umur 52 tahun, agama Islam, pendidikan Sarjana, pekerjaan Wiraswasta, Kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di KOTA PEKANBARU, dahulu sebagai Tergugat, sekarang Pembanding. melawan TERBANDING, umur 39 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan Wiraswasta, Kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di KOTA PEKANBARU, dalam hal ini memberi kuasa kepada Andra Wiraputra, S.H dan Firdaus, S.H Advocat, yang beralamat di Jalan Datuk Setia Maharaja RT.001/RW.010 Kelurahan Tangkerang Labuai, Kota Pekanbaru, berdasarkan surat kuasa khusus Nomor 031/ANP/ 2017/PA.PBR tanggal 07 Agustus 2017, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pekanbaru dengan Register Nomor 308/2017 tanggal 09 Agustus 2017, dahulu sebagai Penggugat, sekarang Terbanding. Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara serta semua surat yang berhubungan dengan perkara ini; DUDUK PERKARA Mengutip semua uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Pekanbaru Nomor 1104/Pdt.G/2017/PA.Pbr, tanggal

2 04 Desember 2017 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 15 Rabiul Awal 1439 Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat. 2. Menjatuhkan talak satu ba'in sughra Tergugat (PEMBANDING) terhadap Penggugat (TERBANDING). 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pekanbaru untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Rumbai, Kecamatan Tampan dan Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, untuk diadakan pencatatan dalam daftar yang disediakan untuk itu. 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga saat ini dihitung sejumlah Rp ,- (empat ratus sembilan puluh satu ribu rupiah). Membaca akta permohonan banding Pembanding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Pekanbaru, pada tanggal 14 Desember 2017 yang menyatakan bahwa Tergugat/Pembanding mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Pekanbaru Nomor 1104/Pdt.G/2017/PA.Pbr tanggal 04 Desember 2017 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 15 Rabiul Awal 1439 Hijriyah, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 18 Desember 2017; Telah membaca pula memori banding Pembanding bertanggal 20 Desember 2017 memori banding mana telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 28 Desember 2017; Telah membaca pula Surat Keterangan Panitera Pengadilan Agama Pekanbaru, bertanggal 27 Desember 2017 yang menyatakan bahwa Penggugat/ Terbanding tidak menyerahkan kontra memori bandingnya; Telah membaca pula Surat Keterangan Panitera Pengadilan Agama Pekanbaru bertanggal 02 Januari 2018 dan tanggal 03 Januari 2018, yang menyatakan bahwa pihak Pembanding dan Terbanding tidak melaksanakan pemeriksaan berkas perkara banding (Inzage), meskipun kepada pihak-pihak tersebut telah diberitahukan untuk inzage itu, masing-masing kepada Terbanding

3 pada tanggal 19 Desember 2017 dan kepada Pembanding pada tanggal 20 Desember PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Pembanding diajukan masih dalam tenggang waktu banding dan diajukan menurut tata cara sebagaimana ditentukan dalam ketentuan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan, lagi pula permohonan banding a quo telah diberitahukan kepada pihak lawan (Penggugat/Terbanding) dengan benar sesuai ketentuan pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tersebut, maka permohonan banding Pembanding a quo secara formal harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa agar Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru yang juga sebagai judex factie dapat memberikan putusan yang adil dan benar perlu memeriksa ulang tentang hal-hal yang telah diperiksa, dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama, yang kemudian akan dipertimbang kan dan diputus ulang pada Pengadilan Tingkat Banding ini; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca dan mempelajari serta memahami berkas perkara secara cermat dan seksama, maka dari alasan-alasan/dalil-dalil gugatan yang diajukan Penggugat/Terbanding, jawaban, replik, duplik, bukti-bukti surat dan saksi-saksi, kesimpulan pihak-pihak serta setelah menelaah putusan yang dimohonkan banding a quo, maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat sebagai berikut: Menimbang, bahwa Tergugat/Pembanding pada Pengadilan Tingkat Pertama tidak menggunakan jasa Advokat, begitu pula pada Tingkat Banding, oleh karenanya dalam berperkara di tingkat banding ini Tergugat/Pembanding materil maju sendiri secara inperson berhadapan dengan Penggugat/Terbanding, yang menggunakan jasa Advokat sebagai kuasa hukumnya, yakni Andra Wiraputra, S.H dan Firdaus, S.H Advokat yang beralamat di Jalan Datuk Setia Maharaja RT. 001/RW. 010 Kelurahan Tangkerang Labuai, Kota Pekanbaru, berdasarkan surat kuasa khusus Nomor 031/ANP/2017/PA.PBR tanggal 07 Agustus 2017, dengan demikian Penggugat/Terbanding materil berperkara di

4 tingkat banding menggunakan jasa Advokat tersebut berhadapan dengan Tergugat/Pembanding secara inperson; Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat/Terbanding yang dijadikan alasan perceraiannya adalah karena sejak dari awal pernikahan rumah tangga Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran, setiap terjadi pertengkaran Tergugat/ Pembanding mengusir Penggugat/Terbanding; Menimbang, bahwa penyebab terjadinya pertengkaran tersebut adalah karena Tergugat/Pembanding sejak awal pernikahan sudah banyak kebohongan nya, Penggugat/Terbanding mengalami tekanan bathin karena Tergugat mengaku sebagai Anggota TNI Angkatan Udara, memiliki senjata yang digunakannya untuk menakut-nakuti Penggugat/Terbanding, ia telah memiliki istri dan 3 (tiga) orang anak, ia sangat emosi, otoriter, keras kepala, suka berkata-kata kasar, ia tidak memberi nafkah sejak awal 2015, juga ia tidak mau mendengarkan usulan, saran dan pendapat yang Penggugat sampaikan; Menimbang, bahwa Tergugat/Pembanding membantah dalil-dalil gugatan Penggugat/Terbanding tersebut, karena sejak awal pernikahan sampai dengan tanggal 16 Juli 2017 hubungan Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/ Terbanding tetap harmonis, tanpa ada masalah yang berarti, Tergugat/ Pembanding tidak pernah mengaku sebagai Anggota TNI AU, Penggugat/ Terbanding sudah mengetahui sebelum menikah status Tergugat/Pembanding telah mempunyai seorang isteri dengan 3 (tiga) orang anak, Tergugat/ Pembanding tidak emosional, tidak berlaku kasar dan tidak pernah mengancam dengan senjata api, maupun senjata tajam, selalu memenuhi kewajiban memberi nafkah lahir dan bathin, bahkan selalu membayar cicilan hutang Penggugat/ Terbanding dan ketiga orang saudara kandungnya di Bank Mestika Tbk Pekanbaru sebesar Rp ,00 setiap bulan, selama 3 (tiga) tahun, Tergugat/Pembanding juga selalu mendengar usul, saran maupun pendapat dari Penggugat/Terbanding, tidak pernah membanting Handpone, dan tidak pernah menghina Tergugat/Pembanding. Sementara Penggugat/Terbanding menyatakan tetap pada gugatan cerainya dan tidak berkeinginan untuk mempertahankan perkawinannya dengan Tergugat/Pembanding;

5 Menimbang, bahwa sebelum memeriksa perkara a quo Majelis Hakim Tingkat Pertama telah berusaha mendamaikan pihak-pihak, baik secara langsung pada setiap kali persidangan maupun melalui proses mediasi dengan bantuan seorang mediator, bernama Drs. Abd. Gani, M.H, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil, demikian pula upaya mediator dalam mendamaikan pihak-pihak, berdasarkan laporannya tanggal 11 September 2017 tidak berhasil mendamaikan pihak-pihak, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa usaha Majelis Hakim dan mediator yang ditunjuk dalam mendamaikan pihak-pihak sebagaimana ketentuan pasal 154 ayat (1) R.Bg dan pasal 3 ayat (1), (2) dan pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan telah cukup memadai; Menimbang, bahwa segala pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama sepanjang mengenai dalil-dalil yang dijadikan alasan perceraian, bukti-bukti dan saksi-saksi telah dipertimbangkan dengan baik dan benar, dalam hal ini Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut, pertimbangan tersebut diambil alih dan dijadikan sebagai pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Banding sendiri dalam memutus perkara a quo pada tingkat banding, dengan memberikan tambahan pertimbangan hukum sebagai berikut; Menimbang, bahwa untuk menilai ada atau tidak adanya perselisihan dan atau pertengkaran dalam suatu rumah tangga tidak hanya dinilai dari fakta-fakta yang tersurat saja, melainkan juga dapat dilihat dari indikasi-indikasi yang timbul dalam hubungan rumah tangga tersebut, saat ini kondisi rumah tangga Tergugat/ Pembanding dengan Penggugat/Terbanding adalah sebagai berikut: Keduanya sudah pisah tempat tinggal sejak Juli 2017 (7 bulan); Keduanya sudah meninggalkan sebagian hak dan kewajibannya sebagai suami-istri; Keduanya telah diupayakan untuk damai, baik oleh pihak keluarga, mediator maupun dalam persidangan Majelis Hakim Tingkat Pertama, akan tetapi tidak berhasil. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim Tingkat Banding menilai bahwa rumah tangga Tergugat/Pembanding dengan

6 Penggugat/Terbanding tersebut sudah tidak stabil karena tidak ada kerukunan dan keharmonisan lagi diantara keduanya, dengan demikian Majelis Hakim Tingkat Banding berkesimpulan bahwa diantara Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding tidak ada harapan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangganya, oleh karenanya tujuan perkawinan seperti yang tercantum dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo pasal 3 Kompilasi Hukum Islam dalam rumah tangga Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding tersebut tidak dapat terwujud; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, bahwa suami-istri wajib cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain, sementara kondisi rumah tangga Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding tidak tergambar adanya suasana sakinah, mawaddah, warahmah diantara keduanya, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa apabila kondisi rumah tangga yang dalam keadaan seperti dalam pertimbangan tersebut di atas tetap dipertahankan, maka akan menambah beban penderitaan bagi keduanya dan akan lebih besar mudharatnya dari pada maslahatnya; Menimbang, bahwa penyebab terjadinya perselihan dan pertengkaran antara Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan, masing-masing pihak menyatakan bahwa dirinyalah yang benar, akan tetapi Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 534/K/Pdt/1996, tanggal 18 Juli 1996, hal tersebut tidak harus dilihat siapa yang bersalah dan dari mana atau dari siapa yang menyebabkannya, melainkan cukup dilihat apakah perkawinan Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding tersebut masih dapat dipertahankan atau tidak; Menimbang, bahwa oleh karena kondisi rumah tangga Tergugat/ Pembanding dengan Penggugat/Terbanding sudah sedemikian rupa sebagai mana pertimbangan di atas, maka Majelis Hakim Tingkat Banding menilai bahwa rumah tangga Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding tersebut benar-benar telah pecah dan sulit untuk dipertahankan, oleh karenanya untuk

7 perceraian Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding tersebut dapat dinilai telah memenuhi ketentuan pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian gugatan cerai Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, juga sekaligus sebagai jawaban dan pertimbangan atas keberatan Tergugat/ Pembanding dalam memori bandingnya yang disampaikan oleh Pembanding dalam berkas perkara banding a quo; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama biaya perkara pada tingkat pertama harus dibebankan kepada Penggugat dan pada tingkat banding harus dibebankan Pembanding; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai mana diuraikan di atas, maka putusan Pengadilan Agama Pekanbaru Nomor 1104/Pdt.G/2017/PA.Pbr tanggal 04 Desember 2017 Miladiyah bersamaan dengan tanggal 15 Rabiul Awal 1439 Hijriyah yang dimintakan banding a quo patut dipertahankan dan dikuatkan: Mengingat segala ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dalil - dalil hukum syar i yang berkaitan dengan perkara ini. Mengadili 1. Menerima permohonan banding Pembanding tersebut; 2. Menguatkan putusan Pengadilan Agama Pekanbaru Nomor 1104/Pdt.G/ 2017/ PA.Pbr tanggal 04 Desember 2017 Miladiyah bersamaan dengan tanggal 15 Rabiul Awal 1439 Hijriyah yang dimintakan banding a quo ; 3. Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding ini sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh ribu rupiah ). Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru pada hari Selasa tanggal 13 Februari 2018 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 26 Jumadil Awal 1439

8 Hijriyah oleh kami Drs. H. Endang Muchlish, S.H., M.H sebagai Ketua Majelis, Drs. H. A. Hamid Saleh, S.H dan Drs. H. Masnur Yusuf S.H., M.H, masingmasing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru dengan Penetapan Nomor 0012/Pdt.G/2018/PTA.Pbr tanggal 12 Januari 2018 untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut. Putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2018 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 11 Jumadil Akhir 1439 Hijriyah oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota yang sama serta dibantu oleh M. Amin, S.H., M.H sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding. KETUA MAJELIS ttd Drs. H. Endang Muchlish, S.H., M.H HAKIM ANGGOTA HAKIM ANGGOTA ttd Drs. H. A. Hamid Saleh, S.H ttd Drs. H. Masnur Yusuf, S.H., M.H PANITERA PENGGANTI ttd M. Amin, S.H., M.H Perincian biaya perkara: 1. Biaya Proses Rp ,00 2. Meterai Rp 6.000,00 3. Redaksi Rp 5.000,00 Jumlah Rp ,00 ( seratus lima puluh ribu rupiah ).